gaulislam edisi 537/tahun ke-11 (19 Jumadil Awal 1439 H/ 5 Februari 2018)
Cinta tanpa cela. Emang ada? Emh, kalo dipikir-pikir, di zaman now ini banyak banget orang yang bilang ke pasangannya sesuatu kayak: ‘aku cinta mati sama kamu’, ‘aku tulus cinta sama kamu’, ‘cintaku abadi ke kamu’, daaan…sejenisnya.
Belum lagi buanyak banget lagu-lagu bertema cinta yang sering didengerin remaja yang bahagia karena jatuh cinta, putus cinta, patah hati, bertepuk sebelah tangan, saaampe yang lagi galau karena digantung (kek jemuran aje, cuy!). Wew, banyak jenisnya ya, Bro en Sis. Jadi inget salah satu lagu, nih…:“Ku mencintaimu…~ lebih dari apapun~”
Eciee… lagunya. Bikin baper ya, Bro en Sis. Emang apa sih, definisi cinta sampe bisa disandingin sama kalimat ‘lebih dari apapun’?
Menurut KBBI offline, cinta itu artinya suka sekali; sayang benar: kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan): ingin sekali; berharap sekali; rindu: susah hati (khawatir); risau. W-O-W. Begitu spesialnya kata cinta sampe ditambah kata ‘benar’ atau ‘sekali’ yang bikin pengertiannya maaakin dalem. Betapa beruntungnya orang-orang yang pernah dicintai.
Ah, tapi, apa bener cinta yang sering didenger itu cinta tanpa cela? Dan bagi yang ngaku-ngaku mencintai tanpa cela, yakin udah mencintai si doi tanpa menodai kesucian dari makna cinta itu sendiri?
Sebelum ngejawab pertanyaan itu, harus pada paham dulu arti dari ‘cela’. Bagi yang udah paham, bagus (angkat dua jempol, deh!). Tapi bagi yang belum, simak deh, yah. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ‘cela’ artinya 1 sesuatu yang menyebabkan kurang sempurna; cacat; kekurangan: 2 aib; noda (tentang kelakuan dan sebagainya); 3 hinaan; kecaman; kritik.
Nah loh, bagi yang ngaku-ngaku mencintai tanpa cela, sudahkah suka sekali pada si doi tanpa bikin cacat, bikin aib dan bikin dikritik. Lebih pedes lagi, dihina orang! (*mikir)
Buat yang ngaku-ngaku dicintai tanpa cela, coba pastiin lagi, apakah cinta yang kalian terima nggak memberikan kekurangan ke diri kalian? Nggak memberikan noda ke kalian? Nggak bikin dikritik pedes sama orang?
Duh, Bro en Sis, kalo diperhatiin, di zaman now ini, banyak banget remaja yang terus-terusan ngumbar kata cinta sambil melakukan cela. Terbukti dari banyaknya status bertema cinta di berbagai aplikasi media sosial, makin maraknya pacaran, dan banyaknya pasangan di sudut-sudut jalan. Bikin geram, deh (jadi pengen ngeluarin singa dari kandangnya, nih!).
Seharusnya kalo pada suka banget sama si doi, sayang banget sama si doi, khawatir banget sama si doi, rindu banget sama si doi, ya jangan diungkapin dengan sesuatu yang malah bikin maksiat dan mendatangkan dosa. Ngakunya cinta, tapi kok sambil melakukan cela? Bukan cinta namanya kalo ada cela alias nodanya. Tapi nafsu belaka!
Terus, apa dong, wujud cinta yang bener? Wujud cinta yang sebenarnya adalah cinta yang taat kepada aturan Allah Ta’ala. Aturan-aturan Allah adalah perintah-perintah yang ada dalam al-Quran serta perkataan dan perbuatan yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam.
Sobat gaulislam, kita boleh aja mencintai lawan jenis. Udah kodratnya kayak gitu (yang nggak boleh suka ke sesama jenis, ih, naudzubillah!). Namun yang nggak boleh adalah kita mencintai lawan jenis tanpa mengetahui (jangan-jangan malah diabaikan) peraturan yang sudah Allah Ta’ala tetapkan.
Cinta dan Valentine’s Day
Di zaman now ini, buaaanyak banget contoh remaja yang ngaku-ngaku cinta tapi nggak tahu bahkan sampe ada yang mengabaikan aturan-aturan yang Allah tetapkan waktu lagi fall in love sama si doi.
Contoh yang paling mainstream dari ‘cinta yang tercela’ adalah hajatan Valentine’s Day.
Lagi hot news banget nih, pasti! So pasti, apalagi sekarang kan, udah masuk bulan Februari. Bulan dimana ada Hari Kasih Sayang atau Valentine Day alias VD. Aduhaaai…mau ngungkapin rasa sayang kok harus nunggu VD dulu, sih? Saking ditunggu-tunggunya, banyak orang beramai-ramai ngadain yang namanya pesta Valentine Day. Dari mana asal-usulnya, tuh?
Meski judulnya ‘kasih sayang’, tapi VD merupakan salah satu bentuk dari ‘cinta yang tercela’. Gimana nggak, selain fakta kalo VD bukan tuntunan dari Islam. Emang? Iya. Seharusnya nggak boleh ada yang ngerayainnya karena sama aja dengan meniru-niru orang kafir (dan pastinya, itu dosa). Setiap ada VD, para pasangan biasanya mulai sibuk bikin kegiatan sendiri-sendiri. Kegiatannya yang kayak gimana? Yah, apalagi kalo bukan kegiatan yang mendatangkan dosa.
Duh.. duh, pacarannya aja udah dosa karena itu mendekati zina (atau malah termasuk zina karena ekstremnya gaya pacaran zaman now? Ck, ck, naudzubillah…) ditambah dosa karena ngerayain VD dan meniru-niru orang kafir. Fix deh, kalo gini, VD bukan bagian dari Islam.
Sobat gaulislam, dalam Islam nggak ada tuh yang namanya Valentine’s Day, apalagi sampe ngadain pesta-pesta segala (dari pada buat pesta, mending uangnya buat yang lebih membutuhkan, hehe…). Islam itu agama yang penuh dengan cinta, kasih, sayang. Nggak butuh satu hari khusus cuma buat ngungkapin rasa sayang (itu pun banyak yang cuma ngegombal!).
Oya, Islam mengajarkan agar umatnya saling menyayangi satu sama lain. Kapan pun, di mana pun, dalam kondisi apa pun! Setiap hari adalah hari untuk berbagi kasih sayang kepada sesama muslim. Nggak butuh lagi tuh tanggal empat belas Februari sebagai Valentine’s Day. Hapus dari agenda, kuy!
Tujuan hidup sesungguhnya
Huhu…(ngusep air mata). Sedih juga yah, ternyata banyak banget remaja yang ngaku-ngaku cinta tapi ngelakuinnya dengan cela. Kan, jadi kotor tuh makna cinta yang suci. TER-NO-DA! Huhuhu…hiks (ngusep air mata, lagi).
Ternyata cinta itu emang buta. Perasaan cinta yang berlebihan ke manusia bikin yang mengalami perasaan cinta lupa segalanya, bahkan lupa sama Allah! Tapi jangan salahkan perasaan cintanya, tapi salahkanlah diri sendiri. Karena dalang dibalik ‘cinta buta yang mendatangkan cela’ adalah manusia yang memaknai cinta dengan hawa nafsunya semata.
Nah, supaya nggak terjerumus sama si ‘hawa nafsu’, kita semua harus meningkatkan level skill mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Supaya level skill-nya meningkat, nih aku kasih satu bocoran jitunya.
Well, hampir setiap hari sebelum tidur aku merenung (cie…). Beneran. Nah, yang direnungin bisa apa aja, tapi yang paling sering terlintas adalah kejadian-kejadian apa aja yang terjadi hari itu. Aku kayak mutar ulang semuanya. Saat-saat seperti itu kayak evaluasi ‘kehidupan’ aku. Bagian mana yang emang bener dilakuin, lalu bagian yang mana yang ternyata salah dilakuin. Kalo yang udah bener dijadiin lebih baik lagi, kalo bagian yang salah diperbaiki supaya bener. Begitu seterusnya.
‘Evaluasi’ yang aku lakuin sebelum tidur itu adalah bocoran tips jitu dari aku buat para Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, dalam merenungi kehidupan. Renungilah kesalahan, lalu perbaiki. Perbaikilah kesalahan dengan perasaan cinta alias suka banget. Supaya apa yang kita lakuin mendatangkan bahagia. Sungguh.
Allah Ta’ala memberi manusia satu keistimewaan dibanding makhluk-Nya yang lain. Apa itu? Akal! Ya, dengan akal kita bisa berpikir dan memiliki perasaan. Cinta adalah anugerah yang Allah berikan. Cinta adalah perasaan yang suci, karena dengan cinta juga Allah menciptakan kita. So, jangan nodai kesucian cinta cuma karena hawa nafsu semata.
Kita hidup agar bahagia di dunia dan di akhirat. Nah, dalam mencapai tujuan itu, diperlukan cinta. Karena perasaan cintalah yang membuat segalanya bahagia. Makanya, makna cinta nggak boleh sesuai dengan hawa nafsu. Kalo kita ngikutin hawa nafsu, anugerah cinta yang diberikan Allah justru nggak bakalan kerasa nikmatnya.
Tapi kalo kita memaknai cinta sesuai dengan aturan Allah Ta’ala, yaitu dengan mencintai segala sesuatunya karena Allah (berlandaskan keimanan kepada Allah Ta’ala), isya Allah kita bakalan hidup bahagia di dunia dan akhirat. Amiin…
Perdalam belajar Islam
Sobat gaulislam, selain cinta, masih banyak yang perlu dilakuin supaya kita hidup bahagia di dunia dan akhirat. Tapi tetep, hal-hal yang perlu dilakuin itu juga dasarnya harus dengan cinta yaitu taat kepada aturan Allah Ta’ala.
Itu sebabnya, supaya perasaan cinta kita nggak terbuang sia-sia dan supaya perasaan cinta kita nggak terbuang ke jurang hawa nafsu lagi, kita perlu yang namanya, BE-LA-JAR. Duh, belajar lagi, belajar lagi!
Cup…cup, tenang Bro en Sis. Belajar di sini nggak cuma ngapalin rumus semacam aljabar dan sekaumnya yang bahkan nggak dipake di kehidupan sehari-hari, kok. Tapi belajar tentang setiap hal yang bakal berguna buat kita dalam menjalani kehidupan. Yups, bener banget, belajar Agama Islam!
Islam adalah agama yang sempurna. Kehidupan dalam Islam udah diatur dari A saaaampe Z. Nggak perlu lagi kita susah-susah merumuskan sampe dapet jawabannya. Nah, yang perlu kita lakuin cukup mencari, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kehidupan kita lebih bermakna lagi. Insya Allah.
Cinta itu anugerah
So, Bro en Sis yang inysa Allah muslim dan muslimah sejati. Cinta adalah anugerah yang Allah Ta’ala berikan hanya kepada kita, manusia. Jangan maknai cinta dengan hawa nafsu dan merusak maknanya menjadi cela alias aib atau noda. Jangan membuat cinta menjadi sesuatu yang harus dijauhi.
Bersyukurlah karena dianugerahi perasaan cinta. Caranya dengan mewujudkan atau mengungkapkan cinta tanpa cela. Cela dalam cinta adalah segala sesuatu yang membuat maksiat dan mendatangkan dosa seperti mendekati zina dengan berpacaran, berbuat zina dengan seks bebas atau meniru-niru orang kafir dengan pesta Valentine’s Day. Catet, ya! [Zadia “willyaaziza” Mardha]