Thursday, 21 November 2024, 21:45

logo-gi-3 gaulislam edisi 096/tahun ke-2 (3 Ramadhan 1430 H/24 Agustus 2009)

Kalo perhatiin tingkah laku remaja sekarang saya jadi keinget sama lagu jadul alias jaman dulu yang judulnya Astaga, potongan liriknya begini “Ooo, Astaga Apa yang sedang terjadi, astaga hendak kemana semua ini, bila kaum muda sudah tak mau lagi peduli, mudah putus asa dan kehilangan arah ”.. ehem cukup nyanyinya..

Oke-oke kayaknya ada benernya juga tuh lagu, remaja sekarang kurang peduli terhadap berbagai masalah di sekitarnya, jangan-jangan mereka berfikir mumpung masih muda, terus yang dipentingkan cuma hura-hura. Hadduh kalo pola pikirnya kayak gitu ngak banget deh ini namanya pemborosan nggak bermanfaat bin nggak ada gunanya samasekali malah bisa jadi dosa, nggak percaya?

So, kebanyakan yang dipikiran mereka masalah pribadinya melulu contohnya banyak tuch remaja yang dipikirannya gaya atau fashion terus, katanya biar  tekor asal nyohor (gubragg!!) kata orang sunda mah loba gaya tapi eweuh duitna (huhuy, banyak gaya tapi uang nggak ada).

Maaf nih buat Sis (kaum hawa) nyinggung dikit, kalo ngomongin masalah gaya atau penampilan, bagi mereka fashion wajib update terus tiap detik (hehe, berlebihan), biar dibilang fashionable (mode on) katanya atau biar jadi trendsetter, tapi kalo diperhatiin kesannya justru maksain banget ya?

Coba dech liat, contohnya para remaja yang jadi korban sinetron, ngak cuma bom aja yang efeknya dahsyat, ternyata sinetron bisa lebih booming  (hehe) mereka banyak yang ngikutin seleb-seleb pujaannya mulai dari ujung rambut sampe ujung kuku jempol kaki. Walaupun aurat terbuka lebar, berpenampakan bebas di muka umum dan beredar di mana-mana (udah kayak tabloid) tapi tetep aja tuh mereka ngikutin gaya seleb pujannya.

Waduh selamat menderita aja buat para ikhwan godaanya makin berat, iya apa iya? Jangan-jangan malah para cowok juga seneng liatin cewek kayak gitu, hadduch setiap ada cewek liat pasti dikomentarin “Wuichh gitar spanyol lewat, bukan cuy itumah gilingan padi, nah kalo yang ini baru buldoser” (hahaha aja-aja ada tuh).

So, seharusnya kesucian perempuan bener-bener wajib dijaga, jangan sampe malah mempermudah kaum adam melakukan zina, yang paling sering mungkin tanpa sadar dilakukan adalah zina mata. Kehormatan perempuan adalah mahkota yang tidak bisa dinilai oleh apapun, kalo pengen dihargai sama orang lain hargailah diri sendiri dulu. Amanah yang besar dari Allah Swt. (kesucian) harus selalu dijaga dengan teguh dan kuat. Rusaknya akhlak generasi bisa disebabkan pula oleh perempuan, karena itu, jagalah apa yang Allah Swt. telah berikan untuk perempuan, saya yakin bisa bikin perempuan tambah is the best deh!

Oke-oke! Bro en Sis, masalah kepedulian para remaja emang memprihatinkan mereka kurang peka terhadap masalah sekitarnya, mungkin udah jadi hobi hura-hura atau ngabisin duit buat ngebela-belain nonton konser musik yang ngak ada manfaatnya, malah sering menjerusmuskan mereka pada hal-hal yang negatif kayak tawuran, minum-minuman keras, atau pakai narkoba (sambil nonton konser).

Apa sih sebenernya yang mereka cari? Kesenangan? hmm! Kalo kesenangan yang dicari kayaknya nggak tuh, kenyataannya justru banyak yang meninggal sia-sia karena tawuran atau mati terinjak-injak karena nonton konser musik (na’udzubillahiminzalik!). Ada juga nich yang lebih mentingin malam mingguan dari pada aktif atau hadir di pengajian, nah tuch sapa yang hobi pacaran? (hmm, Pacaran? Ngak ah!).

Bro en Sis, tingkah laku yang kayak gitu bener-bener nggak baik sama sekali. Nggak bermanfaat dan bisa menjadi dosa, setuju? Ya! kalo saya sih setuju banget, bukan karena saya yang menulis artikel ini atau cuma nyidir prilaku remaja sekarang (toh saya juga masih remaja hehe), tapi itu prilaku yang amat sangat banget sekali (wah lebay deh gue!) nggak mencerminkan seorang muslim. Agama kita Islam.

So, wajib hukumnya memangdang segala suatu hal dan bertingkah laku sesuai peraturan hidup dalam Islam (nah catet tuh) dan kita wajib untuk peduli terhadap agama kita.

Buat para remaja ayo! Kita tunjukkin kepedulian kita! Lebih perhatian terhadap lingkungan sekitar. Pernah kepikiran nggak bahwa kita suka ngak sadar kalo di antara kita masih ada teman yang nggak sanggup bayar SPP karena memang tidak punya uang. Banyak teman yang pengen ngelanjutin sekolah atau kuliah tapi terbentur sama biaya. Yang lebih penting lagi banyak teman kita yang belum mengerti Islam (atau malah dia sendiri cekak pengetahuan agamanya, cape deh hikshiks) ini wajib untuk kita perhatikan.

Masih banyak yang hidup dalam kemiskinan serba kekurangan dan bahkan kelaparan yang berakibat kehilangan nyawa, apa kita ngak peduli? (Halloww!! Kok diem, masih bacakan?) Buka mata hati dan pikiran, dan harusnya perasaan kita terusik lalu kita mulai berpikir. Apa yang kita bisa lakukan buat mereka, nih?

Kepedulianpun butuh pengorbanan demi kepentingan orang lain. Ada kisah, sahabat Anas ra. pernah bagikan daging kambing yang udah dimasak kepada seorang temannya. Tapi teman itu nggak langsung menyantapnya, melainkan memberikannya kepada orang lain yang dianggap lebih membutuhkan. Teman yang disebut terakhir ini pun memberikan lagi kepada tetangganya. Begitu seterusnya, al-hasil daging itu berputar sampai sepuluh rumah. Itu salah satu contoh bentuk kepedulian sahabat Nabi yang akhirnya jadi teladan juga bagi orang-orang di sekitarnya. Itulah yang terjadi kalo jiwa sosial dan kepedulian udah menular kesemua tetangga. Keren kan?

Dakwah adalah kepedulian, lho

Allah SWT berfirman, yang artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS at-Taubah [9]: 71)

Kita mungkin tidak punya cukup harta untuk membantu teman-teman yang serba kekurangan, dan yang mungkin kita juga bener-bener cekak hartanya, tapi ini jangan dijadikan alasan untuk tidak peduli ke sesama (setuju?). Karena kita punya kekuatan yang lain,  kemampuan untuk berbicara dan kemampuan untuk menulis, menyuruh/mengerjakan yang makruf, mencegah dari yang mungkar.

Kita diwajibkan untuk berdakwah, karena dakwah adalah bentuk kepeduliaan kita terhadap sesama, siapapun bisa melakukannya kok. Nggak harus kiayi, ustad., atau da’I, mulailah dari diri kita sendiri, bahkan Allah akan memberikan rahmat (pahala) atas kepedlian kita, dan janji Allah itu pasti. Oya, ini juga harus diimbangi sama tingkah laku kita juga. Jangan sampe kita dakwah tapi ilmu agamanya cekak (wah wah tong kosong bunyinya nyaring). Nah untuk mengasah kemampuan juga menambah ilmu kita dalam berdakwah solusinya adalah dengan terus belajar dan terus aktif dipengajian supaya kita punya teman yang saling membantu dan mengingatkan dalam berdakwah.

Bro en Sis, setiap kalimat amar makruf nahi munkar yang disampaikan itu juga dakwah. Kalo lagi ngobro-ngobrol bareng temen lalu kita sambil beri nasihat yang landasannya Islam, ini juga termasuk dakwah. Bagian dari kepedulian, lho.

Nah, yang lagi populer di situs pertemanan seperti Facebook itu juga bisa kita manfaatin buat dakwah. status wall atau di fasilitas chatting-nya kita tulis atau kita diskusikan masalah yang sifatnya mengingkatkan kepada kebaikan dan menegur kesalahan-kesalahan teman lainnya. Seru kan? Bisa bikin hobi kita lebih bermanfaat. Nggak membuang waktu kita seharian di depan komputer untuk hal-hal yang nggak penting dan nggak perlu.

Rasulullah sw. bersabda: “Hendaklah kalian benar-benar menyuruh perbuatan yang makruf dan benar-benar melarang perbuatan yang munkar, atau (bila tidak kalian lakukan) Allah akan menjadikan orang-orang jahat di antara kalian berkuasa atas kalian semua (yang akibatnya banyak sekali kejahatan dan kemungkaran diperbuatnya) lalu orang-orang yang baik di antara kalian berdoa (agar kejahatan dan kemungkaran itu hilang) maka doa mereka (orang-orang baik itu) tidak diterima” (HR al-Bazzar dan ath-Thabrani)

Hadis lainnya, Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah suatu kaum yang orang-orang taatnya lebih banyak daripada pelaku maksiatnya, tetapi mereka membiarkannya, melainkan Allah akan mengadzabnya secara merata.” (HR Ahmad dan Baihaqi)

Rasullulah SAW pun sampai memeringatkan kita tentang kewajiban kita dalam berdakwah. Kalo kita renungkan jadi teringat bencana tsunami, serem ya? Tentunya kita nggak mau itu terjadi lagi. Maka, terus deh belajar Islam dan apa yang kita peroleh segera sampaikan kembali kepada orang-orang di sekitar kita. Insya Allah dapet keberkahan hidup (wah indah banget kan?).

Kita juga patut mencontoh kepedulian dan kasih sayang Nabi Muhammad saw.  Malah kasih sayang beliau nggak cuma terbatas kepada manusia aja, bahkan juga pada binatang dan pohon. Beliau memberi makan binatang dengan tangannya sendiri bahkan beliau pernah merawat biantang yang sakit. Saat berperang pun Rasulullah saw. memerintahkan pasukan Islam demi menegakkan keadilan Islam, yakni agar mereka tidak membunuh anak kecil, orang tua, kaum wanita dan mereka tidak mencabut pohon dan tidak juga merobohkan rumah.

Allah berfirman yang artinya: “Serulah (manusia)  ke jalan Tuhanmu (Islam) dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS an-Nahl [16]: 125)

Dan juga, “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya  daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata: sesungguhnya aku termasuk golongan kaum muslimin.”(QS Fushshilat [41]: 33)

Bro en Sis, kita wajib untuk menyampaikan dakwah dengan cara yang baik dan benar, jangan sampe salah dalam mengartikan bentuk kepedulian itu sendiri. Jangan mentang-mentang peduli, tapi nggak memperhatikan proses dan pelaksanaanya. Ati-ati lho, itu bisa jadi sia-sia dan berdosa. Nggak bisa juga dibenarkan peduli antar sesama jika melindungi teman yang salah dengan bersekongkol dalam kebohongan. Kepedulian itu juga nggak dibenarkan dalam perbuatan maksiat. Sebab, ini namanya bekerja sama dalam kemungkaran atau kejahatan berencana! bisa kena pasal hukuman berlipat-lipat plus hukuman di akhirat nanti.

Tentang keberkahan atau pahala dakwah

Rasulullah saw bersabda:“Siapa saja yang menyeru manusia kepada petunjuk (Islam),dia pasti akan dapat pahala yang diperoleh orang yang mengikuti petunjuk itu tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya.” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Tuh kan! Pahala kita bisa terus bertambah berlipat ganda lebih dahsyat dari sistem Multi Level Marketing deh!  So, kita harus terus belajar Islam, sehingga tetap terjaga dari kesalahan dan selalu punya bahan untuk disampaikan ke orang lain. Ayo! Tegaskan niat kita, bahwa hidup harus punya arti bagi manusia lainnya. Jadilah sahabat bagi mereka, sahabat yang mampu saling tolong-menolong dalam kebaikan dan kesabaran. Insya Allah hidup ini akan lebih bermakna dan Allah akan mempermudahkan kita dalam berdakwah (Amin).

Walaupun sebagai manusia biasa yang nggak luput dari kesalahan, tapi jangan sampe jadi penghambat kita untuk terus berdakwah. Kita bisa bergaul dengan orang yang bisa saling mengingatkan dan menegur ketika kita salah. Kita nggak bakal berlama-lama dan yakin pasti nggak bakal betah dengan kesalahan. Justru kita akan segera bangkit dan kembali menelusuri jalan yang lurus (kalo bisa berlari, biar lebih cepet hehe). Jalan yang diridhoi Allah (jalan Allah dan RasulNya). Wah mantap toh, enak toh? Tunggu apalagi toh?

Yuk. saatnya kita peduli terhadap agama kita. Kalo udah peduli sama agama sendiri pastinya peduli juga sama yang lainnya karena aturan Islam jelas mengatur segala aspek kehidupan. Kita bakal peduli antar sesama dan bahkan kepada makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lainnya seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad saw.

Islam satu-satunya solusi dan wajib jadi perhatian dan kepedulian dalam hidup kita. Insya Allah akan memberikan ketenangan dan rasa percaya diri. Karena semua solusi, masalah-masalah dan peraturan hidup udah tercantum jelas dalam Islam dan tidak ada keraguan dalam al-Quran.

Kadang kita bisa stress sampe depresi dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan dan kurang percaya diri, mungkin mau minta tolong dan berdoa pun nggak PD (kalo begitu gimana mau berdakwah pada orang lain?)

“Kok bisa begitu?” Ya, itu karena pemahaman Islamnya yang kurang dan ditambah lagi kelakuan serta tingkah laku yang tidak berdasarkan Islam atau belum melihat segala sesuatunya dari sudut pandang Islam. Nah jadi teramat penting dan wajib untuk terus belajar Islam dan dakwah agar tumbuh kepedulian kita terhadap sesama.

Walaupun nggak salah (loh? Berarti bener dong) setiap dakwah yang kita lakukan pasti ada rintangannya, tapi kita nggak perlu takut, mundur terus tersungkur deh (hehe). Ayo maju terus kawan! Karena tantangan itu wajar dan juga ujian buat kita yang harus ditaklukan. Allah Maha Mengetahui atas apa-apa yang kita perjuangkan di jalanNya. Surga adalah janji Allah Swt.. Jadi, nggak ada tuh kata sia-sia dalam berdakwah di jalan Allah. Apalagi dilakukan saat sekarang ini (bulan Ramadhan) pahalanya berlipat-lipat ganda pastinya (huhuy!). Ayo buktikan pedulimu terhadap sesama dengan cara berdakwah untuk mengingatkan mereka akan keagungan Islam. Ya, semoga saja banyak kaum muslimin yang makin bangga dengan agamanya. Siap untuk buktikan pedulimu? Yes! [husni samsi: samsi_hn@yahoo.co.id]

3 thoughts on “Buktikan Pedulimu!

  1. wadau kalo semua remaja putra dan putri berdakwah seperti ini alangkah indahnya hidup di dunia ini.. perumpamaan akar-akar pohon yang tak akan goyah diterpa oleh angin yang dahsyat sekalipun badai.. maksudnya kita semua tak akan mudah menerima godaan yang sifatnya duniawi yang mengarah ke hal-hal yang mungkar…gitu lho..

Comments are closed.