Friday, 22 November 2024, 07:17

gaulislam edisi 484/tahun ke-10 (2 Jumadil Awal 1438 H/ 30 Januari 2017)

 

Sobat gaulislam, udah di penghujung bulan Januari lagi nih. Nggak kerasa ya? Rasa-rasanya baru kemarin Januari menghampiri kita, eh udah mau pergi lagi. Tapi nggak masalah. Waktu masih melaju. Alhamdulillaah. Masih bisa nafas kan? Dan pastinya sih buletin kesayangan kamu ini masih setia menemani harimu. Bener bingitz!

Well, banyak hal terjadi di bulan Januari 2017. Salah satu yang jadi sorotan publik adalah tentang pidatonya Megawati Soekarno Putri di acara HUT PDIP ke 44 tanggal 10 Januari lalu. Seperti apa sih isinya? Yang jelas beliau menilai bahwa “PARA PEMIMPIN yang menganut ideologi tertutup pun memposisikan diri mereka sebagai pembawa ‘Para Peramal Masa Depan’ mereka dengan pasti meramalkan yang akan terjadi di masa datang termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana (AKHERAT). Padahal notabene mereka sendiri tentu BELUM PERNAH MELIHATNYA.”

Nah, kurang lebih begitu bunyinya. Sebagai muslim, tentu saja kita merasa heran dan bertanya-tanya dong. Bahkan ada yang merasa terhina dan tersakiti. Sampe-sampe Ketua Umum PDIP itu dilaporkan ke Polisi oleh Baharuzaman (Humas LSM Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti Penodaan Agama) dengan dugaan penodaan agama. Sampe sini kamu paham nggak? Intinya sih Bu Mega ini nggak yakin dengan adanya akhirat. Iyalah, kalo yakin kan nggak mungkin ngomong begitu. Apalagi pidato itu disampaikan di hadapan banyak orang. Disiarkan di televisi malah. Videonya ada juga di Youtube. Weleh, weleh.

Orang yang percaya akhirat dibilang peramal masa depan. Gimana to Bu? Akhirat bukan ramalan. Memang sih kita belum pernah melihatnya. Kamu semua juga belum, kan? Siapa juga yang mau lihat neraka dengan segala kengeriannya? Idih, na’udzubillah min dzalik deh. Surga pun nggak pernah kita lihat. Kenikmatan yang ada di dunia nggak akan sebanding dengan surga. Mau masuk surga? Wah, kalo ini sih cita-cita kita. Pastinya atuh!

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Kalo akhirat itu nggak ada atau hanya ramalan, terus buat apa hidup di dunia? Mencari kekayaan? having fun? dan akhirnya mati. Selesai gitu? Kan nggak. Misalnya nih ada orang yang hidupnya suka berbuat jahat dan maksiat. Jadi pencuri, pembunuh, pemerkosa, penghina, pembohong, tukang mabuk-mabukan dll. Kalo ketahuan ya paling dipenjara. Itu pun masih bisa bebas. Jaman sekarang udah nggak aneh ada suap menyuap. Penjahat kelas kakap pun bisa melenggang bebas. Keluar penjara nggak kapok akhirnya berbuat jahat lagi. Di sisi lain ada orang yang suka berbuat kebaikan semasa hidupnya.

Contoh lain, ada temen sekolah yang doyan nyontek pas ujian atau suka nge-bully. Sementara temen yang lain baiknya nggak nahan. Suka nolong, traktir pas lagi istirahat, ngajak pulang boncengan (tentu bukan boncengan dengan lawan jenis ya), ngasih lihat PR. Eh, keenakan tuh! Pokoknya baik banget deh.

Nah, keduanya sama-sama bakal mati kan? Orang jahat dan yang baik sekalipun nggak bisa lari dari kematian. Terus apa jadinya kalo akhirat nggak ada? Surga dan neraka nggak ada? orang yang berbuat baik, kebaikannya akan sia-sia. Di dunia paling dapat pujian. Itu pun kalo dapat ya. Tapi masa sih berbuat baik cuma biar dapat pujian? Terus gimana dengan orang jahat? Yang jelas dia nggak dapat balasan yang setimpal atas kejahatannya. Nggak adil banget kan? Padahal derajat mereka beda loh. Rugi deh hidup kayak gini!

Siapa di antara kamu yang pernah ke Mekkah? Nah, akhirat itu ibarat Kota Mekkah bagi yang belum pernah ke Mekkah. Akhirat bukan ramalan sama halnya dengan Kota Mekkah yang tentu bukan ramalan. Akhirat, selayaknya Kota Mekkah keberadaannya itu pasti hanya saja kita belum pernah ke sana. Gimana kita bisa tahu kalo Kota Mekkah itu ada? Lokasinya ada dalam peta, bisa baca-baca dalam buku, browsing di internet atau dari cerita orang. Nah, kalo akhirat? Sudah dikabarkan Allah Ta’ala dalam al-Quran juga dalam hadits-hadits Rasulullah Saw. Bahkan Allah Swt menjamin bahwa al-Quran itu sumber yang asli. Nggak ada keraguan sedikit pun. So, peta atau buku saja bisa dijadikan sumber untuk mengetahui tentang Kota Mekkah, apalagi al-Quran yang mengabarkan tentang adanya kehidupan akhirat. 100% terjamin isinya.

 

Bersaksi tanpa melihat

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia buletin gaulislam. Di media sosial beredar video tentang kesalahan memaknai syadahat. Dikatakan bahwa bersaksi itu harus melihat langsung. Wah, ini sih persis dengan omongan orang ateis. Udah tahu kan orang ateis itu nggak percaya yang namanya Tuhan? Makanya mereka hobi banget ngolokin orang muslim yang percaya dengan adanya Allah Ta’ala. Mereka suka komentar yang kadang bikin emosi terpancing. Membodoh-bodohi orang yang beragama. Mereka bilang, gimana mungkin bisa bersaksi Tuhan itu ada, padahal melihat saja nggak pernah. Kalo begitu, seharusnya nih mereka juga nggak percaya sama kakek-nenek mereka yang udah meninggal. Kan nggak pernah lihat. Hayo loh!

Namanya juga ateis, segala sesuatu disandarkan pada logika (udah gitu logikanya sering ngaco). Mau percaya Tuhan saja susah banget harus lihat dengan langsung segala. Padahal untuk percaya dan bersaksi bahwa Allah Ta’ala itu ada bukan dengan melihat wujudnya, loh. Masih ingat dengan perkataan seorang Baduy Arab berikut ini: Kotoran unta itu menunjukkan adanya unta. Bekas jejak kaki menunjukkan pernah ada orang yang berjalan. Nah, keberadaan unta bisa dibuktikan dengan adanya kotoran tadi. Tanpa perlu melihat untanya secara langsung. Sama halnya saat kita menemukan jejak kaki di suatu tempat. Sebelumnya pasti ada orang yang berjalan di sana. Itu artinya, untuk membuktikan sesuatu yang berada di luar jangkauan akal harus ada sesuatu yang dijadikan petunjuk.

Jalan yang bisa ditempuh adalah dengan melihat ciptaan-Nya. Banyak ayat dalam al-Quran yang mengajak kita untuk memperhatikan dan merenungkan benda-benda alam dan melihat apa yang ada di sekelilingnya untuk dijadikan petunjuk atas adanya Allah. Kita melihat ada gunung, matahari, bulan, laut, pantai, manusia dengan beragam suku dan bangsa, berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Semua itu nggak mungkin ada dengan sendirinya. Pasti ada sesuatu yang lebih hebat di baliknya. Ada Pencipta yang menciptakannya. Dialah Allah Ta’ala. Firman-Nya, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS Ali Imran [3]: 190)

Sobat gaulislam, sama halnya dengan seseorang yang kakek dan neneknya udah lama meninggal. Bahkan sewaktu dia masih dalam kandungan. Walaupun nggak pernah melihat secara langsung tapi dia percaya kalo kakek dan neneknya pernah hidup di dunia. Dia melihat dari keberadaan ibu-bapaknya. Ditambah sejarah yang menceritakan hal itu.

Dengan mengamati benda-benda tadi akan memberikan suatu pemahaman yang meyakinkan kita terhadap adanya Allah Ta’ala Sang Pencipta. Nah, nantinya iman kita kepada Allah jadi mantap karena berasal dari akal dan bukti. Sip deh!

 

Surga dan neraka pasti adanya

Oya, di awal tadi dikatakan bahwa akhirat itu ada dan bukan ramalan. Setelah kehidupan dunia ada kehidupan akhirat. Perbuatan selama di dunia akan menentukan nasib kita di akhirat kelak. Percaya akhirat berarti percaya dengan adanya surga dan neraka yang udah diciptakan Allah Ta’ala. Surga dan neraka ini udah dikabarkan Allah Ta’ala baik dalam al-Quran ataupun hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bicara surga, udah pasti semua orang ingin ke sana. Di sanalah segala kesenangan dan kenikmatan tersedia seperti dalam firman-Nya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS Ali Imran [3]: 133)

Dalam ayat lain, “(yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS ar-Ra’ad [13]: 23-24)

Tuh kan, luar biasa banget. Luasnya saja seluas langit dan bumi. Bumi saja udah luas. Belum ditambah langit. Hebatnya lagi, kalo kita jadi penghuni surga nanti bisa ketemu dan berkumpul dengan sanak keluarga yang semasa hidupnya juga beramal shalih. Para malaikat akan masuk dari segala penjuru dan menyampaikan salam. Wah, ini baru dua ayat loh yang menceritakan kenikmatan surga. Masih banyak ayat lainnya yang bisa kamu baca di al-Quran, ya.

Sebaliknya, tentang neraka Allah Ta’ala berfirman,“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS anNisaa’ [4]: 56)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا مَنْ لَهُ نَعْلاَنِ وَشِرَاكَانِ مِنْ نَارٍ يَغْلِى مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِى الْمِرْجَلُ مَا يَرَى أَنَّ أَحَدًا أَشَدُّ مِنْهُ عَذَابًا وَإِنَّهُ لأَهْوَنُهُمْ عَذَابًا

“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya adalah seseorang memiliki dua sandal dan dua tali sandal dari api neraka, seketika otaknya mendidih karena panasnya sandal tersebut sebagaimana kuali mendidih. Orang tersebut merasa bahwa tak ada seorang pun yang siksanya lebih pedih daripadanya, padahal siksanya adalah yang paling ringan di antara mereka.” (HR Muslim)

Isi ayat dan hadits tadi bikin merinding ya? Gimana nggak, siksaan di neraka pedih banget. Siksaan yang paling ringan saja udah ngeri. Siksaan lain pasti lebih dari itu. Neraka adalah tempat bagi orang kafir, munafik dan zhalim. Nah, jangan sampe deh kita jadi penghuni neraka. Na’udzubillah min dzalik!

 

Remaja muslim percaya akhirat

Sobat gaulislam, sekarang bukan saatnya kita masih ragu dengan adanya akhirat, surga atau neraka. Sebagai remaja muslim, kita harus percaya. Percaya dengan adanya akhirat harusnya menambah semangat untuk berbuat kebaikan dan menjauhi hal-hal yang dilarang Allah Ta’ala. Karena kita tahu semua perbuatan akan mendapat balasan. Hanya Islam yang bisa menuntun kita menuju kebahagiaan yang abadi yaitu surga. So, jangan bosen-bosen belajar Islam, ya. Yakin dan banggalah jadi seorang muslim. Jadilah remaja muslim yang percaya akhirat! Ok? [Muhaira | email: iraazzahra28@ymail.com]