Friday, 22 November 2024, 00:13

Bagi sebagian kita, tanggal 3 Maret mungkin nggak ada bedanya ama tanggal-tanggal yang laen. Nggak lebih istimewa dari tanggal 1 Januari atau 14 Pebruari yang yang dinanti jutaan penduduk bumi untuk berpesta-pora. Padahal 82 tahun lalu, tanggal 3 Maret merupakan detik-detik sakaratul maut kaum Muslim sedunia saat akan kehilangan pengayom, pelindung, penjaga, dan pelayan mereka.

Yup, di tanggal itu pemersatu kaum Muslimin di seluruh dunia berhasil dihapuskan dari muka bumi oleh seorang Mustafa Kemal at-Turk yang didukung penuh oleh Inggris. Akibatnya cukup fatal. Kaum Muslim nggak punya pemimpin yang satu sehingga dengan mudah terzhalimi dan terpecah belah dalam sekat-sekat nasionalisme.

Padahal dulu, di bawah payung Kekhilafahan, Islam mampu menjamin keamanan dunia, menyatukan umat manusia, menciptakan kemajuan ekonomi, menjamin kesehatan masyarakat, melahirkan para ilmuwan legendaris, dan menebar rahmat ke seluruh alam selama hampir 14 abad. Yang jadi pertanyaan, kenapa eh kenapa.. khilafah bisa kalah?

Runtuhnya kekhilafahan Islam terakhir
Pada perang Dunia I (1914 M), Inggris berhasil menduduki Istambul, Turki. Seorang agen Inggris keturunan Yahudi Dunamah dari Salonika, Mustafa Kemal Pasha, ditugaskan untuk menjalankan agenda Inggris di Turki sebagaimana tercantum dalam “pernyataan Curzon�, yaitu: penghapusan Khilafah secara total, pengusiran khalifah sampai keluar batas-batas negara, penyitaan kekayaan khalifah, dan pernyataan sekularisasi negara. Pernyatan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi Turki untuk mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris.

Untungnya mayoritas anggota Majelis Nasional Turki yang berpusat di Ankara dengan tegas menentang apa yang tercantum dalam pernyataan Curzon. Sialnya, konco-konco Kemal berhasil menghasut anggota Majelis yang tengah merumuskan pemerintahan baru sehingga berujung permintaan bantuan kepada Mustafa Kemal untuk membentuk pemerintahan baru.?  Dalam kesempatan ini, Kemal me-launching rencananya untuk merubah pemerintahan Turki menjadi negara republik sekuler. Para anggota Majelis Nasional yang tidak setuju dengan rencananya diancam akan dibunuh dan dihukum gantung.

Akhirnya Majelis Raya Nasional menggelar sidang pada tanggal 01 Maret 1924 selama tiga hari untuk mensikapi adanya dualisme pemerintahan di Ankara dan Istambul. Terjadi perdebatan alot dan sengit karena Mustafa Kemal sebagai pimpinan majelis terang-terangan hendak menghapus kekhilafahan Islam yang dipimpin Khalifah Abdul Majid II di Istambul.

Dan tepat pada pagi hari tanggal 03 Maret 1924, Majelis Nasional mengumumkan telah menyetujui penghapusan khilafah dan pemisahan agama dari urusan-urusan negara. Malamnya, Khalifah Abdul Majid II diusir dari rumah kediamannya atas perintah Mustafa Kemal. Khalifah dipaksa masuk mobil dan dibawa melintasi perbatasan negara menuju Swiss. Kemudian diturunkan dengan dibekali satu kopor berisi beberapa potong pakaian dan sejumlah uang.

Dengan demikian, Mustafa Kemal telah berhasil memenuhi persyaratan Curzon, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, untuk mendapatkan pengakuan atas kemerdekaan Turki. Di Gedung Parlemen Inggris, Curzon menyatakan, “…Turki telah dihancurkan dan tidak akan pernah bangkit lagi, karena kita telah menghancurkan kekuatan spiritual mereka, yaitu Khilafah dan Islam…â€?

Setelah berhasil menduduki singgasana kekuasaan Turki, Musthafa Kemal makin arogan. Ia melarang penggunaan peci dan sorban yang digantinya dengan topi ala Barat. Ia melarang penulisan dengan huruf Arab dan memerintahkan penulisan dengan huruf latin. Ia melarang kaum wanita mengenakan busana muslimah. Malah memerintahkan untuk mengumbar aurat dan bergaul bebas dengan lawan jenis. Ia membubarkan sekolah-sekolah agama dan menghapuskan pelajaran agama di sekolah. Bahkan ia mewajibkan para muazin mengumandangkan Azan dalam bahasa Turki.

Lucunya, banyak kaum Muslim yang tertipu dengan sosok yang satu ini. Dalam pelajaran Sejarah yang diajarkan di sekolah, julukan tokoh Pembaharu Turki yang bergelar Ataturk (Bapak Turki) membawanya sejajar dengan para pahlawan mulia pejuang kemerdekaan. Padahal jelas banget dia yang memusuhi dan menghancurkan kekhilafahan Islam serta memaksa umat Islam hidup dengan aturan sekuler Barat. Makanya kita kudu hati-hati dengan manipulasi sejarah. Betul?

Khilafah Islamiyah, kudu ada!
Sobat, saat ini setiap hari mata dan kuping kita diempanin berita-berita seputar keadaan kaum Muslimin di seluruh dunia. Baik di Timur tengah, Eropa, Asia, Afrika, Australia, hingga dalam negeri sendiri. Dari sekian banyak berita yang mampir di telinga kita, sedikit banget kabar baik yang kita terima kalo nggak dibilang nol. Yup, hampir di seluruh dunia keadaan kaum Muslimin terpuruk sampe level mengenaskan.

Di Timur tengah, kemenangan HAMAS dalam pemilu tak menghentikan agresor Israel dalam menumpahkan darah sodara-sodara kita di Palestina. Seperti yang terjadi pada ahad (26/2) kemaren ketika?  militer zionis memaksa muslimah melepas jilbab dan menembak 2 Muslim Palestina yang berusaha menolong muslimah itu (Eramuslim, 27/02/06).

Di Eropa, ajaran Islam dan kaum Muslimin menjadi bulan-bulanan ekspresi kebencian musuh-musuh Islam. Seperti yang pernah terjadi di Perancis saat pemerintahan Jacques Chirac melarang muslimah menggunakan jilbab di tempat-tempat umum. Atau pemuatan kartun yang melecehkan Nabi Muhammad saw oleh surat kabar Denmark Jylland Posten yang memicu kemarahan kaum Muslim sedunia.

Di kawasan Asia, pemerintahan Karimov tak henti-hentinya membekap suara-suara lantang dari para pejuang Islam Uzbekistan yang membongkar kezhaliman pemerintahannya. Hingga terjadi tragedi dalam aksi damai di Andijan (13/05/05) yang memakan korban tewas sekitar 500 warga muslim dan 2000 lainnya terluka akibat penembakan brutal aparat keamanan Karimov terhadap pengunjuk rasa.

Di Afrika, dengan status minoritas yang disandang kaum Muslim, diskriminasi kerap menghampiri mereka. Seperti yang terjadi di Afrika selatan dalam kasus pemecatan seorang Muslimah dari tempatnya bekerja karena mengenakan jilbab. (Eramuslim, 26/07/05).

Di Australia, diskriminasi terhadap kaum Muslim menjadi bagian dari perilaku pemerintahan John Howward. Menteri Keuangan Negara Australia, Petter Costello menyatakan, warga Muslim yang tidak menghormati hukum dan anti sekularisme, dipersilahkan untuk meninggalkan Australia. (Eramuslim, 25/08/05).

Di dalam negeri, kebijakan-kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat berhamburan. Ada kenaikan BBM sampe dua kali di tahun 2005 yang otomatis diikuti dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik, Telepon, hingga harga-harga kebutuhan pokok. Sampe kehadiran nenek moyang media porno, Majalah Playboy yang pengen buka cabang di negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini.

Permasalahan yang menimpa umat Islam sedunia seperti yang dipaparkan di atas, berawal ketika kaum Muslim kehilangan institusi Khilafah Islamiyah yang menyelamatkan kehidupan umat manusia. Kini saatnya kita ngeh kalo keberadaan Khilafah Islamiyah penting banget nggak cuma bagi umat Islam, tapi untuk seluruh dunia. Catet tuh!

Aturan Islam antidiskriminasi
Geliat kaum Muslim yang merindukan kehadiran Khilafah boleh jadi merupakan sebuah mimpi buruk yang menghantui musuh-musuh Islam. Pasalnya, mereka parno (baca: paranoid) banget dengan aturan Islam yang dianggapnya hanya menguntungkan kaum Muslim dan mengancam kehidupan warga non Muslim. Padahal,?  sejarah justru menghadirkan fakta yang sebaliknya.

Orang-orang non-Muslim yang hidup dalam Daulah Islamiyah alias kafir dzimmi, punya hak yang sama dengan kaum Muslim. Harta dan darah mereka terjaga sama seperti kaum Muslim. Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang membunuh kafir mu’ahad (yang mengadakan perjanjian dengan Daulah Islamiyah, red.), dia tidak akan mencium wangi surga, padahal sesungguhnya wangi surga itu sudah bisa tercium dari jarak perjalanan 40 tahun.� (HR al-Bukhari).

Nggak ada dalam kamusnya orang non-Muslim dipaksa untuk masuk Islam. Apalagi sampe memberangus tempat ibadah mereka. Nggak ada tuh. Yang ada justru Islam melindungi mereka selama mereka akur-akur aja hidup berdampingan dengan kaum Muslim. Kafir dzimmi selain wanita, anak kecil, orang miskin, lemah, dan membutuhkan sedekah, hanya diwajibkan sekadar membayar jizyah saja. Mereka tidak dipungut biaya-biaya lain, kecuali jika hal itu merupakan syarat yang disebut dalam perjanjian. (an-Nabhani, asy-Syakshiyyah al-Isl?¢miyyah, II/237).

Pada waktu Umar bin al-Khaththab menjadi khalifah, beliau mendapatkan seorang musyrik tua yang mengemis karena kemiskinannya. Beliau lalu berkata, “Celakalah kita. Kita telah menarik jizyah darinya sewaktu muda. Lalu apakah kita akan menelantarkannya ketika tua?� Umar lalu memerintahkan bawahannya agar memberikan santunan dari Baitul Mal secara teratur kepada orang tersebut dan membebaskannya dari membayar jizyah.

Islam is the only solution
Sobat, sejak keruntuhan Khilafah dan dijauhkannya aturan Islam dalam kehidupan, otomatis aturan Kapitalisme-Sekulerisme yang dibawa penjajah Barat serta merta mengambil alih. Liberalisasi ekonomi yang diusung IMF telah menjajah negeri-negeri Muslim. Sistem pemerintahan Demokrasi hanya melahirkan kebijakan-kebijakan yang memusuhi rakyat. Dan gaya hidup Barat yang bebas cuma bikin puyeng masyarakat aja dengan makin lestarinya masalah-masalah sosial dan dekadensi moral di tengah mereka.

Akhirnya, hidup dalam aturan Kapitalisme emang bikin bete. Kemiskinan yang melahirkan dorongan orang berbuat nekat kian merakyat. Kriminalitas dijadikan jalan pintas untuk meraih materi. Pendidikan hanya menjadi klub elit bagi yang berduit. Layanan kesehatan berjalan mulus bin lancar bagi yang berkantong tebal. Belum lagi ongkos untuk bisa tetep hidup layak yang kian meninggi. Masa’ mau hidup kaya gini terus?

Tentu nggak dong. Makanya kita wajib nyadar kalo aturan hidup selain Islam nggak akan pernah bikin tentram. Mau kapitalisme, sekulerisme, sosialisme, atau komunisme, semuanya cuma bikin rakyat tambah melarat.?  Firman Allah Swt.:“Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.â€? (QS Thahaa [20]: 124)

Itu sebabnya, cuma satu pilihan untuk memperbaiki kehidupan kita, back to Islamic Ideology. Yup, saatnya kita memperjuangkan kembali tegaknya pemerintahan Islam yang akan beresin semua permasalahan hidup kita dan umat manusia di seluruh dunia dengan aturan Islam yang mulia. Mari kita sama-sama ambil bagian dalam barisan perjuangan menegakkan kembali Khilafah Islamiyah �ala minhajin nubuwah. Bukan karena fanatisme golongan atau kelompok dakwah. Tapi semata-mata untuk memuliakan dan menjaga ajaran Allah Swt. Saatnya Khilafah memimpin dunia dan mengalahkan dominasi seluruh ideologi kufur yang ada di dunia ini. Yuuuk?! [Hafidz]

(Buletin STUDIA – Edisi 283/Tahun ke-7/6 Maret 2006)