Saturday, 23 November 2024, 07:27

Kebanyakan remaja putri sering ngerasa gelisah bin uring-uringan pas mau dateng bulan. Malahan sampe ada yang minum kiranti atau feminax. Tapi untuk bulan yang satu ini, kayaknya nggak perlu deh uring-uringan. Apalagi sampe grasak-grusuk nyari obat. Justru kita kudu sambut dengan gembira kedatangan bulan yang satu ini. Nggak cuma buat anak cewek, tapi untuk semua-mua. Remaja-remaji, tua-muda, kakek-nenek, pedagang-pembeli, baik pengemis maupun selebritis. Karena di bulan ini bakal ada obral gede-gedean. Suer!

Asli. Kita nggak bo’ong. Di bulan Ramadhan yang udah di pelupuk mata itu, kita temui bakal ada obral pahala gede-gedean yang jadi ciri khas bulan mulia ini. Coba bayangin, di bulan suci ini pahala kebaikan kita akan dilipatgandakan. Kalo kita ngerjain ibadah sunnah, dapet pahala ibadah wajib. Sedangkan pahala ibadah wajib, dilipatgandakan sampe 700 kali dari biasanya.

Udah gitu, puasa ramadhan dijanjikan Allah akan menghapus dosa-dosa kita yang lalu. Dan di sepuluh malam terakhir bulan ini ada �door prize’ spesial, lailatul qadar. Yang lebih baik dari seribu bulan. Tuh, gimana nggak seneng coba? Makanya jagain yuk!

So, nggak baik kalo cuma bengong setelah baca tulisan ini. Buruan, jangan sampe ketinggalan. Selagi masih ada waktu, segera persiapkan diri kita untuk menyambut datangnya bulan mulia yang cuman satu bulan dalam setahun. Iiih…..jadi nggak sabaran pengen cepet-cepet hari-’H’, jam-’J’, dan detik-’D’!

Bekal yang kudu kita siapkan
Sobat muda muslim, rugi abis deh kalo kita ngerasa nggak ada yang istimewa di bulan ramadhan. Soalnya cuma di bulan ini banyak pahala yang dilipatgandakan untuk setiap kebaikan dan banyak dosa yang diampuni. Makanya pantas banget kan kalo setiap detik di bulan Ramadhan ini kita isi dengan beramal sholeh. Karena itu banyak yang kudu kita persiapkan: fisik, mental, dan ilmu. Catet ya!

Persiapan fisik. Nggak salah kan kalo banyak aktivitas ibadah di bulan ramadhan ini yang menyita tenaga kita lebih banyak. Setiap hari mulai dari terbit fajar sampe terbenam matahari. Sementara siangnya kita juga tetep harus beraktivitas seperti biasanya. Ya kerja, kuliah, atau sekolah. Belum lagi aktivitas ibadahnya. Shalat tarawih yang rakaatnya banyak, tilawah quran, silaturahmi ke sodara, ikut sanlat atau kajian Islam, dsb. Pokoknya bejibun deh. Itu sebabnya, jangan sampe deh, mentang-mentang puasa kita jadi nggak produktif.

Biar nggak gempor, fisik kita bisa dilatih dengan berolahraga kaya jjs alias jalan-jalan shubuh. Tapi mohon dengan hormat untuk tidak ada acara campur-baur cewek-cowok lho. Selain olahraga, istirahat yang cukup juga kudu terpenuhi.

Tapi juga jangan berlebihan. Mentang-mentang tidurnya orang puasa dapet pahala, seharian tidur mulu. Ih, malu dong ama sang mentari yang melek terus.?  Nah lho. Jadi kudu ati-ati tuh.

Persiapan mental. Ini nih yang rada-rada susah. Banyak dari kita yang gagal dalam menahan hawa nafsu. Kita kudu pandai-pandai mengendalikan diri. Meski digodain ama adek kita yang asyik jilatin es krim conello rasa capucino di tengah terik panas siang hari, tapi kita tetep tahan godaan.

Oya, buat teman cewek, hati-hati lho. Fakta menunjukkan banyak kaum hawa yang mulutnya puasa dari lapar dan haus, tapi nggak untuk urusan gosip…gosip…gosiiip…. Jadi IWAPI lho, alias Ikatan Wanita Penyebar Isu.

Puasa kamu memang nggak batal dengan ngegosip, tapi pahalanya bisa berkurang karena ngomongin kejelekan orang lain alias ghibah. Nah, biar kita nggak gampang tergoda, alihkan perhatian kita dengan ikut kegiatan keislaman yang marak di bulan ini. Selain dapet pahala, bisa mengalihkan kita dari hal-hal yang memancing nafsu kita. Tul nggak?

Oya, kamu juga kudu persiapan ilmu, lho. Kita khawatir banget kalo aktivitas kita di bulan ramadhan ternyata sia-sia kalo nggak tahu ilmunya. Niatnya amal sholeh, malahan jadi amal salah. Berabe khan. Makanya jangan bosen bin bete ngikutin acara-acara pengajian atau sanlat. Banyak ilmu bermanfaat yang bisa kita peroleh. Kita jadi tahu rambu-rambu dalam berpuasa. Ada hal-hal yang membatalkan puasa, tapi nggak sedikit yang hanya membatalkan pahala puasanya aja.

Dan yang terakhir, rasanya plong jika kita masuki bulan Ramadhan dengan hati bersih dan lapang. Alangkah mulianya jika menjelang Ramadhan kita minta maaf kepada orangtua. Minta ampunan jika telah berbuat durhaka kepada mereka. Saling memaafkan juga berlaku buat temen-temen kita. Sudah siap? Tariik maaang!

Ladang pahala
Sobat muda muslim, meski secara fisik kita diwajibkan untuk menahan rasa lapar dan haus, plus menghindari perbuatan maksiat, namun bukan berarti kita juga kudu puasa dari aktivitas amal shaleh. Mulut boleh istirahat dari mengunyah makanan seharian, tenggorokan boleh kering, perut boleh keroncongan menahan lapar, tapi semangat untuk beraktivtas mulia kudu tetap menyala. Banyak ladang pahala selain shaum yang bisa kita peroleh di bulan puasa.

Ba’da shalat shubuh, di sela-sela waktu senggang kita di siang hari, atau ba’da shalat malam bisa kita isi dengan tilawah quran.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda: “Shaum dan Quran itu memintakan syafaat seseorang hamba di hari Kiamat nanti. Shaum berkata : Wahai Rabbku,aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Dan berkata pula al-Quran : Wahai Rabbku aku telah mencegah dia tidur di malam hari (karena membacaku), maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.� ( HR Ahmad, Hadits Hasan)

Nah, kita bisa tuh selalu menyediakan al-Quran kecil di tas, di atas meja belajar, atau di kamar kita. Biar gampang nyari kalo mau baca. Bukan buat dipelototin. Apalagi cuma pajangan.

Kurang lengkap rasanya kalo menjalankan kewajiban puasa tanpa diikuti dengan shalat tarawih di malam harinya. Banyak keutamaan yang bisa diperoleh dengan shalat tarawih. Mulai dari pengampunan dosa sampai Allah permudah jalannya menuju surga. Maka selain puasanya harus full, tarawihnya juga jangan sampai berlubang. Di sepuluh malam terakhir kita bisa ber-’itikaf yakni berdiam diri di masjid dengan niat beribadah pada Allah Swt.

Atau bisa juga kita ngadain buka bersama, aksi sosial pemberian pakaian bekas, atau bazaar sembako murah meriah. Lebih oke lagi kalo kita mengadakan sanlat. Baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar rumah. Kapan lagi orang punya semangat beribadah selain di bulan penuh berkah ini. Betul?

Oke deh sobat. Kayaknya nggak pantes deh kalo kita cuma melewatkan hari-hari di bulan suci dengan nongkrong di pinggir jalan, seharian main gim, halma, monopoli, catur, karambol atau kegiatan lain yang miskin nilai ibadahnya. Moga puasa semua kita berkah. Memanen pahala, menghapus dosa. Berangkaaat. [hafidz]

Box:
Khotbah Rasulullah Menjelang Ramadhan
Untuk menambah semangat kita dalam menjalankan ibadah puasa, coba simak hadis yang cukup panjang berikut yang berisi khotbah Rasulullah saw. menjelang bulan Ramadhan. Khotbah ini diriwayatkan Imam Ali r.a:

“Wahai manusia, sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah yang membawa berkah, rahmat, dan maghfirah, bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama, malam-malam di bulan Ramadhan adalah malam-malam yang paling utama, jam demi jamnya adalah jam yang paling utama.

“Inilah bulan yang ketika engkau diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Pada bulan ini napasmu menjadi tasbih, tidurmu menjadi ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah, Rab-mu dengan hati yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan saum dan membaca kitab-Nya. Sungguh celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan Allah pada bulan yang agung ini.

“Kenanglah rasa lapar dan hausmu sebagaimana kelaparan dan kehausan pada hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakan orangtuamu. Sayangilah yang muda. Sambungkanlah tali persaudaraan. Jaga lidahmu. Tahan pandangan dari apa yang tidak halal kamu memandangnya. Dan tahan pula pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya.

“Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi makan untuk berbuka kepada kaum mukmin yang melaksanakan saum di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Para sahabat bertanya, �Kami semua tidak akan mampu berbuat demikian.’ Lalu Rasulullah melanjutkan khotbahnya. Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan sebiji kurma. Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan setitik air.

“Wahai manusia! Barang siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, dia akan berhasil melewati shiraatalmustaqim, pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya dan membantunya di bulan ini, maka Allah akan meringankan pemeriksaannya di hari kiamat.

“Barang siapa yang menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murkanya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa yang memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya di hari berjumpa dengan-Nya, dan barang siapa yang menyambungkan tali silaturahmi di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari dia berjumpa dengan-Nya. Dan barang siapa yang memutuskan silaturahmi di bulan ini, Allah akan memutuskan dia dari rahmat-Nya.

“Siapa yang melakukan salat sunat di bulan Ramadhan, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa yang melakukan salat fardu, baginya ganjaran seperti 70 salat fardu di bulan yang lain.

“Barang siapa yang memperbanyak salawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barang siapa yang pada bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama dengan mengkhatamkan Al-Quran di bulan-bulan yang lain.

Lalu Amirulmukminin Ali bin Abi Thalib berdiri dan berkata: �Ya Rasulullah, amal apa yang paling utama di bulan ini.’ Rasul yang mulia menjawab, �Ya Abul Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah Swt.�

(Buletin Studia – Edisi 168/Tahun ke-4/27 Oktober 2003)