Di Ingriss baru-baru ini 2 orang arsitek dipecat karena desain masjidnya dinilai terlalu besar. Komite pembangunan masjid tersebut memecat arsitek-nya setelah desain mesjidnya dianggap terlalu berlebihan dan menuai banyak kritikan oleh penduduk sekitar, kelompok kristen dan bahkan para pemimpin islam setempat.
Mesjid yang direncanakan terletak di Abbey Mills berdekatan dengan West Ham underground station itu pada awalnya memang didesain sebagai masjid terbesar di Eropa. Masjid yang akan dibangun diatas area seluas 45 hektar ini dibangun oleh lembaga jamaah Tabligh Ingris dan akan menelan biaya 100 Juta Poundssterling.
Desain masjid ini akan menggunakan style tenda raksasa yang akan melingkupi sebuah masjid, perpustakaan, sekolah, taman, restoran, fasilitas umum dan exhibition hall. Fasilitas ini akan mampu menampung 40.000, dengan kemungkinan pengembangan hingga 70.000 orang.
Hubungan antara komite pembangunan masjid dengan masyarakat setempat memburuk setelah Jamaah Tabligh yang diperkirakan memiliki 80 juta pengikut diseluruh dunia, diklaim memiliki hubungan dengan kelompok teroris, setelah sebuah laporan dari intelegen perancis menyebutkan bahwa 2 dari 7 tersangka pengebomb-an di Ingris juli lalu mendatangi markas kelompok ini di Dewsbury, West Yorkshire. [30/04/07 – www.thisislondon.co.uk]
Dalam berita lain, masih dari sumber yang sama, disebutkan juga bahwa komite pembangunan masjid di Abbey Mills ini hanya merencanakan pembangunan masjid untuk 12.000 orang saja.
Sedikit agak aneh bila menyimak berita diatas, karena arsitek harus mempertanggung jawabkan desain mereka dengan diberhentikan dari kontrak mereka, karena menuai kritikan dari berbagai pihak. Kenapa? Karena dalam process kerja seorang desainer, tidak akan luput dari pengawasan dan feedback dari clientnya dalam hal ini komite pembangunan masjid, jadi sangat lucu bila komite tidak mengetahui desain arsitek tersebut telah melampaui ekspektasi awal mereka, selain itu membangun sebuah area dengan kapasitas 12.000 orang dibandingkan dengan 40.000 orang , pasti sangat jauh sekali perbedaannya, terutama dalam hal biaya.
Apapun alasan dan motivasi dibalik pembangunan masjid ini, yang jelas ide perencanaan sebuah kawasan islam di arean “non islam” patut di acungi jempol dan layak untuk mendapat dukungan. alhamdullilah telah muncul sebuah kesadaran untuk berislam secara menyeluruh bagi saudara – saudara kita yang tinggal di Ingris, konsekuensi dari berislam secara menyeluruh memerlukan tidak hanya sebuah masjid saja, namun juga fasilitas umum seperti restoran halal, sekolah islami, aula pertemuan dll, namun sekali lagi jangan lupa, Islam hanya akan terpelihara dengan adanya negara yang melindungi, Khilafah! [Abu Fikri]
Itulah contoh perilaku yang benar dari masyarakat antar agama. Coba kalau masyarakat inggris sebagai mayoritas bersikap curiga terhadap minoritas Islam seperti orang Indonesia curiga terhadap kaum minoritas, mana bisa masjid segede begitu dibangun? Masjid bisa dibangun, Islam bisa berkembang karena HAM dihargai di negara itu, karena pluralisme dihargai. Makanya kalian cobalah menghargai HAM dan pluralisme. Orang Islam sendiri yang akan diuntungkan olehnya.
Hati-hati menggunakan istilah pluralisme. Pluralisme tidak bisa diartikan dengan saling menghargai antar umat beragama. Pluralisme adalah faham yang mengatakan bahwa semua agama itu sama, semua agama itu benar. Maaf! untuk yang itu saya tidak bisa terima. Tapi kalo soal menghargai agama orang lain. Tak perlu anda suruh lagi. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkannya kepada kaum muslimin sejak berabad silam.