Diberitakan, seorang selebritis terkenal tangannya kejepit pintu. Wuah, kejepit pintu aja bisa jadi berita? Nah, itu dia. Berhubung doi ini orbek, maka kejadian or peristiwa yang menurut kita nggak layak jadi berita, malah bisa diekspos besar-besaran. Sama halnya kalo misalnya Presiden Amrik George W Bush kepalanya ketiban papan penggilasan, itu bakal jadi berita besar. Apalagi diliput CNN, bisa geger seluruh dunia. Jadi, kembali ke “hukum asal�, bahwa orbek memang bisa bikin penggemar dan simpatisannya merasa empati, merasa kudu tahu perkembangan kehidupan idolanya. Itulah selebritis, yang emang punya tempat tersendiri di hati penggemar beratnya. Berita kecil apapun tentang mereka acapkali menjadi heboh.
Coba kamu perhatiin deh, berapa banyak majalah or tabloid yang memuat berita tentang dunia kaum “glamour� ini? Juga, amati ada berapa program acara televisi yang menayangkan seputar sisi kehidupan para selebritis. Rasanya, tanpa perlu ditulis kembali di sini kamu udah pada tahu jawabannya. Padahal, beritanya nggak menarik-menarik amat gitu lho. Ambil contoh, misalnya tentang seleb yang ulang tahun, koleksi sepatunya, atau bagaimana menikmati liburannya. Coba kalo kita yang begitu, nggak bakalan masuk berita. Tapi, karena mereka orbek, maka hal kecil tetap aja menarik di mata media. Juga di matamu.
Itu sebabnya seorang teman berkomentar kepada penulis, bahwa dia heran kok ada saja orang yang suka mengikuti perkembangan berita kehidupan orbek, khususnya kalangan seleb. Hmm… itu pertanyaan menarik menurut penulis. Jawaban ringkasnya begini, rata-rata orang ingin selalu tahu kehidupan orang lain.? Kamu bisa lihat bagaimana tetangga kanan-kiri kamu suka ngerumpi ngomongin tetangga lainnya. Si anu sekarang begini, kehidupan rumah tangganya begitu. Wuih, itu dilakukan bisa di rumah sambil nyari kutu, di angkot, di bis, apalagi waktu arisan, bahkan di pengajian sekalipun suka ada aja bisik-bisik tetangga itu. Of course, termasuk di sekolah, kayaknya sering kejadian kalo teman-teman kamu suka pengen tahu aja kehidupan teman yang lain. Jadi deh tradisi ghibah diperlihara.
Nah, berangkat dari rasa ingin tahu seseorang terhadap orang lain yang begitu besar, maka media massa pinter betul menangkap “kelemahan� itu. Itu sebabnya, dengan atas nama pertimbangan bisnis, disediakanlah rubrik khusus tentang perjalanan hidup para orbek. Sebab itu memang yang menarik pembaca atau penonton.
Berita ketangkepnya Nick Carter BSB (personelnya grup band Backstreet Boys) oleh polisi, pernah dimuat di salah satu majalah remaja negeri ini.? Dalam berita tersebut dituliskan bahwa gara-garanya, Nick nggak mau menurut perintah polisi yang meminta doi untuk segera meninggalkan sebuah klab malam yang saat itu sedang Nick kunjungi. Polisi melalukan pengusiran para pengunjung klub, setelah terjadi perkelahian antar beberapa pengunjung (tapi Nick nggak ikutan dalam perkelahian tersebut). Sayang Nick ogah menuruti kemauan Polisi tersebut. Walau sudah ditunggu hingga 10 menit, cowok yang katanya cute ini tetap ngotot nggak mau pergi. Dan akhirnya, sesuai undang-undang di Tampa, Florida, Amrik, polisi terpaksa memborgol Nick dan membawanya ke kantor Polisi. Atas tuduhan melawan secara paksa perintah pihak berwenang. Coba, kayak gitu aja jadi berita. Dan akan sungguh lebih aneh lagi kalo di antara remaja ada yang merasa membutuhkan info tersebut. Mati-matian lagi pengen tahu, apalagi sampe dibahas di acara televisi, radio, atau sekadar rumpian kecil di kelas. Ehm, apa nggak ada berita yang layak dibahas?
Sobat muda muslim, persoalan seperti inilah yang kayaknya sudah menjadi agenda tersendiri dalam kehidupan remaja negeri ini, juga mungkin di negeri lain. Akibatnya, ini bisa gawat lho. Kenapa? Karena kita dibuai dengan berita-berita �sampah’ yang emang nggak ada hubungannya dengan persoalan kehidupan umat manusia yang berat dan gawat.
Contoh kecil, apa iya selama ini teman remaja peduli dengan penderitaan para pengungsi akibat korban kerusuhan: entah itu di Ambon, Poso, Aceh, Palestina, Moro, Kashmir, Afghanistan, dan belahan dunia lainnya. Apa iya sekarang teman remaja lebih getol mengikuti perkembangan kaum seleb ketimbang masalah umat? Well, hanya kamu yang bisa jawab tentang dirimu.
Miskin manfaat dan melalaikan
Kejadian seperti ini di masa lalu kayaknya belum seheboh sekarang. Dan bukan tak mungkin nggak pernah ada. Coba, di masa Rasulullah dan juga para sahabat, nggak denger berita-berita model begini. Bukan saja karena teknologinya belum mampu menjangkau belahan dunia lain, tetapi yang terpenting di sini adalah masalah prinsip. Yang menjadi obsesi para pendahulu kita waktu itu, adalah bagaimana menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Titik.
Nah, sekarang, dengan semakin ber-kembangnya teknologi informasi, kita bisa kenal dan gaul bahasa negeri lain, termasuk peristiwa dan kehidupan para tokoh dunia, wabilkhusus kaum seleb. Sementara info itu bisa baik dan buruk.
Ngomongin soal informasi, berarti kita nggak lepas dari yang namanya komunikasi. Salah satunya adalah komunikasi massa. Maka bermunculanlah media komunikasi seperti koran, majalah, tabloid, televisi, radio, dan yang lainnya. Tujuannya jelas, yakni untuk menyampaikan informasi. Menurut Defleur dan Dennis dalam bukunya Understanding Mass Communication (1985), bahwa “komunikasi massa adalah suatu proses di mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara�. Catet ya!
Dengan begitu, khusus masalah berita tentang selebritis, maka berita yang disampaikan adalah untuk memberikan gambaran bahwa beginilah dunia kaum seleb. Tapi sayangnya, nggak dibarengi dengan penilaian yang objektif dan memberikan bimbingan. Ya, berita itu dibiarkan meluncur dan pembaca atau penonton sendirilah yang kudu menyimpulkan. Wuah, bahaya besar ini. Apalagi kalo kita lihat, berita-berita seputar kalangan seleb ini sebenarnya lebih mengarah kepada bagaimana supaya penonton atau pembaca ini mengikuti kelakuan mereka, dan boleh dibilang juga bahwa para seleb berharap penggemarnya memaklumi profesi dan kehidupannya. Walah?
Sobat muda muslim. Kita tahu sama tahu deh, bahwa berita kayak begituan itu hanya ngabisin secara sia-sia jatah energi kita untuk mikirin masalah lainnya. Tanpa maksud memvonis teman remaja, yang itu berarti kamu termasuk di dalamnya, kita mencoba memberikan fakta bahwa remaja sekarang kebanyakan lebih memilih menjalani kehidupan ini dengan nyantai. Ini memang disebabkan karena pengaruh lingkungan juga tuh.
Walhasil, dalam hidup ini kita jadi orang yang dimanja dengan model kehidupan yang “adem ayem�. Pagi-pagi, saat bangun tidur, ada teman remaja yang langsung menyalakan radio dan dengerin musik pagi, karena kebetulan doi termasuk remaja yang malas bangun shubuh. Padahal biasanya kalo shubuh acara radio maupun televisi berkaitan dengan persoalan agama. Ketika berangkat sekolah, teman-teman di sana udah ngerumpi tentang film, sinetron, selebritis, bintang NBA, pahlawan-pahlawan di Serie A Liga Italia, misalnya. Bacaan yang dipelototi bukan lagi pelajaran kimia, matematika, biologi, bahasa dan lainnya, tapi yang dibaca adalah majalah remaja yang mengupas abis tren, gaya, dan gosip selebriti lokal maupun mancanegara. Sore hari, televisi sudah siap dengan acara infotainment dan itu mesti ada hubungannya dengan kaum selebriti. Malam hari, banyak teman remaja asyik dengan beragam acara yang miskin manfaat dan melalaikan. Apalagi kalo bukan tayangan kaya sinetron dan film, termasuk acara musik. Hmm.., dari bangun tidur sampai tidur lagi, yang sering hadir dalam kehidupannya hanyalah info-info murahan dan miskin manfaat. Kasihan deh kamu!
Membekukan otak
Bukan hanya air yang bisa membeku. Otak kita aja ternyata bisa menjadi “beku� layaknya air. Itu bisa terjadi kalo otak ini dibiarkan menganggur nggak punya gawe kreatif. Ini juga sama halnya dengan pisau, kalo nggak pernah diasah, maka bakalan tumpul. Otak kita yang nggak pernah diajak berpikir berat, biasanya malah jumud. Dan pengennya nyantai aja. Dikasih yang berat-berat malah error dan “ngebul�. Belajar matematika yang seharusnya menambah keahlian dalam berhitung, malah menjadi masalah bagi yang malas belajar. Daripada tahan berjam-jam di perpustakaan, teman remaja sekarang lebih tergoda untuk berlama-lama nongkrong di mal, di arena bermain, dan di jalan-jalan sambil ngumpul bareng teman sebayanya. Kalo begini, rasanya wajar kalo banyak yang meragukan masa depan kehidupan negeri ini. Gimana nggak, remajanya aja banyak yang nyantai.
Sobat muda muslim, kalo kamu membaca tradisi kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya, juga para ulama salaf, kayaknya kita kudu malu deh. Kenapa? Kehidupan mereka nyaris menyatu dengan persoalan-persoalan ilmu dan ketakwaan. Kamu pernah dengan nama Imam Syafi’i kan? Nah, saloah satu imam madzhab ini layak dijadiin teladan dalam semangatnya mencari ilmu. Beliau punya semboyan begini: Carilah ilmu sebagaimana halnya seorang ibu yang kehilangan anak gadisnya. Ehm, itu sebabnya, beliau menguasai berbagai macam bidang kehidupan. Beliau jadi seorang mujtahid, yakni orang yang bisa menggali dalil syara, kemudian berpendapat tentang suatu persoalan kehidupan. Manfaatnya pun terasa sama kita sampai saat ini.
Kondisi saat ini bagaimana? Walah, berita-berita seputar kehidupan selebritis malah mengalahkan berita yang lainnya. Di hampir semua stasiun televisi swasta, ada acara infotaiment. Di majalah remaja, tabloid remaja, berita soal seleb juga hadir dalam kemasan yang eksklusif. Duh, bener-bener kita digempur dari sana-sini.
Maka nggak usah heran kalo banyak teman remaja lebih hapal grup-grup musik dan lagu-lagunya ketimbang persoalan politik, ekonomi, sosial, hukum, apalagi pemerintahan. Ah, nggak tega kalo harus nyebut buta banget mah. Lho kok ini nyebut sih? (Bukan, ini nulis, kok)
Itu artinya otak kita sudah diarahkan untuk menjadi beku, karena hanya diberikan asupan yang ringan, bahkan �sampah’.
Saatnya bersikap bijak
Bukan kita merasa sok benar sendiri, apalagi sok suci. Tapi maksud kita adalah supaya kamu juga mulai berpikir lebih rasional, serius, dan dapat menghasilkan karya positif. Jadi otak kamu benar-benar produktif.
Sebab, Allah Swt. telah membimbing kita untuk memberdayakan otak kita dengan hal-hal yang benar dan baik. Sebagai contoh, firman-Nya:
?§?‚?’?±???£?’ ?¨???§?³?’?…?? ?±???¨?‘???ƒ?? ?§?„?‘???°???? ?®???„???‚?? .?®???„???‚?? ?§?„?¥???†?’?³???§?†?? ?…???†?’ ?¹???„???‚?? .?§?‚?’?±???£?’ ?ˆ???±???¨?‘???ƒ?? ?§?„?£?’???ƒ?’?±???…?? .?§?„?‘???°???? ?¹???„?‘???…?? ?¨???§?„?’?‚???„???…?? .?¹???„?‘???…?? ?§?„?¥?’???†?’?³???§?†?? ?…???§ ?„???…?’ ?????¹?’?„???…?’
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (TQS al-�Alaq [96]: 1-5)
Penjelasan ayat ini mengajak kita untuk memaksimalkan peran otak untuk mendukung akal dalam berpikir. Jadi, mulai saat ini, bersikaplah bijak. Tontonan dan bacaan seputar kehidupan selebritis, mulai sekarang sedikit demi sedikit dikurangi, dan lebih banyak menyantap berita-berita yang erat hubungannya dengan masalah kehidupan kaum muslimin.
Oke deh, sekarang kita mau tanya—khususnya kepada kamu yang doyan dan getol mengikuti liku kehidupan kalangan seleb, apa sih yang selama ini kamu dapatkan? Terus aplikasinya ke mana? Terasa nggak manfaatnya?
Bandingkan bila kamu membaca tulisan atau menonton tayangan yang berguna; misal berita tentang korban perang, kabar tentang masa depan politik suatu negara, bagaimana sepak terjang Amrik dalam mengobok-ngobok dunia ketiga (baca: negeri-negeri Islam). Siapa tahu setelah membaca berita model begitu, kamu bisa marah, kamu bisa terharu, dan kamu pun bisa berbagi suka dan duka. Bukan tak mungkin bila kemudian dirimu tergerak untuk memikirkan dan menolong mereka. Hebat bukan? Dan itu jelas manfaatnya.
Otak kita pun dilatih untuk berpikir serius alias tidak nyantai. Beda banget dengan menyantap berita soal selebritis, itu berita ringan dan miskin manfaat. Ya, kalo pun kudu baca, anggaplah buat selingan aja, bukan pokok. Tapi celakanya, sekarang kan nggak begitu. Banyak teman remaja yang justru menjadikan berita tentang selebriti sebagai menu utama dalam bacaan dan tontonannya. Walah, celaka dua belas ini mah!
Sobat muda muslim, kalo kita perhatiin, di balik gencarnya berita tentang selebritis ini, paling nggak kita melihat tiga bahaya besar yang mengancam. Pertama, menuntun pambaca dan penonton menuju kejumudan berpikir. Kedua, memalingkan pembaca dan penonton dari masalah yang seharusnya mendapat perhatian lebih. Ketiga, menyuburkan tradisi ghibah.
Akhirnya, memang ini kudu ada sikap tegas juga dari bapak-bapak pejabat kita di atas dalam bertindak. Kalo nggak, generasi masa depan kita akan buram, jumud, malas, dan nggak produktif.
(Buletin Studia – Edisi 080/Tahun ke-3)