gaulislam edisi 540/tahun ke-11 (10 Jumadil Akhir 1439 H/ 26 Februari 2018)
Suatu hari anak saya (perempuan) yang kelas 6 di sebuah madrasah ibtida’iyah bercerita kepada kami sebagai orangtuanya. Apa cerita dia? Awalnya dia membaca tulisan “pelakor” di dinding toilet madrasah. Lalu menurut pengakuannya ia bertanya ke salah seorang kawannya sesama perempuan. Kawannya malah bertanya balik, “memang kamu nggak tahu?” Anak saya menjawab, “tidak tahu”. Akhirnya, menurut cerita anak saya, sang teman itu menjelaskan istilah pelakor. Bahkan ditambah cerita. Salah satu contohnya adalah kasus anak madrasah yang dituduh pelakor karena ‘merebut’ cowok “suka-sukaannya”. Hadeuuh… kelakuan kids zaman now. Eh, zaman old juga kayaknya hampir sama deh.
Sobat gaulislam, sebuah istilah menjadi terkenal alias kesohor pasti ada sebabnya. Sebab yang pasti ada yang menyebarkannya, baik melalui media sosial, maupun media massa mainstream, terutama televisi, wabilkhusus acara infotaiment. Istilah pelakor (perebut laki orang) sempat dianggap asing di awal-awal kemunculannya beberapa bulan lalu. Saya sendiri waktu itu belum ngeh. Eh, pas baca-baca hasil searching di mbah google, barulah tahu istilah tersebut. Intinya sih, istilah pelakor disematkan kepada para wanita yang konon menggoda suami wanita lainnya, hingga berujung si lelaki tersebut pindah ke lain hati (baca: selingkuh), yakni ke wanita yang menggodanya. Ini yang saya persepsi selama ini hasil dari membaca berita.
Nah, persoalannya kalo di kalangan remaja, gimana urusannya? Ini yang sedikit akan kita bahas, Bro en Sis. Sebagaimana prolog dalam tulisan ini, istilah pelakor dikenal juga sama bocah di madrasah ibtida’iyah (setara sekolah dasar). Alasannya, juga sudah dijelaskan. Waduh!
Sebenarnya kurang pas kalo istilah ini dibahas untuk remaja, tersebab tidak bisa disamakan secara fakta. Jika kemudian ada yang memanjangkan dan melebarkan hingga menjadi luas, itu salah sasaran. Pacar tidak bisa disamakan dengan istri atau suami. Maka, kalo ada remaja yang rebutan pacar, ya itu sekadar rebutan pacar saja. Nggak tepat kalo kemudian istilah pelakor disematkan juga kepada cewek perebut pacar orang. Hmm.. kalo mau dipaksakan juga bisa sih, jadi pepaor (perebut pacar orang). Glek!
Mengapa ada pelakor?
Sobat gaulislam, karena udah terlanjur bahas ini di buletin kesayangan kamu, sekalian aja deh bahas sampe tuntas. Meski masih remaja, setidaknya kan kamu juga melihat fakta di lingkungan sekitarmu. Termasuk fakta hubungan antara laki-laki dan wanita yang ada di tengah masyarakat kita.
Adanya pelakor muncul karena kendornya aturan yang seharusnya diberlakukan secara ketat dalam pergaulan pria dan wanita. Peluang-peluang yang memungkinkan terjadinya interaksi (yang seharusnya dijaga ketat) malah diberikan kebebasan bukan hanya untuk berinteraksi antar lawan jenis, tetapi juga berkumpul. Jika sudah begini, maka tak ada yang bisa menjamin hubungan tersebut akan baik-baik saja. Sebaliknya malah hubungan tersebut bisa berdampak buruk bagi keduanya. Beneran.
Bila ada remaja yang pacaran, itu artinya hubungan antar lawan jenis memang kendor. Menabrak aturan yang melarang hubungan antar lawan jenis yang bukan mahrom. Itu sebabnya, peluang berbuat maksiat yang lebih jauh sangat mungkin terjadi. Buktinya banyak yang pacaran dilanjutkan dengan perzinaan. Mengerikan!
Maka, bila ada pelakor berarti hubungan antara lawan jenis yang bukan mahram itu sangat bebas. Beberapa waktu lalu bagi kamu yang mantengin media sosial, mestinya tahu ada kasus viral seputar masalah ini. Betul?
Ya, “Kisah Pak Dendy, Bu Dendy, dan Nylla Nylala”. Menurut kabar di media sosial, akun instagram gosip macam @lambe_turah dan @makrumpita yang diduga pertama kali menyebarkan video kisruh cinta segitiga itu. Adegan seorang wanita yang duduk dan menunduk sembari dilempari duit pecahan 50 ribuan dan 100 ribuan oleh seseorang di balik kamera. Si perekam tersebut mengeluarkan kata-kata makian dan sangat marah dan menyebut si wanita yang ‘disawer’ duit itu sebagai perebut suaminya. Wanita yang disawer duit itu Nylla Nylala dan yang berada di balik kamera dan merekam adalah Bu Dendy. Ternyata, Nylla dan Bu Dendy adalah bersahabat, dan konon kabarnya sesama penyanyi dangdut. Glodak!
Konyolnya, ternyata Bu Dendy juga konon kabarnya pernah jadi pelakor. Sama seperti tuduhannya kepada Nylla Nylala. Hadeuuh! Tapi ya sudahlah. Terlepas dari drama di kisah nyata itu, intinya memang ada masalah dalam tata pergaulan pria-waniat di masyarakat saat ini.
Pelakor dan gaya hidup hedonisme
Gaya hidup hedonisme menjadi penyumbang maraknya pelakor. Apa itu hedonisme? Sederhananya, pemuja kebebasan dan kepuasaan materi semata. Para pelakunya, yakni para hedonis, menganggap bahwa perilakunya (termasuk pendapatnya) nggak boleh dikekang oleh aturan apapun. Satu-satunya aturan adalah keinginannya sendiri. Artinya bebas sesukanya. Selain itu, mereka juga memuja kepuasan materi (bisa harta bisa juga fisik dalam pengertian tubuh).
Apa contohnya? Hmm.. apa ya? Kalo yang gampang sih, pacaran. Kok bisa? Iya. Pacaran itu kan dilarang dalam ajaran Islam. Tapi karena alasan mengumbar hawa nafsu demi kepuasan birahi, akhirnya melakukan pacaran hingga level perzinaan. Contoh lainnya, demi mengejar cowok tajir alias berharta banyak, banyak cewek rela berburu para cowok tersebut. Dan, umumnya cowok model gitu, yang udah mapan dalam kekayaan, juga sudah beristri. Cewek yang rendah atau bahkan hilang iman akan terus menggoda si cowok hingga bertekuk lutut, nggak peduli lagi meski nantinya dicap pelakor. Apalagi kalo cowoknya kendor imannya, ya sudah klop selingkuhnya. Parah!
Oya, saya mengutip tulisan di Fan Page Facebook “Wanita Shalihah”, kebetulan ada juga pembahasan seputar pelakor. Saya coba tuliskan di sini dengan sedikit diedit sesuai keperluan untuk buletin gaulislam.
Di Fan Page tersebut ditulis, mengapa pelakor mengejar laki-laki berharta? Hal ini disebabkan godaan kaum wanita adalah harta, karena mereka begitu senangnya pada gelimang perhiasan dan kemewahan. Lihatlah kegemaran-kegemaran wanita yang biasanya menyangkut barang-barang mewah seperti baju, tas, sepatu, perhiasan, dan sekaumnya. Itulah sebabnya kaum wanita suka sekali shopping. Belum lagi berdandan yang menghabiskan uang nggak sedikit.
Nggak benar bila alasan kaum wanita mengejar laki-laki karena kehidupan mereka yang susah. Sama sekali nggak. Wanita yang hidup susah karena kemiskinan dan kekurangannya, nggak punya modal untuk mengejar laki-laki berduit or berdompet tebal. Why? Karena hidup susah, mereka tak terpikir untuk mendandani diri sendiri.
Berbeda dengan pelakor yang harus mengeluarkan sejumlah uang agar ia cantik, menarik dan menggoda laki-laki. Mereka mencari uang bukan untuk ekonomi yang sulit, namun untuk membiayai gaya hidup yang hedonis. Lifestyle yang membutuhkan kantong tebal untuk membiayai. Mereka tak mendekat pada laki-laki sederhana yang tak punya uang. Sasaran mereka adalah laki-laki mapan yang berkantung tebal, memiliki gedong sigrong (baca: rumah mewah) dan mengendarai mobil mewah. Inilah faktanya.
Ingatlah bahwa, di akhir zaman, kebanyakan kaum wanita imannya tipis. Kelak, itu penyebab banyak dari kalangan wanita yang menjadi pengikut Dajjal (Na’udzubillaahi min dzalika).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Dajjal akan turun ke Mirqonah (nama sebuah lembah) dan mayoritas pengikutnya adalah kaum wanita, sampai-sampai ada seorang yang pergi ke isterinya, ibunya, putrinya, saudarinya dan bibinya kemudian mengikatnya karena khawatir keluar menuju Dajjal”. (HR Ahmad 2: 67. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Itu sebabnya, berhati-hatilah kaum wanita dengan godaan harta. Karena godaan memuja harta bisa membuat wanita menjadi pelakor. Waspadalah!
Bagaimana dengan kaum lelaki? Dalam artikel di Fan Page Facebook “Wanita Shalihah” itu dijelaskan sebagai berikut:
Tidak semua laki-laki mudah tergoda wanita. Atau lebih tepatnya, tidak semua suami mudah tergoda wanita penggoda. Ini kalau ngebahas para suami dengan kadar iman dan takwa yang tinggi. Kalo yang nggak? Hadeuh..ke kolam butek aja deh!
Namun biasanya, secara umum, bagi laki-laki baik yang kaya maupun pas-pasan, ujian awalnya adalah masalah harta. Sama saja pada kaum wanita. Ini sebagaimana hadits dari Ka’ab bin ‘Iyadh Radhiyallahu anhu, dia mengatakan, “Aku pernah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Sesungguhnya masing-masing umat itu ada fitnahnya dan fitnah bagi umatku adalah harta.” (HR Ahmad, Tirmidzi dan Ibni Hibbân dalam shahihnya)
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Demi Allah! Bukan kefakiran yang saya khawatirkan atas kalian, namun yang saya khawatirkan adalah kalian diberi kemakmuran dunia sebagaimana pernah diberikan kepada umat sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka. Sehingga akhirnya dunia menyebabkan kalian binasa sebagaimana mereka.” (HR Bukhari dan Muslim)
Setelah memiliki harta, maka harta itu menjadi ujian. Bisa membuat orang lalai bersedekah, ogah membayar zakat, menggunakan untuk hal yang haram, serta menggunakannya untuk bersenang-senang dengan wanita.
Oya, model lelaki kayak gimana yang jadi korban pelakor? Hmm.. umumnya laki-laki korban pelakor adalah laki-laki berharta yang lalai terhadap hartanya. Bukannya untuk membelanjakan di jalan Allah, namun justru membelanjakan perempuan-perempuan yang ingin bersenang-senang dengannya.
Sobat gaulislam, laki-laki yang imannya tipis dan mudah tergoda rayuan setan perempuan, itulah yang menjadi korban pelakor. Catet, Bro!
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah aku tinggalkan sesudahku suatu fitnah/cobaan yang lebih membahayakan bagi kaum lelaki daripada fitnah kaum wanita.” (HR Muslim)
Dalam hadits lain, dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah mempercayakan kalian untuk mengurusinya, Allah ingin melihat bagaimana perbuatan kalian. Maka berhati-hatilah kalian dari fitnah dunia dan takutlah kalian akan fitnah kaum wanita. Karena sesungguhnya fitnah pertama di kalangan Bani Isra’il adalah dalam masalah wanita.” (HR Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut wanita sebagai fitnah (sumber godaan). Beliau juga telah mengabarkan bahawa bani Israil tersesat karena fitnah (godaan) wanita.
Inilah ujian yang termasuk berat pada zaman ini yaitu fitnah yang ditimbulkan kaum wanita. So, berhati-hatilah para wanita dan juga para lelaki. Buat kamu yang masih remaja, hati-hati juga lho. Walau mungkin tema ini lebih kepada soal rumah tangga, tapi fitnah pacaran di zaman now yang banyak dilakukan remaja juga bisa membahayakan. Waspadalah! Jangan sampai istilah pelakor yang jadi kesohor akhir-akhir ini malah nanti di kemudian hari kamu juga kebagian merasakannya. Naudzubillahi min dzalik. Nggak banget, deh! [O. Solihin | IG @osolihin]