Jadi teringat film Never on Sunday (nggak nonton lho), tapi cuma baca sinopsis singkatnya aja, kok. Film ini mengisahkan tentang kehidupan seorang pelacur yang biasa berkencan dengan para lelaki hidung belang yang mem-booking-nya. Tapi, rupanya si pelacur ini masih memiliki perasaan untuk beribadah kepada Tuhannya. Maka, khusus untuk hari Minggu ia tak melayani tamu-tamunya untuk kencan, dengan alasan pergi ibadah ke gereja. Walah?
Film yang diangkat dari lagu dengan judul sama yang pernah dinyanyikan oleh Connie Francis ini mungkin seolah ingin memberikan gambaran kepada pemirsa bahwa seburuk-buruknya perilaku seseorang, masih ada keinginan untuk beribadah kepada Tuhannya. Tak terkecuali pelacur itu. Bahwa orang boleh berbuat rusak, namun jangan sampe ibadah ketinggalan. Ih, gimana urusannya?
Apakah kemudian masyarakat meng-anggap wajar perilaku seperti dalam film tersebut? Ya, bila masyarakatnya hidup dan berbuat dengan prinsip sekularisme. Namun, tentu hal itu jadi nggak wajar dalam pandangan Islam. Nggak wajar di sini maksudnya adalah “abnormal�. Bener nggak? Masa’ kayak begituan diampuni. Masa’ perilaku seperti itu dianggap sebagai bagian dari realitas kehidupan semata yang kudu diterima begitu saja. Ini kan aneh bin ajaib alias heran bin nggak masuk akal. Tul nggak, sobat muda muslim?
Nah, film tadi bisa juga dijadiin cermin untuk menilai perilaku masyarakat yang saat ini berkembang di tengah-tengah kehidupan kita. Langsung saja, kita bidik kaum seleb. Lho? Kenapa? Sebab mereka sosok yang paling sering dijadiin standar oleh sebagian masyarakat kita. Mereka mudah dilihat, mereka gampang dipantau. Tentu, sebab gambar mereka ada di mana-mana; di koran, di tabloid, di majalah, dan tentunya di layar kaca.
Well, kalo gitu bagaimana dengan artis-artis muslim kita di bulan Ramadhan ini? Wah, kayaknya mirip banget tuh dengan kisah di film yang judulnya udah disebut di awal tulisan ini. Buktinya, mereka kompakan tampil lebih kalem. Alasannya? Sebagian besar bisa jadi berpendapat bahwa mereka harus menghargai kaum muslimin yang sedang berpuasa. Itu sebabnya, mereka tampil rada sopan. Nha lho, ketahuan deh, kalo selama ini secara tidak langsung sebetulnya mereka juga menyadari bahwa profesinya itu amburadul. Iya nggak? Dan itu juga membuktikan bahwa apa yang dilakukannya selama ini memang bikin gerah yang lihat. Maka, ya itu tadi, mereka berusaha tampil beda (baca: agak sopan).
Sobat muda muslim, kamu pasti udah pada ngeh deh dengan perilaku para selebritis kita, khususnya yang muslim or muslimah. Namanya juga selebritis, tanpa sadar segala perilakunya suka dijadiin rujukan oleh sebagian besar teman-teman kita. Yang bagusnya or yang jeleknya. Itu sebabnya, wajar kalo mereka selain mendapat sambutan juga sambitan.
Nah, di bulan Ramadhan ini, kaum seleb juga nggak ketinggalan lho untuk memanfaatkan bulan mulia nan suci ini, meski dengan niatan yang berbeda-beda. Paling nggak itu terlihat dari bentuk luarnya. Misalnya, yang wanita tampil lebih kalem dengan kerudungnya dan pakaian yang agak longgar. Itu katanya busana muslimah menurut anggapan mereka. Meski sebetulnya ada syarat tertentu supaya busananya itu sesuai dengan aturan syariat Islam. Nggak berlebihan sih, boleh dibilang yang terlihat cuma muka dan telapak tangannya aja. Padahal, sebelum bulan Ramadhan, hampir sekujur tubuhnya bisa diliat banyak orang. Justru muka dan telapak tangannya yang jarang diliatin ke publik. Tul nggak?
Tapi, sayang seribu sayang, ini selalu terulang kawan. Penampilan manis sebagian besar kaum selebriti ini kalo pas Ramdahan aja. Setelah Ramadhan berlalu? Mereka kembali berubah penampilan. Ya, mirip bunglonlah. Bunglon kan begitu. Untuk melindungi dirinya dari serangan makhluk lain, ia suka berubah warna kulit. Pas lagi nemplok di daun yang berwarna ijo misalnya, ya kulitnya secara otomatis dan dengan cepat langsung berubah ijo pula. Itu namanya taktik pengelabuan. Selalu berubah-ubah bergantung kepada suasana. Tujuannya jelas adalah untuk menyelamatkan diri dong.
Mbak Iis Dahlia yang biasa tampil menor bin seksi, pas masuk Ramadhan mencopot semua busana minim dan super ketatnya diganti dengan kerudung dan baju longgar. Utamanya dalam sinetron atau pas lagi tampil di tivi. Tujuannya? Ya, nggak jauh dari upaya bikin tentrem penggemarnya. Biar kita-kita bisa bilang salut sama beliau karena bisa menghargai bulan Ramadhan. Coba aja tengok penampilannya di Sinetron Pada-Mu Aku Bersimpuh yang ditayangkan RCTI sejak beberapa minggu terakhir ini—malah sebagaian besar episodenya akan ditayangkan selama Ramadhan. Mbak Iis berbalut busana yang relatif lebih sopan ketimbang sebelumnya. Semoga saja terus begitu deh. Meski ya, kita juga masih kecewa sih, sebab tampil di sinetron yang malah ceritanya bikin bias dan memberikan kesan nggak baik tentang ajaran Islam itu sendiri. Tapi bagaimana pun juga, kalo setelah Ramadhan balik lagi ke “warna� asalnya, bunglon namanya! Heh…!
Mbak Inneke Koesherawaty yang pernah mendapat julukan �prestisius’ di awal karirnya sebagai bintang layar lebar, yakni “Boom Seks�, kini sering berkerudung irit bahan—yang bisa jadi menurutnya udah berbusana muslimah. Kenapa irit bahan? Sebab cuma buat nutupi rambutnya doang. Entah gimana seterusnya.
Selebriti lain yang juga doyan tampil bak bunglon adalah Mbak Ulfa Dwiyanti. Aduh, apa kamu-kamu nggak sebel sih liat kelakuan doi begitu? Hih, sebelum Ramadhan, nyablaknya minta ampun plus pamer aurat. Eh, begitu masuk Ramadhan, seperti biasa dan seperti selebriti lain Mbak Ulfa tampil rada kalem lengkap dengan busana muslimah. Tengok deh, di acara Sahur Kita SCTV. Tapi, lagi-lagi kita harus mengutuk kelakuan doi. Abisnya kembali nyablak setelah Ramadhan berlalu. Buktinya tahun kemarin kan begitu juga. Tapi anehnya sebagian besar masyarakat kitanya juga sih, adakalanya memaafkan kelakuan para seleb yang begitu, dan terkesan menganggap wajar. Walah, rusak semua deh!
Oya, tandemnya di Sahur Kita SCTV, yakni Mas Eko Patrio juga sama senewennya. Suaminya Mbak Fiona ini bener-bener nyebelin deh. Suer, kayaknya kamu juga udah paham gimana kelakuan temennya Akri dan Parto ini. Belum lagi Mbak Peggy Melati Sukma yang biasanya menor dan urakan, sekarang tampil kalem di acara Mozaik-nya TPI. Kalo nanti setelah Ramadhan pada kembali lagi senewen? Itu namanya bunglon!
Kalo mau dirunut satu per satu, kayaknya abis deh jatah karakter yang udah dibatasin untuk bikin tulisan ini. Tapi yang jelas, para selebriti ini udah kurang ajar banget. Berani-beraninya melecehkan agamanya sendiri. Biarin deh kita pake bahasa yang rada bikin merah telinganya—tentu kalo mereka ikutan baca juga tulisan ini.
Split Personality
Kenapa mereka bisa begitu ya? He..he.. kamu jangan pusing bin bingung. Itu namanya mereka terkena “virus� split personality alias berkepribadian ganda. Itu diwujudkan dengan ketidakmampuannya untuk bertindak tegas. Hitam atau putih. Harusnya kan bisa milih salah satu? Nah, mereka-mereka yang mengidap gejala ini bakalan plin-plan dalam bersikap alias nggak punya pendirian. Tepatnya, kepribadian-nya nggak jelas. Boleh dibilang pengen berbuat baik, tapi juga demen untuk berbuat maksiat.? Werrchk….
Seperti halnya bunglon yang suka nyari selamat dengan mengubah warna kulitnya sesuai kondisi, maka para selebriti kita yang sering kita lihat di televisi dan gambarnya nangkring di tabloid, koran, dan majalah juga akan berubah penampilan. Boleh dibilang, mereka berusaha mengerem nafsu bejatnya. Dengan alasan ingin menghormati bulan puasa. Mereka puasa juga? Wah, hanya Allah yang tahu dong sayang. Tapi kalo pengen tahu juga, liat aja faktanya. Bisa jadi mereka getol lho puasanya. Paling nggak kalo mereka ngomong saat ditemui tim liputan acara infotainment macam Kabar-Kabari, Cek & Ricek, Kiss, Otista, Betis de el el. Dari mulai sekadar nanyain puasanya, aktivitasnya selama bulan puasa, sampai pengalaman-pengalaman rohani yang pernah dialaminya. Wis pokoke, dijamin penggemarnya tambah percaya dengan mereka. Karena bisa jadi memang itulah tujuan mulianya. Maklum, mereka takut juga lho kalo ditinggalin penggemarnya. Maka, untuk mengantisipasinya, ya mereka harus bisa ngikuti situasi dan kondisi. Maka, ya penampilanlah yang paling mungkin untuk dilihat orang. Jadi mengelabui juga dong. Bunglon! Bener lho. Mereka itu nggak ada apa-apanya kalo nggak dibesarkan oleh fans beratnya.
Jadi bunglon itu berbahaya lho mbak-mbak dan mas-mas yang lagi asyik di dunia selebriti. Bener, selain mas-mas dan mbak-mbak menipu kami, tapi sekaligus menipu diri mas-mas dan mbak-mbak juga lho. Suer, apa mbak-mbak dan mas-mas mau hidup seperti bunglon terus? Justru, seharusnya jadikan bulan puasa ini sebagai momen yang bagus untuk memulai hidup baru bagi mbak-mbak dan mas-mas. Yakinlah, kalo kita mau serius untuk berubah jalan hidup, lalu istiqomah dengan Islam sebagai ajaran yang selama ini mbak-mbak dan mas-mas anut, insya Allah semuanya akan dipermudah oleh Allah Swt. Yakinlah kalo kita mau serius untuk berubah jalan hidup menuju kebaikan, Allah lah pelindung orang-orang yang beriman kepada-Nya. Firman Allah Swt.:
?§?„?„?‘???‡?? ?ˆ???„?????‘?? ?§?„?‘???°?????†?? ?????§?…???†???ˆ?§ ?????®?’?±???¬???‡???…?’ ?…???†?? ?§?„?¸?‘???„???…???§???? ?¥???„???‰ ?§?„?†?‘???ˆ?±?? ?ˆ???§?„?‘???°?????†?? ?ƒ???????±???ˆ?§ ?£???ˆ?’?„???????§?¤???‡???…?? ?§?„?·?‘???§?????ˆ???? ?????®?’?±???¬???ˆ?†???‡???…?’ ?…???†?? ?§?„?†?‘???ˆ?±?? ?¥???„???‰ ?§?„?¸?‘???„???…???§???? ?£???ˆ?„???¦???ƒ?? ?£???µ?’????§?¨?? ?§?„?†?‘???§?±?? ?‡???…?’ ???????‡???§ ?®???§?„???¯???ˆ?†??
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (TQS al-Baqarah [2]: 257)
Dalam ayat lain Allah Swt. menegaskan bahwa kudu ada niat juga dari kita untuk berubah. Jadi kudu ada usaha untuk baik:
?¥???†?‘?? ?§?„?„?‘???‡?? ?„?§?? ???????????‘???±?? ?…???§ ?¨???‚???ˆ?’?…?? ??????‘???‰ ???????????‘???±???ˆ?§ ?…???§ ?¨???£???†?’?????³???‡???…?’
Sesungguhnya Allah tidak (akan) mengubah keadaan (nasib) suatu kaum, sehingga (sebelum) mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (TQS ar-Ra’d [13]: 11)
Namun inget-inget sekali lagi, bahwa Allah akan berbuat begitu jika kita beriman kepada-Nya. Jangan main-main lho. Sebab Allah akan sangat murka kepada hamba-Nya yang bersikap lain di mulut, lain pula dalam perilaku. Nggak match alias tulalit. Firman-Nya:
?ƒ???¨???±?? ?…???‚?’???‹?§ ?¹???†?’?¯?? ?§?„?„?‘???‡?? ?£???†?’ ?????‚???ˆ?„???ˆ?§ ?…???§ ?„?§?? ???????’?¹???„???ˆ?†??
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (TQS ash-Shaff [61]: 3)
Saatnya bertobat
Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan ampunan. Dan kita semua berharap semoga itu menjadi saat yang tepat untuk bertobat, sebenar-benarnya bertobat. Jangan cuma lipstik doang. Ya, taubatan nashuha. Artinya bener-bener menyesal atas perbuatan yang telah dilakukan dan tidak akan pernah melakukannya kembali. Firman Allah Swt.:
?ˆ???…???†?’ ?????§?¨?? ?ˆ???¹???…???„?? ?µ???§?„????‹?§ ?????¥???†?‘???‡?? ?????????ˆ?¨?? ?¥???„???‰ ?§?„?„?‘???‡?? ?…???????§?¨?‹
Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. (TQS al-Furq?¢n [25]: 71)
Mulai sekarang, jadilah mukmin dan mukminah sejati. Kita semua berupaya kok; mbak-mbak, mas-mas selebriti, termasuk kita semua yang bukan kalangan seleb. Ya, anggaplah tulisan ini sebagai wujud dari kasih sayang kita kepada sesama kaum muslimin, termasuk mbak-mbak dan mas-mas kalangan seleb. Sekali lagi, jadikan Ramadhan ini sebagai awal dari sebuah lembaran baru yang lebih baik. Tinggalkan aktivitas yang penuh fatamorgana ini. Jangan lagi menjadi bunglon, yang selalu menipu orang lain, dan juga diri sendiri. Terlalu berharga bila Ramadhan ini hanya dilewatkan begitu saja. Nggak usah hidup dalam kerpura-puraan terus deh. Rugi!
Sebab, terus terang saja, bila mbak-mbak dan mas-mas masih getol dan doyan jadi bunglon, maka percuma saja hidup. Apalagi kaum selebriti seperti anda-anda ini adalah publik figur. Kalo kesesatan yang diajarkan, maka akibatnya berantai. Sudahlah sesat, eh, malah menyesatkan orang lain. Aduh, dosanya besar banget deh. Sadar ya…
(Buletin Studia – Edisi 077/Tahun ke-2)