Friday, 22 November 2024, 06:38

gaulislam edisi 396/tahun ke-8 (7 Sya’ban 1436 H/ 25 Mei 2015)
Aha, gaulislam pengen ngebahas masalah kebangkitan nih. Sebelumnya, mau nanya dulu, kalo denger atau baca kata bangkit, kira-kira apa ya yang ada di benak kamu? Oke, kebayangnya seperti posisi orang yang lagi tiduran lalu duduk. Juga seperti posisi orang duduk lalu berdiri. Pokoke gitu. Intinya ya, kebangkitan adalah perubahan menuju hal yang lebih baik. Terus jadi baik, dan terbaik.

Ngomongin tentang Kebangkitan Nasional, kayaknya kita langsung ngehnya ke Boedi Oetomo. Kenapa? Karena yang sering dianggap sebagai tonggak kebangkitan bangsa Indonesia, ya Budi Oetomo. Meskipun sejarah nunjukin kalo Hadji Samanhoedi dan tokoh muslim lainnya lah yang mendirikan Sarekat Islam (awalnya Sarekat Dagang Islam) pada 16 Oktober 1905. Ini berarti, Sarekat Islam adalah organisasi Islam terpanjang en tertua umurnya dari semua organisasi massa di tanah air. Tiga tahun lebih tua dari Boedi Oetomo. Sementara Boedi Oetomo didirikan setelah SI, pada tanggal 20 Mei 1908 atas prakarsa mahasiswa kedokteran STOVIA, Soetomo en kawan-kawan.

Begitulah, pendidikan en kebangkitan punya peran strategis yang saling terkait, terjalin, terpilin en terpelintir satu sama lain (udah kayak tali, ya?). Kebayang kan, kalo pendidikannya berkualitas, lahirlah generasi cerdas en berjiwa pemimpin yang akan menghantarkan kepada kebangkitan sebuah bangsa yang besar. Sebaliknya, adanya sebuah kebangkitan pastinya akan menghantarkan kita pada pendidikan yang gemilang.

Bedewei, namanya manusia pastilah selalu pengen bangkit en bisa hidup lebih baik dari sebelumnya. Itu wajar, guys. Karena manusia punya naluri untuk survive. Itu sebabnya yang biasanya jadi alasan orang untuk bekerja, atau dari nganggur jadi cari kerja. Orang juga cari sekolah atau cari kuliah yang T.O.P (baca: mahal) demi jaminan agar hidup ke depan bisa lebih baik. Berinvestasi juga demi masa depan yang lebih mapan. Cari jodoh pun yang di atas rata-rata, katanya juga demi masa depan…. keturunannya (hehehe). Begitulah, demi ‘makhluk tak kasat mata’ bernama masa depan inilah manusia berusaha bangkit dalam segala hal dan semua hal yang diinginkannya.

 

Bangkit itu ada standarnya

Jadi sobat gaulislam, kebangkitan itu apa sih? Apakah seperti yang tadi? Nah, sebagai seorang muslim, nggak boleh en nggak bisa dong kalo kita memberikan definisi kebangkitan ini semau kita. Kudu ada kaidah atau standar ketika kita memaknai arti kebangkitan.

Makna kebangkitan atau bangkitnya seseorang itu, tergantung ama pemikirannya tentang hidup, alam semesta, manusia, en hubungan ketiganya dengan sesuatu yang ada sebelum adanya kehidupan, en sesudah adanya kehidupan dunia. Wadew, berat banget sih? Oke, intinya gini; supaya seseorang itu bisa bangkit, dia mau nggak mau kudu mengubah pemikirannya abis-abisan. Pokoke rombak total. Sebab pemikiranlah yang ngebentuk en memperkuat persepsi kita terhadap segala sesuatu. Selain itu, manusia selalu ngatur tingkah lakunya di dalam kehidupan ini sesuai ama persepsinya.

Gampangnya gini deh, kalo kamu sayang ama temen, pasti perlakuanmu ke dia akan beda dengan perlakuanmu ama temen yang kurang kamu sukai, kan? Ama temen yang kamu sayangi, kamu pengennya bantu dia, peduli ama dia, berempati ama ceritanya. Bandingin ama perlakuanmu dengan temen yang kurang kamu sukai. Kamu pasti nggak pengen deket-deket, males ketemu dia, bahkan sampe menghindar. Gitu juga ama perlakuanmu dengan orang yang kamu nggak kenal sama sekali. Kamu pasti bersikap cuek aja en nggak peduli selama kamu belum mengenalnya.

Jadi sobat gaulislam, kalo kita mo mengubah tingkah laku seseorang—bahkan masyarakat—dari rendah jadi tinggi or mulia, maka tidak bisa tidak, kita kudu mengubah pemikiran en pemahamannya terlebih dahulu. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka.” (QS ar-Ra’d [13]:11)

Kebangkitan yang paling nyata en mudah kita pahami tentu aja kebangkitan seperti yang dialami bangsa Arab saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang membawa Islam en hidup di tengah-tengah mereka. Coba deh bayangin, orang-orang Arab yang semula hidupnya jahiliyah abis, jadi super duper mulia karena Islam. Yang tadinya mereka biasa dengan membunuh anak-anak perempuan di bawah umur, berzina, melecehkan budak, mabuk-mabukan dengan khamr en kegiatan-kegiatan jahiliyah lainnya, menjadi penduduk yang pada akhirnya berhasil mencapai derajat gilang gemilang super duper keren bin fantastis..

Begitulah kebangkitan dalam Islam. Islam udah ngebuktiin mampu meraih kepemimpinan dua Imperium yaitu Roma dan Persia. Islam juga mampu menguasai hampir dua pertiga dunia saat itu. Begitulah, Islam udah sukses membuat kebangkitan menjadi kebangkitan yang sempurna, kebangkitan yang sesungguhnya, kebangkitan yang memuliakan negara maupun penduduk yang berada di bawah naungannya. Jadi, sayang banget kalo ada orang yang justru ragu dengan kebangkitan yang buktinya nggak bakal bisa dibantah meski sering berusaha ditutup-tutupi oleh pihak-pihak yang nggak benci kepada Islam.

 

Islam itu, lebih dari cukup

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Pernah denger istilah killer statement? Oke, killer statement adalah segala bentuk pernyataan yang dikeluarkan seseorang, baik sadar atau nggak tapi bikin melukai en bisa bikin rusak mental maupun semangat orang lain. Jadi kebayangkan kalo sampai killer statement ini dikeluarkan seseorang pada orang lain en sampai ngaruh ke orang itu. Misalnya orang tersebut sampai shock, depresi, stress atau sakit ingatan gara-gara pernyataan seseorang.

Misalnya nih ada seseorang yang sehat en baik-baik saja, tiba-tiba ada yang bilang kalo dia kelihatan sakit en orang yang bilang tadi, ngomongnya meyakinkan banget. Kalo yang bilang satu orang mungkin masih nggak ngaruh. Bayangin, kalo yang ngomong lima orang atau sepuluh orang. Orang yang sehat tadi lama-lama akan meyakini kalo dia emang nggak sehat alias sakit. Nah tuh, apa itu bukan namanya penzaliman luar biasa? Itu sebabnya, hati-hati ya kalo bicara ato bikin pernyataan. Karena menurut penelitian, kata-kata ternyata punya kuasa. Maksudnya bisa bikin orang bangkit atau justru menjatuhkannya. Kata-kata positif akan membuat struktur molekul seseorang bergetar (jiiaaah!) dan menjadi bersemangat. Tapi kata-kata negatif bikin imun (daya tahan tubuh) seseorang menurun sehingga jadi rentan sakit.

Sobat gaulislam, nyadar nggak sih kalo selama ini kaum muslimin itu sering ngedapatin killer statement dari pihak-pihak yang musuhin Islam. Islam dikatain agama yang mengekang perempuan gara-gara muslimahnya wajib pake kerudung en jilbab serta dilarang melakukan perjalanan jauh tanpa mahramnya. Ini jelas-jelas pernyataan yang kejam. Justru jilbab en kerudung serta larangan bepergian jauh tanpa mahram itu bentuk perlindungan Islam ama perempuan. Liat deh, daging atau sayuran yang dijual di pasar nggak ditutup-tutup, eh malah dilalatin. Harganya kebanting. Bandingin dengan daging en sayuran yang ditutup pake plastik atau aluminium foil en dijual di supermarket, jauh lebih mahal, kan?

Itu baru masalah pakaian. Belum lagi pernyataan yang bilang kalo Islam itu kuno, jadul. Jangan terlalu banyak mengkaji Islam, entar terlalu banyak aturan. Jangan masuk rohis, entar jadi teroris. Wadew, stop-stop! Jangan terpengaruh ya. Ini nih yang namanya killer statement. Ingetin juga ama sodara muslim kita yang lain jangan percaya ama pernyataan kejam kayak gitu. Islam itu justru modern. Tahu penyelesaian setiap masalah umat manusia seluruhnya, dari yang kecil sampe yang besar. Itu tuh ajaran yang keren banget. Begitu juga dengan aturan-aturannya. Untuk sekolah aja nih ya, sekolah yang banyak aturannya (bukan banyak hukumannya), berarti manajemennya bagus. Layak dapat predikat sekolah favorit. Apalagi sebuah agama sekaligus ideologis yang diperuntukkan bagi seluruh alam. Pastilah harus memiliki sejumlah aturan supaya nggak saling tubruk atau kacau balau. Orang yang nggak mau diatur ama Islam itulah yang justru kacau balau. Pelaku maksiat tuh. Hehehe.. bukan nuduh, tapi kenyataan.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, percayalah, ajaran Islam itu udah lebih dari cukup. Nggak ada yang lebih sempurna dari Islam. Buat kamu yang udah ngerti Islam, en udah berusaha bangkit dengan en untuk Islam, jangan lupa ngingetin temen-temen yang belum ngeh gimana aturan Islam. Supaya kita nggak selamat sendiri. Inget lho, surga itu luas banget en cukup buat semua umat manusia. Bukankah orang yang paling baik adalah paling banyak manfaatnya? Sesuai sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya), “Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kitalah sebenarnya yang paling berhak bangkit. Menjadi manusia terbaik, yang mampu menggenggam dunia ini, daripada mereka yang ingkar. Kita kudu ngakuin bahwa segala potensi dan kesuksesan itu adalah anugerah dan karunia Allah Ta’ala, Zat Maha Pencipta dan Maha Penguasa atas jagat raya alam semesta dan segala isinya ini.

So, nunggu apalagi? Buruan bergerak menuju kebangkitan yang diinginkan. Oya, kebangkitan hakiki alias sejati, hanyalah ketika pikiran dan perasaan kita meyakini dan mengamalkan bahwa Islam satu-satunya alasan dan tujuan dari kebangkitan yang hakiki. Kebangkitan Islam? Yup, sebab kalo cuma kebangkitan nasional, itu mah cetek banget!

Nah, dari semua penjelasan tadi, kalian jadi ngeh kan, kalo bangkit bersama Islam itu bukan hanya boleh atau sunnah, tapi wajib! [Wita Dahlia I Twitter @WitaDahlia]

1 thought on “Bangkit Itu Wajib, Lho!

Comments are closed.