Friday, 22 November 2024, 16:25

by: Azimah Rahayu

Tit…tit…tit…tiiit! Tit…tit…tit…tiiit!

Bunyi apa tuch? Telingaku samar menangkap bunyi bertit-tit. Weker? Rasanya tadi tidak kunyalakan alarmnya.

Tit…tit…tit…tiiit! Tit…tit…tit…tiiit!

Kok, bunyinya? makin keras?

HP! Hhh, siapa mengirim SMS malam-malam begini?

Selintas pikiran membangunkan kesadaranku. Aku tergeragap bangun. Dengan mata memicing ke jam di dinding, tanganku menggapai ke atas bantal. Pukul 00.30. Tak kutemukan HP itu.

Tit…tit…tit…tiiit! Tit…tit…tit…tiiit!

Aah, dimana kutaruh HP itu? Salahku sendiri lupa mengganti message alert tone. Tadi seharian aku di jalan, jadi kubuat ascending, supaya terdengar jika ada SMS masuk. Masih dengan mata setengah tertutup, kuraih tas di atas meja. Oh, ini dia! Segera kupencet keypad Read. Di layar HP tertera sebuah inisial. RON

Hmmm, teman di yayasan sahabat anak. Ada perlu apa dia tengah-malam begini mengirim SMS?

[Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa diantara kamu adalah yang bangun diwaktu malam dan sedikit tidur]

Yee,…kirain apa! Kutaruh kembali HP di meja tanpa menghapus messagenya dan segera kuhempaskan tubuhku ke kasur yang tak lagi empuk.

Sialan kamu, Ron! Mengganggu orang tidur saja. Kamu nggak tahu betapa capek aku hari ini. Seharian tadi aku mendampingi kegiatan anak jalanan. Aku terus merutuk dalam hati, sementara mataku? sudah langsung terpejam tanpa perlu diperintah lagi.

ooOoo

Tit…tit…tit…tiiit! Tit…tit…tit…tiiit!

Bodo! Kututup telinga dengan bantal.

Tit…tit…tit…tiiit! Tit…tit…tit…tiiit!

Uuh! Tanpa membuka mata, tanganku mengais ke meja di samping kepala tempat tidurku.

Tit…tit…tit…tiiit! Tit…tit…tit…tiiit!

Hhhhh, pasti Ron lagi dengan kalimat-kalimat saktinya. Kata-kata mutiara, hadis atau nasihat yang sering membuatku keqi.Nah, ini dia.

Klik! Hanya dengan membuka sebelah mata, kumatikan HPku.

Hhhh, kenapa aku tadi lupa mematikan HPku?

Dengan HP masih di genggaman tangan, aku tertidur kembali.

ooOoo

Segar. Mandi air dingin, keramas dan luluran memang menyenangkan. Apalagi dilakukan dalam suasana santai. Hari ini aku tidak perlu membantu Ibu di toko dan aktifitasku baru akan mulai jam 10 siang. Jadi aku tak perlu terburu-buru seperti hari-hari biasanya. Sambil mengeringkan rambut dengan handuk, aku menyalakan HP.

Tit…tit

Tit…tit

Satu SMS, 1 missed call. Pasti Ron lagi.

Seseorang belum dikatakan penyayang kecuali jika hatinya menangis sebelum kedua matanya mengeluarkan air mata. (Ulama)

Betul, khan? Ron dengan taushiyah hariannya.

Kalau tidak salah, sudah dua mingguan Ron mengirimiku SMS harian.? Selalu tengah malam. Atau dini hari. Sejujurnya, aku agak terganggu dengan SMS-SMS Ron. Bagaimana tidak? Dia mengirimkannya di saat aku sedang istirahat. Sebagai teman satu organisasi, semestinya dia tahu aktifitasku di siang hari sangat banyak dan menguras tenaga. Habis Subuh hingga siang membantu Ibu di toko, siang mengajar anak-anak di Yayasan Sahabat Kita dan kursus Bahasa Inggris. Sore hingga malam kuliah. Belum lagi jika ada rapat. Seperti pekan-pekan belakangan ini, kesibukan makin bertambah karena kami sedang mempersiapakan sebuah acara penting untuk anak-anak jalanan. Tidak masalah jika SMSnya untuk urusan yang urgen. Padahal? Kurang kerjaan saja. Berapa orang yang dikirimannya setiap malam?? Setiap hari pula. Berapa banyak pulsa? dia habiskan untuk SMS-SMS itu?

Bagiku HP hanyalah alat mempermudah komunikasi. Karena pulsanya mahal, aku hanya menggunakannya ketika diperlukan saja. Termasuk SMS. Penghematan. Apalagi, untuk membeli? voucher isi ulang aku harus menyisihkan uang saku. Tidak ada jatah tambahan dari Ortu. Mungkin saja sih,? Ron anak orang kaya dan mendapat jatah bulanan untuk HP banyak, sehingga dia royal begitu.? Namun tetap saja aneh bagiku.

Tapi, jangan-jangan…Ah, tidak!

Tiba-tiba aku malu sendiri dan cepat-cepat menghapus pikiran yang terlintas. Tidak mungkin Ron yang kukenal selalu serius tapi baik pada semua orang punya niat lain padaku.

Deng…Deng…

Jam bandul tua di ruang tengah berbunyi dua kali. Itu artinya setengah…

Kulongokkan kepala ke ruang tengah. Masya Allah, setengah sembilan! Tiba-tiba aku teringat persiapan bahan prakarya anak-anak belum selesai. Tergesa aku membongkar tasku. Masa bodoh dengan SMS-SMS Ron.

ooOoo

“Kok, kamu jadi negative thinking begitu sih, Lis?”

Rin cepat berkomentar dan menatapku dengan alis bertaut begitu aku selesai bercerita tentang SMS-SMS Ron.

“Aku tidak negative thinking. Cumaa…”

“Cuma GR?” Rin mengerling. Aku menimpuknya dengan kertas lipat hasil prakarya anak-anak. Tak urung kurasakan pipiku memanas. Aku memang sedikit GR, apalagi setelah kuterima SMS terakhirnya dini hari tadi.

“Kalau aku jadi kamu, aku akan berpikir positif. Berterima kasih karena dia? mengirimkan SMS-SMS itu. Siapa tahu dia dikirim Allah untuk menasehatimu,” Rin panjang lebar menyatakan pendapatnya.

Rin mungkin ada benarnya. Semua SMS kiriman Ron selalu berisi petuah, hadist, ayat Qur’an, kata-kata masyur dari ulama maupun kata-kata mutiara. Aku tidak ingat semua isi pesan yang dia kirimkan kepadaku, karena hampir semuanya sudah kuhapus. Tapi aku ingat sekali SMS-nya selalu berkaitan dengan mengingat mati, shalat malam dan renungan-renungan pengingat lainnya.

“Tapi SMS yang terakhir ini?” Aku masih mencoba mengelak. Kutunjukkan HP yang di layarnya masih? tertera SMS Ron dini hari tadi.

Have a nice qiyam, Sis!

Sender: Ron

Sent: 10-June-2002

00:26:55

“Tahajud nggak kamu tadi?” Rin bertanya santai sambil memainkan HP-ku.

Deg!

Pertanyaan Rin langsung menohok jantungku. Tersindir, karena tadi aku memang tidak shalat malam. Dan akhir-akhir ini shalat malamku memang sedikit kacau.

Satu,…dua…,

Yap! Hanya dua kali dalam dua minggu terakhir aku shalat malam. Itu pun sudah menjelang subuh. Menurun drastis dibanding hari-hariku biasanya.

“Bisa jadi karena SMS harian berupa hadist, ayat dan kata mutiara tidak mempan, makanya Allah membuatnya mengirim teguran langsung itu”.

Aku memelototi Rin yang mengucapkan kalimat itu dengan kalem. Emangnya aku sebebal itu?

ooOoo

Tit…tit…

Tit…tit…

Meskipun bunyinya kubuat standar, tapi aku terbangun juga dibuatnya. Kusambar HP. Pasti Ron lagi.

Cepat kupencet Read. Tapi bukan Ron.

Dahiku berkerut. Di layar HP-ku terpampang sebuah inisial lain. Don. Relawan baru Yayasan Sahabat Anak yang baru kukenal dan kusimpan nomor HP-nya kemarin. Ada apakah dia mengirimiku pesan dini hari seperti ini? Seingatku, aku tak ada urusan dengannya. Setidaknya, belum.

Selamat bangun pagi dan sudahkah anda sholat subuh?

Haah, subuh? kupencet scroll down untuk melihat waktu pengirimannya. 05.26.00

Astaghfirullah, sudah hampir setengah enam dan aku…aku belum sholat subuh. Setengah berlari aku menuju kamar mandi untuk berwudhu, masih dengan tanda tanya di benakku: Kok, Don yang baru kukenal kemarin, mengirimiku SMS seperti itu?

ooOoo

Aku baru saja mengucap salam ketika HP-ku berbunyi. Nama Ron terpampang di layar.

“Assalaamu’alaikum. Yaa, ada apa Ron?”

“Wa’alaikumussalaam wa rahmatullaah. Lis, tolong nanti siang gantikan saya untuk mengawasi anak-anak latihan terakhir untuk pementasan. Saya ada urusan mendadak di kampus”

“Waah, saya kurang? menguasai konsepnya”

“Tak apa, nanti saya pandu lewat HP”

“Jangan, sayang pulsanya”

“Tidak apa-apa. Ini HP kakak saya yang bekerja di perusahaan operator GSM. Dia mendapat subsidi untuk pribadi dua ratus lima puluh ribu sebulan dan dia berikan pada saya. Sebagai sumbangan ke anak-anak jalanan itu katanya. Sudah ya. Wassalaamu’alaikum”

Aku termangu. Pantas Ron royal sekali menggunakan pulsa HP. Tiba-tiba aku merasa sangat malu. Kalimat Rin kemarin melintas-lintas di benak. Menusuk-nusuk hatiku. Duh, betapa pengasihnya Allah mengirimkan sahabat yang selalu mengingatkanku untuk shalam malam. Tapi, selama ini peringatan itu tak kuhiraukan. Aku cuek saja meneruskan tidur malamku. Bahkan aku sempat berprasangka buruk pada Ron.

Malahan pagi ini aku hampir saja terlewat shalat subuh. Aku bandel sekali ya Allah? Hingga Kau kirimkan Don, seorang yang baru kukenal kemarin, untuk memberi peringatan? Aku tergugu. Astaghfirullah. Ampuni aku yaa Allah. Alhamdulillah, Engkau masih menyayangiku (@Az)

[diambil dari Majalah PERMATA, edisi 13/Tahun VIII/Juni 2003]

1 thought on “SMS Dini Hari

  1. Assalamu ‘alaikum wr.
    Hati-hati dengan hati. Sesuatu berlebihan adalah tidak baik. Saya ga tahu Ron itu perempuan atau laki-laki. Menurut saya, teman Rin perlu cermat apakah perlakuan yang sama juga didapatkan teman-teman Ron yang lain. Kalo ga, kemungkinan besar ada perlakuan istimewa. Tidak jarang, para remaja muslim yang belum faham bagaimana halusnya tipu daya syaitan. Semoga keikhlasan kita dalam melakukan ibadah tidak terkotori. Syukran

Comments are closed.