gaulislam edisi 416/tahun ke-8 (28 Dzulhijjah 1436 H/ 12 Oktober 2015)
Alhamdulillah, bisa jumpa lagi ya sobat gaulislam. Nah, kali ini kita bakalan ngobrolin, atau tepatnya ngasih sedikit nasihat buat para muslimah. Nasihat apa? Ya, baca aja sampai tuntas. Sebagai gambaran, ini nasihat buat muslimah dalam pergaulannya dengan para remaja cowok. Maklumlah, banyak cowok yang suka iseng, dari mulai menggoda sampai menggado (idih, serem!). Malah ada cowok yang berani pegang-pegang bagian tubuh para cewek muslimah. Hati-hati dan waspada, Sis. So, siap-siap ya. Buka kupingnya lebar-lebar (hehehe.. malah jadi ngeguruin nih!).
Langsung aja ya, nggak pake subjudul segala.Tapi saya mau buat poin per poin aja. Nih, supaya kamu nggak digoda cowok iseng, kamu harus memperhatikan tips di bawah ya:
Pertama, Membekali otak dengan pemikiran Islam yang kuat. Nggak hanya kuat lho, tapi kudu utuh dan menyeluruh. Mulai dari akidah sampai syariat, dari mulai syakhsiyah (kepribadian) sampai dakwah. Pokoke, semuanya Islam, nggak boleh yang lain. Karena semua tindak-tanduk kita dalam kehidupan ini selalu sesuai dengan pemahaman kita tentang perbuatan tersebut. Sebagai contoh, bagi anak cewek yang ngerti dan paham Islam, ketika ada cowok yang berani menggoda dirinya, maka ia akan sewot bin murka. Begitu pun dengan anak cowok yang udah paham dengan ajaran Islam, ketika melihat anak cewek, akan malu dengan menjaga pandangannya. Jadi memang dua-duanya (anak cewek dan anak cowok) kudu diisi dengan aturan-aturan Islam. Berarti harus mempelajari Islam.
Alhamdulillah saya sudah merasa senang dengan perkembangan remaja Islam saat ini, yang memang udah mulai pengen tampil islami. Cuma sayangnya, seringkali nggak didukung dengan pemikiran yang islami pula. Semoga saja nanti bukan cuma modal semangat, tapi juga modal ilmu pengetahuan Islam.
Itu sebabnya perlu diwaspadai, bahwa suasana ini bukan berarti tanpa batu sandungan. Maraknya ‘aksesoris’ Islam yang dikenakan remaja bukan tanpa masalah. Persoalannya adalah, sejauh mana remaja gandrung dengan Islam. Apakah sebatas tren saja atau memang murni muncul dari kesadaran? Ini yang harus perhatikan. Bila itu terbukti cuma tren, tanpa didukung dengan kesadaran dan pasokan tsaqofah yang kuat, bisa berbahaya. Kenapa? Bukan tak mustahil bila kemudian geraknya seperti gaya dewa mabok alias acak-acakan (random move), lalu ambruk dan nggak bangkit lagi. Menyakitkan!
Jadi gimana, dong? Gini sobat, kita tentu gembira dengan prestasi sebagian dari kamu yang getol menyuarakan Islam. Itu sudah kemajuan tersendiri di tengah haru-birunya budaya Barat yang meracuni pemikiran dan gaya hidup remaja seusia kamu. Artinya, semangat kamu yang menyala-nyala untuk mendakwahkan Islam harus didukung dengan tsaqofah Islam yang tinggi. Dengan kata lain, jangan cuma semangat doang. Tapi harus ada ‘isi’nya. Supaya nggak diledekin dengan peribahasa Tong kosong nyaring bunyinya.
Semangat kamu memakai jilbab, harus didukung pula dengan kajian Islam yang benar. So, ketika kamu mengenakan jilbab, pastikan bukan cuma ikut-ikutan atau karena latah mengikuti mode yang berkembang. Tapi harus dipahami sebagai sebuah kewajiban bagi seorang muslimah.
Nah, mengisi otak kita dengan pemikiran Islam yang kuat, benar, dan utuh insya Allah akan menyelamatkan kita. Ini sebagai langkah awal untuk memberikan pengertian kepada remaja, baik yang puteri maupun yang putera. Karena kalo udah ngerti hukum mah biasanya akan selalu hati-hati dalam berbuat. Termasuk akan mikir beribu kali hanya untuk menggoda atau saling ngisengin aja. Percaya deh.
Kedua, para muslimah harus berpakaian yang menutup aurat, supaya anak cowok yang super iseng nggak ada peluang untuk menggoda. Kalau kamu udah berjilbab, tapi anak cowoknya ‘nyelonong’ terus, berarti yang perlu ‘digares’ adalah anak cowoknya. Maka kembali ke tips yang pertama, anak cowok kudu belajar Islam juga.
Benar. Memang kudu ada kerjasama antara kedua belah pihak. Terus sedikit pesan nih buat anak cewek yang udah berjilbab, tolong dong untuk memperhatikan juga pergaulan dan sikapnya. Sebab, busana muslimah, jilbab, adalah juga simbol identitas. Simbol pembeda antara yang benar dan salah.
Memakai busana muslimah sekaligus merupakan simbol mental baja pemakainya, lho. Gimana nggak, dalam kondisi masyarakat yang rusak binti amburadul ini masih ada orang yang berani tampil dan bangga dengan jilbab. Sebab, di kota-kota besar dan di desa-desa wanita-wanita udah merasa betah berbusana modern yang anti-menutup aurat. Padahal, sebenarnya para wanita “karir” modern itu sedang menutupi kelabilan pribadinya dengan menyandarkan busana dan dandanannya kepada arus mode.
Jadi jelas, di tengah kondisi masyarakat yang memuja kebebasan, di dalam arena kehidupan yang kusut bin suram ini pemakai busana muslimah adalah orang-orang yang bersemangat pantang menyerah. Ia tak gentar melawan kemunafikan, mereka tak takut melawan arus, berani tampil beda dalam kebenaran.
Inilah jilbab. Inilah identitas muslimah. Inilah perjuangan mereka melawan hegemoni budaya tak beradab. Dan jilbab menggelorakan emosi: emosi membela Islam, umat, dan dakwahnya. Maka sungguh aneh apabila wanita berjilbab tidak marah kepada Israel, Amerika, dan sekutu-sekutunya yang doyan menghancurkan Islam. Sungguh hueran pula, bila ada wanita berjilbab yang tidak sedih saat membaca berita penderitaan saudara-saduaranya di Palestina, Afghanistan, Irak, dan negeri Islam lainnya (termasuk di negeri sendiri). Juga sebaliknya, sungguh tragis ada jilbaber kok sempet-sempetnya histeris nonton Bon Jovi manggung.
Sobat gaulislam, seharusnya, jadikan citra jilbab dalam perspesi sosial umum sebagai kebaikan; sopan, ramah, kalem, tahu agama, alim dan sebagainya. Jadi, seperti kata Kefgen dan Touchie-Specht, bahwa busana adalah “menyampaikan pesan”. Kamu menerima pesan di balik busana orang, kemudian merespon sesuai persepsi sosial kamu. Insya Allah jika sudah kuat dalam membentengi diri, cowok juga mikir-mikir sebelum ngegodain kamu. Yakin itu.
Ketiga, jangan memberi ‘harapan’, apalagi harapan palsu. Maksudnya, bila nggak mau digoda, kamu jangan memancing anak cowok untuk keluar dari sarangnya dan siap ‘menerkam’ kamu. Misalnya saja, gaya jalan kamu jangan ugal-egol nggak karu-karuan. Itu bisa memancing gairah anak cowok untuk menggoda dan bahkan berbuat jahat. Hati-hati!
Harap hati-hati juga lho, meski kamu nggak tampil heboh dengan dandanan yang bisa menggoda birahi kaum Adam, tapi kalo kamunya tepe alias tebar pesona bisa gawat juga tuh. Bener. Dan itu bisa berarti memberi harapan. Paling nggak, ngasih jalan.
Hati-hati juga dengan pandangan, karena ini bisa memicu untuk berbuat nekat dan bahkan jahat. Itulah sebabnya Islam memberikan aturan yang demikian mendalam mengenai pandangan mata ini. Saya kutip neh beberapa bagian dari buku saya yang judulnya Jangan Nodai Cinta, bahwa aturan yang diberikan Islam itu tidak lain untuk menciptakan pergaulan yang sehat dan menyelamatkan umat manusia. Terbukti hingga kini berbagai macam kejahatan seksual juga dimulai dari pandangan; bisa berupa pandangan langsung ataupun pandangan tidak langsung, seperti menyaksikan film porno, gambar-gambar yang tidak senonoh, dsb. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pandangan mata itu (laksana) anak panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis. Barangsiapa menahan pandangannya dari keindahan-keindahan wanita, maka Allah mewariskan kelezatan di dalam hatinya hingga hari ia bertemu denganNya” (HR Ahmad)
Pada masa masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ada seorang pria sedang berjalan-jalan ketika kemudian ia melihat seorang wanita yang menarik perhatiannya. Wanita itupun memandangnya. Syetan kemudian membisikkan godaan pada keduanya hingga keduanya terus bertatapan sampai-sampai pria itu tidak menyadari bahwa ada dinding di hadapannya.
Akhirnya ia menabraknya dan hidungnya terluka. Ia berkata, “Demi Allah aku tidak akan menghapus darah sampai aku mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memberitahukan pada beliau tentang kejadian ini.” Ketika ia berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan peristiwa tersebut Allah Ta’ala pun menurunkan ayat 30-31 dari surat an-Nuur: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya,”
Sejak saat itu kaum muslimin diperintahkan untuk saling menjaga pandangan yang dapat memunculkan syahwat mereka.
Sementara itu kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu. beliau juga bersabda: “Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan dengan pandangan lagi, karena yang pertama menjadi bagianmu dan yang berikutnya bukan lagi untukmu (menjadi dosa)”(HR Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud)
Jadi jelas sobat gaulislam, pandangan mata bisa memberikan peluang bagi mereka yang nggak kuat iman untuk melakukan kegiatan lain, misalnya dengan menggoda. Awalnya menggoda, lama-lama bisa berani berbuat jahat. So, jaga diri masing-masing ya.
Oke deh, ini sekadar nasihat sederhana aja buat para muslimah, sekaligus buat para remaja cowoknya. Semoga bermanfaat. [O. Solihin | Twitter @osolihin]