Friday, 22 November 2024, 09:17

Diakui atau tidak kamera merupakan salah satu penemuan dan karya manusia yang terbilang sangat fenomenal. Melalui kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar mulai dari sel manusia hingga galaksi di luar angkasa. Teknologi kamera kini dikuasai Jepang dan negara Barat.Namun tahukah Anda bahwa prinsip-prinsip dasar kerja seluruh kamera telah diletakkan seribu tahun lalu oleh seorang sarjana Muslim? Peletak prinsip kerja kamera itu tak lain dan tak bukan adalah Ibnu Haitham. Dia adalah fisikawan Muslim terkemuka di era kekhalifahan. Beragam bidang ilmu seperti matematika, astronomi, kedokteran. dan kimia dikuasainya. Namun, dia paling jago dalam bidang optik dan fisika. Dialah pendiri fisika modern.

Salah satu karya Al-Haitham yang paling menumental adalah ketika bersama muridnya, Kamaluddin berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu berawal ketika Al-Haitham mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar.

Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai ruang gelap. Biasanya bentuknya berupa kertas kardus dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya. Teori yang dipecahkan Al-Haitham itu telah mengilhami penemuan film yang kemudiannya disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton.

Istilah kamera obscura yang ditemukan Al-Haitham pertama kali diperkenalkan di Barat oleh Joseph Kepler (1571 M – 1630 M). Terinspirasi kamera obscura dari Al-Haitam, pada tahun 1827 Joseph Nicephore Niepce di Prancis mulai menciptakan kamera permanen. Sekitar 60 tahun kemudian George Eastman lalu mengembangkan kamera yang lebih cangghi pada zamannya. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti perkembangan teknologi. hri (republika)