Wednesday, 4 December 2024, 01:55

gaulislam edisi 372/tahun ke-8 (16 Safar 1436 H/ 8 Desember 2014)

 

Hai sobat gaulislam, pernahkah kamu melihat atau mendengar istilah fatamorgana? Belum? Waduh, saya jelaskan dikit ya. Fatamorgana adalah peristiwa yang kerap menipu mata para pengelana gurun pasir yang gersang nan tandus. Dari jauh, pengelana itu seolah melihat sesuatu di kejauhan padang pasir. Bisa berupa air atau oase. Namun ternyata, ketika si pengelana mendekat, air itu sirna dari pandangan. Hanya gurun pasir yang tandus dan gersang. Tertipu deh.

Kok bisa sih? Yup, biasanya yang tertipu tersebut adalah para pendatang yang tersesat dan kehausan, keberadaan fatamorgana ini tentu sungguh menarik, indah, dan menjanjikan. Padahal, semua hanya omong kosong belaka.

Lho, lalu apa hubungannya dengan HAM? Begini sobat gaulislam. HAM, yang merupakan singkatan dari Hak Asasi Manusia dan lahir dari konsep barat ini, memang tak ubahnya seperti fatamorgana. Indah memesona, tapi pada hakikatnya kosong, bermuka dua, bahkan cenderung merusak.

Pengen bukti? Nih, definisi HAM menurut perundang-undangan. UU No. 39 Tahun 1999, tertulis: “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, Hukum, Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manausia”.

Sekilas, definisi itu nampak menarik, indah, dan menjanjikan. Siapa yang tidak mau jika hak-haknya sebagai manusia dihormati, dijunjung tinggi, bahkan dilindungi oleh negara, hukum, atau bahkan setiap orang? Benarkah HAM ini begitu menarik, indah, dan menjanjikan? Mari kita lihat lebih dekat fatamorgana ini.

 

Lain di bibir lain di hati

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Memang, di tanggal 10 Desember 2014 nanti akan diperingati sebagai hari HAM sedunia. Namun kita lihat, apakah peringatan yang dilakukan setiap tahun ini mampu mengentaskan dunia dari pelaggaran hak asasi manusia? Nyatanya tidak. Oya, apakah kamu tahu bahwa konsep HAM ini bahkan dilanggar sendiri oleh negara-negara barat yang konon katanya merupakan pencetus, pejuang, dan pengusung HAM?

Lho kok bisa? Dengan mata jernih, lihatlah apa yang terjadi, baik di masa lalu juga di masa sekarang. Fakta menunjukkan bahwa meskipun HAM begitu digembar-gemborkan negara-negara Barat, nyatanya ketika Israel menyerang Palestina, merampas tanah dan rumah atau bahkan ribuan nyawa penduduk di sana, apa yang negara-negara barat itu lakukan? Tidak ada. Mereka bungkam. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Padahal jerit tangis dan penderitaan warga Palestina, terutama di kota Gaza, begitu nyata terekam oleh lensa para awak media (termasuk media internasional). Sulit dihitung dengan jari berapa banyak foto dan video seorang ibu atau bapak sambil memangku anaknya yang berlumuran darah. Ada yang terluka parah, atau bahkan sudah tak bernyawa. Banyak pula rumah warga Palestina yang ‘dirampas’ paksa oleh roket dan bom Israel.

Semuanya nyata. Semuanya ada. Bukan sulap bukan sihir. Namun apa yang diperbuat oleh negara-negara yang mengaku sebagai ‘pendekar’ HAM juga para pengikutnya? Sekali lagi tidak ada. Mereka bungkam. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Seolah dunia sedang berjalan normal.

Sobat gaulislam, semuanya tidak berhenti di sini. Bahkan AS, yang katanya paling getol memperjuangkan HAM, eh malah melanggar sendiri apa yang ‘katanya’ diperjuangkannya itu dengan menginvasi Iraq. Membuat ribuan nyawa penduduk Iraq malayang sia-sia. Mengakibatkan lebih banyak penduduk lainnya harus mengungsi, kehilangan rumah, harta, dan kehormatan mereka. Semuanya dilakukan dengan dalih, memburu dan memusnahkan senjata pemusnah massal milik rezim Saddam Husein.

Eh nyatanya, hingga saat ini, keberadaan senjata pemusnah massal itu hanya ilusi yang sengaja dibuat untuk melegitimasi penjajahan yang mereka lakukan di Bumi Iraq. Tidak ada yang namanya senjata pemusnah massal. Yang ada adalah kerusakan yang ditinggalkan tentara-tentara AS karena ambisi terselubung menguasai ladang-ladang minyak Iraq.

Kerusakan yang dilakukan AS di Iraq terus berlanjut. Dengan alasan memerangi IS (Islamic State), AS terus kembali berusaha mengokohkan keberadaannya di Timur Tengah. Menggempur berbagai titik di Iraq juga Suriah dengan bom dan rudal yang diluncurkan dari pesawat-pesawat tempur mereka. Bro en Sis, sekali lagi fakta yang berhasil direkam oleh media massa menyatakan bahwa, korban jiwa akibat serangan udara AS ini ternyata tidak hanya berasal dari para militan saja, melainkan juga datang dari warga sipil tak bersenjata. Bahkan juga ada yang dari kalangan anak-anak.

Lagi dan lagi, fakta jatuhnya korban dari pihak sipil ini nyata-nyata tidak membuat AS dan sekutunya dikecam apalagi dibawa ke pengadilan internasional sebagai terdakwa pelanggar HAM serius yang terbukti telah menghilangkan nyawa warga sipil yang tidak bersalah. Lagi-lagi semua penggiat HAM diam. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Seolah dunia sedang berjalan normal.

 

Standar ganda

Lagi dan lagi sobat muda, semuanya tidak berhenti sampai di sini. Begitu banyak kebungkaman para penggiat HAM (termasuk Dewan HAM PBB) ketika dihadapkan pada beragam aksi pelanggaran hak asasi yang terjadi di berbagai belahan dunia muslim lainnya; di Rohingya, Xinjian, Pakistan, Afganistan, dan masih banyak lagi. Kalau ada waktu, silahkan deh cek fakta-fakta lainnya dengan cara mengetikkan keyword ‘pelanggaran HAM terhadap umat Islam’ di google. Atas semuanya itu, fakta kembali menegaskan bahwa para penggiat HAM termasuk negara-negara barat pengusung HAM, memilih bungkam.

Beda halnya ketika kasus pelanggaran HAM terjadi pada mereka di luar kaum muslimin, para penggiat HAM langsung meradang dengan dalih melindungi hak asasi manusia. Ketika satu saja warga Israel terluka oleh roket pejuang Palestina misalnya, mereka langsung mengecam. Namun ketika tank dan pesawat tempur menghujani Palestina dengan bom hingga menewaskan ratusan bahkan ribuan nyawa warga Palestina, mulut mereka pun bungkam.

Ini menunjukkan bahwa HAM pada pelaksanaannya memang memiliki standar ganda. Jika yang menjadi korban adalah kaum muslimin, lupakan. Namun jika yang menjadi korban itu nonmuslim, perjuangkan.

Sobat gaulislam, kemunafikan pejuang HAM ini memang pada akhirnya, disadari atau tidak, pasti menempatkan Islam dan kaum muslimin sebagai musuh. Islam dan HAM pada kenyataannnya ibarat minyak dan air. Tidak akan pernah bersatu. Selamanya.

Kenapa? Karena HAM yang diusung Barat sebenarnya berangkat dari pemahamann yang bertentangan dengan syariat Islam. Perlindungan terhadap nilai-nilai kebebasan manusia dalam HAM sungguh sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai keislaman.

HAM ‘mengajarkan’ untuk melindungi kebebasan manusia secara mutlak, karena menurut HAM, kebebasan adalah hak asasi setiap manusia di muka Bumi. Tidak boleh seseorang dilarang untuk berpendapat, memiliki, dan berperilaku sesuai kehendak hatinya.

Maka tidak heran jika ada nabi palsu tapi malah didukung bahkan dielu-elukan. Tidak heran jika para penggambar karikatur Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam malah dilindungi. Lumrah jika homo dan lesbi dihalalkan dan bahkan dibolehkan menikah. Seseorang yang tidak shalat, tidak memakai jilbab dan kerudung bagi muslimah, tidak puasa, dan beragam pembangkangan terhadap syariat Islam lainnya malah didukung. Kenapa? Karena semua itu menurut konsep HAM barat adalah hak asasi manusia yang tidak boleh diganggu gugat.

 

Islam mengatur HAM

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Islam mengajarkan bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan, pertimbangannya adalah halal dan haram. Jika halal, lanjutkan. Sebaliknya, jika haram, tinggalkan.

Meskipun standarnya adalah halal dan haram, bukan berarti Islam berlepas tangan dari yang namanya mengatur dan melindungi hak asasi manusia. Islam justru melakukannya jauh lebih baik daripada konsep HAM Barat yang memang disusun dari akal manusia yang serba terbatas dan disusupi kepentingan nafsu buruk.

Standar halal dan haram yang digunakan Islam justru mengatur dan melindungi hak-hak dasar manusia dengan sangat baik. Islam menghukum para pelaku pembunuhan (yakni dengan menerapkan hukum qishash), menghukum para pencuri. Selain itu, melarang memata-matai sesama kaum muslimin, melarang merusak akal dengan menenggak miras dan narkoba, mengharamkan merusak nasab/keturunan dengan berzina, dan lain sebagainya. Tujuannya apa? Tujuannnya adalah untuk melindungi hak asasi manusia itu sendiri. Orang akan takut membunuh, mencuri, mencederai hak orang lain.

Sobat gaulislam, kita telah sangat dekat dan melihat fatamorgana ini. Maka, masihkah kita tidak menyadari bahwa sebenarnya konsep HAM Barat ini pada dasarnya adalah untuk memberangus Islam dan kaum muslimin?

Apa, kamu belum ngeh dan belum nyadar? Hmm… berarti memang pengetahuan dan kesadaran itu penting banget lho. Bener.

So, jika kamu masih belum menyadari hal ini, coba deh baca ulang tulisan ini dari kata pertama. Oya, tidak hanya dibaca, coba dipikirkan dan direnungkan setiap jengkal kalimatnya. Perhatikan juga setiap jengkal fakta tentang tentang segala kesalahan HAM ala Barat ini.

Haruskah? Ya harus! Karena kita adalah remaja yang berbeda dengan kebanyakan remaja lain. Kawan, kita adalah remaja muslim, yang hari-harinya tidak hanya disibukkan dengan memikirkan hal-hal sepele dan tiada guna; sibuk dengan sinetron, pacaran, atau hura-hura. Kita adalah remaja muslim, yang selalu penuh gairah dalam berlajar dan menyampaikan Islam, serta peduli terhadap sesama dan kondisi sekitar. Itu pasti! [Farid Ab |Twtter @badiraf]