Friday, 22 November 2024, 17:59

Dalam buku berjudul To America, sejarawan Stephen Ambrose (2002) menggambarkan sejarah Amerika Serikat sebagai sejarah yang penuh ironi dengan sejumlah tokohnya yang berwajah ganda. Bangsa Amerika Serikat (AS) pada mulanya adalah kumpulan orang-orang Eropa yang melarikan diri dari berbagai bentuk penindasan dan ingin mencari kebebasan. Namun ironisnya, sesampai di benua yang baru, mereka menindas orang-orang Indian yang sudah lebih dulu ada. Thomas Jefferson dikenal sebagai salah seorang Bapak Pendiri Amerika yang secara brilian menuliskan Deklarasi Kemerdekaan. Namun, dia sekaligus seorang pemilik budak yang enggan membebaskan para budaknya. (Kompas, 11/01/05).

Dan kini, seolah mengulang sejarah, wajah ganda negara adidaya ini nongol lagi di permukaan media massa. Wajah kejam bin sadis negaranya ditunjukkan dengan vulgar di Negeri Seribu Satu Malam. Menurut laporan majalah kesehatan Inggris, The Lancet, sekitar 100 ribu warga sipil Irak mungkin telah tewas sejak serbuan yang dipimpin Amerika atas negara mereka. (BBC Online, 29/10/2004).

Belum lagi serangan intensif atas kota Fallujah pada (08/11/04), di mana para analis menyebutnya sebagai aksi genosida (pembantaian etnis) yang lebih kejam dari apa yang telah dilakukan Hitler dan Mussolini. Sesuai keterangan yang diberikan oleh Penasehat Keamanan Nasional Pemerintahan Irak, dalam serangan itu telah menewaskan sekitar 2085 orang di luar korban dari warga sipil. (Eramuslim,?  02/12/04).

Sementara wajah manisnya diekspos pemberitaan media massa ketika berpartisipasi dalam misi kemanusiaan di NAD baru-baru ini. Jumlah bantuan yang disalurkan AS mencapai 350 juta dollar AS. Nggak cuma itu, menurut data dari Departemen Pertahanan AS, kapal induk USS Abraham Lincoln sudah lebih sepekan berada sekitar 25 km di lepas pantai Banda Aceh. Sekitar 6.000 pelaut dan marinir AS bersama sedikitnya 10 helikopter mengangkut bantuan ke lokasi-lokasi yang sulit dijangkau. Militer AS juga telah mendirikan kamp di Medan dan Banda Aceh, dengan 186 personel militer AS sebagai pendukungnya. (Swaramuslim.net, 10/01/05).

Sobat muda muslim, di Irak, wajah Amerika ibarat monster mengerikan yang haus darah dan doyan menyiksa tahanan muslim seperti di penjara Abu Ghraib. Peluru dan bom pasukan AS yang dimuntahkan setiap hari merenggut nyawa dan menghancurkan harta benda saudara-saudara kita. Namun di Aceh, wajahnya tampak begitu mulia dan penuh niat untuk menolong saudara-saudara kita yang tak berdaya akibat bencana. Benarkah AS masih punya wajah manis? Atau justru AS adalah jelmaan tokoh jahat X-Men yang bernama Misthyque yang pandai berganti rupa demi niat busuknya? Bisa jadi, lho!

Ada “bahaya� di balik bantuan asing
Sobat muda muslim, hati siapa yang nggak girang ketika negara-negara di dunia ikut peduli terhadap musibah gempa dan tsunami yang menimpa negeri kita. Sampe mereka bela-belain ngucurin dana hingga menyentuh angka USD $ 4 M! Banyak banget kan?

Tapi jangan pernah berpikir kalo bantuan dana itu tanpa imbalan. Maaf ye, hari gini mana ada bantuan yang gratisan. Kucuran dana dari negara-negara asing itu adalah janji pinjaman (udah mah pinjaman, cuma janji lagi) lunak alias hutang yang kudu dibayar dengan bunga rendah. Padahal prestasi utang luar negeri kita boleh dibilang cum laude, sebanyak USD $ 150 M! (kalo dirupiahkan berapa banyak ya angka �nol’-nya?). Pada tahun 2004 lalu saja, kita harus menyicil USD $ 14 M (BBC News Online, 16/08/04). Kebayang nggak sih, negeri kita akan semakin terjajah dengan jeratan hutang itu.

Selain bantuan dana, kita juga kudu curigation dengan hadirnya militer asing yang �menduduki’ Serambi Mekkah. Negerinya Paman Sam telah menempatkan 13 ribu tentara, pelaut, penerbang, dan marinir di NAD. Selain itu, sekitar 600 personel militer Australia (ADF) sudah berada di Aceh dan menjadi relawan. (Hidayatullah, 11/01/05).

Dengan jumlah personil militer yang bejibun ditambah keberadaan kapal induk AS Abraham Lincoln di perairan Aceh itu, bisa jadi ada agenda terselubung. Sebab Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld di Singapura pada 5 Juni 2004 sempat menyinggung soal ancaman teroris di Selat Malaka. Panglima Armada Pasifik AS Laksamana Walter Doran pun menegaskan bahwa pihaknya berencana memperkuat keamanan laut di Asia dengan informasi yang dapat mengarah pada pemeriksaan kapal-kapal yang mengangkut kargo mencurigakan di Selat Malaka. (Swaramuslim.net, 10/01/05). Jangan-jangan Om Bush emang pengen bikin pangkalan militer di selat Malaka nih? Wah..gaswat kalo bener!

Satu lagi kecurigaan yang nggak boleh ketinggalan. Misi kristenisasi terhadap anak-anak korban perang atau bencana alam sering mengiringi bantuan kemanusiaan dari negara-negara Asing. Di Serambi Mekkah, para misionaris itu sudah berkeliaran mencari mangsa. Harian yang terbit di AS, The Washington Post dalam laporannya hari Kamis, (13/01) mengungkap rencana misionaris AS yang berbasis di Virginia, WorldHelp, untuk meng-Kristenkan sekitar 300 anak-anak Muslim dari Aceh. (Eramuslim.com, 16/01/2005).? 

Sobat muda muslim, mensikapi gencarnya bantuan kemanusiaan dari negara atau LSM asing ke NAD, tetep kita wajib waspada dan cari tahu. Boleh jadi ada bahaya di balik bakwan, eh bantuan asing. Betul?

Cuma waspada kok, bukan paranoid
Sobat muda muslim, kita nggak bermaksud ngomporin kamu-kamu untuk benci buta dengan orang asing atau segala hal yang berasal dari negara asing. Bakal repot kalo gitu mah. Soalnya, banyak teknologi mutakhir yang kita pake sehari-hari berasal dari dunia Barat. Kita cuma sedikit ngingetin untuk lebih waspada dengan sepak terjang negara-negara Barat khususnya AS di panggung politik dunia. Terutama ketika mereka ikut campur urusan dalam negeri dunia Islam. Allah swt. berfirman:

ï???ˆ???„???†?’ ?????±?’?¶???‰ ?¹???†?’?ƒ?? ?§?„?’?????‡???ˆ?¯?? ?ˆ???„?§?? ?§?„?†?‘???µ???§?±???‰ ?­?????‘???‰ ???????‘???¨???¹?? ?…???„?‘???????‡???…?’ ï?›
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. (QS al-Baqarah [2]: 120)

Dalam ayat di atas, Allah Swt. ngasih tahu kita perihal tabiat orang-orang Nasrani dan Yahudi yang benci dengan kita. Kalo mereka punya kekuatan, mereka akan berusaha untuk menghancurkan, menguasai, dan memalingkan umat Islam dari agamanya yang benar. Baik secara vulgar seperti dengan misi kristenisasi atau cara halus agar kaum Muslim menjauhkan aturan agamanya dari kehidupan alias sekulerisasi.

Kalo untuk misi pemurtadan, kita tentu lebih mudah menyadarinya. Sehingga dengan sekejap kita akan pasang barikade untuk mencegah masuknya misionaris-misionaris yang menjelma dalam relawan kemanusiaan seperti di NAD. Tapi untuk aksi sekulerisasi atau manuver politik yang diagendakan negara-negara Barat, kita lebih sering kecele bin ketepu. Buktinya, budaya Barat dan pemikirannya yang dikasih label �modern’ banyak yang diadopsi sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari. Malah kita juga sering ber-�husnudzon’ dengan bantuan dana, militer, atau misi kemanusiaan negara asing sampe lalai dan terlena. Padahal kenyataanya, nggak semuanya sama seperti yang kita lihat.

Allah swt. berfirman:

ï???????§?£?????‘???‡???§ ?§?„?‘???°?????†?? ?????§?…???†???ˆ?§ ?„?§?? ???????‘???®???°???ˆ?§ ?¨???·???§?†???©?‹ ?…???†?’ ?¯???ˆ?†???ƒ???…?’ ?„?§?? ?????£?’?„???ˆ?†???ƒ???…?’ ?®???¨???§?„?§?‹ ?ˆ???¯?‘???ˆ?§ ?…???§ ?¹???†?????‘???…?’ ?‚???¯?’ ?¨???¯?????? ?§?„?’?¨?????’?¶???§???? ?…???†?’ ?£?????’?ˆ???§?‡???‡???…?’ ?ˆ???…???§ ?????®?’?????? ?µ???¯???ˆ?±???‡???…?’ ?£???ƒ?’?¨???±?? ?‚???¯?’ ?¨?????‘???†?‘???§ ?„???ƒ???…?? ?’?§?„?¢?????§???? ?¥???†?’ ?ƒ???†?’?????…?’ ?????¹?’?‚???„???ˆ?†??ï?›
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS ali Imran [3]: 118)

Nah sobat, kita memang punya alasan kuat dan syar’i untuk waspada, curiga, hati-hati, sekaligus kritis terhadap wajah manis AS (bukan paranoid lho…). Nggak semua yang kita denger itu bener, dan yang kita lihat itu tepat. Anything can happen in political world!

Yuk, kita melek politik
Sobat muda muslim, ngeliat kelicikan musuh-musuh Islam yang berlaga di panggung politik dunia, kayaknya kita juga kudu �ngeh’ dengan dunia polatak-politik. Nggak harus menjadi politikus atau pengamat politik kalo kita ngerasa belum punya kemampuan untuk itu. Minimal menumbuhkan dalam diri kita kesadaran berpolitik alias wa’yu siyasi’. Artinya, kita ngikutin perkembangan politik dalam dan luar negeri sehingga mampu mensikapinya dengan sudut pandang Islam.

Emang nggak mudah untuk menumbuhkan kesadaran politik ini. Apalagi banyak dari kita yang agak alergi untuk nyimak berita-berita politik. Kesannya, kalo baca, lihat, atau denger berita politik kulitnya jadi gatel-gatel. Idih, itu mah ciri-ciri anggota PKK atuh alias Panu, Kadas, Kurap. Makanya pake obat anti jamur kulit, bukan anti berita politik. Soalnya, melek dunia politik bukan semata-mata pilihan, tapi kewajiban. Biar kita nggak dikadalin ama musuh-musuh Islam seperti yang terjadi di Irak, Afghanistan, Palestina, dll.

Ada dua faktor yang bisa membantu kita menumbuhkan kesadaran politik. Pertama, monitoring berita. Sudah sepantasnya perkembangan berita menjadi lalapan kita sehari-hari. Nggak cuma kabar perceraian rumah tangga Hughes atau kekalahan tim Merah-Putih dari Singapura di final kedua piala Tiger 2004, tapi juga berita-berita politik. Apalagi dengan kemudahaan akses ke media informasi yang kita rasakan saat ini. Baik di dunia nyata maupun via dunia maya. Itu sebabnya, sayang banget kalo kita ketinggalan informasi, terutama yang berhubungan dengan nasib saudara-saudara kita di belahan dunia lain. Selain nggak gaul, sikap diam kita bakal dimintai pertanggung-jawaban oleh Allah Swt. di akhirat nanti.

Yang kedua, tentu saja ikut pengajian. Ini penting banget sobat. Selain untuk membina diri kita, kajian Islam juga membentuk pondasi cara berpikir kita agar bisa mensikapi segala hal dengan sudut pandang Islam. Makanya bagus pisan (baca: banget) kalo aktivitas pengajian yang kita ikuti tidak hanya membahas perihal akhlak, moral, ibadah, atau munakahat. Tapi juga dibarengi dengan memperdalam Islam sebagai aturan hidup, perkembangan berita di dunia Islam, analisa politik, atau upaya membongkar ide dan budaya sesat bin sekuler dari dunia Barat.

Setelah dua faktor di atas terpenuhi, tinggal kita mengasah kemampuan kita untuk mensikapi setiap fakta yang terindra dengan sudut pandang Islam. Bukan dengan perasaan yang mudah tergoda dengan wajah manis padahal menyimpan misteri. Jangan terlampau bodoh untuk selalu khusnodzan dengan pihak asing. Kita lemah karena kita sering ketepu! Karena itu, waspadalah…! [hafidz]

(Buletin STUDIA – Edisi 228/Tahun ke-6/24 Januari 2005)