Friday, 22 November 2024, 01:32

gaulislam edisi 712/tahun ke-14 (4 Dzulqa’dah 1442 H/ 14 Juni 2021)

Eh, ini kok panjang bener judulnya, ya? Hehehe… bukan cuma panjang, tetapi juga jadi banyak tema. Ada tiga tema pembahasan yang mudah-mudahan nggak bikin kamu puyeng. Ini sepertinya terpisah, tetapi ada juga nyambungnya. Soal gaul bebas, ini udah nyata banget di kalangan remaja. Buktinya banyak yang nggak berpakaian menutup aurat, laki dan perempuan bebas jalan bareng sambil pegangan tangan bahkan melakukan pelecehan seksual. Dicontohkan pula oleh para pesohor di negeri ini, yang juga dijadikan idola para remaja. Malah ada pesohor yang berprofesi sebagai presenter acara olah raga yang terang-terangan menyampaikan keinginannya untuk berhubungan seks dengan pasanganya di tempat terbuka, ketika diwawancarai di sebuah kanal youtube. Fantasi liar. Hadeuuh..

Lalu soal idola, ini sih jangan ditanya deh. Banyak remaja seperti kehilangan akal sehat. Demi idola, apapun dilakukan. Masih ingat kan pekan kemarin rame soal BTS Meal-nya McD? Yup, kolaborasi bisnis dengan boyband asal Korsel dalam penjualan produk terbaru tersebut berhasil bikin heboh, khususnya bagi para fans boyband asal Korea Selatan tersebut. Apakah ini terjadi karena para remaja masih labil? Bisa jadi.

Tuh, jadi nyambung semua, kan? Gaul bebas remaja udah ada sejak lama, idola di kalangan remaja juga punya tempatnya tersendiri. Ini pun sudah lama juga. Lalu, alasan remaja gaul bebas dan mengidolakan para pesohor, juga ada kaitannya dengan sikap remaja yang labil. Nggak punya prinsip dan idealisme, sekaligus latah. Gabungan yang sempurna untuk sebuah kekalahan. Hmm… gitu, ya?

Sobat gaulislam, ini sekadar prolog saja. Yuk, kita preteli satu per satu biar kelihatan jelas dan nanti kita bisa ngeh nyambungnya di mana. Di titik mana sambungannya sehingga ketiga hal ini ternyata memang nyambung. Itu sebabnya, siapkan fokusmu, jangan bengong, jangan melamun, dan jangan tidur apalagi kabur saat dikasih penjelasan.  

Jangan bangga bisa berzina

Idih, ngeri amat subjudulnya. Iya, sengaja emang. Kadang memang perlu ‘disetrum’ dengan kata-kata atau istilah yang mudah-mudahan bisa bikin kamu paham. Memangnya ada yang bangga bisa berzina? Pleas deh, jangan kurang piknik. Ini pembahasan udah dari tahun jebot dan selalu ada, selalu aktual, hanya berbeda pelaku dan faktanya saja. Isinya ya itu-itu juga.

Dulu di tahun 2005, sempat heboh ketika Moammar Emka menerbitkan buku Jakarta Undercover. Isi bukunya, mengungkan kehidupan malam Jakarta, yang kental banget dengan seksualitas. Bahkan seks dirayakan. Buku ini, diklaim merupakan investigasi penulisnya yang melihat langsung kehidupan malam tersebut. Jadi bias, sih. Antara meliput dan menikmati kehidupan itu. Cuma, dari buku tersebut, yang juga pernah diangkat ke layar lebar menjadi sebuah film dengan judul sama, kita bisa tahu gimana fakta kehidupan tersebut. Kalo awalnya cuma katanya atau mungkin diangkat juga di media massa, tetapi umumnya hanya selintas saja. Namun, di buku tersebut ditulis gamblang dan seolah pembacanya diajak berkeliling dari satu tempat ke tempat lain dalam melihat kehidupan malam Jakarta dari dekat.

Sebenarnya, kalo mau peka memperhatikan, fakta kehidupan malam yang menggambarkan bebasnya pergaulan antara lelaki dan perempuan, khususnya dalam urusan seksualitas, bisa dilihat di kehidupan siang hari. Jika siang hari aja banyak yang menikmati pacaran, laki-perempuan bebas bergaul, bahkan di berita media massa memuat kasus perkosaan dan bahkan angka kehamilan yang tak diinginkan karena hasil berzina bersama pacarnya atau selingkuhannya, ya kehidupan malamnya pun nggak jauh beda. Jelas, ini ada yang salah dengan cara pandang sebagian individu di masyarakat kita. Iya, kan?

So, jangan heran pula kalo akhirnya ada yang bangga dan terang-terangan mengakui udah biasa berzina. Eror banget, kan? Ada tuh pesohor yang dalam obrolannya dengan sesama pesohor juga di kanal Youtube nyerempet-nyerempet soal hubungan seksual. Si cowok pas ditanya pernah nidurin ratusan perempuan, ngakunya itu dulu. Lalu mengelak bahwa sekarang dia pilih-pilih pasangan. Apalagi kemudian dia bilang, “ibarat kata, kalo lagi laper, mending cari—udah tahu deh– restoran yang enak,” jelasnya. Waduh, jadi kayak repeat order.

Kalo kamu jeli menyimak pernyataannya, berarti dia sebenarnya masih melakukan hal itu (baca: gaul bebas dengan lawan jenis dan sangat boleh jadi sampe berzina). Apalagi dalam obrolan itu tanpa tedeng aling-aling menceritakan pengalamannya, lengkap dengan istilah-istilah seksualitas. Ditimpali sama si cewek yang juga udah terkenal dan juga ngaku di obrolan itu bahwa dia juga sering berhubungan badan dengan banyak pria. Ngeri, Bro en Sis.

 Parah sih sebenarnya. Walau sepertinya hal itu dianggap biasa oleh sebagian masyarakat kita. Buktinya, kedua pesohor ini punya kanal youtube, yang tentu saja bisa diakses siapa pun, termasuk remaja dan anak kecil. Gimana kalo obrolan dan pengalaman seksualitas mereka jadi inspirasi bagi penontonnya dan bahkan dipraktikkan? Dosa udah jelas, dan ya, sayangnya mereka nggak ngerasa kalo itu salah dan dosa. Ini baru dua orang pesohor lho, belum lagi pesohor lainnya dan belum lagi yang kalangan biasa seperti kebanyakan remaja (baik yang biasa melakukan atau yang terinspirasi para pesohor tersebut). Naudzubillahi min dzalik.

Ok, sekarang semoga kamu bisa berpikir jernih dan sebagai muslim sadar diri bahwa ketaatan kepada Allah Ta’ala itu yang utama dan keterikatan terhadap syariat itu penting demi menyelamatkan dirimu.

Idola jadi berhala?

Sobat gaulislam, jangan sampe deh idola jadi berhala alias jadi sesembahan. Praktiknya sih, kamu secara sadar menjadikan idolamu sebagai teladan, lalu mengikuti apa yang dilakukan idolamu, dan menjadikan life style mereka sebagai tuntunan. Sangat boleh jadi juga kamu malah membela dan mendukung mereka habis-habisan.

Masih ingat kan gimana militannya para ARMY-nya BTS? Bagi para penggemar BTS alias Bangtan Sonyeondan pastinya tahu betul soal ini. Kalo saya sih, baca aja informasinya sebagai kebutuhan untuk bahan tulisan. Ya, itu kejadian saat McD bikin menu baru namanya BTS Meal. Packingnya dikemas menarik dengan logo dan warna khas boyband asal Korsel tersebut. Di negeri ini, para Army rela membeli menu baru tersebut dan bahkan bungkusnya dijadikan kenang-kenangan. Malah ada yang dijual di marketplace dengan harga ratusan ribu rupiah. Dan itu, cuma packing bekas makanan dari menu tersebut. Aneh.

A.R.M.Y yang merupakan singkatan dari Adorable Representative M.C for Youth. ARMY juga bisa diterjemahkan sebagai bala tentara (army) dalam bahasa Inggris. Nama fandom (fans club) ini yang disepakati personel BTS, yakni Rap Monster, J-Hope, Suga, Jimin, Jin, V dan Jungkook.

 Grup band Korsel yang dikenal para remaja di negeri kita ini banyak banget. BTS kan cuma salah satunya aja. Selain BTS ada Blackpink, Day6, Super Junior, SNSD, Shinee, Red Velvet, Twice, Stray Kids, f(x), Itzy, 2PM, Wanna One, X1, Monsta X, TXT, Seventeen, Gfriend, Apink, iKON, Got7, Winner, NCT, dan EXO.

Kebetulan aja dibahas di sini cuma satu, karena pekan kemarin sempat bikin heboh ketika McD bikin menu baru dengan nama BTS Meal, dan kebanjiran oder dari para Army. Ini satu contoh aja, bahwa ada hubungan antara sang idola dan para fansnya. Itu sebabnya, mereka menggarap fandom menjadi bagian penting demi menjaga keberlangsungan grup band mereka. Bahkan keterikatan para fans dengan idolanya, selain menyukai lagu-lagunya juga ada yang melakukan hal-hal aneh atau bahkan gila demi menarik para idolanya. Mereka disebut Sasaeng alias fans fanatik. So, jangan sampe idola jadi berhalamu.

Rapuh dan labil

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Di bagian akhir dalam rangkaian tulisan ini, saya mencoba nyambungin antara gaul bebas, idola dan remaja labil. Jadi, begini. Mereka yang gaul bebas, jelas jiwanya rapuh dan labil. Mereka yang menjadikan para pesohor (selebritis) idolanya sebagai muara emosi dan tuntunan hidupnya, juga hanya dilakukan oleh para penggemar yang rapuh dan labil jiwanya. Beneran.

Saya juga pernah di usia remaja dan mengalami gimana beratnya tantangan masa remaja, tetapi generasi saya harus bersyukur karena gempuran budaya luar belum sedahsyat sekarang. Dulu, internet belum semudah dan semurah sekarang. Acara televisi hanya dari satu stasiun saja. Bandingkan dengan sekarang. Kamu tahu sendiri kan, bukan cuma jumlah stasiun televisi yang banyak, kanal youtube juga bejibun banget. Intinya, pilihan informasi jadi kian beragam dan banyak, dan perlu diwaspadai karena jumlah yang bermanfaat jauh lebih sedikit ketimbang yang menginspirasi keburukan dan bahkan menyebarkan maksiat. Waspadalah!

Nah, ini kaitannya dengan jiwa yang rapuh dan labil. Plus, nggak dalem ilmu agamanya. Remaja model gitu gampang dipermainkan, mudah ditenggelamkan dalam lautan emosi kebahagiaan semu bersama gaya hidup bebas nilai juga penampilan serta perilaku para idolanya.

Betul. Ini nggak boleh dibiarkan. Memang perlu didakwahi. Saya termasuk orang yang tak setuju jika ada yang mengatakan bahwa masa remaja itu masa bebas mencari jati diri dan jangan menghakimi mereka. Why? Sebabnya begini. Remaja sekarang adalah produk pendidikan 10 atau 15 tahun sebelumnya. Kira-kira menurutmu, remaja yang doyan gaul bebas dengan lawan jenis dan menjadikan idola mereka nyaris sebagai berhala itu pendidikan agamanya cukup atau nggak di masa kecil?

Jadi, ini adalah problem pendidikan di awal. Berbeda dengan di masa lalu, yang sejak kecil saja sudah dikenalkan halal-haram. Sudah dijelaskan mana yag baik dan mana yang buruk, mana yang salah dan mana yang benar, apa saja yang terpuji dan apa saja yang tercela. Jadi, sejak kecil memang harus dikenalkan ajaran agama. Jangan ditunda-tunda dengan alasan masih kecil atau memaklumi kenakalan remaja. Sehingga ketika usia baligh (remaja) udah siap dan bertanggung jawab menjalani kehidupan sesuai tuntunan ajaran agama.

Please deh. Nggak ada waktu buat kita untuk mentolelir kenakalan dan kebejatan. Nah, kalo udah terlanjur buruk seperti sekarang, maka kita mulai berbenah untuk memperbaikinya. Cara boleh berbeda dan menyesuaikan, bisa halus, bisa ringan, atau nggak menggurui, atau bisa juga tegas sejak awal. Intinya, disampaikan sesuai kapasitas penerima informasi, tetapi isinya tetap sama, yakni menawarkan solusi Islam atas berbagai problem hidup saat ini.

Ada baiknya kita merenungkan hadis ini. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR Bukhari, no. 660, 1423, 6479, 6806; dan Muslim, no. 1031)

Poin kedua, kelima, dan ketujuh rasanya pas dengan pembahasan di tulisan ini. Sekaligus menunjukkan kematangan berpikir. Remaja atau pemuda model begini, jelas kuat prinsipnya dalam beragama sebagai jalan hidupnya. Nggak bakalan rapuh dan labil untuk kemudian melakukan maksiat dan bahkan meneladani yang sebenarnya nggak pantas untuk dijadikan teladan atau ikut-ikutan gaya hidup para pesohor yang justru jauh dari Islam.

Remaja yang taat syariat, ketimbang hatinya tertaut kepada idolanya demi meraih kebahagiaan semu, ia akan lebih fokus untuk mencari perhatian Allah Ta’ala dengan berzikir demi meraih ketenangan batin dan berharap kebaikan di akhirat kelak serta takut jika berbuat dosa.

Oke deh, ini aja. Semoga pembahasan ini bikin kamu tambah paham. Yuk, hijrah menjadi remaja muslim yang kokoh imannya, kuat ketaatannya, indah akhlaknya, mencintai ilmu dan semangat mengamalkan yang sudah didapat, serta menyebarkan lagi kepada yang lain sesuai kemampuan. [O. Solihin | IG @osolihin]