gaulislam edisi 445/tahun ke-9 (24 Rajab 1437 H/ 2 Mei 2016)
Widih, judul buletin kesayangan kamu kali ini seram juga ya. Indonesia diserang Bollywood. Gimana nggak, dunia pertelevisian kita lagi rame dengan serial Bollywood. Eh, kamu sudah tahu kan Bollywood itu apa? Bukan Hollywood, loh ya. Bollywood adalah industri film terbesar di India. Nah, kamu yang sering mantengin TV pasti tahu kan dengan serial India acha-acha ini? Paling nggak pernah lihat iklannya lah. Terutama sih kalau buka channel ANTV. Stasiun TV swasta itu memang lagi gencar menayangkan serial India. Buktinya, setelah Mahabrata tayang kemudian muncul judul-judul yang lain. Ada Mahadewa, The Adventure of Hatim, Ramayana, Little Krisna, Jodha Akbar, Navya, Kaali dan Gauri, Ashoka, Veer, Baal Veer, Uttaran, Anandhi, Veera, Savitri, dan Shakuntala. Tuh, banyak kan? Nggak tanggung-tanggung, ditayanginnya pas prime time lagi.
Sobat gaulislam, sebelumnya negeri kita terkena demam Korea. Berbagai drama Korea menghiasi layar kaca. Sekarang, baik drama Korea atau sinetron Indonesia mulai berkurang peminatnya. Meski masih ada. Indonesia kena demam India! Gimana nggak, serial India berhasil menarik perhatian banyak pemirsa sehingga rating-nya pun terbilang tinggi. Sampai ada festival film India yang digelar bulan Januari-Mei tahun 2015 lalu di beberapa kota di Indonesia. Kenapa segitunya ya?
Ngomongin soal film India, sebenarnya dulu saya suka juga. Film Kabhi Kushi Kabhi Gham, Kuch Kuch Hota Hai, Koi Mil Gaya, Chori Chori Chupke Chupke dan tentu aja Mohabbatein adalah beberapa film yang pernah saya tonton. Eh, kamu pernah nonton nggak ya? Wah, jangan-jangan baru denger lagi. Beberapa film tadi pernah jadi favorit loh dan sudah berulang kali ditayangkan. Hehehe. Memang sih film-film Bollywood sudah digemari masyarakat kita sejak dulu. Tahun 90-an TPI (sekarang MNCTV) rutin menayangkan serial India. Tahun 1998 Indosiar menggebrak lewat Mega Bollywood-nya. SCTV membuat slot Gala Bollywood dan nggak ketinggalan RCTI dengan Layar Emas Bollywood. Tren film Bollywood juga sempat memudar setelah drama Taiwan, Korea, dan tentunya sinetron Indonesia menarik perhatian pemirsa.
Fakta serial Bollywood
Salah satu serial India yang paling banyak peminatnya adalah Uttaran. Drama besutan sutradara Ketan Dubey ini tayang di channel aslinya, Colors TV sejak 1 Desember 2008-16 Januari 2015 dengan 1549 episode. Wow, jumlah yang fantastis! Selama 6 tahun lebih ditayangkan di India. Ckk…ckk… Serial bergenre drama romantis ini mengisahkan persahabatan dua orang gadis yang hidup dengan latar belakang ekonomi keluarga yang berbeda. Meski begitu mereka tetap bersahabat. Hingga sampailah saat dimana persahabatan mereka diwarnai rasa cemburu, fitnah dan adu domba yang akhirnya menimbulkan benci dan permusuhan. Cerita awalnya tentang masa kanak-kanak yang penuh impian. Namun kemudian lebih fokus kepada kehidupan mereka ketika dewasa. Terlebih kisah percintaannya yang rumit.
Wajar jika dalam persahabatan ada lika-likunya. Kadang akur kadang berantem. Musuhan hanya karena suka dengan lelaki yang sama itu mah kebangetan. Malah ada juga yang sampai putus hubungan. Astaghfirullah. Berkorban demi sahabat itu baik. Tapi nggak juga mengabaikan diri sendiri.
Sobat gaulislam, kamu yang sering nonton mungkin lebih tahu jalan ceritanya. Setahu saya isinya malah nggak bagus. Tokoh Tapasya melakukan percobaan pembunuhan, Icha yang berani berbohong pada ibunya dan mangut aja dijodohkan dengan pemabuk dan pecandu narkoba padahal dilarang ibunya. Artinya kan dia nggak patuh dengan orangtua. Padahal beliau yang melahirkan loh. Sebagai anak wajib berbakti pada orangtua. Terus mau-mau aja menikah dengan lelaki begajulan kayak gitu. Belum lagi percobaan bunuh diri dengan memotong urat nadi hanya karena cinta. Cinta buta itu mah. Jelas-jelas ini nggak bagus dan bertentangan dengan Islam. Membunuh, melawan orangtua dan berlebihan dalam masalah cinta sangat dilarang. Sayangnya malah banyak orang yang suka dengan serial ini. Apa yang ditonton bisa ditiru. Gimana coba kalau ditonton oleh anak-anak? Celaka tuh!
Serial Mahabharata pernah membius pemirsa Indonesia dan mampu mendongkrak rating stasiun yang menayangkannya. Bahkan menduduki posisi kedua setelah sinetron Ganteng-Ganteng Serigala. Para penggemar Mahabharata pun mulai bermunculan sampai ada fans club-nya segala. Mahabharata Show digelar. Beberapa pemainnya datang menyapa penggemar di Indonesia. Padahal isinya tentang perebutan tahta dan puncaknya saat terjadi perang saudara antara Pandawa (lima saudara) dengan seratus Rawana. Perangnya sendiri terkenal di negeri kita dengan nama perang Bharatayuddha. Masyarakat Jawa pun sudah kenal dengan cerita Mahabharata ini. Sama halnya dengan serial Uttaran, Mahabharata pun diperankan oleh lelaki-lelaki ganteng ditambah tubuhnya kekar dan perempuan yang cantik-cantik. Nah, mungkin ini yang bikin orang suka. Bener kan? Tuh kan lagi-lagi karena fisik. Nah, kalau teman saya suka karena ceritanya seru dan mengharukan. Bedanya dia baca dalam komik. Gimana pun serunya Mahabharata sebenarnya kan sebagian besar isinya tentang nilai dan budaya Hindu. Menganggap dewa-dewa sebagai Tuhan dengan bentuk manusia. Menikah dengan manusia. Kacau!
Tahu nggak serial Baal Veer? Pertama kali saya denger nama itu dari sepupu yang sekarang masih kelas 3 SD. Ternyata dia suka nonton itu. Wah, awalnya heran deh. Kecil-kecil hobi nonton film India. Eh, waktu SD kayaknya saya juga suka deh. Hehehe. Serial yang ditayangkan ANTV setiap hari ini mengisahkan petualangan anak kecil bernama Baal Veer yang punya kekuatan super. Dia diturunkan ke bumi oleh peri untuk memberantas kejahatan dan melawan iblis jahat Bhayangkar Pari. Ternyata serial ini juga disukai anak-anak pada umumnya. Wah, namanya anak-anak mah biasanya senang dengan tokoh superhero seperti Superman, Spiderman, Iron man dan Batman. Nah. Baal Veer itu superhero versi India.
Memang sih serial yang mendapat penghargaan Indian Tally Award dengan kategori aktor cilik terbaik ini mengandung nilai keberanian dan kejujuran. Tapi ya nggak tentang peri-peri juga, kelees. Sudah gitu pakaiannya ngumbar aurat, lagi. Dalam Islam nggak ada tuh istilah peri baik jahat atau baik. Apalagi punya kekuatan super. Fiktif banget!
Ternyata lama-lama serial ini membuat anak-anak ketakutan. Terbukti dari banyaknya curhatan orangtua di dunia maya yang cemas dengan kondisi anaknya yang jadi takut setelah melihat monster di serial Baal Veer. Bahkan jadi trauma nonton itu. Nah loh hati-hati tuh! Serial Bollywood lainnya nggak jauh dari kisah percintaan.
Jadi penonton cerdas
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia buletin gaulislam. Banyak yang betah duduk manis mantengin serial India di TV malah sampai ada yang berjam-jam. Apalagi kalau ceritanya seru, bikin penasaran dan pemainnya ganteng dan cantik. Banyak juga yang asal nonton dan nelan mentah-mentah pesan yang ada dalam serial India. Padahal serial seperti Mahabharata, Mahadewa dan Ramayana adalah film yang diangkat dari mitologi dan budaya Hindu. Nggak sedikit film-film India yang menyisipkan pesan agama Hindu. Contohnya seperti penyembahan kepada dewa-dewa, termasuki di film Uttaran yang banyak penggemarnya itu.
Maraknya serial India yang tayang di negeri kita tak lain adalah serangan budaya yang tanpa terasa sudah meracuni masyarakat. Pemirsa kita diarahkan untuk tertarik kepada budaya dan agama Hindu. Membuat kita jauh dari ajaran Islam sehingga mengikuti agama mereka. Hati-hati dengan pesan yang ada di baliknya. Masyarakat kita ada yang terpengaruh. Contohnya beredar foto di dunia maya yang menampilkan sepasang pengantin yang berdandan ala Mahadewa. Lelakinya berambut panjang dan memegang trisula. Ada juga anak-anak yang terpengaruh dengan dialog salah satu pemain antagonis Uttaran yang sering mengatakan ‘Bantu Aku Dewa’ atau ‘Hanya Dewa yang tahu akhirnya’. Ketika ada kejahatan dan kesusahan sosok Baal Veer yang ditunggu kehadirannya.
Nah, ini bertentangan banget dengan Islam. Setiap muslim wajib meyakini bahwa hanya Allah Ta’ala yang patut disembah dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan-Nya. Memohon pertolongan pun kepada Allah Ta’ala. Bukan dewa-dewa ala India tadi. Bukan juga kepada peri-peri. Bahaya banget kalau orang muslim mengucapkan kata seperti yang di Uttaran tadi. Hal-hal ini bisa merusak akidah dan keimanan kita sebagai muslim. Catet tuh!
Untuk para orangtua temanilah anak ketika sedang nonton TV. Kebanyakan Tayangan TV nggak mendidik, malah merusak. Awasi dan berilah bimbingan kepada mereka. Jauhkan dari tayangan yang nggak bermanfaat. Mending mengajak mereka berkreasi, belajar dan bermain. Jadilah penonton cerdas yang bisa memilih dan nggak asal nerima pesannya.
Sudah enek dan muak dengan tayangan yang ada sekarang ini. Tapi kenapa ya film Islam ideologis jarang dibuat? Yang ada sekarang ini tayangan berkedok Islam. Judulnya pake embel-embel Islam. Tapi isinya malah jauh dari Islam. Film asing yang ditayangkan TV pun sama. Masih ingat dengan film King Sulaiman? Film asal Turki ini malah melenceng dari sejarah Islam dan melecehkan sosok Sultan Sulaiman. Hanya sedikit film Islami yang ideologis. Itu pun nggak booming seperti film India, Korea atau sinetron GGS.
Memang susah di zaman kapitalis, mah. Dunia perfilman Indonesia lebih mengutamakan bisnis dan rating untuk mendapat untung sebanyak-banyaknya. Makin banyak yang suka maka ratingnya akan naik. Iklan-iklan pun masuk. Stasiun TV, produser, sutradara dapat untung yang besar. Nggak peduli dengan dampak buruk bagi penonton. Terus nonton apa jadinya? Hmm… kalo sekarang nggak ada tontonan islami yang menarik, baca buku keislaman aja.
Oya, mungkin di antara kamu ada yang punya minat atau malah sudah jago bikin film. Sudah saatnya menunjukkan kemampuan. Mari berkreasi. Yuk, bikin film Islami Ideologis dan warnai TV dengan tayangan yang Islami. Siap? Semangat! [Siti Muhaira | Email: iraazzahra28@ymail.com]