Thursday, 21 November 2024, 23:56

 gaulislam edisi 277/tahun ke-6 (1 Rabi’ul Akhir 1434 H/ 11 Februari 2013)

 

Hei, tanggal 14 tinggal menunggu hari atau bahkan jam. Seluruh remaja di dunia lagi siap-siap ‘mau ngapain ya?’ di hari yang katanya penuh dengan kasih sayang. Kasih apa ya, ke yayang gue? Coklat? Kado? Kartu ucapan yang ada cupido unyu itu? Mawar? Alat mandi? Kasur? TV? Mesin cuci? Ah, yang penting warnanya pink!

Ups, ada apa dengan tanggal 14? Wah… wah… kenapa pada ribut ngebahas mau pada ngapain tanggal 14 nanti? Ada yang spesial?

Ternyata ada hajatan besar-besaran sodara-sodara! Dan hajatan ini disebut dengan Valentine’s Day, hari cinta dan kasih sayang (katanya sih!). Asyik, kalau udah ngebahas yang namanya ‘cinta’ dan ‘kasih sayang’ nih, kayaknya remaja-remaja pasti langsung pada melek plus membuka kuping lebar-lebar. Lalu, memangnya ada apa dengan hajatan yang namanya Valentine’s Day ini? Ramean mana sama hajatan di rumah Pak RT minggu lalu?

Nggak usah pura-pura deh, gaulislam tahu kalian para remaja pasti tahu apa itu Valentine’s Day. Valentine’s Day dimaknai dengan kasih sayang atau hari di mana pasangan kekasih, muda-mudi Barat, yang lagi jatuh cinta ngungkapin rasa kasih sayang mereka kepada pasangan masing-masing. Umumnya diekspresikan dengan saling tukar kado, cokelat, dan bunga mawar. Bahkan, yang paling populer, dengan bertukar kartu valentine berbentuk hati (love), yang dihiasi sebuah gambar “Copidu” (si bayi kecil bersayap dengan busur lengkap dan anak panah di tangan).

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, ternyata perayaannya nggak cukup sampai di situ. Perayaan aneh bin gajebo ini sering diperingati dengan minum-minum dan seks bebas. Bahkan hari pada tanggal 14 Februari ini sering dipakai buat momen pemberian ‘cinta’ cewek secara sempurna kepada cowoknya dengan menyerahkan keperawanannya! Waduh, ini emang udah nggak bener sama sekali!

Herannya, perayaan aneh ini ternyata masih digemari dan bahkan terus dirayakan oleh remaja muslim di seluruh dunia! Tak terkecuali di Indonesia. Kita bisa lihat, setiap tahunnya di tanggal 14 Februari pasti para remaja pada sibuk ngoceh nggak ada habisnya tentang Valentine’s Day. Dan nggak pandang-pandang, para remaja yang merayakannya pun remaja hampir dari semua kalangan, dan yang dipandang memprihatinkan di sini adalah masih banyak sekali remaja yang merayakan hari Valentine ini di tanah air, yang tentunya mereka mayoritas muslim!

Hari Valentine di tanah air seolah sudah menjadi ‘hajatan’ perayaan cinta di antara mereka. Kondisinya pun tak kalah parah, yakni dirayakan dengan seks bebas. Pengungkapan cinta yang ‘lebih’. Ingin sesuatu yang berbeda setelah sekian tahun berpacaran.

 

Hari Valentine itu…

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Siapapun yang merayakan hari Valentine ini bisa kita sepakati bersama bahwa mereka adalah remaja bodoh. Sudah jelas sekali hari Valentine ini tidak ada dalam ajaran agama mana pun, terutama dalam ajaran Islam dimana ajarannya sangat melarang keras pelaksanaan amal-amal yang tidak berasal dari Allah Swt. dan Rasulullah saw..

“Tapi kan, ini hanya sebagai perayaan budaya? Nggak papa dong kita rayakan!” di antara kamu ada yang nyela kayak gitu.

Hei, budaya mana dulu, Bro! Itu budaya Barat, dan kalau kamu ngajak ngomongin budaya, bahkan hari Valentine sama sekali nggak cocok sama budaya dan ajaran Islam yang menjunjung tinggi kesopanan dan kehormatan orang lain. Kena deh, lo!

Tapi, kenapa masih banyak remaja yang masih merayakan hari Valentine ini ya? Nah, ini dia yang menjadi kekhawatiran tersendiri bagi kita, remaja muslim yang tidak ingin merayakannya. Namun faktanya banyak sekali teman-teman kita yang masih merayakannya. Banyak remaja yang menggandrungi perayaan gajebo ini. Alasannya pun banyak. Ada yang ingin dibilang gaul, ada yang bilang kalau Valentine itu keren dan harus dirayain, bahkan ada yang cuma sekadar ikut-ikutan!

Hal ini sungguh sangat miris mengingat bahwa hukum merayakan Valentine’s Day menurut Islam adalah haram. Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang artinya, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”.

Disadari atau nggak, ketika kita meminta orang jadi “to be my Valentine”, berarti sama aja kita meminta orang jadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid (bayi bersayap dengan panah)” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari.

Weleh-weleh… jelas banget ini momen perusakan akidah gede-gedean, Men! Nggak bisa disepelekan sebagai masalah yang sekecil semut di ujung laut, karena masalah ini lebih gede dari gajah (yang udah nginjek idung!).

Sobat muda muslim, Valentine’s Day memiliki perbedaan bentuk perayaan di setiap masanya. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadiin bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana aja seperti pesta, kencan, tukeran mesin cuci, eh maksudnya hadiah, hingga penghalalan praktek zina secara legal! Bisa disimpulkan deh kalau semangat merayakan hari Valentine itu tidak lebih dari semangat berzina. Parahnya lagi, semua itu dilakuin dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih. Hoeeekk!

 

There is no love in Valentine!

Dalam Islam nggak ada Valentine, karena istilah asing itu sendiri merupakan impor dari agama atau kepercayaan lain yang kebetulan juga ngimpor dari kebudayaan gajebo. Sejarah dan esensinya aja kagak sejalan sama pemikiran dan akidah Islam. Lalu ngapain juga kita rayakan, apalagi pertahankan?

Menurut mereka yang semangat merayakan Valentine’s Day nih, ada semacam kepercayaan kalau melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan sampai hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya sih, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa. Capek deeeh!

Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang Barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya bercinta, seharusnya sekadar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin, kalo belum nikah ya seks bebas alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah.

Allah Swt. befirman (yang artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Israa’ [17]: 32)

Cinta itu nggak harus selalu dimanifes-tasikan dengan seks. Buktinya kalau PSK-PSK itu, apa mereka melacur dengan alasan cinta? Nggak kan? *mereka demi duit, demi memenuhi nafsu hedonismenya.

Jangan samakan cinta dengan seks bro, nggak perlu disamakan dan dihubung-hubungin. Logikanya sederhana aja. Kalau kita punya orangtua yang sangat kita cintai, tetangga yang baik hati, hewan peliharaan yang unyu-unyu, gadget yang super canggih, sahabat-sahabat yang gokil nggak ketulungan, paman bibi yang perhatian dan baik hati, dan kita mencintai mereka semua, apakah kita juga harus berhubungan seks dengan mereka?

Herannya lagi nih, hari Valentine’ Day (a.k.a hari cinta dan kasih sayang) itu kan dirayakan tiap tahun hampir di seluruh negara di dunia, namun mengapa masih ada negara yang masih tertindas oleh penjajahan dari negara lain? Mana itu yang namanya ‘cinta’ dan ‘kasih sayang’? *Bohong besar!

Dan kesimpulannya, yang disebut ‘cinta’ dan ‘kasih sayang’ dalam hari Valentine itu hanyalah omong kosong belaka.

 

Islam dan cinta

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita berteriak bersama: “Say No to Valentine’s Day!” melihat betapa banyak sekali kejelekan yang didapat ketimbang manfaatnya yang hampir tidak ada dari Valentine’s Day.

Sobat gaulislam, kata siapa dalam Islam nggak ada yang namanya cinta dan kasih sayang? Islam sendiri adalah agama kasih sayang dan menjunjung cinta terhadap sesama. Dalam Islam, cinta sangat dihargai dan menempati posisi sangat terhormat, dan suci. Islam sama sekali nggak phobi sama yang namanya cinta.Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun demikian, Islam nggak menjadikan cinta jadi komoditas yang rendah dan murahan. Cinta yang merupakan perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihanya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang.

 

Bye-bye Valentine

Sebagai generasi muda muslim, kita nggak cuma dituntut untuk melek teknologi dan ilmu pengetahuan, namun juga dituntut agar bisa memfiltrasi ajaran-ajaran dan pemikiran yang bukan berasal dari Islam. Bagi kalian, generasi muda muslim yang membaca tulisan ini dan dengan tegas telah menyatakan bye-bye Valentine, maka selamat! Kalian sudah memenangkan salah satu dari ribuan serangan budaya dan akidah terhadap generasi Islam.

Jangan rayakan Valentine’s Day, dan ayo rame-rame kampanyekan gerakan anti Valentine di mana pun kamu berada!

Sebagai generasi muda muslim, kita harus berusaha sekuat tenaga kita untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan kita di masyarakat, dalam muamalah sehari-hari (dan lebih keren sampe level bernegara). Agar ruh ajaran Islam nggak terkontaminasi oleh budaya-budaya asing yang terbukti hanya menimbulkan keresahan dalam masyarakat muslim.

Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk meninggikan kalimat Allah di medan perjuangan yang makin hari makin kompleks ini. Sesuai dengan background kita masing-masing. Tetap menjadi mukmin sejati, tetap istiqomah bersama kebenaran Islam. Semangat! [Hawari | Twitter: @hawari88]

1 thought on “Bye-bye Valentine!

Comments are closed.