Friday, 22 November 2024, 07:11

gaulislam edisi 457/tahun ke-9 (20 Syawal 1437 H/ 25 Juli 2016)

 

Sobat gaulislam, judul buletin kesayangan kamu ini kesannya cewek banget ya. Kali ini memang yang dibahas seputar muslimah. Buat kamu yang cowok nggak usah berpaling gitu ah. Apalagi sampe galau. Tenang, Insya Allah tetap menarik dan bermanfaat kok. Dih, PD amat! Bener deh. Siapa tahu ada yang punya adik atau kakak cewek. Nah, bisa tuh jadi cerminan dan bahan dakwah. Oke?

Ngomongin soal muslimah, ada apa memang? Memang ribet dan banyak cabangnya. Apalagi kalau soal gaya. Beuh, kamu juga tahu sendirilah gimana gaya muslimah zaman sekarang. Mulai dari pakaian, aksesoris, makanan, minuman, pergaulan, gadget dan lain sebagainya. Nah, yang bikin ribet kalau sudah dipretelin satu-satu. Misalnya aja soal pakaian. Sebagai muslimah kan wajib menutup aurat. Salah satunya dengan kerudung dan jilbab (gamis). Alhamdulillah nih sekarang makin banyak cewek yang berbusana muslimah. Meski ada juga sih yang pake pas lebaran doang. Iya kan? Di hari raya Idul Fitri memang banyak yang tampil dengan pakaian muslimah. Mulai dari anak-anak, remaja, ibu-ibu atau nenek-nenek sekalipun. Sampe seragaman dengan keluarga. Ayo, siapa tuh?

Faktanya, model kerudung dan jilbab ini bermacam-macam. Kerudung aja ada yang dililit-lilit, diputer-puter dan ditusuk jarum sana-sini. Memangnya akupuntur? Hehe, ribet amat ya. Orang bilang sih gaya hijaber gitu. Nah, hijaber ini yang jadi booming di kalangan muslimah. Hijaber itu panggilan buat cewek yang pake hijab. Hijab disamakan dengan kerudung. Padahal dari segi arti sih beda. Di Instagram muncul para hijaber yang berlomba meng-upload foto. Tutorial hijab di YouTube bejibun. Respon dari masyarakat ternyata luar biasa. Para artis juga banyak jadi hijaber. Beberapa di antaranya membuat rancangan sendiri dan terkenal hingga  ke luar negeri. Berbagai gaya dan model hijab dikenalkan. Makanya tuh sampe ada hijab ala Fathin, Dewi Sandra, Zaskia Sungkar, Risty Tagor atau Oki Setiana Dewi.

Dengan banyaknya fans dan penkmat acara tv membuat hijab ala artis berkembang cepat dan jadi tren. Antusiasme para muslimah ini tentu aja dimanfaatkan oleh pelaku bisnis untuk mencari keuntungan. Salah satunya dengan menjadikan artis tertentu sebagai model.

Oya, yang nggak ketinggalan adalah make up dan aksesoris. Pakaian disesuaikan dengan make up, sepatu, tas dan perhiasan. Belum gadgetnya. Pokoknya dibuat supaya matching, nyambung dan cucok deh. Begitulah gaya hijaber. Penampilan saat kuliah, kerja, hangout atau ke pesta juga berbeda. Hmm.. yang nggak habis pikir, ternyata ada gaya hijab untuk cewek tomboy. Wackss… gimana ceritanya coba?

Sobat gaulislam, respon dari para muslimah memang luar biasa. Celakanya, banyak di antara mereka yang mengikuti gaya fashion hijaber dan artis yang kebanyakan modelnya modern, modis dan trendi. Sudah dipermak macam-macam. Nggak syar’i tentunya. Akhirnya orang memakai pakaian muslimah karena pengen terlihat cantik, dibilang modis dan ikut tren. Bukan karena kesadaran dan keimanan. Kalau gini kan bahaya, Sis!

 

Sukanya yang serba instan

Nggak bisa dipungkiri Sobat, globalisasi berpengaruh banget dalam kehidupan saat ini. Termasuk maraknya makanan dan minuman asing yang ternyata disukai masyarakat kita. Begitu pun muslimah. Nongkrong di cafe atau restoran siap saji usai bubar sekolah, kuliah atau pulang kerja sudah jadi tren gaya hidup remaja dan eksekutif sekarang ini. Menyantap makanan dan minuman ala Barat yang siap saji. Fast food. Makanan seperti pizza, burger, spaghetti, ayam dan kentang goreng sudah nggak asing lagi. Minumannya ya nggak jauh-jauh dari soda, kopi dan es krim.

Makanan Korea dan Jepang juga sedang tren. Para muslimah yang kena demam Korea atau Jepang–baik yang suka dengan drama, musik dan idolain artisnya–pasti pengen juga nyobain kuliner dari negara itu. Mau makan dorayaki, ramen atau sushi nggak usah ke Jepang dulu. Toh sudah banyak yang jual. Makanan Korea seperti kimchi, kimbab atau ramyeon juga bisa asal mau nyari aja. Tuh, siapa mau coba? Nanti bagi-bagi ya. Hehe…

Makanan Indonesia ada juga yang sedang tren. Pernah denger martabak Mutant nggak? Nah, itu adalah martabak dengan kombinasi toping kopi, keju, susu, green tea, selai buah, kacang, dan bubuk sari. Martabak Mutant, Torbello dan Nutela ramai dibicarakan di sosial media. Nggak tahu deh rasanya gimana. Soalnya baru lihat fotonya doang di internet. Gubraak!

Bro en Sis rahimakumullah pembaca setia gaulislam. Banyak orang yang suka dan nyaman berada di cafe atau restoran siap saji. Mungkin di antaranya kamu yang muslimah. Apa karena ada akses wi-fi gratis ya? Hihi, ketahuan deh yang nyengar-nyengir. Apa makanan dan minumannya memang enak? Hmm bisa jadi. Dijamin halal nggak tuh? Gimana kalau ayamnya bukan hasil disembelih dengan nama Allah? Kita nggak tahu yang motong siapa, prosesnya gimana, bahan campurannya apa. Jangan sampe dicampur minyak dan daging babi, lagi. Orang Barat, Jepang dan Korea kan biasa makan yang begituan. Nah, jadi makanan yang seperti itu belum jelas halal haramnya.

Makan di restoran cepat saji atau minum kopi di cafe bisa mendorong orang jadi konsumtif loh. Gimana nggak, harga kopi aja berkisar Rp 18.000 hingga Rp 30.000 per gelas. Itu baru kopi doang. Belum makannya. Sesekali sih wajar ya. Tapi gimana kalau keseringan atau sampe tiap hari misalnya? Bisa jebol tuh isi dompet. Anak sekolah yang ngandelin duit dari ortunya mungkin nggak peduli. Bisa jadi ortunya yang nyuruh dan ngasih contoh. Duh, sayang amat duitnya, Non! Boros, tahu! Mendingan beli makanan untuk dibagikan ke orang yang kelaparan. Setuju?

 

Gaya pergaulan Muslimah

Oya, sepertinya belum cukup kalau cuma bahas fashion, makanan atau minuman. Yang nggak kalah penting adalah dari sisi pergaulan baik dengan sesama muslimah atau lawan jenis. Salah satu yang membuat prihatin adalah budaya ngerumpi. Ngomongin orang lain. Biasanya sih yang cewek nih. Mending ya kalau kebaikan orang yang diomongin. Kebanyakan kan yang namanya rumpi atau gosip pasti soal kejelekan orang lain. Kadang, aib keluarga sendiri jadi bahan omongan. Astaghfirullah. Kebiasaan suka ngerumpi ini tentu aja salah. Firman Allah Ta’ala:“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS.Al-Hujuraat [49]: 12)

Pergaulan dengan lawan jenis. Meski sudah memakai kerudung atau jilbab faktanya masih ada muslimah yang suka bergaul dengan lawan jenis. Temenan dengan mereka. Nongkrong ke mal bareng mereka. Pergi ke bioskop (malah banyak tuh remaja muslimah yang ke bioskop pake cadar dan foto selfie pula), nonton konser idol dan pertandingan sepak bola, nyanyi-nyanyi di acara kampus atau sekolah atau di café, refreshing misalnya jalan-jalan ke pantai atau naik gunung juga rame-rame laki-perempuan. Campur baur deh. Pemandangan seperti ini memang sudah nggak aneh. Bahkan nggak sekadar temenan loh tapi pacaran.

Pergaulan di dunia maya pun sama. Di Facebook temenan dan saling komentar dengan akrabnya. Ujungnya chatingan. Muslimah pun ada yang begitu. Belum lagi soal gaya narsis dan hobi tampil centil di depan kamera. Lalu di-upload dan bertebaran deh di Instagram. Muslimah berkerudung tapi upload foto dengan gaya seperti itu mah salah juga. Bahkan ada yang kelihatan auratnya. Tampil seksi dengan pakaian yang serba ketat. Mukanya dipakein make up tebal. Menor. Jadi menarik kalau dilihat lawan jenis. Eh, padahal mah hasil editan. Oalala… Lebih parah lagi kalau sampe suka pesta hura-hura, merokok, dugem, konsumsi obat-obatan terlarang dan seks bebas. Ini sih amat sangat parah. Naudzubillah min dzalik.

Sobat gaulislam, gaya muslimah yang sudah dijelaskan tadi sebenarnya adalah serangan Barat terhadap umat Islam. Mereka berusaha menghancurkan kita dengan 4F (Fun, Fashion, Food, Faith) dan 4S (Sing, Sex, Sport dan Smoke). Artinya terjemahin sendiri deh. Namun yang jelas, itu semua bisa melenakan dan menjauhkan kita dari Islam. Lah, terus gimana? Makanya cintai dan harus bangga dengan Islam. Sebagai muslimah kita terikat dengan ajaran Islam. Segala hal sudah diatur dengan jelas. Tentunya untuk menuntun kita ke jalan kebenaran. Bukan hal yang mudah memang. Namun kita bisa mengawalinya dengan mendalami Islam. Mengikuti kajian keislaman.

 

Gaya hidup islami

Umat Islam berbeda dengan umat lainnya. Gaya hidupnya pun nggak boleh bertentangan dengan Islam. Gaya hidup kita bukan karena ikut tren atau mengharap pujian dari orang lain. Misalnya dalam hal pakaian. Muslimah itu wajib menutup aurat dengan kerudung dan jilbab ketika keluar rumah. Kedua hal ini sudah dijelaskan dalam al-Quran. Simpel sebenarnya. Kerudungnya nggak terawang, nggak ketat dan panjangnya minimal sekerah baju atas. Jilbabnya harus terusan, nggak terawang dan nggak ketat, panjang hingga menutupi mata kaki. Soal warna dan hiasan nggak masalah. Asal nggak ada gambar mahluk hidup. Kalau mau dikasih aksesoris ya jangan berlebihan (tabarruj). Dipasang bros juga cukup (asal jangan Mario Bros, aja kali ya?).

Dalam Islam juga diatur pergaulan dengan lawan jenis. Cewek dan cowok diperintahkan Allah Ta’ala untuk menjaga pandangan, nggak berduaan dan nggak campur baur. Berinteraksi seperlunya aja. Misalnya rapat dalam organisasi sekolah. Itu pun harus dikasih pembatas. Selebihnya ya nggak boleh apalagi sampe jalan bareng dan nonton konser. Nggak bisa SMS-an atau chatingan dengan bebasnya.

Sobat gaulislam, sebenarnya masih banyak lagi gaya hidup yang Islami. Kita harus mau belajar Islam supaya paham. Kalau gaya hidup kita islami insya Allah akan berdampak baik. Pasti ada keuntungan dan kenikmatan ketika taat dan terikat dengan Islam. Bisa dapat pahala, terhindar dari dosa, perasaan hati dan pikiran jadi tenang. Mau kan seperti itu? Yup, pastinya dong. Yuk, miliki gaya hidup seorang muslimah sejati! Semangat! [Muhaira | email: iraazzahra28@ymail.com]