gaulislam edisi 405/tahun ke-8 (11 Syawal 1436 H/ 27 Juli 2015)
Kamu pernah baca dan dengar pengumuman tentang orang hilang? Mungkin pernah mungkin belum pernah ya. Tetapi intinya, si pembuat pengumuman ingin meminta tolong kepada siapa pun yang mungkin saja menemukan orang hilang dengan ciri-ciri yang disebutkan si pembuat pengumuman. Harapannya, tentu saja bisa menemukannya karena peluang untuk pencarian diperluas dengan menggunakan berbagai media yang ada.
Nah, lalu mengapa gaulislam edisi 405 ini kok temanya malah tentang orang hilang? Judulnya pun seperti iklan seputar orang hilang. Ada yang tahu alasannya? Yup, daripada kamu bingung dan kalo nebak pun mungkin ngelantur, saya akan jelaskan saja secara singkat ya. Begini. Tema dan judul buletin gaulislam kali ini tentang orang hilang dari masjid. Hah? Yang benar? Kok sampai diumumin di sini? Tahan dulu Bro, jangan nyolot dulu. Iya, ini tentang mencari orang yang hilang dari masjid setelah Ramadhan usai. Sebabnya, pada bulan Ramadhan banyak orang hadir di masjid, dekat dengan masjid. Ibadah shalat lima waktu rutin di masjid, tarawih getol, tadarus barengan di masjid juga nggak ketinggalan. Tetapi, begitu Ramadhan usai, orang-orang ini malah pada ngilang dari masjid. Ini alasan tema dan judul gaulislam kali ini. Semoga kamu paham ya!
Oh, bener juga ya? Kalo dipikir-pikir memang kayak gitu. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, masjid kembali sepi setelah Ramadhan berlalu. Ibaratnya kembali ke kondisi sebelumnya. Iya, hanya di bulan Ramadhan masjid ramai dengan orang yang shalat dan membaca al-Quran. Shalat lima waktu lebih semarak selama Ramdhan, ketimbang di bulan biasa. Sayangnya, masjid kembali sepi setelah Ramadhan berlalu. Kemanakah orang-orang yang selama ini mengisi hari-harinya di masjid? Tolong dicari ya supaya kembali ke masjid!
Tetaplah mencintai masjid
Sobat gaulislam, cinta kepada masjid maksudnya kita senang berada di masjid. Sering mengunjunginya. Memang sih di bulan Ramadhan masjid semarak. Pantas kita berbahagia dan bangga karena teman-teman kita yang tadinya malas ke masjid, jadi semangat datang ke masjid untuk shalat (minimal shalat tarawih. Syukur-syukur shalat lima waktunya juga). Namun, ketika Ramadhan ‘hilang’, eh teman kita pada ngilang juga dari peredaran. Sedih dan memilukan deh.
Padahal nih ya, orang yang gemar ke masjid itu bisa menjadi salah satu tanda bahwa orang tersebut beriman kepada Allah Ta’ala. Dalam satu hadits disebutkan, “Apabila kamu melihat orang yang terbiasa masuk masjid maka saksikanlah bahwa dia beriman karena sesungguhnya Allah telah berfirman dalam Surah at-Taubah ayat 18: “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah-lah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Tentu saja, memakmurkan masjid itu dengan hal-hal yang bermanfaat dan positif. Selain untuk shalat, masjid bisa digunakan sebagai tempat belajar mencari ilmu, membaca al-Quran, berdakwah, dan semua hal positif dan bermanfaat yang bisa memakmurkan masjid.
Namun, kalo sekarang masjid kembali sepi dari kegiatan shalat berjamaah, tentu saja amat disayangkan. Ibaratnya, kembali ke habitat awal, yakni hanya dilakukan segelintir orang saja. Sebagian besar hilang tak tentu rimbanya. Tolong, kalo kamu ketemu dengan mereka yang terbiasa ke masjid di bulan Ramadhan, ajak lagi ya supaya tetap aktif ke masjid meski bukan di bulan Ramadhan.
Tetaplah membaca al-Quran
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Orang yang hilang dalam jumlah banyak adalah mereka yang tadinya terbiasa membaca al-Quran di bulan Ramadhan, tetapi kini mulai jarang (atau bahkan tak terdengar lagi) membaca al-Quran. Kemanakah suara mereka? Tolong ya, kalo kamu ketemu orang dengan ciri-ciri seperti yang dilakukannya saat Ramadhan, ajaklah lagi supaya rajin membaca al-Quran.
Why? Sebab, Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Fathir [35]: 29-30)
Penjelasannya saya perkaya dari website muslim.or.id yang menuliskan bahwa Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Qatadah rahimahullah berkata, “Mutharrif bin Abdullah (seorang tabi’in) jika membaca ayat ini beliau berkata: “Ini adalah ayat orang-orang yang suka membaca al-Quran” (Lihat kitab Tafsir al-Quran al-Azhim)
Imam asy-Syaukani rahimahullah berkata, “Maksudnya adalah terus menerus membacanya dan menjadi kebiasaannya”(Lihat kitab Tafsir Fath al-Qadir)
Sekadar catatan nih Bro en Sis, bahwa nggak akan rugi orang yang membaca al-Quran. Waktu yang terbuang adalah semacam ‘investasi’ untuk mendapatkan kebaikan (pahala). In sya Allah. Mengapa? Begini penjelasannya. Satu hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan. Dalam sebuah riwayat, “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR Tirmidzi)
Dalam riwayat lain, “Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang yang lancar membaca al-Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca al-Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR Muslim)
Subhanallah, amazing banget. Kalo saya sih, yes alias setuju dengan penjelasan hadits ini. Masih ada kebaikan dari membaca al-Quran? Ada Bro en Sih. Kalo seorang muslim rajin membaca al-Quran (nggak cuma di bulan Ramadhan), maka al-Quran kelak akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat. Dalam suatu riwayat, “Abu Umamah al-Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah al-Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada orang yang membacanya” (HR Muslim)
Luar biasa! Ayo, bagi kamu yang nemuin orang hilang dengan ciri sebelumnya rajin membaca al-Quran selama Ramadhan, tolong ajak mereka agar kembali gemar membaca al-Quran dengan ikhlas dan benar. Tolong cari sampai dapat ya!
Tetaplah bersedekah
Sobat gaulislam, infak dan sedekah (seharusnya) nggak cuma marak di bulan Ramadhan. Infak dan sedekah (ini pernah dibahas panjang-lebar di buletin ini pada edisi sebelumnya), adalah bagian dari sikap peduli seorang muslim. Nah, kita juga kehilangan orang-orang dengan ciri seperti ini selama Ramdhan. Bahkan, kini bukan hanya tak datang ke masjid, tetapi infaknya juga udah nggak dilakukan. Itu sebabnya, kalo kamu nemuin orang-orang dengan ciri seperti ini, tolong ajak mereka kembali kepada Islam dan gemar bersedekah. Tentu saja dengan tetap ikhlas mengharap ridho Allah Ta’ala semata yang akan mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala.
Dalam sebuah hadits, disebutkan, “Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi dan tangan yang dibawah adalah orang yang meminta.” (HR Bukhari no. 1429, Muslim no. 1033)
Juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR Muslim)
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Saya mendapat penjelasan di website muslim.or.id yang menuliskan bahwa dalam Syarh Shahih Muslim, Imam an-Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud di sini mencakup dua hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”
Nah, sebagai penambah semangat kamu untuk menemukan orang yang hilang dengan ciri-ciri seperti ini saat bulan Ramadhan dan mengajaknya kembali beramal shalih dengan bersedekah, tolong sampaikan firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS al-Hadiid [57]: 18)
Tetaplah shalat berjamaah
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat seseorang dengan berjamaah lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian di pasar atau di rumahnya, yaitu selisih 20 sekian derajat. Sebab, seseorang yang telah menyempurnakan wudhunya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan untuk shalat, tiap ia melangkah satu langkah maka diangkatkan baginya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya, sampai ia masuk masjid. Apabila ia berada dalam masjid, ia dianggap mengerjakan shalat selama ia menunggu hingga shalat dilaksanakan. Para malaikat lalu mendoakan orang yang senantiasa di tempat ia shalat, “Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah dosa-dosanya, terimalah taubatnya.” Hal itu selama ia tidak berbuat kejelekan dan tidak berhadats.” (HR Bukhari no. 477 dan Muslim no. 649)
Sobat gaulislam, hadits ini seharusnya sudah bikin kita semua (yang laki-laki) tetap semangat shalat berjamaah di masjid. Nah, kalo kamu nemuin orang-orang yang kini hilang dengan ciri-ciri ini, tolong ajak kembali mereka untuk gemar shalat berjamaah, sebagaimana yang telah dilakukannya selama Ramadhan yang lalu.
Oke deh, sementara ini saja pembahasan di buletin gaulislam edisi 405 ini ya. Semoga dengan tema dan judul tentang “orang hilang” ini bikin kamu paham yang saya maksud ya. Hehehe.. ayo, kita cari orang hilang dengan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, dan kalo udah nemu segera ajak kembali mereka untuk berbuat baik seperti yang mereka lakukan ketika di bulan Ramadhan karena pahalanya yang menggiurkan tersebut. Ayo, temukan! [O. Solihin | Twitter @osolihin]