gaulislam edisi 616/tahun ke-12 (11 Dzulhijjah 1440 H/ 12 Agustus 2019)
Hai sobat Bro en Sis yang masih setia nunggu edisi gaulislam, yang lagi jadi maba, masuk SMA baru, baru lulus dan lain-lain semoga kalian semua ada dalam lindungan rahmat Allah Ta’ala dan selalu muhasabah diri. Kali ini buletin kesayangan kamu ini akan membahas tentang suatu hal yang mungkin sering kamu temui di lingkungan sekitar, khususnya kamu yang perempuan, ya.
Sebagai manusia yang tinggal di era milenial ini, tentu saja kamu akan selalu melihat atau mengalami sendiri berbagai masalah. Tidak perlu jauh-jauh bahas politik kok, karena hal-hal yang sederhana saja bisa dipermasalahkan, tak terkecuali busana muslimah. Banyak sekali masyarakat, khususnya orang-orang kafir dan munafik yang menentang keras dan memandang sebelah mata kaum muslimah yang memakai hijab syar’i. Atau lebih parahnya lagi mereka dikucilkan dan bahkan dinistakan.
Alhasil, banyak yang menganggap para muslimah tidak mencintai budaya Indonesia, tidak berjiwa Tanah Air, dan sebagainya hanya karena mereka dianggap lebih memilih budaya Arab yang notabene muslimah di sana memakai hijab syar’i. Duh, kok sedih ya? Ditambah jika ada muslimah yang bercadar, banyak orang yang semakin getol menghina mereka. Kasarnya sih, kalo mau berhijab syari dan pakai cadar pindah aja ke Arab. Waduh, pikirannya kok julid banget, ya?
Tidak jarang juga orang-orang yang membandingkan hijab syar’i dengan kebaya. Karena menurut mereka, dengan memakai kebaya kita akan lebih mencintai budaya Indonesia, menunjukkan bukti cinta kita dan seterusnya. Media-media juga tidak mau ketinggalan, dengan gencarnya mereka menyerang kaum muslimin, khususnya muslimah terkait pakaian mereka.
Memang hal itu menimbulkan pro dan kontra Bro en Sis, tapi sayangnya lebih banyak orang-orang yang membenci kaum muslimin sehingga media lebih banyak menunjukkan kebencian mereka. Baik itu secara halus atau secara langsung. Bisa melalui iklan bahkan film. Sobat gaulislam tentu pernah menemukan beberapa video, artikel atau gambar yang menyindir para muslimah. Itu sangat gampang ditemukan karena bertebaran di media sosial.
Sis, sebagai seorang muslimah yang sedang proses menuju taat, kita harus selalu mentaati aturan yang ditetapkan Allah Ta’ala. Tanpa nanti dan tanpa tapi. Semua perintah Allah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan tanpa dipertanyakan. Jika Allah memerintahkan untuk berhijab syar’i, kenapa ditunda? Nggak mau kan kalau pas di akhirat nanti, masuk surganya ditunda-tunda? Ketika keluarga, teman-teman kita sudah masuk ke dalam surga, kita sendiri masih di luar, menunggu untuk dipersilahkan masuk. Jangan sampai ya sobat Bro en Sis. Tapi jangan salah, lho. Pikirkan juga bagaimana kalo justru ajalmu yang duluan sampe sebelum kamu taubat. Duh, rugi benar kalo masuk neraka gara-gara nggak mau taat secara total kepada Allah Ta’ala. Naudzubillahi min dzalik.
Standar sebagai muslim
Apa standar kita sebagai seorang muslim? Pola pikir dan sikap kita harus sesuai dengan akidah dan syariat Islam. Jika ada yang merendahkan bahkan sampai melecehkan Islam, sebuah keharusan untuk membela Islam. Nah, memakai hijab syar’i atau busana muslimah juga wajib untuk para muslimah ketika berada di luar rumah, Sis. Kenapa? Itu sudah aturan mainnya Sis, jadi jangan ditawar-tawar ya karena ini bukan di pasar hehehe…
Lalu bagaimana jika ada yang menghina kita, tidak menyukai cara berbusana kita? Itu menandakan mereka yang aneh. Kok gitu? Seperti yang dijelaskan sebelumnya, muslim itu punya standar. So, kalau mereka ngaku muslim tapi pola pikir dan sikapnya bertentangan dengan Islam, ada yang perlu dipertanyakan ini. Beneran!
Lalu bagaimana dengan yang cowok? Kan mereka nggak memakai hijab dan berbusana muslimah? Jelas ya, sebagai cowok haram hukumnya untuk memakai pakaian seperti perempuan. Jadi, untuk para sobat Bro nih, ambil saja pelajaran dan pengetahuan dari sini untuk mendakwahkannya kembali ke teman perempuan, kakak perempuan, adek perempuan, tante, sepupu dan yang lain. Kan bisa dihitung sebagai amal kebaikan ya, asal pas ngasih tahu teman perempuannya jangan dijadiin modus juga ya! Modus apa? Biasanya sih jadinya pacaran. Hadeuuh…
Oke, kembali ke topik, busana muslimah itu bukan sebuah tren. Oke? Jangan tergiur dengan tren dan mode zaman sekarang yang belum tentu sesuai dengan Islam. Karena hijab syar’i itu adalah sebuah kewajiban. Jadi nggak ada tuh istilah trendi, mahal, murah, ketinggalan zaman dan lain-lain.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Ahzab [33]: 59)
Sobat gaulislam, di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam, dalam sebuah riwayat, ketika turun firman yang menyebutkan hukum berhijab untuk perempuan muslimah, para muslimah langsung buru-buru menutup aurat mereka dengan kain apapun, bahkan ada yang menyebutkan para muslimah sampai menggunakan kain gorden untuk menutup auratnya. Masya Allah, betapa luar biasanya keimanan para muslimah pada saat itu.
Apa yang bisa disimpulkan dari kisah di atas? Tidak peduli apakah harganya mahal atau murah, selama itu bisa menutup aurat kita kenapa tidak? Jangan jadikan harga sebagai alasan untuk menunda berhijab syar’i. Apalagi dengan alasan mau hijabin hati dulu, mau jadi baik dulu, takutnya nanti pas berhijab malah hatinya munafik, suka ngegosip. Dasar ya manusia, banyak ngeyelnya hehehe…
Dan faktanya, Allah Ta’ala menurunkan ayat tersebut bukan hanya untuk orang Arab. Tapi untuk para perempuan-perempuan mukmin, karena al-Quran bersifat universal. Jadi sebenarnya nggak ada tuh istilah kalau jilbab dan kerudung itu budaya Arab, bukan budaya dari luar Indonesia.
Kamu, para muslimah, juga jangan termakan hasutan kalau memakai busana muslimah itu ribet, panas, boros perawatannya, susah nyucinya. Namanya juga berjuang, nggak mungkin dihadapkan dengan hal-hal yang enak saja, kan? Tapi jangan berjuang sekali aja ya, sekali berjuang harus berjuang terus sampai akhir. Kalau berhenti di tengah jalan, berarti ada yang salah dengan niatnya itu. Beneran!
Eits, jangan lupa Sis, ketika memakai hijab syar’i itu jangan ketika di luar rumah aja. Tapi juga di dalam rumah ketika ada tamu ayah-suami-anak yang bukan mahrom. Sepupu cowok juga termasuk bukan mahrom loh ya, jadi jangan tenang-tenang aja di rumah tanpa memakai hijab syar’i.
Berjilbab karena taat
Sebagai muslimah, kita diberikan kabar bahwa berjilbab merupakan bentuk nyata pelaksanaan taat kita kepada Allah Ta’ala. Jadi jangan melakukannya karena terpaksa, tapi karena kita memang ingin taat, masalah hijabin hati dulu bisa menyusul, kita bisa melakukannya satu-satu kalau merasa melakukan semua terasa berat. Ingat ya Sis, selama ada yang niat yang kuat Allah pasti bantu kok. So, jangan kebanyakan negative thinking dulu, karena hanya akan membebani diri kita dan bisa jadi membuat kita menunda-nunda untuk berhijab.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Muhammad ayat 33 (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu,”
Nah, jangan sampai ya kita merusak pahala kita karena hal-hal kecil dan menunda-nunda. Percayalah orang yang melaksanakan perintah Allah Ta’ala adalah orang-orang yang beruntung. Selain beruntung, mereka juga akan dicintai oleh Allah Ta’ala.
Sudah paham kan, Bro en Sis? Jangan sampai kita nyinyir, merendahkan dan menghina perempuan berjilbab. Jangan sampe kita melontarkan kata-kata hinaan seperti merasa kalau dia sok suci, ikut budaya Arab, kuno, mungkin saja dia sedang dalam tahap menuju ketaatan, kan? Dan kalau ada yang ‘belingsatan’ melihat kita (khususnya yang cewek ya) memakai jilbab, memakai cadar, abaikan saja,“Ane yang dingin, kenapa ente yang panas?” kasarannya sih gitu.
Terus apa yang harus kita lakukan dengan ‘pelaku’ yang menghina perempuan berjilbab? Atau malah yang belum berhijab syar’i? Jangan balas dihina ya, justru kita harus mendakwahi mereka, memberitahu mereka. Karena bisa jadi nih, mereka memang pada dasarnya nggak tahu tentang kewajiban muslimah untuk berjilbab. Kalau sudah begitu, kita wajib memberitahu mereka, terserah mereka apakah mau menerima atau menolaknya.
Coz, hidup ini adalah untuk saling mengingatkan, agar sama-sama berjuang menuju ketaatan. Ajak mereka berbusana muslimah sesuai ketentuan Islam. Ajak mereka untuk taat. Setiap ajaran dari Islam jangan sampai dinyinyiran ya, karena para ulama tak pernah melakukannya. Mereka yang membenci syariat Islam, hanyalah orang-orang kafir dan munafik. Waspadalah!
So, selamat berjuang dalam ketaatan guys! See you next time! Keep istiqomah! [Zulfa Aulia Rosyadiah | IG @rifalnazar]