gaulislam edisi 094/tahun ke-2 (19 Sya’ban 1430 H/10 Agustus 2009)
Televisi pada tanggal 7-8 Agustus 2009 udah menayangkan ‘reality show’ paling heboh, yakni perburuan teroris di Temanggung. Meski banyak pihak yang meragukan apakah korban tewas adalah orang yang selama ini dicari, yakni Noordin M Top. Susah juga mengklarifikasi dan memverifikasi berita seperti itu. Karena nampaknya banyak wartawan yang akhirnya hanya percaya pada satu sumber, yakni pihak kepolisian. Padahal, selama ini pertanyaan lain juga masih banyak yang belum terjawab soal terorisme ini. Ah, makin kentara deh skenario opini yang tengah dibangun saat ini, yakni menggiring masyarakat bahwa terorisme ada bubungannya dengan Islam, dengan ustad, dengan pesantren, dan sejenisnya. Kacau banget tuh!
Bro en Sis, kita mungkin nggak terlalu peduli apakah yang jadi korban adalah beneran orang yang selama ini cari, dan dituduh sebagai teroris, atau orang yang lain. Susah juga konfirmasinya, wong korbannya udah jadi mayat. Tapi yang harus kita perhatikan adalah banyaknya opini yang menyebutkan bahwa para teroris itu adalah orang-orang dari Islam garis keras. Lha, kirain minuman doang yang pake embel-embel keras, ternyata ada juga ya orang yang bilang Islam garis keras. Menurut mereka, pemahaman Islam yang radikal-fundamentalis-militan inilah yang membuat banyak keonaran. Halah, mereka lupa, atau pura-pura lupa, bahwa Amerika dan Israel adalah contoh nyata terorisme yang dilakukan oleh negara. Jelas, kedua negara ini sudah mempertontonkan kebiadaban. Jadi, sebenarnya yang layak disebut teoris adalah Amerika, Israel dan para begundalnya yang mendukung aksi kedua negara tersebut. Bukan Islam dan kaum muslimin. Iya nggak sih?
Militan itu…
Kalo kamu mau rajin baca-baca buku or surfing di internet nyari istilah tentang militan, insya Allah bisa kamu dapatkan datanya. Enak kan bisa tambah wawasan? Selain itu, kamu jadi lebih bijak memandang persoalan, utamanya dalam menyikapi istilah militan ini. Istilah militan dipahami oleh sebagian orang sebagai sikap yang selalu berhubungan dengan kekerasan, selalu berhubungan dengan kengototan, dan berkaitan dengan sikap selalu pengen menang sendiri. Tambahannya, orang yang militan nyaris selalu identik dengan kesan garang. Halah, padahal tak selamanya cap itu benar, Bro. Sebab, dalam kondisi tertentu, ternyata kita kudu punya semangat dan memiliki gairah dalam belajar dan bekerja. Itu juga bisa disebut militan. Nah, lho.
Oke deh, jika kamu baca Kamus Besar Bahasa Indonesia, bakalan menemukan definisi militan. Di situ disebutkan bahwa militan adalah bersemangat tinggi, penuh gairah, dan berhaluan keras.
Kalo pengen lebih mantep, ada definisi dari kamus lainnya. Misalnya dalam MiriamWebster Dictionary tertulis, bahwa istilah ini termasuk kata sifat dan kosakata ini dimasukkan ke dalam kamus pertama kali pada abad ke-15. Dalam kamus ini, militan didefinisikan sebagai, “engaged in warfare or combat” (disibukkan dalam peperangan atau pertempuran). Dalam kamus ini juga disebutkan militan adalah menunjukkan sikap yang agresif dan aktif banget.
Hal serupa dijelaskan pula dalam Cambrige International Dictionary, istilah militan sebagai kata sifat didefinisikan sebagai, “active, determined and often willing to use force” (aktif, tekun, dan acapkali sudi untuk menggunakan kekuatannya).
Militan sebagai kata sifat juga didefinisikan dengan berjuang atau berperang. Arti lainnya, memiliki karakter bertempur, agresif, khususnya dalam menghadapi (suatu) perkara. Militan sebagai kata benda, didefinisikan sebagai perjuangan, pertempuran, atau agresivitas; baik individu ataupun partai (The American Heritage® Dictionary of the English Language, Fourth Edition. Published by Houghton Mifflin Company.)
Dan, militan juga didefinisikan sebagai “self-assertive” (ketegasan diri) dan memiliki semangat yang tak pernah henti, seolah ada di mana-mana. (WordNet ® 1.6, © 1997 Princeton University)
Dari semua definisi yang disebutkan tadi tentunya kamu udah mulai paham. Seterusnya, tentu bisa membedakan, mana yang pantas dan tidak pantas dalam hidup ini. Mana yang benar dan mana yang salah. Jadi, istilah militan ini bisa diterapkan dalam kasus yang baik-baik. Sebab, militan lebih identik dengan individu atau kelompok yang selalu bergairah, tekun, gigih, punya semangat tinggi, pantang menyerah, tidak mudah untuk putus asa meski banyak rintangan dan hambatan. Bahkan acapkali, rintangan yang ada di hadapannya dianggap sebagai tantangan. Untuk sikap-sikap seperti itu, tentunya juga berlaku umum alias untuk siapa saja dan dari kalangan mana pun; bisa seorang pekerja, seorang pendidik, seorang tentara, pelajar, atau profesi lainnya.
Hanya saja, saat ini istilah militan makin menyempit. Terbukti, saat ini istilah militan ‘cuma’ ditujukan dan selalu identik dengan orang atau kelompok yang kadang diberi label ‘garis keras’. Ini yang kemudian menempatakan istilah ini tidak pada tempat yang semestinya. Bahkan cenderung dibumbui sinisme kepada individu atau kelompok tertentu.
Ambil contoh kasus penyerangan WTC 8 tahun lalu (11 September 2001), Bush langsung menguber kelompok al-Qaida—apa yang disebutnya sebagai militan garis keras, yang dituduhnya sebagai dalang teror terhadap menara kembar itu. Di Indonesia, kasus Bom Bali I (Oktober 2000) hingga Bom di JW Marriott dan Ritz Carlton pada 17 Juli 2009 juga dihubungkan dengan aktivitas kelompok Islam garis keras, kelompok Islam militan, yang didalangi Noordin M Top. Wah, wah, wah benar-benar trial by press alias penghakiman oleh media massa tertentu terhadap Islam.
Akibatnya, opini yang terbangun menjadi tidak berimbang, alias njomplang. Walhasil, masyarakat jadi alergi dengan istilah militan. Ya, lain di kamus lain pula dalam pandangan masyarakat. Celakanya, istilah militan dalam pandangan masyarakat yang nampaknya lebih mendominasi pengertian istilah ini. Gawat memang!
Meluruskan pemahaman masyarakat
Kadang masyarakat memang kejam. Meski tidak memiliki aturan secara tertulis, tapi tajamnya kecaman bisa berdampak buruk. Remaja militan, dalam kondisi masyarakat yang seperti sekarang ini, seperti sebuah kanker ganas yang harus segera disingkirkan.
Sebuah pengalaman pernah saya alami. Waktu itu pernah ikut membina teman-teman remaja dalam mengelola organisasi remaja masjid. Saat organisasi itu tumbuh dan semarak dengan berbagai kegiatan; seminar, pengajian, baca al-Quran dan lainnya, anehnya banyak tanggapan miring yang dialamatkan kepada teman-teman remaja masjid. Padahal, sejak maraknya masjid oleh berbagai kegiatan keislaman, banyak remaja berkumpul di masjid. Masjid menjadi lebih berarti. Hanya saja, gara-gara bentuk kegiatan dan pemahaman yang menurut pihak DKM sedikit berbeda dengan yang dipahami selama ini oleh mereka, akhirnya teman-teman remaja langsung dicurigai.
Ini memang aneh, padahal jika ‘perbedaan’ yang menjadi masalah, kan bisa ditempuh dengan jalur dialog. Tul nggak? Nah, yang terjadi justru sebaliknya. Main berangus aja. Secara sepihak lagi. Waduh. Alasannya, aktivitas itu katanya menganggu ketentraman warga. Glodaks! Apa nggak salah? Justru banyak juga warga masyarakat yang seneng dengan maraknya kegiatan tersebut, lho. Pertanyaannya, apakah karena sedikit perbedaan lalu mengambil jalur keras; diancam dan diberangus? Mbok ya kalo berbeda, misalnya, kan bisa ditegur, bisa diajak dialog. Dan teman remaja diminta untuk menjelaskan tentang pendapatnya itu. Insya Allah bisa dicari titik temu. Sayang, ‘penyakit’ status quo seringkali mengalahkan akal sehat. Akibatnya, bukan saja tamat riwayat organisasi remaja itu, tapi sekaligus memadamkan semangat dan kreativitas remaja masjidnya. Kasihan.
Pandangan masyarakat seperti ini jelas merugikan perjuangan Islam. Bahkan memadamkan semangat yang mulai menyala dalam dada setiap remaja Islam. Padahal, gampang-gampang susah menumbuhkan rasa cinta kepada Islam di kalangan remaja. Eh, yang baru tumbuh malah dibabat. Apa nggak kejam tuh? Anehnya lagi, dalam waktu yang bersamaan, masyarakat seringkali menutup mata, atau tepatnya cuek dengan maraknya remaja yang gaul bebas, seks bebas, pacaran, mengumbar aurat, kejerat narkoba, bahkan yang doyan berantem antar temannya. Untuk semua itu, nggak ada kampanye dalam rangka menyadarkan mereka. Sebaliknya, ya itu tadi, dibiarkan. Pokoknya, dipandang sebelah mata deh. Ah, masak beraninya kepada yang benar? Masak kepada yang nakal takut? Tapi inilah faktanya, sobat. Aneh bin ajaib memang.
Pertanyaannya, kenapa masyarakat bisa seperti itu? Nah, ini yang kudu kamu tahu, sobat. Sebab, nggak mungkin dong orang ujug-ujug benci kalo nggak ada alasan yang menurut mereka ‘wajib’ dibenci. Orang yang cinta saja kudu ada alasannya, kenapa ia mencintai. Tul nggak?
Nah, kalo ditelusuri ternyata masyarakat kita mengidap sejenis penyakit Islamophobia, alias ketakutan terhadap Islam. Ambil contoh, ada anak puteri yang ‘cuma’ pakai kerudung ke sekolah aja dicurigai. Lucunya, banyak prasangka yang nggak-nggak di kalangan guru sendiri. Dibilangin ikut aliran ini dan itu. Kalo kebetulan kegiatan remaja masjid sekolah di sekolah umum marak, mereka mulai dimata-matai. Bahkan pihak sekolah nggak segen untuk menghentikan, dengan alasan, ini bukan sekolah agama. Konon kabarnya nggak rela kalo di sekolah umum justru yang maraknya adalah kegiatan keagamaan, khususnya Islam. Walah?
Bro en Sis, apa nggak kesel bin gondok digituin? Padahal, yang kita lakuin itu adalah sebagai wujud kecintaan kita kepada Islam. Kita bangga dong bisa menjadikan Islam sebagai identitas kita. Kita ingin menyampaikan pesan bahwa kita remaja muslim. Teman remaja puteri rapi berkerudung dan berjilbab, justru karena ingin menyampaikan pesan bahwa dirinya adalah seorang muslimah yang berusaha untuk menjalankan satu kewajiban dalam ajaran agamanya. Teman remaja putera yang aktif di kegiatan remaja masjid, pakai baju koko lengkap dengan pecinya, justru secara tidak langsung ingin menyampaikan pesan, bahwa kamilah pemuda muslim. ‘Simbol-simbol’ yang dikenakan dan perbuatan yang dilakukan muncul akibat panasnya semangat yang menggelora dalam dada. Mereka, setidaknya ingin menunjukkan; inilah kami, remaja muslim yang mencintai Islam sepenuh hati. Apa itu salah?
Kasus “Bom Bali hingga JW Marriott plus Ritz Carlton”, dengan tuduhan dialamatkan kepada para aktivis Islam sebagai pelakunya, kian memberikan stigma (noda) dan mengukuhkan semua prasangka yang telah ada. Nyaris semua orang mengarahkan telunjuknya; bahwa Islam itu kejam, bahwa kaum muslimin kalangan tertentu (khususnya yang taat beragama) itu teroris, bahwa orang yang terlibat dalam aktivitas keislaman perlu dicurigai. Celaka dua belas!
Kalo dipikir-pikir memang aneh juga. Kenapa orang musti takut dengan Islam? Kenapa orang musti gerah dengan maraknya aktivitas keislaman? Kenapa masyarakat musti curiga dengan simbol pengamalan ajaran agama (jilbab, baju koko, dan jenggot)?
Apa ada yang aneh dengan Islam? Apa ada yang salah dengan mereka yang mau mengamalkan ajaran Islam, meski cuma sebatas berkerudung dan berjilbab? Mengapa harus murka dengan maraknya aktivitas pengajian di sekolah dan di masjid? Sungguh aneh tapi nyata. Tapi itulah yang banyak terjadi. Menyedihkan banget.
Jujur saja, sikap kebanyakan masyarakat seperti ini bikin nggak nyaman buat mereka yang mau merasakan nikmatnya beragama. Pandangan miring dan curiga terhadap remaja-remaja yang bergairah (baca: militan) dalam agamanya itu adalah sikap kontraproduktif. Nggak baik untuk dipelihara.
Memang sih, nggak semua masyarakat berpandangan miring terhadap remaja militan. Tapi sayangnya, jumlah pendukungnya kalah banyak ketimbang mereka yang menjadi penentangnya. Jadinya ya, opininya kalah. Kalah abis. Akibatnya, yang banyak diekspos adalah yang menentangnya. Sehingga posisi teman remaja yang bergairah dalam mengamalkan ajaran Islam ini makin terpojok. Digempur dari sana-sini, dicurigai aktivitasnya bak sebuah aib nasional.
Hmm… beginilah hidup di tengah-tengah masyarakat yang tidak islami. Masyarakat yang justru meyakini permisivisme (bebas nilai) sebagai jalan hidup. Sejatinya, mereka sebetulnya nggak mau diusik dalam kebebasan gaya hidupnya oleh mereka yang ingin menyegarkan kembali pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan ini. Mereka jadi menuduh remaja militan dan orang-orang Islam yang semangat beragama sebagai musuh. Ah, mau ditolong jadi baik dengan ajaran Islam, kok nggak mau? Apakah karena mereka masih setia berselingkuh dengan sistem demokrasi-kapitalisme-sekularisme? Kamu bisa jawab sendiri deh. Yang pasti nih, please deh, bedakan antara militansi dengan terorisme. Kalo mau sepakat, kita bisa arahkan telunjuk rame-rame ke pemerintah Amerika dan Israel serta antek-anteknya yang mengamini kebiadaban mereka, karena merekalah biang aksi terorisme selama ini! Gimana? [osolihin: http://osolihin.com]
kang jangan berfikiran seperti itu, sebenarnya yang saya tau didalam pemikiran mereka sedang bergejolak penuh dengan pertanyaan, apa yang mereka fikirkan, yang mereka lakukan udah benar?. karena tatanan kehidupan baik sosial, budaya, keamanan, politik, ekonomi yang dibangun sekarang oleh bangsa kita ternyata tidak membuktikan bangsa kita ini menjadi bangsa yang maju dan kuat, malah menjadi bangsa yang lemah, bangsa kuli, banyak utang, bangsa yang manut aja apa kata bangsa asing, walaupun kekayaan kita dirampok, dicuri, Jadi dengan kata lain sitem nilai yang dibangun oleh bangsa kita selama ini menguntungkan bangsa lain. dan segelintir orang yang menjadi boneka imperialis.
bangsa ini sudah melek, oleh karena itu apa yang dilakukan oleh mereka sudah mulai membuat masyarakat mual. konspirasi, rekayasa, kebohongan, kemunafikan yang dipertontonkan oleh mereka benar-benar membuat greget.
aku yakin suatu hari bangsa ini semua akan bangkit, melawan kesewenang-wenangan, kemunafikan, kebohongan, karena sudah bosan melihat korban berjatuhan. apapun yang dilakukan oleh mereka tidak akan membuat bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan kuat. bahkan akan mengorbankan kehormatan, kekayaan, dan masa depa bangsa. apapun dasar dan alasannya karena kita udah merdeka setengah abad lebih apa yang kita capai. walaupun hutan-hutan sudah gundul, sungai-sungai dan lautan sudah kering, perut bumi sudah dicabik-cabik diambil isinya, pulau-pulau dijual atau digadaikan, apa yang kita punya hanya utang segunung, masyarakat tetap dibawah kemiskinan, pedagang merana, petani menjerit, perangkat negarapun dibawah tidak punya semagat.
kawan mari benahi ini, bangsa ini jangan sampai berputusasa, prustasi, berpecah belah, saling mencurigai. yang salah bukan orangnya tapi cari berfikir dan berpandangan. bagaimana mengutamakan kepentingan bangsa, kesejahteraan bersama dan persatuan. jangan mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan apalagi orang asing.
kebersamaan dengan sesama bangsa maupun ditengah pergaulan dunia harus berkeadilan. jangan mau bener sendiri mau menang sendiri apalagi mau menguasai. itu sikap yang mendorong bangsa-bangsa didunia selalu tidak tenang,
melawan dianggap teroris, mening kalau yang dianggap teroris itu yang membuat pergerakan dan perlawanan, masa tukang bengkel asal berjanggut dianggap teroris, ustadz dianggap teroris padahal sehari-hari hanya mengajar ngaji. ini sudah ngelantur. alias ngaco.
jangan takut oleh bangsa asing dan harus lebih bijak terahadap rakyat sendiri, lebih baik introfeksi. bener engga cara berfikir, berpandangan dan membuat kebijakan. saya yakin ada yang salah, ada yang harus dibenahi dan diperbaiki. jangan takut menerima pembaharuan, kebenaran, walaupun resikonya berat sekali. yang kita fikirkan kesejahteraan lahir bathin, dunia akhirat bangsa ini itulah yang harus menjadi pemikiran kita.amien.
Assalamualaikum,
Akhi, miris emang melihat kenyataan sekarang, islam dengan media yg mereka punya makin di pojokan, dan sepertinya mereka berhasil tuh! waduh…!
skrng sih qta harus trs tawakal kpd Alloh, ya Alloh kuatkanlah pendirian dalam diri agar tetap istiqomah di jalanmu, pertahankanlah identitas muslim pada diri, walaupun orang berpandangan miring, dengan gaya janggut, celana “ngatung”nya, masya Alloh, berilah hamba kekuatan amin..
salam
irfan
Assalamualaikum.. Mas-mas, ati-ati kalo nuliz, apalagi kalian berjanggut, ntar di cap teroris.. HaHaHa.. iya juga,knapa masyarakat sekarang cendrung berpikir buruk tentang ngaji,celana gantung, jenggot, dll.. yang masih tentang islam.. menurut aku, yang Anda-Anda tulis benar semua,, aku mau be’do’a aja ma kang_Ifan.. amien.. amien.. amien.. salam..
MARI BERSAMA KITA PULIHKAN KEYAKINAN MASYARAKAT, TENTANG PANDANGAN ISLAM. KITA TUNJUKKAN BAHWA ISLAM ITU INDAH, ISLAM ITU BAIK, ISLAM ITU MENYENANGKAN.
Aslkm,bener bgt tuh bro n sis, saat ini Islam mkin dipjokin aja. Saya mlah jd b’tnya2, mreka yg mlakukan teror bom itu mngkin b’tjuan spy Islam mkin dipjokan sbagai umat yg b’bahaya, n klompok itu ky’y benci ma Islam. Klo dgn teror bom tsbt nama Islam smkin jatuh, apkah plaku’y s’orng muslim sjati….ato mreka skedar alat saja. Ky’y hal tsbt jg hrs d’prtanykan.
mas kita harus terbuka dengan kenyataan
masyarakat yang damai dan sejahtera adalah cita cita kita bersama :
carilah KEBENARAN – sebarkan KEMANUSIAAN/KEBAJIKAN dan pelihara KEHARMONISAN (Keindahan)
Kebenaran adalah rahasia Tuhan yang diselipkan lewat ciptaannya, hukum alam, ilmu seni, perilaku manusia dsb manusia diciptakan dengan phisik, perasaam dan pikiran untuk memilah dan memilih mana yang benar baik dan pantas. bagi aku iklas nggak kita mencari kebenaran, ihlas nggak kita menyebarkan kebajikan sebagai manusia, sial kulit nomir 3 bagiku, pakaian adalah seni, kita harus terbuka, tetapi tetap pada kejujuran kebenaran dan kemanusiaan. Memang benar ada orang yang menyebarkan kebencian, menghalalkan pembunuhan orang2 yang tidak sealiran (emangnya dia Tuhan?), menghalalkan perampokan pengeboman (apakah itu kebenaran, kebajikan, keharmonisan yg diajarkan islam?).
Mereka menyebarkan kebencian, imhim menyeragamkan paham seperti yg mereka yakini, kalau mereka menang bahkan islam2 yg moderatpun, kyayi kyayi pun mereka bilang tidak benar, merekalah yang paling benar.
Dunia ini diciptakan dengan bereneka ragam : ada hitam ada putihm ada siang ada malam, ada yang baik ada yang buruk. Tidak benar kalau kita selesaikan dengan kekerasan. Kasihanilah setiap orang, irang tuna susila, tuna wisna, tuna aksara, tuna wisma, orang bodoh. Para pejudi pemabuk, koruptir sudah ada sejak jaman dahulu kala, jangan korbankan diri kita dengan kebencian. Haytilah kebenaran – kebajikan dan keharmonisan. jika kita harmonis denga hukum alam dan manusia, hati kita akan bahagia. Jika kita mampu melihat kesegala arah dengan lapang dan pandangan yang luas, maka itu ciri2 kita sudah mencekati puncak kebenaran. yang penuh dengan kebahagiaan. jika kita masih berkutat dengan perbedaan, kulit, pakaian, maka kita masih meraba raba ditebing yang jauh dari puncakj. perjalanan kita masih panjang.
lakukan lah yang terbaik, mulai dari diri kita, pelihara lingkungan, hormati setiap jiwa yang ada pada orang yang kita temui sebagai ciptaannya, jangan coba2 menjadi guru padahal kita masih harus berguru pada hukum alam, jangan pula melecehkan ibu pertiwi. Jangan menyebarkan permusuhan dengan siapapun, biar hati kita tidak rusuh, kita harus lebih pintar ya. semua negara ingin survive, tidak terkecuali Amerika, Inggris, Malaysia, Singapura, Arab. kita harus belajar ilmu – teknologi dan moral sesuai dengan jati diri bangsa kita. muali dari diri kita masing masing.
Tuhan tidak akan merubah nasib suatu bangsa tanpa kita sendiri belajar menjadi bangsa yang besar. Bagaimana kita menjadi besar kalau kita tidak mencintai bangsa kita sendiri. Berbeda sedikit sudah main pukul … payah deh. Sebarkan kebajikan dengan cara cara yang santun. bukan dengan kekerasan. Jihad adalah semangat yang tinggi dan sungguh sungguh untuk memelihara keharmonisan, menyebarkan kebajikan, menuju kemulyaan dan kebenaran TUHAN. Kita bukan hakim yang setelah menbaca ayat ayat suci, menyalahkan orang lain. senua niat kita, perbuatan, kata kata kita dicatat secara alami didalam DNA kita, diwariskan dalam kehidupan kita bahkan anak anak kita, sehingga menjadi bagian dari nasib kita. Marilah kita terbuka melihat sesama. Sayangi mereka yang menderita karena di BOM. kasihani mereka melakukan Bom Bunuh diri karena paham yang tersesat (kebelinger). Mereka tetap merasa benar dan akan disambut oleh bidadari, sorga.yang oleh teroris yang memahami agama menurut keyakinannya. Kita mencari Tuhan dengan menghormati ciptaannya> bukan iming iming bidadari bang… sudah saatnya kita warga muslim Indinesia yang toleran menjadi contoh dunia. Sudah saatnya kita mengutuk segala teroris yang menikam bangsa kita ( siapapun dia) kita berdiri dalam kemajemukan, Bhineka Tunggak Ika, melihat kesamaan dengan cakrawala yang terbuka dipuncak gunung kesadaran, dan merdeka mandiri dalam Politik – Ekonomi dan budaya.
jangan tunduk pada budaya kapitalis ala Amerika, dan jangan juga ikut ikutan budaya feodalis ala Saudi Arabia. Sudah saatnya kita warga Indonesia yang lebih dari 80% adalah islam jangan dikalahkan oleh ajaran ajaran yang sesat/ keblinger yang menjauhkan kita dari – KEBAJIKAN- dan KEHARMONISAN dan puncak KEBENARAN yang bebas MERDEKA
Kemerdekaan adalah kebebasan bertindak asal tindakan itu menmabah keharmonisan, didasai oleh kasih sayang dan kebenran yang hakiki.
semoga hati kita mencapai puncak kebenaran…MERDEKA…..!!!
Kita sebagai akhi-akhi berjenggot, jangan lah kita meniru gaya-gaya jahiliah seperti negara barat dalam menegakkan dinul-islam, war, bom, teroris.. ( yang berarti kita sama dengan Amerika/Israil ). Mari berjihad dengan baik, indah, sejuk, santun…rohmatan lil-‘alamin,…smoga banyak yang makin tertarik dengan islam.. menegakkan syariat islam. tawakkal..insyaAlloh… amiin
Ass.. wr.wb
Islam datang dalam keadaan asing dan nantinya akan asing……..
Kenapa kita mesti pake kata terorisme.. padahal kata ini menunjukkan kekerasan terhadap Orang lain dengan cara biadab….
Kenapa??????kiata tak pernah berpikir bahwa mereka sedang berjuang untuk umat islam yang lebih jaya,,,orang yang menyebut mereka itu ( militan islam) adalah brutal(teroris) berarti orang yang tak mau di beri jalan berpikir dan hanya mau memakai gaya hidup yang dalam hatrinya sudah bertentangan tapi takut menerima kebenaran……
JAMGAN PERNAH MENYEBUT MEREKA TERORIS,,MEREKA TELAH RELA BERJUANG MATI-MATIAN BAHKAN SAMPAI MATI UNTUK ISLAM DAN HANCURKAN PANJI2 IBLIS BARAT… COBA KITA BERKACA APA YANG TELAH KITA PERBUAT DIBANDINGKAN DG PENGORBANAN MEREKA???????????????????????????????????????????????????????????????????
Maha Benar Allah yang maha mengetahui segala sesuatu, sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu apa yang tidak kita ketahui, Manusia hanyalah manusia yang lemah, manusia yang terbatas, dan manusia sering salah.
karena itu selalulah memohon kita dari pada kesalahan, dan jangan pernah menjadi seseorang yang merasa paling benar dan paling tinggi derajatnya karena amalannya, karna akan behujung kepada RIA dan Sombong, serta arogan, hanya Allah yang bisa menilai apakah amalan kita bisa meningikan derajatnya dimata Allah.
Sikap merasa paling benar inilah yang kadang bisa menyesatkan, setiap manusia mempunyai pikiran yang berbeda2, asumsi yang berbeda2, cara pandang yang berbeda. apalagi jika mengkait2kan dengan AlQuran dan mengartikan pemahaman2nya dengan pikiran2nya sendiri yang menjadikan suatu hal menjadi benar dengan pikiran2nya sendiri atau membenarkan sesuatu yang salah yang dianggapnya benar yang katanya karna sesuai dengan ayat yang ada dalam Al Quran, tanpa di pahami secara menyeluruh. seperti halalnya membunuh orang2 kafir dimana saja berada.
tanpa mereka melihat ayat tersebut diturunkan disaat dalam keadaan seperti apa. Islam datang dimulai dengan cara yang baik, dan tersebar dengan cara yang baik, jika saja awal penyebaran islam adalah dengan kekerasan, penganiayaan , pembunuhan dan kbrutalan, saya jamin tak kan bisa islam bisa menyebar keseluruh dunia dan di peluk dengan hati iklas dan tulus tanpa keterpaksaan untuk menjalaninya.
kalau memang ada ayat yang menghalalkan muslim untuk membunuh orang kafir seharusnya dipahami secara menyeluruh dalam keadaan apa ayat tersebut diturunkan, yaitu dalam keadaan perang, dalam keadaan untuk membela diri, dalam keadaan dianiaya. saya ingin tanya, apakah jaman Nabi Muhamad SAW duluu, apakah dia pernah main bunuh saja orang kafir yang dia temui sedangkan orang kafir tersebut tidak menjahatinya. mungkin hanya orang gila saja yang membunuh orang yang tidak besalah. kafir bukan berarti bersalah, tapi mereka hanya belum diberi petunjuk dan hidayah, kalau cara orang2 yang mengaku pejuang yang mengatasnamakan islam itu ingin berjuang demi islam dan jihad, kenapa harus dengan cara radikal seperti itu, main bom sana bom sini dengan sasaran yang gak jelas dan hanya akan merusak nama islam itu sendiri, masi banyak cara untuk berjuang demi islam, kita bisa melakukan pendekatan yang baik untuk membuka mata hati orang2 belum tersentuh hatinya oleh Indahnya Islam. kita bisa mengenalkan islam bahwa islam adalah agama yang indah dan damai. kalau dengan cara teroris bom bardir sana sini dengan kejam seperti itu sebenarnya yang ada dalam hati mereka hanyalah dipenuhi oleh hawa nafsu kebencian dan dendam dan menebarkan kebencian pda dunia. kita bukan dijaman bathil sebelum diturunkannya Muhamad sehingga harus membombardir seperti itu dengan alasan jihad, sungguh keji dan hina orang2 yang mencoreng agama Allah dengan penuh kekerasan, itu sama saja mereka menghina agama mereka sendiri dimana katanya mereka merasa cinta kepada Islam dengan membawa nama jihad di jalan Allah. kalau memang benar2 mau JIhad jangan salah tempat dan menjadi pengecut di tengah2 masyarakat yang terlihat damai2 saja, pergilah membela umat muslim dipalestina yang dianiaya yang memang benar2 membutuhkan pertolongan. kenapa harus membuang2 uang untuk membeli Bom sementara banyak umat muslim yang kelaparan di negri sendiri. Masih banyak umat islam yang perlu mendapat dakwahan untuk kembali kejalan yang benar agar tidak hanya Islam KTP.
saya sangat kasihan sekali ambisinya untuk berjihad untuk membuktikan rasa cintanya kepada Allah dibutakan oleh pengaruh syetan sehingga menjadi salah jalan. sehingga memberi pengaruh citra buruk terhadap umat islam, berakibat memecahbelahkan umat islam itu sendiri, sehingga pihak2 non islam malah mengambil kesempatan untuk menjelek2an islam dan berusaha untuk menyadarkan umat islam betapa buruknya islam, sungguh sangat memprihatinkan. Anehnya banyak yang menghormati paraa teroris , mengaanggapnya mati syahid dan akan segera masuk surga, padahal mereka bukan Malaikat Jibril yang diperintahkan Allah untuk mencabut nyawa manusia, apalagi mengganggap bahwa pemboman itu adalah keputusan Tuhan, memang nya dia nabi yang diwahyukan untuk mengebom suatu tempat.
Allah itu maha Adil, Allah lebih tau bagaimana memberikan keadilan dan hukuman kepada orang2 yang berdosa. maka jangan mengatasnamakan Allah untuk menghukum orang2 tanpa alasan yang tidak masuk akal.
Alangkah sedihnya jika mereka yang menganggap dirinya mati syahid dan langsung masuk surga , ternyata jika Allah memasukkannya dalam neraka. kalau sudah begini siapa yang harus disalahkan,
Manusia itu sangat mudah dipengaruhi, apalagi orang2 yang tidak menggunakan akal pikiannya dengan benar dan baik, maka akan sangat mudah dipengaruhi, manusia bisa saja berbicara mengolah bahasa dan kata2 dari hal yang salah menjadi seolah2 itu benar, dan membuat yang benar seolah2 di olah sedemikian rupa menjadi salah. karena itu selalulah memohon kepada Allah untuk dilindungi dari pemikira2n yang sesat baik disengaja atau tidak, dilindungi dari kata2 yang salah atau membenarkan suatu hal yang salah. ditambahlagi di perkuat dengan sifat dasar arogan yang merasa diri paling benar dan orang2 harus mengikuti sesuatu yang dianggapnya benar, ditambah lagi punya sifat ingin berkuasa dan menjadi penguasa, ditambah lagi di campur orang yang mempunyai sifat pemarah , keras dan tidak penyabar, emosional, dan cepat naik pitam ditambah rasa benci dan dendam kepada kaum muslim yang dianiaya di palestina, sehingga itu lagi2 yang menjadi alasan membenarkan tindakan teroris yang tidak pada tempatnya padahal hanya karna dorongan rasa dendam dan kebencian semata.
marilah kita sebagai manusia yang dibeli akal pikiran untuk berfikir, berfikir lah dengan jernih, dan saringlah setiap apa yang masuk kedalam fikiran kita, mana yangmemang benar benar mana yang benar2 salah, jangan yang salah menjadi benar dan yangbenar menjadi salah, berfikir dengan akal sehat bukan dengan dendam dan penuh kebencian, disertai dengan doa memohon petunjuk kebenaran dari yang maha benar, bukannya menjadi sok paling benar. jangan mudah terpengaruh pada apa yang bertolak belakang pada ajaran Islam yang sebenarnya, jangan pula terpengaruh pada orang2 yang mengambil kesempatan untuk menjelek2an islam dan mempersalahkan islam sebagai agama yang radikal sehingga mempengaruhi ketauhidan kita. segeralah memohon ampun jika pernah terbesit mengganggu keyakinan kita.
para pemimpin2 teroris yang mengatas namakan islam dan mengatasnamakan jihad berjuang untuk islam, berjuanglah dijalan Allah di tempatnya yang benar, di tempat yang membutuhkan perjuangan mu, jangan sampai salah sasaran kebencian mu yang membabi buta yang hanya akan memperluas kebencian sesama manusia di dunia ini.
jangan mempengaruhi jiwa2 yang tadinya bersih ingin berjuang untuk islam pada tujuan yang salah.
janganlah merusak citra Islam dan memberi kesempatan kepada orang2 untuk memfitnah, mencaci islam, sehingga pemeluknya menjadi tidak nyaman untuk menyandang nama islam, untuk mengabdikan diri pada kegiatan2 islam karna takut dianggap ada kegiatan terselubung yang mendukung aksi teroris. Bagaimana kita bisa menyebarkan islam kalau mereka non muslim menganggap islam adalah agama yang menyeramkan, apalagi dengan membawa ayat ayat Qur’an dengan pemahaman2 nya yang salah kaprah yang menghalalkan untuk membunuh oang2 kafir (yang seharunsya dimedan perang dengan tujuan membela diri, umat dan agama),
jangan mudah marah, emosi di rasuki kebencian dan dendam yang membabi buta yang sebenarnya itu adalah dorongan syetan, bukan kah Rasul mengajarkan kita untuk bersabar dan lebih baik bersabar sebisa mungkin jika ada sesuatu yang menyakitimu, menghinamu dan menganiayamu, dengan sabarr, maka kita akan dapat berfikir jernih, semua tindakan dilandasari dengan fikiran yang jernih dan terarah, dengan sabar kita bisa membuka hati orang2 yang mungkin masih mempunyai hati nurani, bahkan menjadi simpati kepada kita, dan mengenalkan islam sebagai agama yang suci. kekerasan bukan dilawan dengan kekerasan maka tidak akan pernah ada habisnya dan bisa2 menhabiskan semuanya.
Sabar , mengalah bukan berarti kalah, tapi menuju menang untuk kedamaian, jika kesabaran yang kita upayakan sebisa mungkin semakin diinjak injak, maka berusahalah untuk membela diri. JIka kita mengutuk perbuatan Israel yang membombardir warga muslim palestina yang tidak bersalah, maka seharusnya balaslah hanya kepada orang2 yang terlibat dalam kekejaman ini, bukan dengan membalas membombardir warga non muslim yang juga tidak bersalah, yang secara otomatis akan memicu memperluas kebencian sesama manusia. Toh tidak semua orang non muslim didunia membela Israel kan, banyak juga yang mengutuk kekejaman Israel dan melakukan pembelaan terhadap kaum muslimin.
Allah maha pengasih lagi maha penyayang, Allah maha pengampun, Manusia tempat nya salah dan dosa, tapi Allah maha Pengampun, marilah kita memohon ampunannya. Jika ada manusia yang salah dan dosa janganlah kita dirasuki dengan kebencian dan dendam, dendam adalah provokasi dari syetan, mereka yang dosa dan salah dan masih bisa diperbaiki sebaiknya di doakan agar mendapat petunjuk dari Allah, karena Allah masih terus membuka pintu taubat dan memberikan petunjuk selama kita hidup. Maka kita jangan bertindak melebihi Tuhan yang menghabisi manusia2 ciptaannya yang kita tidak tahu akanmasih diberi petunjuk dan hidayah oleh Allah untuk bertaubat. Apakah mereka2 yang menghabisi itu tidak pernah berdosa ??.
Rubahlah cara berfikirmu wahai para Teroris, jangan merusak keindahan dan citra Islam dan AlQuran yang yang suci, janganlah mengatasnamakan Allah pada jalan yang salah dan tidak pada tempatnya. Jangan biarkan pihak2 non islam mengambil kesempatan untuk menjelek2an islam dan memecah belah islam dan secara perlahan melemahkan dan mematikan perkembangan islam. Jangan samakan sikap perlakuan mu seperti kekejaman orang 2 yang dikutuk Allah. Jangan biarkan menebar fitnah kepada Islam. Gunakan lah semangat jihadmu pada jalan yang semestinya. Dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan bangsa dari dalam yangmasih banyak kelaparan jika memang tak mampu pergi kemedan perang. Dan bagi yang mempunyai kobaran jihad untuk mati syahid, bela lah kaum muslimin yang membutuhkan pertolongan di medan perang dengan berjihad tepat pada sasaran, bukan membabi buta membalas pada orang2 yang tidak bersalah. Jangan biarkan syetan bermain dalam amarah dan dendam yang membabibuta, maka peperangan itu tak akan pernah selesai. Karena dendam akan terus selalu berkepanjangan.
Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu dan maha benar, sedangkan kita hanya manusia dengan segala keterbatasan dan kesalahan, termasuk penulis yang mungkin terlalu banyak kesalahan dan dosa yang mungkin dalam penulisan ini. Yang hanya mengungkapkan kesedihan akan keterpurukan nama islam dimata dunia yang berubah image hanya karena ulah sebagian orang. Mohon maaf atas segala kekuarangannya dan kesalahan dari penulisan ini, tanpa bermaksud untuk SARA atau menyalahkan siapa2, kita semua adalah manusia, teroris juga manusia yang mungkin saja salah atas pemikirannya, orang non muslim juga manusia, yang dia dilahirkan kedunia mungkin belum mendapat hidayah tidak seperti kita umat Islam yang beragama islam karna lahir dari ibu dan Bapak yang sudah memeluk agama islam. Jika saja kita dilahirkan dari orang tua yang beragama non Islam bagaimana ??, apakah kita juga patut di bunuh, karena dianggap sebagai orang kafir, Teroris bukan Tuhan yang bisa menghakimi menghabisi manusia yang tidak bersalah seperti itu hanya karna perbedaan agama, setiap manusia diberi kesempatan hidup sampai ajalnya untuk bertaubat, kalau saja dijaman Rasul sebelum datang Islam, Rasul menyebarkannya dengan cara kekerasan, siapa yang tidak mau memeluk Islam maka hrus dibunuh, maka dijamin islam tidak akan tersebar di seluruh dunia seperti ini. jangan jadikan pemahaman pemahaman yang salah terhadap ayat 2 Alqur’an, sehingga menjadi pemahaman2 iblis. jangan mudah terpancing emosi, karena disana syetan akan bermain dan memprovokasi hati kita dengan kebencian. Semoga Allah member I petunjuk kepada kita semua dan melindungi kita semua dari bisikan 2 syaiton baik dari hati kita maupun dalam wujud2 manusia baik dari orang2 kafir keji maupun dari orang2 yang mengatasnamakan muslim sejati untuk hal2 yang buruk sama buruknya seperti orang2 kafir yang keji. Kita sebagai umat islam berusahalah jujur pada diri sendiri, jangan membela umat sendiri jika memang ada sebagian yang bersalah, tapi juga jangan terlalu mempesalahkan seseorang yang bersalah, tetapi cobalah diingatkan, dikembalikan kejalan yang benar, jika memang masih bisa diperjuangkan, kita sebagai manusia berusaha untuk saling mengingatkan, terkadang kita yang harus diingatkan , kadang kita yang harus mengingatkan dengan cara yang benar tanpa harus merasa sok paling benar. Marilah kita membenarkan dulu aqidah kita dan kualitas kita sebagai muslim dari dalam umat muslim itu sendiri. Dan jika ada pihak luar (non muslim ) yang mencaci maki menghujat mempersalahkan umat muslim dan agama islam serta Al Quran sebagai umat yang radikal karena ulah sebagian umat kita yang menyimpang, jangan lah terbawa emosi , terhasut, terpancing, terbakar dengan dalih ingin membela agama, tapi usahakan lebih baik sebisa mungkin sabarr dan menjelaskan tanpa emosi kebenarannya, jika tak mampu menghindarlah dan pergilah dari tempat itu, dan cukup meyebut kalimat Allah, untuk ku agamaku, untukmu agamamu, Sessunguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu yang tidak pernah kita ketahui, dan Allah Maha benar dan Aku percaya kepada Allah dan Rasulnya, jika tidak lalu siapa lagi yang harus kita percaya dan menjadi pedoman hidup kita. Jika tidak alihkan pembicaraan kepada hal yang lain, hiraukan saja orang2 yang ingin menghina Islam, tapi semakin bangkitkan rasa kepedulian dan kepercayaan kita kepada Islam, bukan dengan membalas balik perkataan mereka dan terpicu pada permusuhan antar umat. Semoga bisa kita jadikan renungan bagi kita semua. Dan semoga Allah melindungi kita semua dan menunjukan kita kejalan yang benar doakan lah bukan hanya untuk umat muslim tapi juga umat non muslim, karena mereka juga ciptaan Allah yang membutuhkan doa untuk mendapatkan hidayah dari Allah. Coba pikirkan bagaimana kalau kita lahir kedunia bukan sebagai umat muslim dan bukan berada dilingkungan umat muslim, sedangkan hatinya ingin mencari jalan yang benar dan tidak tau mana yang benar , apakah kita tidak akan membantunya. Atau memusuhinya.
Wasalam