Friday, 22 November 2024, 01:13
327697884

gaulislam edisi 791/tahun ke-16 (25 Jumadil Awal 1444 H/ 19 Desember 2022)

Ini sudah di akhir zaman. Waktu kiamat semakin dekat, walau kita tak tahu pasti kapan terjadinya. Namun, banyak ulama yang udah menjelaskan bahwa kondisi kita saat ini sudah berada di akhir zaman. Melihat banyak faktanya, dan disesuaikan dengan penjelasan di hadits-hadits Nabi, bahwa betul saat ini kita sudah di akhir zaman. Itu sebabnya, waktu bagi iblis dan bala tentaranya untuk merekrut banyak manusia agar ikut dengan mereka ke neraka kian sempit. Ibaratnya, deadline iblis untuk menjerumuskan manusia ke jalan keburukan hampir habis. Biasanya, kalo deadline kian dekat, berarti kudu kerja cepat agar bisa memenuhi target. Itu yang dilakukan iblis dan bala tentaranya kini.

Coba kamu lihat berbagai fakta saat ini. Film horor yang menggambarkan keterlibatan iblis dan bala tentaranya kian banyak dibikin. Dukun-dukun masih berkeliaran untuk menyesatkan. Bacaan dan pesan dalam bentuk grafis yang menggambarkan iblis dan setan masih marak, khususnya di busana yang dikenakan remaja. Bahkan saya pernah menemukan ada koas yang dikenakan seorang remaja dihiasi gambar belasan tengkorak, ada juga yang berisi pesan: Gold, Gospel, Glory, lengkap dengan gambar aneh-aneh semacam alien kalo di film-film. Ada juga yang malah corat-coret di tembok berupa grafis yang menggambarkan mata satu, yang merupakan simbol dajjal. Malah ada juga yang nekat bikin WhatsApp Grup dengan nama “Klub Api Neraka”. Niat banget pengen masuk neraka? Naudzubillahi min dzalik.

Nah, ini apa nggak ngerti remaja tersebut, atau memang sudah tahu dan dia sedang melakukan propaganda. Kalo faktanya ternyata dia sudah tahu, berarti kudu disadarkan. Sebab, itu bagian dari target iblis dan bala tentaranya untuk terhubung dengan orang yang mengenakan simbol-simbol yang ada kaitannya dengan dunia. Waspadalah para remaja!

Perang antara yang benar dan yang salah terus berlangsung, bahkan Iblis sudah bersumpah akan menggoda dan menjerumuskan manusia kepada keburukan hingga hari kiamat. Ini memang kuat-kuatan. Kita yang kalah atau iblis dan bala tentaranya yang habis binasa. Orang beriman pasti dimenangkan oleh Allah Ta’ala. Itu sebabnya, kita kudu kuat imannya. Jangan sampe lemah dan kendor. Bahaya. Apalagi di akhir zaman ini. Harus kian diteguhkan.

Awas, Iblis bersumpah menyesatkan manusia

Sobat gaulislam, di dalam al-Quran sudah dijelaskan bahwa iblis bersumpah akan menyesatkan manusia sampai hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (QS al-A’râf [7]:16-17)

Mengutip penjelasan di laman almanhaj.or.id, bahwa sebelum kedua ayat ini Allâh Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian, lalu Kami bentuk tubuh kalian, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, ‘Bersujudlah kalian kepada Adam’, maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk orang-orang yang bersujud. Allâh berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?’ Iblis pun menjawab, ‘Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.’ Allâh berfirman, ‘Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sudah sepantasnya tidak menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.’ Iblis menjawab, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan. Allâh berfirman, ‘Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.’ (QS al-A’râf [7]:11-15)

Kemudian Allâh  Azza wa Jalla  katakan, “Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat,” yaitu Engkau menjadikanku sebagai orang yang tersesat, “maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus,” yang dimaksud dengan ‘mereka’ adalah Nabi Adam dan keturunannya, dan yang dimaksud dengan ‘jalan-Mu’ adalah agama Islam. Karena Islam adalah jalan lurus yang bisa mengantarkan kepada ke-ridha-an Allâh Azza wa Jalla.

“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.” Iblis ingin mengepung manusia (dari segala penjuru) dan menghalangi mereka untuk menempuh jalan lurus ini, sehingga mereka tidak selamat dan binasa sebagaimana Iblis. “Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” Ini adalah perkataan Iblis kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala yang menyatakan bahwa Engkau (ya Allâh) tidak akan mendapati sebagian besar dari anak Adam sebagai orang yang bersyukur kepada-Mu dengan beriman, bertauhid dan taat kepada-Mu karena usaha penyesatan yang akan saya lakukan.”

Penjelasan ini sudah cukup bagi kita untuk waspada terhadap sepak terjang Iblis dan bala tentaranya yang akan terus menggoda dan menjerumuskan manusia kepada kesesatan. Jika kita lengah, itu bahaya banget. Apalagi kalo sampe ngikutin jejak langkah yang ditebar Iblis dan bala tentaranya. Mereka bakal menipu manusia. Sesuatu yang buruk ‘disulap’ jadi tampak indah memesona. Itu kalo dilihat sama orang yang lemah iman. Kalo yang kuat iman insya Allah aman. Nggak bakalan ketipu, karena bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, termasuk mana yang terpuji dan mana yang tercela.

So, kudu waspada. Bersyukurlah kalo kamu merasa senang ketika ada orang yang rajin shalat, gemar membaca al-Quran, berbuat baik kepada kedua orang tuanya, dan semangat dalam mencari ilmu. Apalagi kamu juga melakukan hal yang sama. Namun, segeralah istighfar dan sadar diri kalo kamu justru jarang shalat atau shalatnya ditunda-tunda karena malas atau lebih mementingan urusan dunia, enggan membaca al-Quran, kepada kedua orang tua malah seringnya membangkang, disuruh belajar malah memilih rebahan dan ogah-ogahan.  

Begitu pula kudu waspada kalo kamu cenderung mengabaikan perintah, dan malah melaksanakan larangan. Bisa jadi kamu udah terpedaya tipu daya Iblis dan bala tentaranya. Dinasihati malah marah, disuruh berbuat baik malah sewot, diberikan arahan agar melaksanakan kewajiban malah milih melakukan yang haram. Ini kan aneh bin ajaib.

Jangan sampe Iblis dan bala tentaranya kian mudah mengobrak-abrik pertahanan keimanan kamu. Sebenarnya Iblis udah putus asa ketika banyak manusia menyembah Allah Ta’ala. Namun, Iblis tak pernah putus asa selama manusia masih banyak yang berbuat maksiat dan bertengkar satu sama lain.

Dari Jabir -ra?iyall?hu ‘anhu-, ia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah -?allall?hu ‘alaihi wa sallam- bersabda (yang artinya), “Sesungguhnya setan sudah berputus asa untuk disembah oleh orang-orang yang salat di jazirah Arab, akan tetapi ia masih bisa berbuat adu domba di antara mereka.” (Hadits shalih, riwayat Muslim)

Begini penjelasannya. Sesungguhnya setan sudah putus asa akan kembalinya penduduk jazirah Arab menyembah berhala-berhala sebagaimana yang dulu pernah mereka lakukan sebelum penaklukan Makkah. Hanya saja ia puas dan cukup dengan mengadu domba di antara mereka, yaitu dengan cara berusaha menanamkan permusuhan, dendam kesumat, peperangan, fitnah dan sebagainya.

Jadi, kalo sekarang di antara kita di akhir zaman ini gemar bermusuhan, hobi menghina sesama muslim dengan kata-kata makian dan celaan, saling terbiasa berkata kasar sehingga mudah menyulut kemarahan satu sama lain, itu udah bikin senang Iblis dan bala tentaranya. Mereka nggak usah capek-capek lagi untuk menjerumuskan manusia, karena manusianya juga udah termakan jebakan mereka. Udah ‘terinstal’ cara pandang Iblis di cara berpikir manusia. Naudzubillah min dzalik.

Awas, Iblis makin mengganas!

 Sobat gaulislam, kalo kita diburu tenggat alias deadline, maka kita serius untuk menuntaskan tugas sebelum waktu yang ditentukan habis. Akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan tugas tersebut. Iya, kan? Nah, boleh dikata deadline Iblis untuk menyesatkan manusia tinggal sedikit, hampir habis. Tentu, jika dibandingkan dari sejak zaman Nabi Adam, seluruh nabi berikutnya, dan hingga zaman sekarang yang terkategori akhir zaman. Perjalanan Iblis dan bala tentaranya dalam menyesatkan manusia sangatlah panjang dan akan segera berakhir pada hari kiamat ini. Ini sudah di akhir zaman. Itu sebabnya, mereka akan melakukan berbagai cara agar lebih banyak lagi manusia yang bisa direkrut menjadi bagian dari  mereka, bersama mereka di neraka.

Kamu perlu tahu juga lho, bahwa simbol-simbol satanik itu udah lama beredar, dari dulu hingga sekarang dengan modifikasi yang seolah dibuat indah dan menarik hati. Logo tengkorak misalnya, lambang salib, muka dibuat serem yang katanya mirip setan, kalung, gelang, model rambut, dan masih banyak lagi. Ini membahayakan keimanan, lho. Apalagi kalo bangga bikin simbol dan semua hal yang identik dengan kegelapan yang bertema satanik. Ngeri. Ide pembuatannya pasti dari Iblis dan bala tentaranya. Waspadalah.

Betul itu. Sebab, orang yang beriman nggak mungkin bikin kayak gituan atau mengoleksi dan mengenakan baju atau kaos yang berisi simbol-simbol yang identik dengan Iblis dan bala tentaranya (setan dkk). Jadi, jangan sampe tersesat, ya.

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah, merunut enam langkah setan dalam menyesatkan manusia. Dimulai dari yang besar sampai yang kecil. Mulai dari perkara yang berat akibatnya, hingga yang dianggap remeh. Sebab, tujuan setan memang mengajak kepada keburukan. Apa saja enam langkah yang menjadi tahapan setan dalam menyesatkan manusia? Secara ringkas seperti ini:

Pertama, setan akan mengajak manusia untuk melakukan kekafiran, kesyirikan, serta memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika langkah ini tidak berhasil, maka setan akan melakukan langkah kedua, yakni manusia akan diajak pada perbuatan bid’ah, yang bisa merusak agama, mengada-adakan amalan yang tidak diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika ada orang yang tak mempan dengan langkah kedua, maka setan akan melakukan langkah ketiga, yakni mengajak manusia untuk melakukan dosa besar. Apa saja dosa besar itu?

Banyak, Imam Dzahabi dalam Kitab Al-Kabair, merinci ada 70 dosa besar. Beberapa di antaranya: syirik (menyekutukan Allah dengan sesuatu), membunuh, sihir, meninggalkan shalat, tidak mengeluarkan zakat, berbuka puasa di bulan Ramadhan tanpa uzur, meninggalkan haji di saat mampu, dan durhaka kepada kedua orang tua. Selain itu, yang termasuk dosa besar adalah bermusuhan dengan sanak saudara, berzina, melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis (gay dan lesbian), riba, memakan harta anak yatim dan menzaliminya, berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya, lari dari perang (jihad), melakukan penipuan dan kezaliman kepada rakyat, sombong, bersaksi palsu, meminum khamar, berjudi, menuduh wanita baik-baik berbuat zina, dan curang dalam melakukan pembagian harta rampasan perang. Selengkapnya, silakan bisa membaca Kitab Al-Kabair.

Lalu apa langkah setan yang keempat jika langkah ketiga tadi tidak berhasil? Setan akan mengajak melakukan dosa kecil. Padahal, dosa kecil ini juga berbahaya. “Jauhilah oleh kalian dosa-dosa kecil. (Karena perumpamaan hal tersebut adalah) seperti satu kaum yang singgah di satu lembah, lalu datanglah seorang demi seorang membawa kayu sehingga masaklah roti mereka dengan itu. Sesungguhnya dosa-dosa kecil itu ketika akan diambil pemiliknya, maka ia akan membinasakannya.” (HR Ahmad, no. 22860)

Maksud hadits ini, jika dosa kecil terus dilakukan dan tidak terhapus karena tidak bertaubat, maka akan membinasakan pelakunya. Imam al-Ghazali memberikan penjelasan bahwa dosa kecil akan berubah jadi dosa besar karena dua hal: pertama pelakunya menganggap remeh dosa kecil tersebut dan kedua karena terus menerus dalam berbuat dosa.

Jika langkah keempat tak juga mempan, maka setan akan melakukan langkah yang kelima, yakni membuat manusia sibuk dengan hal-hal yang mubah (tidak ada pahala dan dosa ketika melakukannya). Biasanya manusia akan dilalaikan dengan waktu. Padahal, perbuatan mubah juga bisa berubah jadi maksiat jika melalaikan kewajiban. Sebab, dalam hal ini setan sangat lihai untuk melalaikan. Banyak manusia tertipu dengan waktu luang, sehingga malah melakukan kegiatan yang tak bermanfaat.

Apa langkah keenam? Ini langkah setan yang terakhir dalam menggoda manusia, yakni setan akan mengajak manusia melakukan amalan yang kurang afdhol (utama). Sehingga manusia tidak melakukan amalan yang afdhol (utama). Dari Abu Abdirrahman Abdulah bin Masud radhiyallahu anhu, “Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tentang amal-amal paling utama dan dicintai Allah. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Pertama, salat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya). Kedua, berbakti kepada dua orang tua. Ketiga, jihad di jalan Allah.” (HR Bukhari I/134, Muslim No. 85, Fathul Baari 2/9)

Jadi, kuatkan keimanan kita, kokohkan tauhid kita. Rajinlah membaca al-Quran, banyak berzikir (terutama zikir pagi dan petang), semangat mencari ilmu, dan seringlah bertemu orang yang berilmu dan shalih. Biarkan Iblis dan bala tentaranya merana dan putus asa karena sulit menyesatkan manusia yang bisa diajak untuk bergabung dengan mereka ke neraka. [O. Solihin | IG @osolihin]