Thursday, 21 November 2024, 17:53

gaulislam edisi 461/tahun ke-9 (19 Dzulqa’dah 1437 H/ 22 Agustus 2016)

 

Ah, yang benar saja. Emang ada cewek yang doyan digoda? Hmm.. ya udah tanyain aja deh sama anak cewek. Emang sih, pastinya nggak semua doyan digoda, tapi mungkin ada yang pengen langsung digado, #eh (emangnya perkedel!). Beneran. Coba deh kamu lihat beberapa fakta di kehidupan sekitarmu, entah di sekolah atau di masyarakat. Ada aja kan anak cewek yang malah seneng banget kalo digodain anak cowok. Siulan nakal anak cowok kok malah diladeni, itu namanya ngundang bahaya, Non! Apalagi kalo sampe ngasih peluang untuk terus lanjut digodain sampai semaput. Bahaya!

Sobat gaulislam, fakta lebih parah lagi bukan sekadar digoda, tetapi banyak anak cewek yang sengaja ‘menjual’ diri agar bisa dinikmati kaum cowok. Waduh! Coba deh, anak cewek yang sering “dijual dan menjual diri” untuk dinikmati kaum cowok pun bertebaran di internet, majalah, koran, di panggung hiburan dengan joget-joget, di atas catwalk ketika memerkan pakaian hasil rancangan desainer kondang, dan di mana saja. Wah, kalo itu bukan lagi digoda, tapi dilecehkan.

Tapi… anehnya juga kenapa banyak wanita yang suka ya? Padahal, itu bukan digoda, tapi sudah jelas dilecehkan. Buktinya banyak tuh foto selfie remaja putri yang ditampilan di Facebook malah didownload sama banyak orang (termasuk yang punya niat jahat dengan mengeditnya untuk tujuan pornografi). Begitu hasil editan itu bertebaran di berbagai situs internet dan media sosial, wasalam deh. Mau protes gimana coba, udah terlanjur diupload sih. Itu sebabnya, kudu hati-hati, ya!

Tapi sebentar, nggak kecentilan nih, ngebahas tema ini? Nggak lah. Masih relevan dan selama ada keburukan, maka kebaikan akan meluruskannya. Keburukan ini ada penyebabnya, lho. Ya, tentu seiring dengan membanjirnya budaya asing yang masuk ke negeri ini. Terutama lewat jalur film, wabil-khusus film remaja (termasuk sinetron di dalamnya). Posisi wanita jadi kian rentan untuk digoda dan dilecehkan. Maka, harus tahu diri dan waspada terhadap segala bentuk upaya yang mengarah kepada kerusakan diri dan masyarakat.

 

Semua untuk satu

Melihat gelagatnya, naga-naganya sih kondisi ini terasa wajar-wajar saja bagi sebagian remaja. Kenapa? Paling nggak ada beberapa alasan. Pertama, anak ceweknya doyan digoda (ini kebanyakan, lho). Kedua, anak cowoknya merasa kecakepan sehingga mendongkrak rasa pede-nya untuk ngegodain kaum Hawa. Ketiga, masyarakat terlanjur menganggapnya sebagai perbuatan yang wajar. Wah, kacau semuanya dong? Lha, iya, Bang! Karena semua alasan tadi cuma untuk satu masalah: yakni budaya yang dianggap wajar. Klop memang anak ceweknya genit, anak cowoknya agre, dan masyarakat cuek. Itu namanya semua untuk satu!

Sobat gaulislam, memang harus kita akui ada juga anak cewek yang doyan en betah kalau digodain anak cowok. Nggak menutup mata kalo fakta itu memang ada. Kayaknya kalo digodain tuh serasa jadi artis dadakan deh. Malah nggak jarang anak cewek yang tambah ‘kumat’ bila digodain. Guys, kondisi ini bisa kamu lihat sehari-hari, baik di sekolah, di pasar, di mal, atawa di angkot sekalipun. Bener kan?

Ada juga lho anak cewek yang merasa dirinya diperhatiin sama anak cowok, malah bertingkah makin atraktif. Penampilan ke sekolah aja kayak mau ke tempat pesta. Alisnya dikerok, lalu dipermak supaya lebih gereget kayak seleb-seleb Hollywood atau seleb lokal itu lho. Gaya jalannya pun udah kayak peragawati saja. Suaranya dibuat ‘seseksi’ mungkin (hadeuuh…). Coba anak cowok mana sih yang nggak matanya melotot terus bila ada anak cewek yang penampilannya kayak begitu? Ya, kalo bisa, pengennya tampil unik. Meski kadangkala, kenyataannya bukan unik, tapi malah bikin enek. Glodaks!

Itu dari sisi anak ceweknya yang emang genit binti ganjen. Baru disuitin ama anak cowok aja langsung gelinjangan dan pasang aksi, gimana kalo disentuh? Jangan-jangan langsung kelepek-kelepek deh kayak ikan kekurangan air (atau malah jadi kian agresif?)

Nah, gimana dengan anak cowoknya? Ibarat orang main pingpong atau bulutangkis pasti kudu ada lawannya, kan? Nah, kalo anak cewek ada yang suka digodain, maka itu berarti ada banyak anak cowok yang doyan ngegodain. Kadang ada anak cowok yang pede abis ngegodain anak cewek meski tampilannya cuma cocok untuk iklan kaos lampu atau bintang acara “86” (khusus bagian jadi tersangkanya). Wacks!

Cowok yang suka ngegodain anak cewek juga beragam lho. Kalo yang kelas urakan mah, di jalan juga mereka pede ngejailin anak cewek. Pokoknya, asal keliatan unik dan anak ceweknya bisa digodain pasti langsung beraksi. Misalnya aja anak ceweknya berdandan menor dengan gaya jalan yang dibuat-buat. Udah deh, itu sasaran empuk bagi para cowok untuk ngejailin (bukan cuma menggoda). Bisa aja mulai dari sekadar suitan atau kicauan, Sendirian aja nih!. Biasanya kalo anak ceweknya gatel mah, bisa langsung dijawil-jawil bagian tubuh tertentu. Amit-amit dah!

Kondisi seperti ini sering juga dijumpai di kendaraan umum lho. Mungkin ngomong nggak terlalu lancar, tapi tangannya sangat ‘fasih’ bergerilya. Buat cowok yang nggak punya nyali, cukup melakukannya ketika berdesakan di angkutan umum. Nah, kalo yang biasa naik KRL Jabodetabek di jam sibuk (pagi dan sore), pasti deh ngerasain gimana padatnya tuh kendaraan massal. Bukan tak mungkin kalo akhirnya juga terjadi kasus pelcehan seksual. Ada yang ceweknya terima, tapi nggak sedikit yang menikmatinya. Obrolan pun kadang nyerempet urusan esek-esek. Musibah besar memang kalo anak cewek dan cowok udah terlibat saling kirim sinyal untuk saling melakukan kegiatan “menggoda dan digoda”. Wah, menyedihkan memang.

Terus, yang menjadikan budaya ini terasa dianggap wajar, selain karena peran kalangan cowok dan cewek (secara individu or kelompok), juga adanya peran masyarakat secara umum. Ini nih yang bikin kesel, bahwa kelakuan anak cewek-cowok yang model begitu secara tidak langsung mendapat dukungan. Kayak dapetin angin segar, gitu. Misalnya aja ternyata ada juga ortu yang bangga bila anak gadisnya digodain orang. Mungkin pikirnya. “Anak gue memang oke”. Hmm… kalo ada ortu kayak begini, kayaknya wajar bila banyak anak cewek yang makin parah dalam pergaulannya. Makin kacau dan gila-gilaan, karena merasa mendapat ‘restu’ dari ortunya yang nggak ngerti itu. Kasihan memang.

Udah gitu masyarakat membiarkan pula. Jadinya tambah ruwet dan kusut abis. Nggak percaya, lihat aja di pasar. Budaya itu udah nggak tabu lagi untuk dilakukan. Saling sindir dan lempar senyum atau godaan norak udah biasa sesama penjual dan pembeli di pasar. Di kantor-kantor juga sama. Pegawai yang laki bisa dengan leluasa melakukan manuver untuk ngegodain pegawai wanita. Entah di jalan, di angkutan umum, di kantin, atau di lift saat barengan naik ke lantai tertentu tempatnya bekerja. Kalo dirunut-runut bisa capek juga nulisnya neh (maklum, saking banyaknya tuh!)

 

Agar tak digoda

Sobat gaulislam, survei membuktikan bahwa kebanyakan dari teman remaja putri yang digoda or diisengin sama kaum Adam adalah karena penampilannya yang bikin ubun-ubun anak laki mendidih, lalu beraksi secara agresif. Mulai dari cuma sekadar nyuitin atau sebatas ucapan, sampai ada yang berani towal-towel ke tubuh kamu atau menggerayangi bodi kamu. Waduh, itu namanya sudah keterlaluan banget. Benar-benar pelecehan seksual. Bukan tak mungkin tentunya bila kemudian terjadi perkosaan, ih, naudzubillahi min dzalik.

Anak cewek yang dandanannya seronok tentu membuat anak cowok blingsatan, maksudnya blingsatan nggak tahan ingin ‘nyomot’. Parah memang. Makanya nggak salah-salah amat bila kemudian ada iklan layanan masyarakat yang berbunyi, “Bagaimana mungkin angka perkosaan akan menurun, bila rok Anda semakin tinggi?” Wajar toh, memang itulah kenyataannya.

Oya, soal “goda-menggoda”, memang sih kita nggak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada anak cewek, anak cowok juga memang bejat kok. Ya, dua-duanya memang harus bertanggung jawab. Setuju? Harus setuju! Iya dong, soalnya kalo peluang untuk menggoda yang paling mudah, yakni dari pakaian sudah ditutup, rasa-rasanya memang nggak akan terjadi godaan dalam bentuk lainnya. Minimal bisa diredam dulu deh.

Bro en Sis pembaca setia gaulislam, Islam sudah memberikan aturan yang sempurna untuk menyelamatkan ummatnya. Islam bahkan teramat melindungi hak-hak kita sebagai seorang manusia. Aturan Islam itu bukan untuk mengekang kita, tapi justru mengendalikan kita supaya tetap berada dalam kondisi yang benar dan baik.

Memang sih, kadangkala kita suka berburuk sangka sama aturan Islam. Tanpa terasa kita sering nuduh yang bukan-bukan sama aturan Islam. Kita sering menganggap bahwa Islam terlalu mengekang keinginan kita. Islam kita anggap sebagai penjara yang sering membatasi gerak kita. Wah, pandangan seperti itu sudah saatnya dimasukkin ke keranjang sampah. Bila kita masih menganggap Islam kejam dan nggak ngertiin keinginan kita, berarti kamu masih memanjakan hawa nafsu kamu.

Yang salah itu hawa nafsu kamu, sementara Islam selalu benar dan pasti akan selalu benar. Kenapa? Karena aturan Islam langsung diturunkan oleh Allah Ta’ala, sehingga memang betul-betul jaminan mutu. Nggak bakalan bisa dikalahkan oleh aturan hidup lain, yang rata-rata memang buatan manusia. Kamu kudu nerima, baik itu suka maupun kamu benci. Karena ketika kita menerima itu salah satu bentuk ketataan, dan ketaatan adalah bagian dari cinta. Firman Allah (yang artinya): “Tidak patut bagi mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, apabila diputuskan suatu hukum oleh Allah dan Rasul-Nya, akan ada bagi mereka pilihan lain, karena barangsiapa durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS al-Ahzab [33]: 36)

Melihat kenyataan bahwa “digoda dan menggoda” ini tak hanya melibatkan individu, maka masyarakat dan negara juga kudu ikutan menjaga. Bila ada invidu yang salah, anggota masyarakat lain wajib menegurnya dan mengingatkannya supaya kembali ke jalan yang benar. Sebaliknya, bila benar harus didukung. Terus negara juga kudu menertibkan tayangan televisi, film, dan majalah yang makin berani dengan ‘suguhan’ yang merusak kepribadian remaja kita. Kalo kompak gini kan enak ya? Jangan malah doyan kompak dalam berbuat maksiat, salah satunya dengan saling menggoda untuk berbuat keburukan. Wah, ternyata bukan cuma cewek doyan digoda, tapi cowoknya juga hobi menggoda. Kagak pake deh. Dah basi!

Sebaliknya kita wajib berjuang bersama dalam menyebarkan kebenaran dan kebaikan Islam. Insya Allah kita bisa mengubah masyarakat ini dengan gaya hidup Islam. Bukan mustahil lho, karena yang penting, dakwah terus tak pernah henti. Salah satunya, melalui tulisan di gaulislam ini. [O. Solihin | Twitter @osolihin]