Sunday, 24 November 2024, 05:40

Kini muncul istilah gaul dalam atmosfir kehidupan remaja. Bukan barang baru sebetulnya. Akrab malah. Ya, nggak man? Pokoke, ada istilah kaca mata gaul, anak gaul, pakaian gaul, bahasa gaul, malah ada juga ustadz gaul (kalo yang ini kira-kira apa yang membuatnya gaul, ya?). Pokoknya, serba gaul deh. Entah siapa yang memulai membikin istilah-istilah seperti itu, yang jelas remaja macam kamu begitu enjoy dengan sebutan anak gaul alias anak yang nggak kuper bin norak. Tul, nggak?

Hanya ada dua sebutan dalam pergaulan remaja, yang out of date dan up to date alias kuno (norak) dan keren. Ukuran kuno dan keren seringkali menjadi standar pergaulan. Misalnya, istilah kaca mata gaul, ini untuk meng?¬gambar?¬kan tentang kaca mata yang melenceng dari fungsi aslinya, yakni bukan sebagai alat bantu baca atau pelindung mata saat mela?¬kukan pekerjaan di laboratorium untuk meredam ra?¬diasi sinar ultra violet. Tapi sudah berubah fungsi. Untuk apa lagi kalau bukan untuk ngeceng. Frame alias bingkainya berwarna ngejreng. Warna hitam, hijau, biru, merah, ungu kerap melengkapi aksesoris kaca mata gaul itu. Pokoknya heboh deh. Kira-kira bisa kamu lihat kaca mata yang dipakai oleh gerombolan dr. pm misalkan atau anak-anak Ska lainnya. Nah, itulah yang disebut gaul dan keren alias up to date dalam standar pergaulan remaja sekarang. Bisa jadi kini teman-teman kamu lagi ketagihan pake kaca mata Edgar Davids punya, keren kan? Tapi kalo Edgar Davids dibilang keren bisa ngamuk. Kok bisa? Iya dong, soalnya bukan untuk ngeceng tapi emang doi punya penyakit glaukoma mata. Jadinya, ya main bola pun harus pake kaca mata.

Begitu pun dengan sebutan anak gaul. Gambarannya anak ini enak diajak ngobrol, selalu nyambung dengan objek bahasan dan kesannya nggak norak, ngertiin keinginan kita. Itulah anak gaul. Misalnya, kalau lagi ngomongin soal musik, pasti gape. Siapa sih yang nggak kenal grup musik Metallica yang lagu teranyarnya ada dalam soundtrack film M:i-2 alias Mission Impossible 2? Nah anak gaul pasti tahu.

Atau kelompok vokal mana yang nyanyiin lagu Seperti Kekasihku. Tanpa ragu anak gaul akan menjawab PADI. Gerombolan Duta, Eross, Sakti, Adam, dan Anton dari SoS alias Sheila On 7 sudah akrab di otak anak gaul. Iya, kan? Soal bola juga kagak tulalit. Apalagi kemarin baru usai hajatan akbar Euro 2000, pasti masih pada inget siapa pencetak gol terbanyak. Siapa hayo? Yes, top scorer-nya adalah Patrick Kluivert sama Savo Milosevic. Terus siapa yang mainnya paling yahud, tim mana yang paling kompak, pelatih mana yang sukses membawa timnya jadi jawara sepak bola di daratan Eropa. Semuanya nggak luput dari perhatian anak gaul.

�Ngebusa’ soal film? Weleh-weleh, ini juga gape. Film terbaru Tom Cruise hasil kerjasamanya dengan John Woo? Tahu juga, M: i-2 kan? Lalu bisa nyambung juga saat kita ngobrolin film Hide and Seek-nya Daryl Hannah yang adu akting dengan Jennifer Tilly atau Dinosaur-nya Walt Disney. Film The Patriot-nya Mel Gibson dan Gladiator-nya Russell Crowe pun nggak bakalan lolos dari pengamatannya. Pokoknya gaul abis.

Nah, gaul soal musik, bola, gape main PlayStation, ngomongin seputar otomotif dan ngobrolin film biasanya milik anak cowok. Kalau untuk anak cewek, paling-paling rumpian sepu?¬tar baju, sepatu, tas, koleksi boneka dan minyak wangi atau gerombolan orbek yang ganteng-ganteng macam Leonardo DiCaprio, Diego Serrano, Robbie Williams atau Alessan?¬dro Del Piero. Juga bakalan histeris kalo balad-baladnya Monique Powell, T-Bone, Evan Kilbourne dkk yang tergabung dalam Save Ferris manggung. Lagunya Spam lagi.

Brur, ada yang menganggap, rasanya gatel banget kalau belum memiliki sepatu bermerek oke. Kesannya gimana….gitu, soalnya doi khawatir nggak disebut gaul. Bisa nggak pede juga bila belum â€?seragam’ sama teman dalam soal baju. Biar corak dan modelnya rada-rada kacau, yang penting up to date. Malah nggak malu-malu untuk tampil apa adanya. Yang penting?  gaul. Bukan apa-apa, menurut teman kamu yang ingin disebut gaul ini, segala model yang lagi ngetren, nggak betah kalo nggak dicoba. Karena menurut mereka fungsi saja tak cukup. Harus dipadu dengan keindahan, model yang up to date, dan yang jelas?  gaul.

Agar bisa nge-gank dengan anak-anak yang doyan ngeceng, so pasti dandanan juga harus disesuaikan, yang cool, yang funky, pokok?¬nya heboh deh. Nah, hati-hati, kalo yang ini gaulnya nggak benar dalam pandangan Islam. Catet, ya! Soalnya, bisa gawat and berabe.

“Gaul�, Bukan Berarti Bebas Berbuat
Yap, memang begitu. Kalo kamu tahu soal perkembangan musik, sepakbola, film, mode, dan yang berhubungan dengan gaya hidup saat ini bukan berarti harus menjadi pelakunya dong. Sekadar tahu, memang nggak dilarang, kok. Malah seharusnya dijadikan sarana untuk mengetahui kerusakan dari budaya pop tersebut.

Cuma memang, bagi kamu yang masih polos kayak kaos oblong alias nggak punya ilmu untuk menangkal budaya tersebut, jangan coba-coba untuk mengetahui lebih jauh. Bisa berabe. Jangan-jangan kamu malah latah ikut-ikutan gaul yang nggak benar. Firman Allah SWT: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pen?¬dengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.â€? (QS: Al Isra’: 36).

Lebih dari itu, bisa berbahaya bila kamu sampai meninggalkan kewajiban men?¬dalami Islam, hanya gara-gara ingin disebut anak gaul. Sekali lagi, kalau cuma sekadar tahu, boleh-boleh saja. Tapi kalo sudah menjerumus?¬kan dirimu ke dalam arena â€?gaul’ tersebut dan menjadi pelaku aktifnya, itu terlarang. Soalnya sebagai seorang muslim kita wajib terikat dengan aturan Islam.

Misalnya, tahu tentang perkembangan dandanan alias mode, bukan berarti kemudian kita latah untuk mencobanya. Padahal mode tersebut bertentangan dengan ajaran Islam. Seperti swimsuit alias pakaian renang dan tang-top, bagi kamu yang puteri dilarang memakainya di tempat-tempat umum atau di hadapan yang bukan mahromnya.

Allah SWT. berfirman: “Katakanlah kepada wanita beriman. Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan meme?¬lihara ke?¬maluannya, dan janganlah mereka menampak?¬kan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah me?¬nampakkan perhiasannya…â€? (QS. An-Nur 31). Dalam lanjutan ayat tersebut, boleh menampakan â€?perhiasannya’ kepada mahromnya saja, seperti suami, ayah, adik kandungnya dan seterusnya.

Tapi bila mode itu yang berkembang adalah universal alias nggak berhubungan dengan peradaban tertentu, dan yang pasti mubah dalam pandangan Islam, seperti misalnya, corak atau warna dandanan yang lagi ngetren sekarang apa, kain apa yang lagi jadi favorit. Itu tak masalah kalau misalkan akan dikombinasikan ke jilbab. Jadi, tampil keren nggak ada yang ngelarang. Asal jangan melanggar rambu-rambu yang ditetapkan Islam. Tetap menjaga sopan santun, nggak norak dan tentu saja, wajib menutup aurat.

Artinya, bagi kamu yang ingin tampil â€?ngetren’ dengan jilbabnya, misal warnanya cerah, modelnya nggak ngebosenin, pokoknya matching banget. Jadi, selain menutup aurat, kita juga bisa bergaya, asal tetap menjaga kesopanan dan etika Islam. Tambahan untuk yang pake jilbab, pastikan bahwa jilbabnya memenuhi standar yang ditetapkan Islam. Harus tebal, longgar, dan kainnya harus menyentuh tanah. Perlu kamu ketahui, yang namanya memakai jilbab bukan cuma keru?¬dungan doang. Karena jilbab adalah (semacam) jubah—baju luar. Kalo make, ya, kerudung plus jilbabnya, dong!

Di ling?¬kungan anak cowok lalu ada acara â€?wajib’ gagah. Rasanya kurang afdhol kalau ter?¬nyata penampilannya bikin orang lain â€?keselek’. Atau postur tubuhnya kurang meyakinkan bagi jamaah cewek. Bodi yang keren, selain wajah cool?  kayak D’ Artagnan di film The Man in the Iron Mask, sangat didambakan anak cowok.

Latihan angkat barbel atau nimba air di sumur bisa jadi acara â€?wajib’ membesarkan bodi. Soal gaya macho anak cowok ini, bukan tanpa alasan. Perbedaan cara pandang antara anak cowok dengan cewek yang membuat hal itu muncul. Makanya, konon kabarnya standar anak cowok dalam melirik anak cewek, pertama kali yang dilihat adalah wajah dan bodinya alias penampilan luarnya. Baru setelah itu kelakuan?¬nya. Lain dengan anak cewek, ketika mereka harus memilih anak cowok, mereka lebih dulu melihat tanggungjawab, pengertian, perhatian, dan semisalnya.

Dan ngomong soal tampil macho ini, yang katanya bisa bikin pede dalam gaul, ternyata tetap saja terpaku kepada yang namanya mode. Mode-lah yang telah menciptakan tren. Mode-lah yang telah mengubah persepsi anak cowok dalam bergaul. Soalnya, jika anggapan keren dan beken atau anak gaul itu hanya dilihat dari bentuk luarnya saja, belum tentu mewakili. Kenapa? Karena manusia sering tertipu dengan tampilan luar. Sering menyangka emas, padahal tem?¬baga, atau sebaliknya, mengganggap tem?¬baga, ternyata malah emas.

Di jaman Rasulullah, para sahabat juga banyak yang keren, malah dalam beberapa riwayat, Ali bin Abi Thalib termasuk orang yang kuat dan perkasa, terbukti ketika dalam suatu peperangan, beliau menggunakan pedangnya yang terkenal, Zulfikar—yang mempunyai mata pedang bercabang dua—mampu membelah tubuh musuh. Ini luar biasa, dengan ukuran pedang yang gede banget dan tentu saja tenaga yang dibutuhkan untuk mengangkat dan mengayunkan pedang sebesar itu bukan main hebatnya. Tapi Ali r.a. tetap kalem dan nggak punya cita-cita untuk show of force alias pamer kekuatan di hadapan para sahabat lainnya. Sayidina Ali tetap low profile.

Bagi jamaah cowok, tampil meyakinkan itu harus. Tapi jangan sampai merasa wajib untuk tampil macho supaya bisa disebut anak gaul. Membina tubuh agar tetap fit setiap hari boleh-boleh saja, malah dalam beberapa kasus bisa jadi harus, untuk menun?¬jang dakwah, misalnya. Nggak masalah. Hanya saja kita juga jangan melupakan amanat Rasulullah: “Bukanlah orang yang kuat itu adalah yang menang dalam bergulat, tetapi adalah orang yang dapat menahan nafsunya tatkala dia marah,â€?

Jadi, macho or modis bukan ukuran kepribadian, Brur. Soalnya, percuma saja kalo performance kamu keren, gaul, macho, modis tapi ternyata kelakuan kamu nggak jauh dari para preman dan orang-orang rendahan lainnya. Yang tentu saja nggak punya kepribadian, apalagi kepribadian Islam. Karena orang yang dikatakan punya kepribadian adalah orang yang punya pola pikir dan pola sikap yang tinggi. Seseorang dikatakan punya kepribadian Islam, berarti dia punya pola pikir dan pola sikap yang Islami. Detilnya, ia selalu berpikir secara Islam ketika menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya. Dan dilengkapi dengan sikap jiwa yang tentu saja selalu disandarkan kepada ajaran Islam. Jadi, percuma saja kamu tampil macho or modis, tapi ternyata kelakuan kamu nggak beda sama Sylvester Stallone, yang punya bodi kekar dan keren, tetapi sekaligus pelaku aktif kumpul kebo.

Nah, sekali lagi, sekadar tahu saja agar bisa ngikutin perkembangan yang ada, nggak masalah. Tapi kalo sudah diaplikasikan dalam kehidupan itu ada aturannya tersendiri. Bila kemudian ternyata bertentangan dengan aturan Islam, maka terlarang bagi kita untuk melakukannya. Tapi bila hal itu bersifat universal, nggak masalah seperti yang telah dijelaskan tadi. Jadi?  gaul bukan berarti bebas berbuat. Gitu, Brur en Ses!

Wajib “Gaul� dengan Islam
Jadi yang namanya anak gaul itu bukan berarti harus tampil all out dengan meniru tren-tren yang bebas kelewat batas. Lepas dari nilai-nilai Islam. Islam nggak pernah melarang umatnya untuk keren. Keren di sini maksudnya nggak â€?kumuh’. Bahkan Islam menganjur?¬kan umatnya supaya tampil rapih dan meyakin?¬kan. Karena itu bagian dari adab bergaul dengan masyarakat. Dengan kata lain, kita nggak boleh tampil ala kadarnya. Perlu dicatat, ala kadarnya bukan berarti sederhana. Kalo sederhana sih, boleh. Karena Islam memang mengajar?¬kan.

Bila kamu gape bicara soal musik, film, bola, jangan sampe itu membuat kamu terobsesi untuk bisa tampil seperti para pelakunya. Malah kamu jangan cuma gaul dalam urusan-urusan tadi saja, tapi wajib “gaulâ€? juga soal hukum dan pemikiran Islam?  secara lebih luas. Caranya? Ya, ngaji dong, Non!

Tentu, harus dipahami bahwa dalam kondisi masyarakat yang amburadul seperti sekarang ini, kita harus selektif. Buat apa tampil “gaul� kalo harus mengorbankan akidah, iya nggak? Mendingan perdalam Islam supaya bisa selamat dunia dan akhirat. Meski tentu saja Islam tak pernah �alergi’ dengan yang namanya perkembangan jaman, tapi dengan catatan, hal itu sesuai dengan ajaran Islam. Jadi begitu, cing!

(Buletin Studia – Edisi 024/Tahun 1)