Friday, 22 November 2024, 01:49

gaulislam edisi 436/tahun ke-9 (20 Jumadil ‘Ula 1437 H/ 29 Februari 2016)

 

Cinta. Yap, ngomongin soal cinta memang nggak ada habisnya. Meski secara tulisan cuma pake 5 huruf tapi kata ‘cinta’ selalu menarik buat dibahas. Oh ya? Buktinya, buletin kesayangan kamu ini masih mau ngebahas. Udah tema langganan soalnya. Hehehe. Lagian masih ada aja tuh yang nanya soal cinta lewat rubrik “curhat dong’ di buletin edisi cetak. Kadang, bosen juga sih. Cinta deui, cinta deui. Dunia ini kan luas en banyak isinya. Masih aja ngebahas cinta? Hehehe… But, it’s no problem. Karena fakta membuktikan ternyata masih banyak yang salah kaprah mengartikan cinta. Terutama sih remaja. Valentine’s Day kemaren, misalnya. Hayo, siapa tuh yang masih ikutan? Ayo ngaku! Valentine’s Day yang kata orang sebagai hari kasih sayang, hari cinta. Tapi kok cuma tiap tanggal 14 Februari sih? Yang namanya cinta mah ya tiap hari dong. Eh, udah ah, kok jadi bahas Valentine’s Day ya? Gubraak!

Sobat gaulislam, apa itu cinta? Zaman sekarang penjelasan begituan mah mudah ditemukan di majalah, tabloid, buletin, televisi maupun pendapat orang. Anak SD aja tahu kali. Beneran? Berarti yang lebih tinggi dari SD udah pinter dong. Yoi, cinta itu rasa suka sama cowok. Sayang-sayangan, mesra-mesraan dan ujungnya pacaran, kan? Wiihh, hebat! Give applause!. Eh, tunggu! Yakin cuma itu? Katanya cinta itu luas? Bro en Sis, semua orang juga tahu istilah cinta. Tapi ternyata soal maknanya masih banyak anak SD, SMP, SMA bahkan yang kuliah pada belum paham. Yang tadi disebutin juga nggak salah kok. Cuma kalo cinta diartikan sebatas rasa suka sama cowok ya nggak segitunya juga kali. Kebangetan itu mah. Di mana letak luasnya coba?

Kalo kamu punya KBBI alias Kamus Besar Bahasa Indonesia silahkan dicek deh. Penjelasan di sana banyak tuh. Kalo kamusnya ketinggalan di rumah atau masih nangkring di perpus dan toko buku saya kasih nih ringkasannya. Baca satu-satu ya.

cin·ta a 1 suka sekali; sayang benar: orang tuaku cukup – kpd kami semua; — kpd sesama makhluk; 2 kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan): sebenarnya dia tidak — kpd lelaki itu, tetapi hanya menginginkan hartanya; 3 ingin sekali; berharap sekali; rindu: makin ditindas makin terasa betapa — nya akan kemerdekaan; 4 kl susah hati (khawatir); risau: tiada terperikan lagi — nya ditinggalkan ayahnya itu;

bebas hubungan antara pria dan wanita berdasarkan kemesraan, tanpa ikatan berdasarkan adat atau hukum yg berlaku; — monyet (rasa) kasih antara laki-laki dan perempuan ketika masih kanak-kanak (mudah berubah); ber·cin·ta v menaruh (rasa) cinta: yg muda yg ~; ber·cin·ta-cin·ta·an v bersuka-sukaan; berpacar-pacaran; ber·cin·ta·kan v 1 kasih sayang kpd; berahi kpd: krn banyaknya lelaki yg ~ dia, dia menjadi sombong; 2 berharap-harap (ingin) akan; merindukan: dia sakit krn ~ anaknya yg sedang merantau; 3 kl bersedih hati (akan); berduka cita (akan); men·cin·ta v 1 kasih (kpd); 2 kl bersedih hati; selalu mengingat (akan); menyesal; men·cin·tai v menaruh kasih sayang kpd; menyukai: dia sangat ~ adikku; aku ~ negeriku dan menghormatinya;

Banyak kan penjelasannya? Itu masih diringkas loh. Penjelasan soal cinta juga ada di dalam al-Quran. Firman-Nya (yang artinya): “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali ‘Imran [3]: 14)

Rasa cinta adalah pemberian dari Allah Ta’ala. Cinta itu anugerah dari-Nya. Kebayang kalo manusia nggak punya rasa cinta. Bumi ini akan hampa. Manusia saling membenci dan bisa saling membunuh. Itu sebabnya, kita harus bersyukur. Ayat tadi juga menjelaskan bahwa makna cinta itu luas yaitu kepada apa-apa yang diingini. Kepada wanita dan anak-anak. Coba lihat, setiap laki-laki normal suka dengan wanita. Begitu pun sebaliknya. Kemudian menikah dan dikaruniai anak. Orangtua pasti mencintai anak-anaknya. Anak-anaknya juga cinta dengan orangtuanya. Itu bagian dari naluri.

Mencintai suatu benda juga naluri. Apalagi kalo didapat dengan cara yang nggak gampang alias butuh dana, usaha dan perjuangan. Siapa coba yang nggak sayang? Zaman dulu kuda dipakai sebagai sarana transportasi utama. Belum ada tuh mobil dan motor. Hewan kayak sapi, kambing, kerbau, ayam dan bebek bisa dijual buat menafkahi keluarga. Walaupun ada juga yang dijadikan hewan peliharaan. Malah sampai ada yang memperlakukan hewan layaknya manusia. Dimandiin, dibajuin, disuapin dan diajak main. Saking sayangnya.

Oya, siapa sih yang nggak seneng punya lahan kebun atau sawah? Bisa nanem bunga, sayuran atau buah-buahan. Hasilnya bisa buat makan dan dijual. Wah, saya aja mau. Supaya hasilnya bagus kudu dirawat baik-baik. Jangan sampai deh bunga, buah atau sayur yang kita tanem jadi rusak diserang hama. Cinta perhiasan seperti emas, perak, mutiara dan berlian juga bagian dari naluri. Perhiasan termasuk benda yang harganya mahal. Yang punya pasti bakalan sayang. Rugi banget deh kalo hilang. Saya juga sayang sama cincin, walau cuma satu dan beberapa karat aja, hehehe…

Nah, kamu pasti punya benda yang disayang, kan? Saya punya boneka panda kesayangan. Ada jilbab, kerudung, sepatu dan lainnya. Wah, jadi jualan nih. Tapi tentu aja rasa cinta kepada benda mati nggak terbalaskan. Yaiyalah, nggak ada ceritanya benda mati cinta sama manusia. So, udah jelas kan kalo cinta itu luas. Nggak sebatas hubungan sama lawan jenis. Bener banget!

 

Saat cinta berbuah petaka

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Cinta memang anugerah. Punya rasa cinta pun udah fitrah manusia. Tapi kudu hati-hati dalam mengekspresikannya. Jangan sampai diekspresikan sesuai hawa nafsu aja. Contohnya ya pacaran. Kamu juga tahu kali pacaran itu dilarang dalam Islam. Minimal ya pernah denger gitu. Hah? Baru tahu? Oh mungkin kamu pembaca baru buletin ini. Wah, sebagai muslim sih harusnya udah pada tahu kalo pacaran itu haram. Gimana pun bentuknya tetep aja perbuatan maksiat. Berbuah petaka alias dosa euy. Mau jaraknya deket atau jauh. Mau ngobrol langsung atau chatting lewat medsos.

Pacaran itu pintu gerbang perzinaan. Jangan salah, yang namanya pacaran itu banyak maunya. Awalnya cuma pegangan tangan, terus pelukan, ciuman lanjut deh ke zina atau seks bebas. Setan udah berhasil tuh menggoda. Ih, na’udzubillah min dzalik. Padahal Allah Ta’ala udah mewanti-wanti kita loh seperti dalam firman-Nya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Israa [17]: 32)

Tuh, kan. Mendekatinya aja udah dilarang Bro en Sis. Artinya, cinta yang diekspresikan lewat pacaran itu udah melanggar aturan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Bukan ekspresi cinta yang bener karena lebih didominasi oleh nafsu yang buruk. Itu sebabnya, jangan sembarangan mencintai tanpa aturan. Loh, terus gimana dong kalo saling suka? Ya menikah. Itu solusi keren dari Islam. Mengikat hubungan yang sah dan halal dalam pernikahan. Siap nggak tuh? Tapi buat kamu yang masih sekolah fokus belajar dulu deh. Terutama belajar Islam. Soal jodoh kan Allah Ta’ala yang mengatur. So, tinggalin tuh pacaran. Siip!

 

Cinta sejati

Sobat gaulislam, banyak yang masih betah dan enjoy berpacaran. Termasuk di dalamnya remaja muslim. Sebagian mengira bahwa cinta yang selama ini diekspresikannya itu adalah cinta sejati. Nggak akan terpisah meski maut menghampiri. Halah, memang yakin dia jodohmu? Kayaknya masuk jenjang pernikahan juga belum tentu deh. Bener. Buktinya ada loh yang udah bertahun-tahun pacaran tapi malah nggak nikah-nikah. Ujung-ujungnya putus. Udah bosen kali. Iyalah, wong pacarannya aja bertahun-tahun. Gimana coba kalo sampai tekdung (hamil) duluan? Udah gitu si doi nggak mau tanggung jawab lagi. Duh, udah mah numpuk dosa bertahun-tahun, kehormatan terlanjur dinodai dan ujungnya ditinggalin. Hiks, hiks.. Itu artinya pacaran memang nggak menjamin orang lanjut ke pernikahan. Catet tuh!

Apalagi pacaran ala anak SD, SMP atau SMA. Abis lulus, masuk sekolah baru. Ketemu wajah-wajah baru termasuk yang kinclong dan tampangnya ok. Terus naksir deh. Udah deh yang lama siap-siap diputusin. Sibuk pacaran dan akhirnya nilai jeblok. Waktu lebih banyak dihabisin dengan si doi. Sebagian teman kita pake logika ngawur, bahwa pacaran bisa nambah semangat belajar. Bisa belajar bareng pula. Hah? Siapa bilang? Ini sih ngeles namanya. Belajar itu harus diniatkan karena Allah Ta’ala, Bro. Buat dapat ilmu dan pahala. Bukan karena pacar. Nggak bener tuh. Cinta kepada lawan jenis wajib pake tuntunan Islam. Nggak pacaran, berzina dan hal terlarang lainnya. Please, jangan nodai cinta!

Cinta sejati adalah cinta kepada Allah Ta’ala, kepada Rasulullah saw, orangtua, diri sendiri dan kepada segenap kaum muslimin. Tentunya harus sesuai aturan Allah Ta’ala dan diniatkan buat mengharap ridho-Nya. Itulah makna cinta sejati. Kekal dan berlanjut bahkan setelah ajal menjemput yaitu dalam surga-Nya. Itu pun kalo masuk. Mau? Pastinya dong. Aamiin. Cinta kepada hewan, perhiasan, rumah, ladang tanaman dan benda lainnya juga wajib sesuai aturan-Nya. Jangan berlebihan. Jangan sampai melenakan dari perintah dan larangan Allah. Karena ada loh orang yang cinta banget harta sampai mati pun dibawa tuh hartanya. Seorang pecinta motor asal AS dikubur dengan posisi duduk di atas motor Electra Glide keluaran 1967. Lengkap dengan jaket kulit hitam, helm putih, kacamata hitam dan sepasang sarung tangan. Weleh, weleh. Kebangetan banget ya. Amit-amit deh!

Maka, jadikan cinta sebagai sarana buat mengharapkan ridho Allah. Semoga rasa cinta itu nggak jadi bumerang yang menjerumuskan ke jurang neraka. Ingat, mencintai itu nggak sembarangan. Mencintai itu dengan dilandasi keimanan. Dan makna cinta lebih luas dari daun kelor. Duh, maksain banget ya. Hehehe. So, mencintailah sesuai dengan aturan Sang Pemilik Cinta yaitu Allah Ta’ala. Semangat! [Muhaira | Twitter @az_muhaira]

1 thought on “Cinta Itu Luas

  1. Cinta sejati ada hanya pada Allah
    Cinta Hakiki ada hanya pada Allah
    Cinta yang Abadi itu cinta-Nya
    Cinta yang Suci itu Cinta-Nya

    Cinta pada Allah itu melebih indahnya cinta pada sesama
    Cinta pada Allah itu janjinya pasti

    emang luas cinta itu…tak tergambarkan…

Comments are closed.