Friday, 22 November 2024, 23:40

Enam kata mengubah budaya Amerika selamanya, “Ladies and gentlemen, rock and roll!�. Dengan deklarasi singkat pada 1 Agustus 1981 itu sebuah generasi telah lahir; Generasi MTV. Bahkan generasi ini lebih heboh ketimbang generasi bunga (hippies) di tahun 60-an. Dengan menjadikan musik sebagai menu utama dalam siarannya selama 24 sehari itu, MTV telah berhasil memberikan warna tersendiri bagi kehidupan pemirsanya. Dan saat ini, MTV telah ditonton di lebih dari 350 juta rumah dan 70 persen di antaranya di luar AS. Pemasukan MTV pun kian menggelembung hingga mencapai angka 3 milyar dolar AS per tahunnya. Bayangkan, gede banget kan? (matamata.com, 1 Agustus 2001)

Profesor Robert Thompson, pengajar di Syracuse University, yang menonton dan menganalisis TV bagi kehidupan manusia, mengatakan bahwa MTV membidik kelompok masyarakat yang khusus dan memberi mereka identitas. Ketika MTV hadir, industri benar-benar berubah. Tiba-tiba musik tidak lagi sekadar suara yang bagus, tetapi juga yang terlihat bagus.

Di Indonesia, MTV cukup sukses mewarnai kehidupan remaja kita. Setelah stasiun televisi ANTEVE bermitra dengan MTV Asia, saban hari kita disuguhi dengan beragam musik dan nyanyian, lengkap dengan video klipnya. Nggak cukup di tivi, kini MTV hadir di radio, dan mengudara dengan bendera MTV on the Sky.?  Saking gencarnya tayangan MTV, nggak heran bila produk-produk MTV menjadi standar hidup yang harus diikuti pemirsanya; anak muda.

Pasti kamu juga udah ngeh dengan sapaan khas VJ-VJ MTV. Ya, sapaan yang sebenarnya bikin kita nggak produktif; “Hai anak nongkrong!â€?. Coba, dibilangin anak nongkrong. Itu artinya kalo nggak nongkrong, nggak gaul, bukan generasi MTV. Kita tahulah, bahwa aktivitas nongkrong kan identik dengan malas. Tul nggak? Walah, bener-bener mereka bikin gaya hidup sendiri bagi pemirsanya yang sebagian besar berusia antara 15 – 24 tahun. Inilah generasi MTV. Generasi yang penuh dengan kebebasan dan hura-hura.

Dalam perjalanannya selama 20 tahun ini, MTV memang udah mengubah budaya dunia. Tren yang berkembang sekarang seperti nggak bisa lepas dari pengaruh yang ditularkan MTV. Saking mengglobalnya budaya pop yang diusung MTV, sampe anak-anak di kampung pun ketularan. Ya, musik ternyata tidak sekadar hiburan, tapi sudah berubah menjadi gaya hidup. Bahkan belakangan, MTV nggak terbatas pada soal musik, tapi juga mulai memproduksi film teaterikal, game show, dan penghargaan bagi dunia hiburan dalam berbagai manifestasinya (ingat Gen-Bi dan Penghargaan MTV Indonesia). Ya, selain menghadirkan video klip musik, MTV juga udah bikin game show macam Singled Out, film-film seperti Selebrity Deadmatch dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa MTV ingin menerobos masuk dan membangun identitas baru bagi pemirsanya.

Walhasil, kini kita dihadapkan pada sebuah kenyataan yang berat. Gimana nggak, serangan budaya dan pemikiran yang dilancarkan musuh-musuh Islam ini bakal menggerus kepribadian kita, remaja muslim. Gaya hidup yang ditularkannya bakal mengelupaskan dan mengubah kepribadian Islam kita. Buktinya, ada remaja yang tadinya rajin ke mesjid begitu mendengar adzan maghrib berkumandang, sekarang justru lebih enjoy menikmati klip musik dari MTV. Remaja yang tadinya nggak kenal dandanan funky, setelah nonton tayangan klip musik MTV, ia begitu keranjingan ingin mempraktikkannya. Begitu pun ketika nonton Ewan Mc Gregor yang jadi junkies (yang kita juga bingung kenapa bisa disebut “cool�), ada remaja yang langsung mengamalkan gaya Ewan, dan nyobain jadi junkies juga, dengan berharap ikutan cool. Walah, celaka dua belas deh!

Generasi yang nggak pede!
Kalo dilihat dari kenyataan sehari-harinya, generasi MTV ini memang punya impian untuk bisa melakukan apa saja sesuka hatinya. Bisa mewujudkan segala keinginannya tanpa harus ada yang menghalanginya, meski adakalanya juga hal itu bertentangan dengan hati nuraninya sendiri. Pokoknya ingin bebas merdeka. Makanya ia berusaha tampil pede untuk mewujudkan impian-impiannya itu—yang juga sering menyesatkan.

Namun sebetulnya teman-teman remaja yang kadung udah nyetel dengan sebutan generasi MTV ini justru kagak pede. Buktinya, mereka yang melakoni model kehidupan seperti yang diajarkan MTV kebingungan mengidenti-fikasi siapa dirinya. Mereka biasanya main nyocok-nyocokin aja dan sifatnya trial and error. Kali aja kalo ia tampil dengan dandanan seperti Mandy Moore yang ia tonton di klip MTV, bisa kebagian tenar dan bekennya.

Kamu tahu kan lagunya TLC yang berjudul “Unpretty�? Walah, naga-naganya sih banyak teman remaja yang merasa mirip dengan cerita dalam lagu itu. Kamu juga pasti tahu deh, karena lagu itu menceritakan tentang pergumulan batin seseorang yang tak pernah merasa puas dengan penampilan jasmaninya. Ia merasa gagal telah diciptakan dan lahir ke dunia dengan penampilan yang buruk rupa. Ujung-ujungnya jadi nggak pede dengan penampilan alami dirinya. Dan tentu, ia berusaha koit-koitan mengubah bentuk fisiknya supaya cocok dengan standar yang ditetapkan oleh lingkungannya (teman gaulnya, gacoannya, etc.).

Ngomong-ngomong soal semen, eh, soal standar, dari dulu masyarakat kita juga udah biasa bikin patokan dalam pergaulan hidupnya. Di jaman jahiliyah dulu, di kalangan bangsa Arab punya standar kehidupan. Misalnya, bila salah seorang di antara mereka udah punya kuda, maka ia udah dianggap mapan dalam kehidupannya. Sebab itu pun berfungsi sebagai identitas harga dirinya. Orang tua kita dulu, kalo mau nyari menantu udah menetapkan standar-standar seperti; bibit, bebet, bobot. Sebab malu dong kalo keturunan bangsawan atawa ningrat harus kawin dengan rakyat biasa. Dan beragam standar lainnya yang dipakai untuk menetapkan hal-hal yang diinginkan. Meski acapkali standarnya juga nggak bener en nggak tepat. Tapi ya, itulah konvensi alias kesepakatan umum.

Standar apa yang ada di MTV? Tentu meski tidak tertulis, mereka suka bikin patokan-patokan sendiri. Dan so pasti standarnya juga ngawur bin amburadul. Sebab dibuat dengan sesuka hatinya. Misalnya, standar ganteng or cakep. Ukuran yang digunakan adalah wajah yang seperti Surya “Cool Colour� ke atas itu baru disebut ganteng. Tapi maaf saja, untuk wajah seperti Bang Mandra ke bawah, udah disebut susah dapet pasangan. Di Amrik sono juga sama, bagi yang setting wajahnya setara dan di atas James Van Der Beek, itu baru disebut ganteng en cool. Dan mohon maaf saja bila “layout� wajahnya setara dan di bawah William H Macy, pasrah aja, udah untung ada yang mau juga.

Nah, itu sebabnya bagi teman-teman remaja yang lingkungan hidupnya udah menetapkan standar macam begitu, maka seringkali nggak pede. Ya, itu tadi seperti kisah dalam lagu Unpretty-nya TLC. Bener lho, padahal itu baru persoalan wajah, belum lagi masalah rambut. Hiiihh, remaja juga suka nggak bisa pede kalo misalnya rambutnya tampil biasa. Dan begitu liat video klip musik di MTV yang menayangkan model rambut funky, jadi deh coba-coba untuk menirunya. Bener-bener nggak pede dengan penampilan alaminya. Jadi emang nggak pernah jelas mengidentifikasikan siapa dirinya. Bingung, sebab ia nggak ngerti siapa dirinya dan mau ngapain dalam hidupnya di dunia ini. Coba aja, kalo dilihat dari gaya hidupnya, nyata banget bahwa mereka nggak ngerti tentang keberadaan mereka di dunia ini, untuk apa, dan mau kemana setelah kehidupan dunia ini. Gelap.

Nah, jawaban tentang kehidupan mereka itu akhirnya dicari lewat musik, melalui kreativitas (meski kreativitas yang salah), lewat segala kesenangan, dan tentu mimpi-mimpi. Namun, akhirnya mereka justru nggak bisa menjawab pertanyaan yang muncul dari situ. Mungkin saja secara lahiriah mereka tampak sukses dan ngak menemui kesulitan hidup. Tapi yakinlah, bahwa semua itu semu, hanya fatamorgana aja. Kenapa? Sebab generasi MTV sedang tidak merasakan kepercayaan diri atas keberadaan mereka.

Kamu bisa liat, bagaimana teman-teman kita yang kesepian dalam hidupnya lalu berupaya mencari?  identitas dirinya. Misalnya, mereka mengenakan mode pakaian yang sedang in sekarang. Atau dengan penampilan yang super cuek menyusuri lorong-lorong mal atawa di jalan-jalan. Tapi yakinlah, itu bukan muncul karena rasa percaya dirinya yang kuat. Itu hanya cuek, bukan pede. Sebab, kalo emang percaya dengan apa yang ada dalam dirinya; kurang atau lebih, ia bisa tampil apa adanya sesuai dengan keberadaan dirinya. Kenapa mereka bisa begitu? Kembali kepada soal standar hidup yang ditetapkan lingkungannya. Kalo merasa nggak sama dengan standar yang ada, maka siap-siaplah dianggap kampungan dan kuper. Itu sebabnya, kalo nggak mengenakan pakaian model yang lagi ngetren, pasti bakalan dicap belum gaul, nggak funky en jauh dari kesan cool. Coba, parah kan?

Dalam soal hiburan juga generasi MTV ini terlihat nggak percaya diri. Itu dibuktikan dengan, misalnya, mereka menggandrungi jenis musik yang hingar-bingar ketika bersama teman gaulnya. Tentu dengan tujuan biar disebut gaul dan keren. Di sekolah dengerinnya Limp Bizkit, Westlife, Padi, Sheilla on 7, dengan harapan biar disebut anak gaul. Padahal, adakalanya ketika udah sampe di rumah doi dengerin lagu-lagunya Meggy Z, Irvan Mansyur, Hamdan ATT—bukan OTT lho, terus Rhoma Irama de el el. Labil banget emosinya kan?

Islam, the way of life
Ngomong-ngomong soal gaya hidup, emang akhirnya kita kudu kembali kepada siapa sebenarnya kita. Sebagai seorang muslim, tentu saja patokan hidup kita kudu sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Islam. Itu sudah standar lho. Sebab, segala aktivitas dalam hidup kita emang kudu “link and match� dengan Islam.

Memang benar, dalam hidup ini kita wajib punya standar. Supaya bisa menentukan sikap dan langkah kita. Mau ngapain, dan akan ke mana. Maka bila kita udah tahu siapa diri kita, mau ngapain di dunia ini, dan akan ke mana setelah hidup di dunia biasanya lebih percaya diri dan lebih jelas menatap masa depan. Kita seharusnya bisa bertanya kepada diri kita sendiri, siapa kita??  Dan harus bisa menjawabnya dong. Allah Swt. berfirman:

?ˆ???????? ?®???„?’?‚???ƒ???…?’ ?ˆ???…???§ ?????¨???«?‘?? ?…???†?’ ?¯???§?¨?‘???©?? ?????§?????§???Œ ?„???‚???ˆ?’?…?? ?????ˆ?‚???†???ˆ?†??
“Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini,â€? (QS al-J?¢tsiyah [45]: 4)

Nah, setelah kita tahu siapa diri kita dengan jawaban yang memuaskan, maka pasti kita bisa mengetahui mau ngapain kita di dunia ini. Yap, karena kita berasal dari Allah, maka tentu saja hidup kita adalah untuk beribadah kepada Allah. Kamu kudu ngeh juga bahwa yang namanya ibadah itu bukan hanya sebatas shalat, tapi luas banget; termasuk jihad adalah ibadah juga. Firman Allah Swt.:

?ˆ???…???§ ?®???„???‚?’???? ?§?„?’?¬???†?‘?? ?ˆ???§?„?¥?’???†?’?³?? ?¥???„?§?‘?? ?„???????¹?’?¨???¯???ˆ?†??
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.â€? (QS adz-Dz?¢riy?¢t [51]: 56)

Nah, berikutnya adalah, bahwa manusia bakalan kembali kepada Allah. Dan itu kita kudu yakin betul. Firman Allah Swt.:

?ƒ?????’???? ?????ƒ?’?????±???ˆ?†?? ?¨???§?„?„?‘???‡?? ?ˆ???ƒ???†?’?????…?’ ?£???…?’?ˆ???§???‹?§ ?????£???­?’?????§?ƒ???…?’ ?«???…?‘?? ?????…?????????ƒ???…?’ ?«???…?‘?? ?????­?’???????ƒ???…?’ ?«???…?‘?? ?¥???„?????’?‡?? ?????±?’?¬???¹???ˆ?†??
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?� (QS al-Baqarah [2]: 28)

Jadi, ngapain kita kudu nyari identitas lain untuk diri kita, bila Islam adalah agama kita. Mestinya kita bangga menjadi generasi Islam, bukan generasi MTV, generasi bunga, generasi biru, generasi metal, generasi dangdut, generasi funky dan sejenisnya. Kita cukup menjadi generasi Islam. Tentu dengan mengamalkan seluruh ajarannya dan menjadi pembelanya. Sekali lagi, Islam adalah jalan hidup kita. Islam adalah ideologi kita. Bukan yang lain. Generasi MTV? No, Way!

(Buletin Studia – Edisi 072/Tahun ke-2)

1 thought on “Jadi Generasi MTV? No Way!

Comments are closed.