Monday, 25 November 2024, 15:07

“Suit…suit…mau ke mana Neng?� Pernah nggak sih kamu sebagai cewek mendapat godaan seperti ini? Disuitin (emangnya burung?), disapa menggunakan kata-kata yang sepertinya sangat dipaksakan, hingga keluar kata-kata tidak senonoh or dua nonoh. Nah lho.

Mungkin yang beginian kamu alami ketika pulang sekolah dan melewati sekelompok cowok yang nongkrong di pinggir jalan. Bisa juga lagi asyik nunggu bis sekolah or mikrolet yang akan mengantar kamu pulang les. Bahkan ketika disuruh ibumu untuk beli garam di warung sebelah rumah pun nggak lepas dari godaan para cowok iseng. Oya, tempat yang rawan godaan juga buat cewek adalah mal. Di sini banyak penggoda! Ati-ati euy!

Buat kamu yang udah berkerudung en berjilbab pun, godaan itu adakalanya datang tak undang. Meski bisa dibilang skalanya agak sedikit beda dari yang nggak berjilbab. Bentuk godaan bisa berupa basa-basi dengan â€?pura-pura’ mengucapkan salam. Hihihi, ini taktik standar cowok usil lho.?  Yup, trik andalan anak cowok untuk menggoda cewek berkerudung atau yang udah berjilbab.

Hebohnya lagi, dan ini sangat mungkin lho, kalo para cowok usil itu nekatz godoain kita-kita sampe menempuh sentuhan fisik segala. Waduh! Ati-ati deh. Sayangnya, fenomena kayak gini sudah jadi menu sehari-hari kita. Coba deh lihat di sinetron. Isinya kalau nggak cowok yang ngegodain para cewek, ya, anak ceweknya yang keganjenan minta digodain. Walah?

Cowok penggoda=cewek jail?
Nah lho…apa pula ini? Yang cowok kalau ditanya kenapa kok hobi ngegodain cewek yang lewat, jawabnya karena ceweknya pasang aksi minta digoda. Eh, yang cewek nggak mau disalahkan dengan tuduhan pasang aksi minta digoda. Kaum cewek bilang, “Dasar cowoknya aja tuh yang nggak punya iman, pake jelalatan mata segala sabil mulutnya usil godain.� Wah, kalo diterusin bisa jadi mirip-mirip tebakan tentang telor dan ayam. Hehehe, pertanyaan-nya: duluan mana; telor apa ayam? Mbulet!

Sobat muda muslim, sekarang coba dengan kepala dingin kita kupas satu per satu masalah ini. Di sini ada dua pihak yang ingin kita bahas, pihak cowok dan pihak cewek. Ada aksi dan ada reaksi, itu prinsip kimia kan? Dan dua makhluk berlainan jenis ini memang sudah dari sononya menyimpan energi kimia yang dahsyat. Jadi be carefull aja dalam menyikapi-nya. Kenapa ini bisa terjadi?

Pertama, munculnya cowok penggoda bisa jadi merupakan reaksi dari aksi yang diberikan si cewek sendiri.?  Pernah dengar istilah â€?cowok, godain kita dong’? Nah, kalimat ini populer sejak beberapa tahun yang lalu karena para cewek merasa garing kalo nggak ada cowok yang godain mereka. Gatel!

Atau dengan aksi dalam bentuk lain, yakni tanpa kata-kata (bukan bisu lho). Ada lho cewek yang nekat me-launching bahasa tubuhnya. Mereka sengaja minta digoda kaum cowok. Bisa jadi dari gaya berjalan mere-ka, cara bicara yang dibuat-buat, lirikan mata, atau apa pun yang mengarahkan agar mereka digoda oleh kaum adam. Bahaya!

Belum lagi gaya ber-busananya yang kayaknya kurang kain banget. Jadi asset berharganya malah dipamerin ke mana-mana. Giliran dia yang digodain sama cowok sampe level pelecehan, eh…berkelitnya dengan menga-takan “Tuh cowok emang piktor alias pikiran kotor�, “nggak bermoral� de el el. Waduh!

Lalu kemungkinan kedua, emang sudah dari sononya tuh cowok hobi ngegodain cewek. Bawaannya gatel mulu bila ada cewek di dekatnya cuma dianggurin (dianggurin? Emangnya obat nyamuk?). Jadi biar ceweknya udah nutup aurat hingga rapet sekali pun, tetap aja tuh cowok tipe begini selalu punya celah untuk bisa ngegoda cewek. Ya itu tadi, tidak bisa dengan suitan, dengan ucapan salam pun jadi. Padahal kenal juga nggak. SKSD banget tuh cowok ya? Hehehe…

Biar nggak digoda
Kalau kamu para cewek emang ngerasa sebel digodain cowok, ada tips-tips khusus nih untuk menghindarinya.

Pertama, tundukkan pandanganmu. Tapi ini bukan berarti jalan sambil nunduk terus kayak orang nyari recehan ilang sampe kejentus tiang listrik. Menundukkan pandangan maksudnya mata nggak jelalatan. Mentang-mentang yang godain cakep, kamu jadi enggan berkedip en ridho untuk digodain. Gubraks! Inget lho firman Allah Swt: “Katakanlah kepada mukmin perempuan, hendaklah menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka. ….� (QS an-Nuur [24] : 31)

Kedua, kamu yang merasa dirinya cewek, perhatikan gaya berpakaianmu. Dalam Islam ada aturan berbusana khusus bagi cewek ketika keluar rumah yaitu menutup seluruh aurat kecuali muka dan telapak tangan. Lengkap dengan kerudung dan jilbabnya.?  Allah Swt. berfirman:“Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang kelihatan dari-padanya…â€? (QS An- Nuur [24] : 31)

Firman Allah lainnya: “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perem-puanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengu-lurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka�. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.� (QS al-Ahzab [33]: 59)

Perhatikan juga bahwa jilbabmu longgar dan nggak tipis. Jangan kayak lemper, menutup aurat tapi lekuk tubuhmu kelihatan alias seksi. Sama juga boong, Non.

Ketiga, cuekkin. Kalau godaan itu �cuma’ dengan suitan, atau ucapan-ucapan dan tidak sampai menyentuh fisik, lebih baik kamu cuekkin aja. Soalnya kalo kamu nanggepin, bukannya kapok mereka malah akan semakin menjadi-jadi. Cowok penggoda itu bakal senang kalo godaan mereka ditanggapi atau dijawab. Entah kamu jawabnya dengan ketus, sinis, marah, mencaci-maki, semua itu nggak bikin cowok penggoda jera. Selain kamu akan terlihat nggak bijak karena berjilbab kok maki-maki, secara nggak langsung kamu malah menjatuhkan harga diri kamu sendiri di depan umum. Waspadalah!

Kalo godaan itu di jalan umum dan lebar, kamu lewat saja dan berjalan biasa. Jangan pelan-pelan atau malah berlenggak-lenggok. Kalau itu jalan sempit, usahakan memilih jalan lain untuk menghindari kemungkinan mereka ngegodain kamu. Kalo memang tidak ada jalan alternatif, usahakan jangan sendirian. Cari teman yang searah.

Lagipula, umumnya cowok penggoda tuh akan segan menggoda mereka yang �diam’ dalam arti nggak nanggepin godaan-godaan mereka. Jadi bukan diam yang ridho dan senang digoda lho. Ketahuan kok itu dari sikap dan ekspresi wajah kamu; mana yang diam tegas bin cuek dengan diamnya senang bin antusias. Kalau udah begini, biasanya cowok penggoda jadi malas godain cewek yang nggak bereaksi sama godaannya. Tapi tentunya setelah kamu mengamalkan trik-trik di atas itu dong.

Munculnya cowok penggoda
Kalo kita cermati, kok bisa sih muncul cowok penggoda yang semakin merajalela di jaman sekarang. Itu tak lain dan tak bukan karena ideologi kapitalisme-sekulerisme yang udah jadi gaya hidup. Sekulerisme emang gak menghiraukan agama untuk mengatur kehidupan. Yang dikejarnya di dunia ini cuma kenikmatan jasadi atau materi semata. ngegodain cewek salah satunya. Kalo itu dianggapnya memberi kepuasan dan kebaha-giaan bagi dirinya, maka akan dilakoninya aja aktivitas sia-sia itu, dengan rasa suka.

Nongkrong di pinggir jalan, di mal-mal, dan di warung-warung sambil gitaran, itu semua kondisi yang paling strategis untuk menggoda cewek-cewek yang lewat. Seakan-akan hidup tanpa beban (atau sebetulnya itu adalah cara mereka untuk menghilangkan beban?).

Maklum aja, bisa jadi udah puluhan surat lamaran kerja dimasukkan tapi tak satu pun yang berhasil. Mau sekolah lagi tak ada biaya. Di rumah mulu juga dimarahi ortu karena cuma jadi pengangguran yang kerjaannya makan dan tidur.

Nah lho, lingkaran kapitalisme jadi momok. Siapa yang kuat dan berduit dia yang akan survive. Dan karena lontang-lantung tanpa kegiatan, jadilah pelampiasan ngegodain cewek yang lewat.

Padahal kalo kita mau lihat bagaimana Islam sebagai the way of life ngatur kehidupan, tipe cowok penggoda nggak bakal muncul. Gimana nggak, kalo sejak awal Islam sudah memberi aturan pergaulan laki-perempuan, cowok-cewek. Yang cowok nggak boleh jelalatan matanya kalo melihat cewek, begitu juga sebaliknya. Catet yoo!

Terus, yang cowok juga diajarkan menjadi laki-laki sejati dalam Islam, sebagai pelindung dan penanggung jawab keselamatan dan harga diri cewek. Suatu ketika di Madinah ada seorang muslimah yang �dikerjain’ oleh tukang emas di sebuah pasar dengan cara mengkait-kan tali di belakang jilbabnya. Begitu bangun, tersingkap-lah auratnya. Saat itu, sekelompok pemuda Yahudi yang ada di sekitar kejadian mener-tawakan dan melecehkan muslimah itu.

Kebetulan, seorang pemuda muslim melihatnya. Dan ia langsung menikam si tukang emas itu hingga tewas. Para pemuda Yahudi itu nggak terima, lalu mereka mengeroyok pemuda muslim tersebut sampe tewas. Mendengar berita ini, Rasulullah?  saw. mengeluarkan perintah untuk membu-nuh seluruh Yahudi Bani Qainuqa’. Tapi niat Rasulullah urung, atas lobi Abdullah bin Ubay bin Salul. Sebagai gantinya, Rasulullah saw. mengusir seluruh Yahudi Bani Qainuqa’ dari kota Madinah. See, harga diri seorang wanita muslimah begitu tinggi.

Lagipula dalam kehidupan di mana Islam diterapkan sebagai aturan praktis, nggak bakal ada pemuda nongkrong di pinggir jalan yang akhirnya kurang kerjaan godain cewek yang lewat. Karena dalam kehidupan Islam, setiap pemuda memahami jati dirinya sebagai agent of change, pembawa perubahan dunia ke arah yang lebih baik. Mereka akan tersibukkan dengan aktivitas positif di sekolah-sekolah atau majelis-majelis menuntut ilmu, bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, berdakwah dan bahkan berjihad. Sehingga gak ada satu menit pun dalam kehidupan pemuda muslim yang terbuang sia-sia dengan kongkow-kongkow di pinggir jalan. Apalagi nyuitin or ngegodain cewek, apalagi muslimah berjilbab yang lewat. Yakinlah!

So, fenomena cowok penggoda bukan sim salabim muncul begitu saja. Tapi lebih merupakan produk dari suatu sistem, yaitu kapitalisme-sekulerisme. Kalo kita pingin memberangus habis kebiasaan buruk ini, tak lain dan tak bukan, berangus sistem yang melahirkannya.

Yup, kita enyahkan sejauh-jauhnya ideologi buatan manusia ini dari kehidupan kita. Ambil Islam saja sebagai the way of life, ideolog, dan pengatur kehidupan. Secara otomatis, budaya cowok penggoda akan lari terbirit-birit dan kita sebagai cewek muslimah akan beraktivitas dengan nyaman tanpa khawatir suitan dan godaan nggak bermutu mampir lagi. Kalau sudah begini, ocre nggak sih melakoni hidup di bawah naungan ideologi Islam? Pasti dong! [ria]

(Buletin Studia – Edisi 195/Tahun ke-5/17 Mei 2004)