Tren ajang pemilihan bintang di sejumlah televisi mampu menye-dot perhatian remaja. Trans TV dengan Popstar-nya, Indosiar dengan AFI-nya (Akademi Fantasi Indosiar), dan TPI dengan Bakal Beken-nya. TransTV dan Indosiar mengadaptasi dari ajang pemilihan bintang kelas interna-sional, sementara TPI produksi lokal.
Ngeliat antusiasme peserta (kebanyakan remaja seusia kamu) yang ikut audisi di ajang itu, naga-naganya mereka kepengen banget tuh jadi bintang. Entah nanti bisa akting, bisa nari, bisa olah vokal. Pokoknya, mereka dimatangkan profesionalismenya sebagai calon entertainer.
Mau tahu jumlah yang ngikut audisi ini? Hmm.. bolehlah dicatat, Popstars misalnya, di Jakarta diikuti 1.500 peserta, Surabaya oleh 800 peserta, Makasar dan Medan masing-masing 500 peserta, sedangkan Bandung dan Yogya masing-masing diikuti 1.300 peserta.? Sementara Akademi Fantasi Indosiar total mampu menjaring 7.000 peserta dari empat kota audisi. (suaramerdeka.com, 04/01/2004)
Sebagai catatan tambahan, kegiatan Akademi Fantasi Indosiar pada 2003 digelar di empat kota besar yaitu Bandung (17-19 Oktober), Medan (17-19 Oktober), Surabaya (21-23 Oktober), dan Jakarta (23-26 Oktober).
Dari Bandung yang diikuti 1.122 peserta akan diambil tiga peserta, Surabaya yang diikuti 770 peserta akan diambil tiga peserta, Medan yang diikuti 350 peserta akan diambil dua peserta, dan Jakarta yang diikuti 4.300 peserta akan diambil empat peserta.
Ke-12 peserta tersebut selanjutnya akan dikarantina untuk menjalani pendidikan di Akademi Fantasi Indosiar selama 70 hari. “Kegiatan mereka selama pendidikan akan ditayangkan secara live di Indosiar. Begitu pula dengan kegiatan Akademi Fantasi Indosiar di empat kota akan ditayangkan setiap hari Minggu mulai tanggal 2 November 2003,� (pikiran-rakyat.com)
Sobat muda muslim, gelaran semacam ini tentunya membuka jalan untuk menjadi bintang semakin lempang. Dengan kata lain, fasilitas ini memudahkan calon bintang untuk unjuk kebolehan sepuas-puasnya dan sebisa-bisanya. Sebagaimana halnya berbagai lomba lain, maka kegiatan pemilihan calon bintang di dunia entertainment ini adalah untuk mencari peserta yang istimewa sesuai standar panitia untuk dijadikan sang bintang. Yup, sang bintang!
Buktinya, Popstar udah berhasil mengor-bitkan Joe, Andi Lee, Elsa, Dini, dan Dandy. Kepopuleran mereka seperti jatuh dari langit setelah mengikuti Popstars. Ehm, mereka mulai masuk dapur rekaman 19 November 2003 dan bersiap membuat album perdana melalui Warner Music Indonesia. Remaja lain pasti ngiler ngeliat kesuksesan mereka. Maka berbondong-bondonglah ngikut test masuk �akademi’ pencipta bintang itu.
Apalagi kalo ngeliat pendahulunya yang kini jadi bintang tenar juga meluncur dari ajang sejenis. Tengoklah Krisdayanti, AB Three, dan Andien yang sukses setelah ikutan ajang Asia Bagus di RCTI tempo dulu.
Berdasarkan pantauan situs suara-merdeka.com, sebagian besar peserta mengaku ingin menjadi terkenal setelah mengikuti ajang semacam ini. Simak saja komentar Yanni Rizkiyanty, peserta Akademi Fantasi dari Medan, �’Bohong-lah kalau ikut acara semacam ini bukan karena keinginan untuk menjadi terkenal. Pasti tujuan utamanya itu. Khusus di Akademi Fantasi ini, tentu saja saya ingin menambah ilmu, karena selama 70 hari dididik oleh ahli-ahli di bidang masing-masing. Jadi selain ingin terkenal, tentu ingin menambah ilmu supaya bisa menjadi profesional.�
Jadi kian jelas saja, mana ada orang yang ngikut audisi AFI atawa Popstar cuma iseng-iseng berhadiah (TTS kaleee..), pasti ada semangat lain yang sudah dibangun sejak lama; ingin jadi orbek! Kalo jadi orbek, selain sudah populer, eh, tajir pula. Tul nggak?
Sobat muda muslim, ngeliat perkem-bangan ini, kita prihatin banget lho. Kita was-was en ketar-ketir khawatir kalo remaja muslim juga banyak yang latah ingin jadi seleb di dunia entertainment. Itu sebabnya, sebelum kamu terlanjur ikutan ajang itu, kita-kita ingin berbagi pengalaman dan ilmu sama kamu. Harapannya, kita bisa memanfaatkan hidup ini dengan? benar dan baik.
Mengajarkan kebahagiaan semu
Ajang pemilihan calon bintang yang digelar di beberapa televisi swasta ini, memang menarik minat calon peserta, khususnya remaja. Maklumlah, siapa sih yang nggak ingin jadi tajir dan terkenal?
Gelagat seperti ini bukan kabar bagus sobat. Soalnya, teman-teman remaja bakalan dididik menjadi manusia yang cuma bisa dan boleh menikmati kebahagiaan bersifat duniawi semata. Para pendahulu mereka udah ngajarin bahwa kalo udah jadi bintang tenar, apa pun keinginan kita bisa kita raih dengan mudah. Celakanya, seringkali dengan menghalalkan segala cara. Jangan sampe deh!
Dan kita juga dibuat nggak habis pikir, penghargaan kepada mereka yang jago nyanyi, jago joget, jago akting, dan jago di bidang olahraga sering bikin iri mereka yang menonjol di bidang ilmu pengetahuan. Coba, Olimpiade Fisika saja liputan media sangat mi-nim, udah gitu nggak dihargai de-ngan sangat hebat bila dibandingkan dengan prestasi di bidang seni dan olah-raga. Aneh bin ajaib kan?
Kamu mungkin pernah dapat info bahwa penghasilan seleb jauh lebih besar dari profesi kebanyakan masyara-kat kita. Lihat aja gimana beken dan tajirnya Joshua Suherman, sebagai selebriti cilik. Doi nih, yang ngetop lewat lagu Cicit Cuit bisa berpenghasilan Rp 150 juta dari satu iklan saja. Catat, satu iklan saja, lho. Berapa gaji guru or dosen kita sebulan? Padahal Joshua, yang usianya jauh di bawah kita-kita itu, udah membintangi iklan printer Epson, Sakatonik ABC, dan banyak lagi yang lain – disamping dari penjualan kaset dan acara-acara yang banyak memakai dia. Angka Rp 500 juta setahun tidaklah sulit diraih Joshua. (Jangan Jadi Seleb, hlm. 11-12)
Ehm, nggak ketinggalan, kelompok U2 dan �Nsync masing-masing ternyata menempati posisi puncak dan kedua dalam daftar grup musik yang tajir lewat konser. U2 dalam konsernya di tahun 2002 aja mampu mengeruk pendapatan kotor US 143 juta dollar, demikian laporan Amusement Business. Mereka dalam sepanjang tahun 2002 tampil di 113 tempat seantero jagad.
Walah, hebat amiiir! Pantesan aja Joe, Andy Lee, Elsa, Dini, dan Dandy yang menang di Popstars kompak menyebut ingin go international. “Kayaknya melalui ajang ini keinginan untuk go international itu bakal bisa terpenuhi. Soalnya karena memang acara ini kan punya link secara internasional, jadi para pemenang memang dipersiapkan untuk go international. Itu sebabnya aku milih ikutan Popstars,� tambah Dandy, mahasiswa UGM yang rela cuti sementara dari kegiatan kuliahnya demi mengejar cita-cita. (suara-merdeka.com, idem)
Selain tajir, tentu pengen ngetop. Oya, kamu tahu Eric, yang ketiban �rejeki’ duet sama Melly Goeslaw? Dalam buku Jangan Jadi Seleb karya Kang Solihin dan Kang Iwan (kata beberapa teman di Bogor, Cianjur, dan Surabaya, nih buku dihadiahkan juga lho ke peserta AFI yang gagal oleh seorang penonton di studio Indosiar pas tayangan konser AFI di bulan Pebruari ini. Moga yang baca nyadar yee..) disebutkan bahwa Eric yang kelahiran Purwokerto 12 Oktober 1982 itu kayaknya beruntung banget bisa mengalahkan para saingannya saat audisi untuk nyanyiin soundtrack A2DC, Ada Apa dengan Cinta? Doi yang punya nama asli Muhammad Erlangga Adi Nugraha ini jadi ngetop en beken setelah kejaring Melly. Konon kabarnya vokal Eric mirip banget dengan Ari Lasso.
Tapi yang pasti, keber-hasilan Eric nggak begitu saja mudah diraih, sebe-lumnya, doi emang punya cita-cita jadi seleb. Buktinya, kegiatan ber-musiknya udah dimulai sejak SMP. Belum jadi vokalis, saat itu doi didaulat buat jadi gitaris dalam band bentukannya bareng temen-temen se-baya. Kesempatan buat jadi vokalis datang begitu vokalis di band tersebut mutusin cabut permanen. Tadinya cuma pingin coba-coba, eh malah keterusan. Jadi emang sejak awal udah punya cita-cita ya?
Mungkinkah kita udah kehilangan akal sehat untuk bisa berpikir lebih cerdas? Nggak tahu juga. Tapi yang pasti, fakta membuktikan bahwa kebanyakan dari kita ternyata tetap tak bisa berpikir dengan sehat, apalagi mengajarkan pendidikan yang benar. Buktinya, standar kebahagiaan aja dinilai dari banyaknya harta dan kenikmatan jasadi yang diraih. Semu banget ya? Duh, menyedihkan banget ya?
Jangan lupakan Islam!
Sobat muda muslim, hidup di dunia ini nggak lama. Itu sebabnya, kita kepengen banget berlomba ngebanyakin amal baik. Namun, jika ngeliat maraknya remaja yang terbius oleh ajang Popstar, AFI, dan Bakal Beken, rasanya kita kudu prihatin dan segera ngambil tindakan pencegahan. Bukan apa-apa, kita nggak ingin menyaksikan kerusakan umat ini kian parah. Nggak ingin sobat.
Meski kita nulis bernada sinis dan menyerang begini, mohon untuk tidak dianggap sebagai bentuk permusuhan, tapi karena niat baik kita-kita untuk mengingatkan kamu semua. Lagian kata Bang Rhoma dalam lagu Kawula Muda, “Hei kawula muda, kau punya semangat/Hei kawula muda, kau punya keringat/ Kobarkan api juang mencegah maksiat..� Nah lho.. harusnya kita mampu mencegah maksiat bukan malah menciptakan maksiat. Tul nggak?
Menghadapi kondisi seperti ini apa yang harus kita lakukan? Pertama, kita jangan tertipu dengan gemer-lapnya kehidupan kaum seleb, hingga membuat kita gelap mata bahkan berusaha untuk bisa hidup seperti mereka dengan mengikuti ajang pemilihan calon bintang tenar. Berbahaya, kawan! Kedua, kita harus tahu, bahwa makna kebahagiaan adalah tercapainya ridho Allah, bukan banyaknya materi dan harta yang diperoleh semata. Ketiga, kita harus sadar, bahwa dalam hidup ini kita senantiasa terikat dengan aturan-aturan Islam. Firman Allah Swt:
?ˆ???„?§?? ?????‚?’???? ?…???§ ?„?????’?³?? ?„???ƒ?? ?¨???‡?? ?¹???„?’?…?Œ ?¥???†?‘?? ?§?„?³?‘???…?’?¹?? ?ˆ???§?„?’?¨???µ???±?? ?ˆ???§?„?’?????¤???§?¯?? ?ƒ???„?‘?? ?£???ˆ?„???¦???ƒ?? ?ƒ???§?†?? ?¹???†?’?‡?? ?…???³?’?¦???ˆ?„?§?‹
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.� (QS al-Israa [17]: 36)
Itu sebabnya, dalam hidup ini kita berusaha untuk ngebanyakkin amal baik. Dalam sebuah riwayat, seorang sahabat bertanya, “Ya, Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?� Nabi menjawab, “Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.� Dia bertanya lagi, “Dan bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?� Nabi saw menjawab, “Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya.� (HR. Ath Thabrani dan Abu Na’im)
Sobat muda muslim, kita boleh dan harus punya cita-cita untuk masa depan. Tapi mohon agar cita-cita itu selaras dengan tuntanan agama kita. Pengen jadi seleb di dunia entertainment seperti sekarang? Walah, kelihatanya perlu diformat ulang tuh. Kita hidup hanya untuk Islam semata. Mempelajari-nya, memahaminya, dan memperjuangkannya.
Nggak usah malas en minder kalo dikatain sok alim gara-gara kita lebih sibuk ngaji en ngurus pengajian ketimbang hura-hura seperti teman pada umumnya. Tetep pede en semangat mengkaji dan ngajak teman ke jalan kebenaran Islam. Kita bisa kok melakukannya sekarang.
Yuk, mumpung usia kita masih muda, kita berusaha untuk menjadi yang terbaik bersama Islam dan mencoba ngajak teman-teman yang belum maupun yang udah terlanjur nyebur ke dunia selebritis. Dunia yang lebih banyak �hitam’-nya ketimbang �putih’nya. Kekayaan ada habisnya, dan ketenaran ada batasnya. Iya nggak, Bro? [solihin]
(Buletin Studia – Edisi 183/Tahun ke-5/23 Pebruari 2003)