gaulislam edisi 631/tahun ke-13 (28 Rabiul Awwal 1441 H/ 25 November 2019)
Assalaamu’alaikum, Bro en Sis! Wah.. tema buletin gaulislam kali ini ternyata membahas seputar hijab, alias bakalan jadi bahasan menarik buat para sobat Sis, nih. Eits.. Bukan berarti yang sobat Bro nggak boleh baca, loh. Hihihi.. Siap? Yuk!
Bro en Sis, kalian setuju nggak? Kalau hijab di kalangan para muslimah itu, khususnya di Indonesia, sudah sangat biasa, loh. Maksudnya kalau di zaman ibu atau nenek kita dulu, pakai busana muslimah itu asing, ya. Dibilang aneh gitu, deh. Nah, sekarang semua muslimah bisa dengan mudahnya memakai busana muslimah. Mulai dari hijab, jilbab, bahkan juga niqab atau cadar. Nggak aneh, dan bahkan udah jadi tren fashion. Alhamdulillah..
Tapi ya, Bro en Sis. Ternyata ada yang masih belum pas dalam pelaksanaan memakai busana muslimah ini. Yess! Jadi pada kesempatan kali ini kita akan membahas sebuah tema, yaitu “Berhijab tapi Tabarruj”. Ya udah, kuy lanjut!
Tabarruj itu…
Mungkin Bro en Sis bertanya-tanya, tabarruj itu apa, sih? Gimana sih maksudnya berhijab tapi tabarruj? Hmm.. tenang, Bro en Sis. Kita kupas pelan-pelan, yaw..
Di dalam al-Quran sendiri tenyata ada, loh, penjelasan tentang Tabarruj. Yaitu di dalam al-Quran surah al-Ahzab ayat 33 Yang artinya; “… dan janganlah kalian (para wanita) bertabarruj seperti tabarruj orang-orang jahiliyyah yang dahulu…”
Waduh! Ternyata Allah di dalam al-Quran melarang para wanita, khususnya, bertabarruj seperti orang-orang jahiliyah. Oh.. Jadi nggak boleh. Hmm… pertanyaannya, tabarruj itu apa, ya? Kita dilarang untuk apa, sih?
Jadi, Bro en Sis, menurut penjelasan harfiah, alias secara bahasa, tabarruj itu artinya adalah menampakan perhiasan kepada laki-laki asing, alias laki-laki yang bukan mahram. Atau dalam terjemah yang lain, adalah ketika seorang perempuan menampakan kecantikan dan perhiasan di hadapan laki-laki asing. Nah, lebih simpelnya, tabarruj itu adalah ketika seorang perempuan yang berhias dan menarik perhatian kaum laki-laki. Begitu penjelasannya, Bro en Sis.
Kemudian, di dalam al-Quran surah an-Nur ayat 31. Yang artinya; “… dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan…”
Nah, sobat gaulislam. Berdasarkan ayat di atas, bisa dibilang, bahasa kekiniannya itu adalah cari perhatian, alias caper sama lawan jenis. Contohnya, sengaja berdandan cantik, atau melakukan sesuatu yang menarik perhatian lawan jenis, genit misalnya. Pokoknya hal-hal yang bisa menarik perhatian lawan jenis, perbuatan dan tindakan itu dinamakan tabarruj. Dan poin pentingnya adalah, perbuatan tersebut dilarang oleh Allah Ta’ala. Okey. Got it? Yess!
Hati-hati tabarruj di medsos
Oya, sekarang faktanya bahkan bisa kita jumpai di tangan kita, alias di media sosial. Hmm… gimana, tuh? Iya! Misalnya ada seorang muslimah, ia sudah memakai hijab, sudah syar’i, lah. Tapi, memposting foto dan video yang menampikan dirinya dengan pose-pose yang menarik perhatian laki-laki. Ya, tadi. Pose genit misalnya. Kedip-kedipin mata, monyong-monyongin bibir, berlenggok manja gitu, deh. Menampilkan wajah cantiknya (termasuk yang kurang fotogenik tapi genit) sehingga lawan jenis pun berkomentar memuji kecantikannya (or kegenitannya meski tampilan wajah pas-pasan). Hmm…
Habis itu, Bro en Sis. Hati-hati, loh. Kadang-kadang nggak cuma foto aja yang bisa dihitung tabarruj. Tapi juga status, tulisan, atau caption yang kontennya bisa dan dimaksudkan untuk menggoda laki-laki. Wah.. Ini urusannya larangan Allah, loh. Kita kudu hati-hati banget.
Jangan sampai, sebagai seorang muslimah, yang sudah berusaha untuk menjalankan aturan Allah dengan berhijab, eh.. tapi masih melakukan maksiat. Jadinya taat iya (sebagian), maksiat juga iya, dong. Habis dapet pahala, dihapus sama dosa. Kan, kasian, ya. Rugi, atau bahkan bisa tekor nol potol.
Kita sebagai netizen
“Ih! Kan mendingan kali, dia pakai kerudung”. “Daripada yang buka aurat. Dosanya jelas itu, mah.”
Barangkali ada yang berpikiran seperti komentar-komentar di atas. Iya, sih, Bro en Sis. Kalau menampilkan aurat, apalagi seksi, itu udah jelas salah, ya. Nah, ini kan udah bagus muslimah tersebut menutup auratnya. Bahkan ada yang bercadar. Kita tuh harusnya support, dong. Bener, nggak? Ada yang setuju?
Gitu, deh, Bro en Sis. Bener, yang namanya media sosial, pastinya dilihat sama banyak orang. Dan, orang-orang yang melihat itu, pasti punya penilaian masing-masing. Nah, dalam kasus ini, ada yang mendukung, tapi banyak juga yang sekadar nyinyirin postingannya muslimah tersebut.
“Berhijab kok genit.” Yah, komentar-komentar semacam ini. Hmm… sebenernya salah nggak, sih?
Jadi, sebenernya sudah jelas, bahwa yang dilakukan akhwat berhijab yang memposting postingan tabarruj itu adalah perbuatan yang salah. Ia tetap harus diingatkan. Karena kewajiban kita sebagai saudara seakidah untuk saling ber-amar ma’ruf. Mengajak kepada kebaikan Islam, dan mencegah dari perbuatan munkar.
Iya, betul! Kita harus support dia. Dengan mengingatkan apa yang dilakukannya itu adalah salah dan harus ditinggalkan. Bisa jadi, ia memang belum tahu. Atau dia memang khilaf. Jadi harus diingatkan. Tentu saja, Islam mengajarkan caranya, yaitu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Jangan malah dikatain, dong. Paham, kan? InsyaaAllah!
Kita makhluk sempurna diciptakan untuk berpikir
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Yuk, kita pikirkan lagi! Bahwa memakai hijab itu, bukan sekadar kata-kata, “Ya udah gw pake hijab supaya gw jadi baik.” Yah, nggak salah, sih. Cuma kata-kata itu bukanlah alasan berhijab yang bener. Atau sekadar kata-kata, “Gw kan orang Islam. Ya gw pake hijab, dong.” Hmm.. Gimana, ya..
Bro en Sis yang InsyaaAllah selalu dalam kasih sayang Allah Ta’alaa. Perlu kita evaluasi lagi “Islam”-nya kita masing-masing. Bahwa kita mengamalkan ajaran Islam itu, nggak cuma kata-kata, “Agama kamu apa? Ya udah aku Islam”. WRONG! Salah banget kalau gitu. Islam lebih dari itu.
Islam adalah sebuah aturan hidup. Di dalamnya, kita akan mengenal Allah sebagai Pencipta yang menciptakan kita, alam semesta ini, dan kehidupan yang ada. Kita juga akan menganal Allah sebagai Dzat Yang Maha Mengatur. Juga sebagai Tuhan yang kedudukannya harus kita ibadahi. Bro en Sis, Islam mengatur urusan kehidupan dunia sekaligus bekal untuk kehidupan di akhirat. Islam adalah cara dan syarat untuk kita selamat di dalam kehidupan dunia ini dan tentunya juga di akhirat kelak.
Begitu pula dengan berhijab, alias menutup aurat. Gimana sih maksudnya? Begini, kita harus sadar bahwa menutup aurat sebagai sorang muslim itu adalah aturan dari Allah. Jadi bukan sekadar simbol aja dengan mengatakan: “Ya udah orang Islam pakai kerudung”. Salah! Yang benar, Allah memerintahkan setiap muslim untuk menutup aurat. Dan untuk perempuan, caranya adalah memakai hijab. Sekarang bisa dipahami? InsyaaAllah, ya!
Jadi nggak cuma yang penting sudah berhijab, Bro en Sis. Tetapi ada akhlak sebagai seorang muslimah yang wajib dijalani juga. Menjalankan perintah Allah, dan juga meninggalkan larangan-Nya. Termasuk dengan tidak bertabarruj.
Dan, sebagai poin penting dari tidak bertabarruj juga, nih, Bro en Sis. Yaitu, untuk menjaga kehormatan kita, Sis. Bayangin aja, perempuan yang biasa aja, nih, sama cabe-cabean: lebih rendah mana dalam pandangan norma masyarakat? Kesannya memang agak kasar, sih. Tapi iya juga, kan?
Jadilah wanita berkarakter surga, wahai muslimah!
Beneran, jujur, dari hati yang terdalam, suer! Udah pakai hijab itu udah bagus banget. Menutup aurat, kemudian menegakkan busana muslimah. Itu udah buagusss pakai banget! Top dah, pokoknya.
Nah, tinggal disempurnakan dengan memperbaiki adab dan akhlaknya, Sis. Kenapa? Karena akhlak, yang di dalamnya adalah termasuk adab, adalah bagian dari ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah Ta’ala.
Kita semua pastinya ingin surga menjadi tempat kita nantinya. Aamiin. Tentu saja! Nah, supaya bisa masuk ke dalamnya, kita harus memiliki karakter penghuninya. Soo… tunggu apa lagi? Yuk! Cari tahu gimana caranya di al-Quran. Laksanakan perintah Allah, jauhi larangan-Nya. Gampang, kan? InsyaaAllah! Kita berdoa semoga Bro en Sis sekalian dimudahkan Allah menjadi penghuni surga, yaa. Bukan sekadar pakaiannya saja yang syar’i, tetapi perilaku kita juga sepaket dengan penampilan kita. Aamiin, atuh! Sip deh.
Kamu dan medsosmu
Sobat gaulislam, jangan mudah terpesona oleh penampilan luar. Seneng kalau fotonya di-like sama lawan jenis, padahal isinya tabarruj. Apalagi sampai mencoreng nama Islam. Perlu kita ingat, Sis. Begitu kita berpenampilan sebagai muslimah, misalnya berhijab, maka konsekuensi yang kita tanggung adalah nama Islam tersebut.
Itu artinya, jangan sampai kita menampilkan sesuatu yang bisa memberikan citra negatif kepada diri kita dan juga agama kita. Sebisa mungkin media sosial kita itu dipakai untuk memperluas syi’ar Islam. Yaitu dengan menyebarkan nasihat-nasihat amar ma’ruf nahi munkar. Sehingga ketika kita menggunakan medsos pun, bisa menjadi ladang pahala dan bermanfaat bagi kaum muslimin.
Finally, kita sampai di akhir pembahasan. Kesimpulannya, berhijab itu sudah pasti wajib bagi seorang perempuan muslimah karena kewajiban menutup aurat. Selain juga jangan tabarruj. Menampikan sisi kecantikan tubuh (baca: menjadi daya tarik seksual atau serupa itu), atau sejenisnya sehingga merendahkan harga dirinya. Jangan sampai! Apalagi kalo bablas diumbar di medsos. Bahaya pakai banget, loh.
Oke, Bro en Sis. Jangan lupa untuk terus ngaji. Iya, betul! NGAJI! Belajar Islam sampai mati! Nasihat ini InsyaaAllah akan terus disampaikan, karena ilmu itu penting, guys. Itu artinya, jangan sampe deh, berhijab tapi tabarruj. Nggak banget!
So, mulai sekarang belajar dan rajin ngaji, ya. Supaya apa? Bisa dapat ilmu. Ilmu itu laksana lentera atau obor. Kalau nggak tahu ilmunya, nanti hidupnya gelap. Nggak mau kan gelap-gelapan? Hiiiy… See you, deh! [Fathimah NJL | IG @FathimahNJL]