Tiada hari tanpa musik. Hm, mungkin itu motto yang tepat banget buat kamu-kamu yang maniak musik. Gimana nggak, dalam aktivitas sehari-hari musik selalu menemani. Belajar diiringi lagu, nonton TV chanelnya MTV, ngerumpi ngegosipin penyanyi, bepergian bawa walkman, dan bahkan di kamar mandi juga nyanyi sendiri. Wah, dunia serasa sepi tanpa musik. Bener nggak?
Musik yang katanya bahasa universal emang enak dinikmati. Mulai lagu dangdut, sampai klasik, semua musik asyik-asyik. Siapa aja, tua-muda, kecil-dewasa suka ama yang namanya musik. Termasuk kaum hawa. Malah golongan kita-kita ini jadi segmen utama pagi industri musik. Bagaimana enggak, kalo udah demen, biasanya cewek paling nggak tahan buat ngeluarin isi dompetnya untuk beli kaset, VCD atau MP3. Tul nggak?
Coba aja tengok pengakuan Ratih. Dara jebolan SMU 1 Bogor ini punya segepok kaset, sekeranjang VCD and sekardus MP3. Dia menunjukkan dengan bangga koleksi yang dikumpulkannya sejak doi duduk di bangku SMP bareng kakak cowoknya yang kebetulan juga maniak musik. Maklum, uang sakunya cukup gede sekadar buat beli kaset yang rata-rata bandrolnya 20 ribuan perak.
Wajar jika doi punya idola yang nggak jauh-jauh dari kalangan penyanyi, seperti Reza dan Siti Nurhaliza.?’Itu untuk yang solo. Yang grup gua demen banget ama yang namanya Dewa untuk yang lokal dan Bon Jovi untuk impor. Soalnya lagu-lagunya romantis, dan musiknya keren abis,”? tutur Ratih bersemangat.
Bicara soal musik ama Ratih kagak ada abisnya. Semua lagu-lagu ngetop dia hapal. Mulai lagu Separuh Nafas-nya Dewa, Menghitung Hari-nya KD, bahkan ampe lagu Cucakrowo-nya Didi Kempot juga apal di luar kepala. Lagu Barat seperti Hero-nya Mariah Carey ampe It’s My Life-nya Bon Jovi juga ngelontok. Tapi pas? ditanya lagu Neo Shalawat-nya Snada atawa lagu Demi Masa-nya Raihan, doi kelimpungan. ?’Lagu jaman kapan itu?” katanya balik nanya.
Kegemarannya ndengerin musik itu tentu saja sedikit banyak berpengaruh pada Ratih. Paling nggak doi pernah berangan-angan alangkah enaknya jadi penyanyi. Udahlah ngetop, tajir pula. ?’Ah, itu cuman angan-angan. Niat jadi penyanyi sih nggak, nggak ada modal,” kata Ratih yang mengaku suaranya nggak bagus-bagus amat ini. Yang jelas, kalo ada konser-konser musik di kotanya, Ratih nggak bakal ketinggalan. ?’Soalnya perginya bareng kakak, jadi diijinin ama nyokap,” cetusnya.
Nggak beda jauh ama Ratih, Dona juga punya kegemaran sama. Musik nggak bisa lepas dari dirinya. Ke mana-mana doi bawa walkman. Meski begitu koleksi kasetnya nggak begitu banyak. Maklum, doi masih duduk di kelas 2 SLTP, nggak banyak doku buat beli. ?’Nggak masalah. Aku biasanya pinjem ke temen-temen. Mereka kebetulan juga pada doyan musik,” aku Dona.
Yang jelas, Dona demen semua lagu diva-diva top dunia macam Britney Spears, Christina Aquilera, Mandy Moore dan Norah Jones. Kalo dalam negeri paling suka lagu-lagunya Padi dan Project Pop yang unik-unik itu. Ditanya penyanyi favoritnya, Dona geleng kepala. ?’Kalo yang ngefans banget nggak ada seh. Pokoknya asal lagunya enak dan ngetop, aku suka,” paparnya. Makanya Dona nggak punya penyanyi atau grup musik khusus yang diidolakan. Dona juga jarang nonton konser langsung. ?’Bukan nggak pengin, cuman belum boleh sama ibu,” katanya. Nah, bagaimana dengan kamu, maniak musik juga?
Hukum Musik
Jaman sekarang aneka jenis musik dan lagu begitu bervariasi. Tentu saja tak semuanya ada di jaman Rasulullah dulu. Makanya banyak ulama yang pro-kontra soal hukum bermusik itu sendiri. Sebagian ulama salaf mengharamkan, berlandaskan pada riwayat ?Imran Hushain, bahwa ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Akan terjadi pada umatku, lemparan batu, perubahan bentuk, dan tenggelam ke dalam bumi.” Dikatakan: “Ya Rasulullah,? kapan itu terjadi?” Beliau menjawab : “Jika telah tampak alat-alat musik, banyaknya penyanyi wanita, dan diminumnya khamr-khamr” (Dikeluarkan oleh Tirmidzi, Ibnu Abiddunya, dan lain-lain, lihat Tahrim ?alath Tharb halaman 63-64).
Namun, sebagian lagi menghalalkan musik dan nyanyian. Diantaranya: Abdullah bin Ja’far, Abdullah bin Zubair, Al-Mughirah bin Syu’bah, Usamah bin Zaid, Umran bin Hushain, Muawiyah bin Abi Sufyan, Atha bin Abi Ribah, Abu Bakar Al-Khallal, Abu Bakar Abdul Aziz, Al-Gazali dan lain-lain. Imam Asy-Syaukani dalam kitabnya Nailul Authar menuliskan bahwa ulama Dzahiri dan jama’ah ahlu Sufi memberikan kemudahan pada nyanyian walaupun dengan gitar dan biola.
Juga diriwayatkan oleh Abu Manshur Al-Bagdadi As-Syafi’i dalam kitabnya bahwa Abdullah bin Ja’far menganggap menyanyi tidak apa-apa, bahkan membolehkan budak-budak wanita untuk menyanyi dan beliau sendiri mendengarkan alunan suaranya. Dan hal itu terjadi di masa khilafah Amirul Mukminin Ali ra. Begitu juga Abu Manshur meriwayatkan hal serupa pada Qodhi Syuraikh, Said bin Al Musayyib, Atho bin abi Ribah, Az-Zuhri dan Asy-Sya’bi.
Nyanyian yang dibolehkan seperti yang sering kita lakukan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Misal saat dalam perjalanan, ketika memikul beban berat, dan sebagainya, lalu menghibur diri dengan bernyanyi untuk menambah gairah dan semangat, menghilangkan kejenuhan, dan rasa sepi. Atau tidak menyanyi sendiri, tapi mendengarkan lagu dengan menyetel kaset, radio, VCD atau walkman. Yang jelas, kudu lihat-lihat syair lagunya, situasi saat diperdengarkan lagu, dan dampaknya.
Termasuk lagu yang dibolehkan adalah lagu yang dinyanyikan oleh ibu-ibu untuk menenangkan tangis dan rengekan buah hati mereka atau nyanyian gadis-gadis kecil dalam sendau gurau dan permainan mereka (Kaffur Ri’a’ halaman 59-60, Kasyful Qina’ halaman 47-49).
Jumhur ulama menghalalkan mendengar nyanyian, tetapi berubah menjadi haram jika disertai kemungkaran, seperti sambil minum khomr, berjudi, dll. Atau Jika dikhawatirkan menimbulkan fitnah seperti memunculkan cinta birahi pada wanita atau sebaliknya dan menyebabkan lalai atau meninggalkan kewajiban, seperti meninggalkan shala, dll.
‘Sihir’ Musik
Terlepas dari hukum musik dalam Islam, yang pasti pengaruh musik memang luar biasa dasyat. Musik bisa menghanyutkan siapa saja pendengarnya. Nggak heran kalo acara-acara musik digemari. Lihat aja saat Akademi Fantasia Indosiar (AFI) digeber tiap Sabtu malam. Ribuan orang berjejalan ingin menikmati langsung para akademia jagoannya. Juga jutaan pasang mata di tanah air, khusyu menyimak penampilan para pendatang baru di bidang tarik suara itu. Para akademia pun mampu mengaduk-aduk emosi penikmatnya, baik melalui syair maupun musiknya. Buktinya, penonton pada jejingkrakan dan menangis saat salah satu akademia dieliminasi di ujung acara.
Yup, salah satu dampak musik adalah mampu mempengaruhi emosi penyanyi maupun pendengarnya. Coba aja kamu dengerin sountrak sinetronnya Marshanda, Kisah Sedih di Hari Minggu atau Menangis Semalam-nya Audy, pasti kamunya ikutan sedih kan? Sebaliknya kalo dengerin lagu Tu Wa Ga Pat-nya Project Pop, kamu jadi senyam-senyum. Lain lagi kalo dengerin syair Betapa Kucinta Padamunya Siti Nurhaliza, serasa dimabuk kepayang. Apalagi kaum hawa, paling mudah tersentuh perasaannya dengan lagu-lagu.
Makanya, kalo kamu dengerin lagu-lagu kayak gitu, musti mampu mengontrol emosi. Jangan sampai hal itu mengganggu aktivitas kamu. Sebab bisa jadi, gara-gara terlalu menghayati lagu cengeng misalkan, kamunya jadi males ngapa-ngapain. Itu berarti musik yang kontraproduktif.
Bukan itu aja, musik juga mampu menyibukkan pendengarnya dengan khayalan. Kerjanya cuma berangan-angan sebagaimana syair dalam lagu atau terobsesi dengan penyanyinya. Kalo maniak musik udah ngefans berat ama penyanyi pujaannya, pasti ada keinginan buat sekadar ketemu dengan sang idola, dapet tandatangannya, berpelukan (kayak Teletubbies aja) dan berfoto bareng. Coba aja lihat, para peserta Mimpi Kali Ye, kebanyakan pengikutnya kaumnya Ibu Kita Kartini. Iya, kan?
Bahkan nggak sekadar ketemu, banyak juga yang nekad berkhayal buat jadi gacoan sang idola. Weleh! Pas banget seperti yang digambarkan Project Pop dalam bait-bait lagu Pacarku Superstar itu, lho!
Dan yang paling gawat lagi, musik bisa mempengaruhi gaya hidup penggemarnya. Inget waktu Mariah Carey belum lama ini konser di JCC Jakarta? Para penonton, termasuk selebriti lokal rame-rame berdandan ala Mariah Carey. Sebut saja Vena Melinda. Belum lagi waktu konser heboh F4 tahun lalu, sontak semua orang berdandan ala Jerry Yan dkk, mulai dandanan rambut ampe sepatu. Wuih! Ya, gaya berpakaian para seleb ngetop biasanya langsung jadi trend setter yang sontak menyulap penggemarnya seperti mereka. Nggak peduli mengumbar aurat, nggak sesuai adat ketimuran, apalagi aturan Islam, yang penting trendy. Amit-amit!
Itu baru dari cara berpakaian. Belum lagi masalah pergaulan. Kamu kenal duo cewek asal Rusia, Tatu? (syukurlah kalo nggak kenal). Bukan hanya lagu-lagunya yang? didemenin cewek-cewek di dunia, tapi gaya hidup mereka yang lesbian. Malah ke-lesbianan mereka berdua ini justru yang jadi ?daya jual’, pendongkrak ketenaran mereka.? Para penggemarnya sontak memuji keberanian mereka mengeksploitasi kelainan seksual mereka dan sebagian tentu menirunya. Astaghfirullah.
Makanya Non, hati-hati kalo mau dengerin musik. Suka seh sah-sah aja, tapi inget jangan kebablasan. Yah, sekadar buat menghibur diri seh oke, tapi kudu super selektif memilah-milah. Dan yang lebih penting, nggak harus ngikutin gaya hidup para penyanyi itu kan? [asri]
Boks/
Cara Syar’i Menikmati Musik
Memang nggak semua musik punya dampak buruk bagi kamu-kamu. Sebab ada juga yang berkat musik, justru bisa membangkitkan semangat. Entah semangat belajar, semangat kerja, semangat? dakwah, atau semangat jihad. But, itu tergantung gimana kamu memilah-milah musik dan cara menikmatinya. Jangan semua musik dilahap, dikunyah dan langsung telan. Bolehlah dicicipi dulu, baru dipertimbangkan baik-buruknya buat kita. Gimana, setuju kan?
Nah, untuk memilih jenis musik yang oke, emang belum ada referensinya. Tapi ada beberapa catatan musik kayak apa yang kudu kamu pilih:
1. Jenis musiknya. Saat ini jenis musik banyak banget. Ada mulai klasik, pop, rock, R&B,? jazz, dangdut, keroncong, seriosa, qasidah dan nasyid. Jenis musik tertentu sudah berasosiasi dengan aktivitas tertentu yang tentunya nggak pantas buat kalangan Muslimah. Misal dangdut yang identik dengan goyang, rock yang identik dengan jejingkrakan dan R&B yang identik dengan disko-diskoan. Sedangkan jenis klasik cenderung menenangkan. Jadi, silakan pilih jenis musik yang kira-kira bisa mengendalikan kamu nggak melakukan aktivitas yang malu-maluin. Kan nggak lucu kalo kamu yang pake jilbab dengerin walkman di angkot, eh sambil berjogetan karena lagu yang kamu dengerin lagu Si Putrinya Uut Permatasari itu.
2. Syairnya. Ingat lagu Asereje-nya Last Kechup? Konon tuh syair berisi pujaan terhadap setan. Padahal masyarakat sedunia asyik menyanyikannya karena musiknya yang enak didengar. Makanya, kamu kudu mencermati bait-bait lagu itu. Jangan sampai isinya melanggar syara’, misalnya menyekutukan Allah, mengajak pacaran, berzina atau gaul bebas.? Meski musiknya oke, kalo syairnya begituan berarti nggak boleh dinikmati. Termasuk bila syairnya menyebut kata-kata keji, menggambarkan keindahan bentuk atau rupa wanita, menyebut sifat atau nama benda-benda yang memabukkan, dll. Sebaliknya, dianjurkan mendengarkan nyanyian yang mendorong semangat untuk giat beramal, menumbuhkan hasrat untuk memperoleh kebaikan, jihad, dakwah, dll. Jenis musik qasidah dan nasyid adalah jaminan bahwa syair-syairnya aman dan syar’i.
3. Penyanyinya. Kalo kamu dengerin kaset, mungkin nggak lihat langsung penyanyinya ya. Tapi kalo lihat langsung, kudu diperhatikan apakah penyanyinya menutup aurat atau nggak. Sebab memandang aurat itu haram. Yah, missal kamu diundang kondangan trus ada penyanyinya, jangan asal menikmati merdu suaranya dan enak musiknya, tapi perhatikan apakah penyanyinya menutup aurat atau engga.
4. Even-nya. Maksudnya, di mana dan dalam kondisi apa kamu dengerin musik. Kalo di even macam konser yang terjadi campur baur laki perempuan misalkan, meski lagu dan syairnya bagus ya nggak boleh. Misal (mohon maaf) konsernya Bang Haji Rhoma Irama yang membawakan lagu-lagu dahwah, tapi audiennya campur-baur laki-perempuan. Atau kamu nyanyi-nyanyi sendiri lagu-lagu nasyid, tapi di kamar mandi, itu makhruh hukumnya.
5. Dampaknya. Walaupun sesuatu itu mubah, namun bila diduga kuat mengakibatkan hal-hal yang diharamkan seperti melalaikan shalat, kekerasan, perzinaan, dll, maka musik itu menjadi terlarang pula. Jadi pertimbangan apakah nanti kamu akan tenggelam dalam syair-syair lagu saat mendengarkan atau menyanyikannya, atau enggak. Jangan sampai pilih lagu yang membuat kamu terlena, malas-malasan atau malah melanggar hukum syara’. Coba kamu simak syair Cemburu-nya Dewa, ?Ingin kubunuh pacarmu,…’ kan gawat? kalo sampe ditiruin. Bisa-bisa terjadi pertumpahan darah. Hiii….syerem! [asri]
[diambil dari Majalah PERMATA, edisi Maret 2004]
para remaja saat ini udah kadung mengidentikan musik dengan nyanyian-nyanyian jahiliah, jingkrak-jingkrakan, dugem, dll. dan musik sebangsa Nasyid or Rebana ibaratnya udah di larang masuk di ruang dengar kaum Remaja saat ini. and lebih parahnya lagi Orang-orang penikmat musik-musik relizi oleh remaja di cap sebagai komunitas aneh, komunitas yang jauh dari peradaban, komunitas yang terasing, dll. walhasil, para remaja muslim pun karena tidak mau di anggap terasing jadi ikut-ikutan doyan musik-musik jahiliah dan hingga pada akhirnya merekapun ikut-ikutan jadi anak metal dan anak dugem. apa sebenarnya yang leh terjadi pada remaja……?
my point is..
islam is too complicated to be understood
Askum,,
tp entah mngapa,da yg aneh dr diriQ ni..Awlx,q tuch ska bgt ma lgu2 rock n r&b..N g bgt ska ma lgu2 yg pke alt msk rbana..Tp skrg,q mlah lbh ska msk2 yg islami..N mlai mnjauhi msk2 rock gt..
Mngkn ni hidayah kali y..
Bener banget tuh remaja n music emang kayaknya udah gak bisa dipisahin.PAdahal banyak musik islami yang keren2 kan????Band2 papan atas aja berlomba2 bikin album religi n lagu2nya banyak disuka kok, itu artinya musik islami keren kan???!!!Justru musik2 islami tu lebih aman coz bisa dikonsumsi ( didenger maksudnya ) oleh semua kalangan n umur mulai dari anak bayi, balita, remaja sampe nenek2 juga doyan.
buat gue,..musik itu ngga berpengaruh ama orangnya,..slama musik itu menurut gue bagus gue akan menyimak,.. musik dan lirik itu repensitasi dari yang namanya puisi,..bahkan alunan saat kita bertutur dalam berpuisi pun bisa di sebut sebagai lagu.
dan hingga saat ini aku belum pernah membaca atau menyaksikan di TV ada orang yang membunuh pacarnya cuma karena dengerin lagu cemburu by dewa. itu ketakutan yang hiperbola banget.
dan maaf hal yang beginilah yang menyulitkan lagu lagu islami macam nasyid dan qasidah ngga bisa di terima ama anak muda kecuali anak muda itu bisa kita sebut sebagai bapak – bapak atau ibu – ibu
dan ingat kalo ingin lagu islami menjadi populer,..coba liat gita gutawa yang menggunakan orkestra di lagu jalan lurus, pop di ketulusan hatinya ,marshanda atau gigi menggunakan jalur rock sebagai media dakwah lagu islami
dan maaf mas syamsul said, tentu aja di zaman dimana budaya timur kalah dengan budaya barat, mendengarkan lagu2 berebana macam gitu bisa di bilang aneh,..jujur lho aku bilang
dan yang bisa kita lakukan adalah membalik budaya musik barat agar bisa diterima di pendengar kaum timur yang terlanjur cinta dengan aliran musik barat.
dan akui saja kalo budaya timur sudah kalah melawan budaya barat, yang perlu kita lakukan adalah membentengi diri kita agar kita ngga terjerumus dalam sisi hitam budaya barat.
well untuk di ketahui, saya suka dengerin lagu Anggun, dan saya boleh bilang bahwa tak ada sedikit pun liriknya menyiratkan buat lets sexs together or i will kill ur new boyfriends, justru liriknya banyak meinspirasi saya buat membuat cerpen yang akhirnya menjadi juara satu kompetisi menulis cerpen tingkat propensi. jadi ngga selamanya lagu2 yang bukan nasyid itu buruk atau apa.
pernah mendengar lagu sweatest sin- nya jessica simpson ??? nah itu lagu jangan di ikuti liriknya,…soalnya mengajak kita buat mengkhayal berbuat syahwat dengan lawan jenis kita,…hahahahahahhaha
Ass..
Yupz setuju,,dgrin music hukumnya mubah..
tp Selama music itu bisa mbri semangat qta knp ga?
pilih2 jg yg liriknya ga menyesatkan,yg menenangkan n’ Ga bikin brkhayal ksana kmari..
tp untuk penyanyi perempuan,,kyaknya ane krg setuju,,krn suara perempuan mrpkn aurat jg..,,klo dgn suara merdunya membuat para lelaki2 mengkhayal yg ga2??bisa gaswat..
so mnurut ane music2 islami ga klh keren dgn music barat,,spt lagu2nya Opick,,sNada,,trus Michael heArt “Song for Gaza”..hmm bikin terharu..n’ membakar semangat jihad..
klo menurut aku sech,selagi musik itu gak membuat dampak yang negatip sah-sah aja and selagi parah penyanyinya gak terlalu membuka aurat,itu gak apa-apa ya,but ini juga mesti tahu terutama buat fansnya,boleh dengar atau boleh ngefans ama ciapa aja,asal jangan mengikuti gaya hidupnya. yaaaaaaaa mungkin yang agak gimana gitu. tahu bataslah,kita ini masih warga timur. klo menurt aku sich… masing-masing punyak hak,tapi jangan sampai haknya itu di guna yang agak gimana gtu…………. heee