gaulislam edisi 572/tahun ke-11 (28 Muharram 1440 H/ 8 Oktober 2018)
Assalaamu’alaikum, sobat Bro en Sis sekalian, pembaca setia Buletin Remaja gaulislam. Dalam jangka waktu lebih dari seminggu terakhir ini, jendela pemberitaan negeri kita dipenuhi dengan kabar duka. Ya, benar sekali, Bro en Sis. Kabar itu datang dari wilayah Timur Indonesia. Kabar apa, sih? Waduh! Jangan-jangan ada yang nggak update berita, nih. Tapi tenang aja, Bro en Sis. Pada buletin kesayangan kamu di edisi ini (edisi terakhir di tahun ke-11, lho. Insya Allah pekan depan masuk tahun ke-12), kita akan ngomongin tentang Gempa, Maksiat, dan Tantangan Dakwah. Penasaran? Cekidot!
Berita duka Indonesia
Seperti yang udah ramai diberitakan di banyak media pemberitaan, belum lama ini berita-berita di Indonesia diwarnai oleh berita-berita bencana alam. Belum hilang suasana duka akibat bencana gempa bumi dari Lombok, kini berita duka datang dari Palu. Dan hingga kini, masih banyak berita-berita baru yang datang memberitakan gempa-gempa bumi lainnya.
Bro en Sis, sebagaimana yang kita lihat dari foto-foto atau video yang dibagikan dari tempat bencana tersebut, kita bisa lihat bagaimana kerusakan yang terjadi di sana. Karena di Palu sendiri, itu bukan hanya gempa bumi saja. Tetapi juga disusul dengan tsunami dan lukuefaksi. Masyaa Allah. Gempanya sendiri itu sudah sangat dahsyat. Tepatnya pada hari Jumat, 28 September 2018, gempa besar pertamanya, mengguncang pesisir Palu. Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Bro en Sis, sebelumnya emang bener juga, sih, kalau Indonesia, negeri kita ini letak geografisnya berada di daerah rawan gempa. Gimana tuh ceritanya? Faktanya, Indonesia ini berada tepat di pertemuan tiga lempeng besar dunia. Lempeng Pasifik, IndoAustralia, dan Eurosia. Dan pecahan lempeng itulah yang membentuk sesuatu yang disebut dengan ringfire atau lingkaran api yang membentuk gunung-gunung berapi yang melintasi kepulauan Indonesia. Dan lempeng-lempeng itu ternyata nggak berhenti bergerak dan bisa kapan aja bertabrakan. Nah, tabrakannya itu, tuh, yang bikin bumi itu bergoncang. Jadi, wajar deh, kalau Indonesia selalu diwaspadai oleh hantaman-hantaman gempa, baik dari gunung-gunung vulkanik, mau pun dari lempeng-lempeng tektonik tadi.
Tapi, apakah hanya faktor itu saja? Sebenernya apa, sih, yang ada dibalik kejadian bencana alam ini?
Ingat! Bumi ini ada yang punya!
Sobat gaulislam yang Insyaa Allah selalu dalam kasih sayang dan perlindungan Allah Ta’ala. Jadi gini, nih, Bro en Sis. Kita sebagai seorang muslim yang Insyaa Allah beriman kepada Allah dan Hari Akhir, harus selalu ingat. Tentang apa? Bahwa bumi yang kita hidup di dalamnya, negeri Indonesia kita yang kita dambakan kedamaiannya, lempengan-lempengan bumi yang terus bergerak, itu semua adalah makhluk Allah. Semuanya adalah Allah Ta’alaa yang menciptakan.
Bahkan ketika keadaan bumi yang tenang tanpa goncangan kecil saja, itu semua Allah yang menjaganya. Bagaimana? Allah tempatkan malaikat-malaikat-Nya untuk menjaga stabilitas daratan yang kita singgahi ini. Allah buat gelombang lautan itu menjadi tenang dan tidak datang menghancurkan tempat tinggal manusia dengan kekuatannya. Itu semua karena kasih sayang Allah kepada manusia. Karena kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Kekuasaan Allah Ta’alaa terhadap segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini, menjelaskan dengan sangat jelas firman-Nya di dalam al-Quran (yang artinya), “Ialah Allah, Rabb langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Shad [38]: 66)
Maka mudah bagi Allah untuk menggoncangkan daratan ini sedikit saja. Baru begitu saja, seperti yang kita lihat di video-video atau foto-foto yang dikirimkan dari lokasi bencana, sudah seberapa parah kerusakannya? Sudah seberapa takutnya manusia menghadapinya? Kita bahkan tidak akan bisa membayangkan lagi bagaimana dahsyatnya hari Kiamat nanti. Na’udzubillahi min dzalik.
Gempa karena ada maksiat
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, mungkin masih ada yang menganggap bahwa bencana alam itu terjadi karena murni kejadian alam saja. Padahal, apakah memang benar begitu? Sebagaimana yang sudah diuraikan di atas tadi, kita akhirnya bisa mengambil kesimpulan bahwa yang menggoncangkan bumi itu tidak lain adalah Allah Ta’ala, Tuhan Pemilik semesta alam ini. Memang kondisi alam di Indonesia bisa menjadi alasan kejadian bencana alam yang terjadi di negeri kita ini, tapi apakah kedamaian yang terjadi di daratan ini bisa terjamin tanpa kekuasaan Allah? Nah, di sini nih, kita harus menggunakan karunia akal kita dengan benar.
Allah Ta’ala berfirman dalam al-Quran (yang artinya), “Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS asy-Syura [42]: 30)
Nah, kita bisa menyimpulkan, nih. Bahwa ternyata bencana alam yang terjadi itu adalah peringatan dari Allah kepada manusia. Walau pun bukan kita yang mengalaminya, tapi itu juga menjadi peringatan bagi kita, bukan hanya bagi orang-orang yang tertimpa musibahnya saja. Kalau pun bukan daerah kita yang terkena musibah tersebut, itu artinya Allah masih memberikan kesempatan bagi manusia di daerah itu untuk bertaubat dan semakin mendekatkan diri kepada Allah.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seluruh Bani Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan (dosa), dan sebaik-baik manusia yang banyak kesalahannya (dosanya) adalah yang banyak bertaubat.” (HR at-Tirmidzi, no: 2499)
Oh iya, Bro en Sis, mungkin di antara kamu sekalian ada yang bertanya-tanya, kenapa Allah hanya menggoncangkan suatu daratan tertentu saja? Padahal mungkin ada banyak kemaksiatan yang bahkan lebih berat di tempat lain, tetapi tidak terjadi suatu bencana apa pun di sana.
Gini nih, Bro en Sis. Kita balik lagi ke pembahasan sebelumnya. Bahwa bencana yang ditimpakan kepada daerah lain itu, bukan hanya peringatan bagi daerah tersebut saja. Tetapi juga menjadi peringatan bagi setiap manusia yang mengetahuinya. Selain itu, juga agar tetap ada ujian keimanan bagi setiap hamba. Apakah dengan berbagai peringatan tersebut kian bertambah imannya atau malah tetap maksiat karena menyangka di daerah yang paling bejat penduduknya justru tak jua ada bencana alam. Hadeuh, waspada, Bro en Sis. Jangan sampe berpikir begitu. Oya, yang pasti nih, semua itu kehendak Allah Ta’ala, lho. Jadi nggak usah mikir yang nggak-nggak ya. Gitu, deh. Jelas, kan? Insyaa Allah.
Dari Ummu Salamah, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Jika maksiat telah menyebar di antara umatku, Allah akan menurunkan adzab secara umum.”” Ummu Salamah bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah di antara mereka ada orang shalih?” Rasulullah menjawab : “Ya.” Ummu Salamah berkata: “Mengapa mereka terkena juga?” Rasulullah menjawab: “Mereka terkena musibah yang sama sebagaimana yang lain, namun kelak mereka mendapatkan ampunan Allah dan ridha-Nya.” (HR Ahmad, no: 27355)
Bro en Sis, ternyata pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam juga pernah terjadi gempa bumi. Dan yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam katakan kepada para shahabat adalah, “Sesungguhnya Tuhan kalian sedang menegur kalian, maka ambillah pelajaran!”.
Begitu juga yang dikatakan oleh Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu pada masa pemerintahannya, “Wahai manusia, tidaklah gempa ini terjadi kecuali karena ada sesuatu yang kalian lakukan. Alangkah cepatnya kalian melakukan dosa. Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika terjadi gempa susulan, aku tidak akan mau tinggal bersama kalian selamanya!”
Begitu Bro en Sis. Jadi jelas, ya. Kalau gempa bumi itu terjadi bukan hanya faktor alam saja. Tetapi ada peringatan di dalamnya kepada manusia dari Tuhannya, yaitu Allah Ta’ala.
Tentang gempa dan tantangan dakwah
Mungkin di antara kamu ada yang bertanya-tanya, lah, nyambungnya gempa sama dakwah di mana coba? Gempa, kan tentang bencana alam, musibah, peringatan, taubat, emang nyambung, ya, sama dakwah? Iya! Bener banget, Bro en Sis. Sebenernya, ya, semua problematika kehidupan manusia itu, semua ada urusannya dengan dakwah. Karena tentu saja dakwah itu artinya menyeru kepada kebaikan, yaitu Islam, dan mencegah dari yang munkar, yaitu dosa dan maksiat. Sooo, di setiap keadaan kita bisa terusin agenda dakwah kita. Setuju? Setuju, dong!
Khususnya berkaitan tentang musibah gempa ini, nih, Bro en Sis. Ternyata dakwah itu ada tantangannya yang sedikit spesifik. Tentang apa itu? Nah, kita bahas, ya. Lanjut.
Dakwah yang berkaitan dengan bencana alam, ada beberapa hal yang perlu ditekankan. Yang pertama, tentang keberadaan Allah dan keharusan kita untuk kembali kepada-Nya. Balik lagi ke pembekalan akidah, nih, Bro en Sis. Kita sebagai seorang muslim harus bisa memberikan penjelasan tentang kenapa bencana alam atau musibah itu bisa terjadi. Pembahasannya sudah disinggung di atas tadi, yaa..
Bener banget, Bro en Sis. Ketika bencana alam itu tiba, seruan yang paling baik adalah menyeru kepada, ‘Takutlah kepada Allah, dan Takutlah kepada Hari Akhir’. Yup! Itu adalah seruan wajibnya para nabi dan rasul. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, karena bencana itu merupakan peringatan dari Allah, maka kita harus mengantisipasi terhadap kemaksiatan. Mulai tuh, seharusnya digencarkan dakwah agar masyarakat mau meninggalkan kemaksiatan. Oya, kemaksiatan terbesar itu adalah syirik alias menyekutukan Allah. Nah, gencarkan dakwah agar kesyirikan padam dan punah. Insya Allah.
Kemudian, jangan sampai masyarakat itu malah mempercayai hal-hal ghaib yang ternyata salah atau bahkan syirik. Tentang dari mana datangnya bencana, kapan, dan lain sebagainya. Harus selalu kita pahamkan, bahwa semua itu adalah perkara takdir Allah yang kita tidak mempunyai kemampuan untuk mengetahuinya. Sering nih, kejadian-kejadian yang beredar di masyarakat yang salah kaprah menghadapi bencana alam. Nah, tugas kitalah, sebagai remaja muslim, untuk mengingatkan dan membetulkan pemahaman masyarakat. Bisa, nggak? Bisa, dong! Insyaa Allah.
Usahakan selalu dalam kondisi taat
Terakhir nih, Bro en Sis rahimakumullah, ini hanya sekadar nasihat. Semoga nasihat ini bisa menjadi sedikit kebaikan buat kita semua. Gempa bumi, serta bencana alam lainnya, itu adalah perkara ghaib yang hanya Allah yang Maha Tahu kapan terjadinya. Kita, sebagai makhluk, hanya bisa bersiap dengan segala kondisi. Yaitu agar selalu berada dalam kondisi iman full. Jangan sampai lalai. Perkara takdir memang suatu hal yang di luar kemampuan manusia untuk mengaturnya. Tetapi Allah Ta’ala memberikan manusia kesempatan untuk menjemput takdir itu. Bagaimana caranya, itu adalah pilihan kita. Soo, jangan sampai salah, ya, Bro en Sis. Semoga pilihan kita sesuai tuntunan syariat Islam, ya. Iya, dong.
Perbanyak istighfar di waktu sahur, minta kepada Allah agar selalu dilindungi dari segala keburukan. Tetap amar ma’ruf nahi munkar di sekitar lingkungan tempat kita tinggal. Dan selalu mengisi detik perputaran waktu kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
Semoga Allah melindungi hamba-hamba-Nya yang bersama dengan-Nya. Semoga kita semua selalu menjadi bagian dari hamba-hamba Allah yang beriman, bertakwa, berilmu, bertawakkal, dan gemar beramal shalih (termasuk di dalamnya amar ma’ruh dan nahi munkar). Aamiin. [Fathimah NJL | IG @FathimahNJL]