Friday, 22 November 2024, 00:23

Berapa harga dirimu? Waduh, seakan-akan harga diri bisa ditakar dengan materi. Emang begitu kan kondisi saat ini. Yang namanya harga diri, murah banget. Diobral seribu tiga juga banyak yang mau. Kok bisa?

Coba kamu amati lingkungan sekitarmu. Harga diri, terutama kaum perempuan alias cewek, sudah banting harga di mana-mana. Mulai dari gaya berpakaian yang kelihatan pusar, (maaf) celana dalamnya, underwear alias kaos daleman, sampai berpakaian tapi telanjang. Yaitu berpakaian tapi semua lekuk tubuhnya kelihatan dengan amat sangat jelas bentuk dan ukurannya.

Dikomporin oleh sinetron kacangan di TV yang isinya melulu pacaran dan pacaran, remaja kita jadi ikutan. Tubuh cewek, bagian mana yang belum terekspos oleh lawan jenisnya (baca “ pacarnya”) sih? Dalih palsunya sih biasanya sebagai bukti cinta. Padahal mah, pelecehan harga diri yang seharusnya nggak boleh dibiarkan begitu saja. Tapi kalo mau sama mau, kan nggak ada hukumnya tuh. Nah loh, bingung juga kan? Yuk, kita preteli satu per satu masalah ini.

Cewek dan harga sebuah diri
Perkembangan jaman modern bukannya diikuti dengan perkembangan pola pikir yang modern pula. Tapi pola pikir hingga pola sikap berkembang ke arah jahiliyah (kebodohan). Hanya saja kali ini memakai bungkus baru: jahiliyah modern. Lomba-lomba kecantikan yang semua ujung-ujungnya pamer aurat, digelar di mana-mana. Mulai tingkat RT hingga dunia. Bahkan institusi kampus yang katanya tempatnya intelektual muda, juga terkontaminasi dengan pagelaran miss kampus.

Baju minim dan seronok namun berharga mahal jadi gaya hidup. Lenggak-lenggok di atas panggung jadi kebanggaan. Paling banter harga dari diri yang dipajang itu cuma sebuah piala dari kuningan dan karton satu lembar bertuliskan angka nominal uang.

Bagi mereka yang nggak kebagian lenggak-lenggok di atas pentas, ada cara lain yang bisa ditempuh untuk menikmati dunia kemilau itu. Malakin cowok tajir. Si cowok juga nggak kalah ‘cerdik’ yaitu dengan memanfaatkan cewek rese dan matre untuk mendapat kemauannya. Mau dibawa kemana aja asal pulang dibelikan HP. Mau diapa-apakan saja asal ada ongkos ganti pulsa. Halah!

Akhirnya muncul istilah cewek bispak, bisa dipake. Dipake betulin genting, mompa air atau ngayuh becak? Ya nggaklah. Bisa dipake di sini maksudnya buat hal-hal yang tak bermoral.
 
Cewek, kok mau dihargai rendah?
Kalo dipikir-pikir, kenapa pula para cewek itu mau dihargai rendah ya? Para cewek yang seharusnya punya rasa malu yang tinggi melebihi kaum adam, jadi berubah. Sudahlah aurat dipamerkan ke mana-mana, mereka ini mudah banget dijadikan mangsa oleh cowok-cowok tak bertanggung jawab. Seakan-akan mereka pasrah dan tak punya sikap untuk menentukan apa yang terbaik bagi dirinya.

Kondisi ini diperparah dengan kurangnya kontrol masyarakat sekitar. Mereka cuek bebek dengan merosotnya moral para remaja, terutama ceweknya. Tak ada lagi sanksi sosial semisal didatangi pak RT bila ada cowok bertandang ke rumah cewek hingga larut malam. Dan semakin lengkap keparahan ini ketika negara sebagai penegur utama tak berdaya. Tak ada KUHP atau hukum perdata yang bisa menjerat cowok yang wakuncar (waktu kunjung pacar) ke ceweknya. Lha wong suka sama suka, bisa-bisa malah dilindungi sama sistem yang bernama sekulerisme. Apalagi cuma sekadar pakaian yang kelihatan pusar. Dalih kebebasan perempuan akan menjadi senjata andalan bila ada yang berusaha mengingatkan.

Gaya hidup mewah adalah penyebab lain dari fenomena cewek murah harga diri. Semua ini akibat dari kehidupan yang mengagungkan materi alias materialistis. Materi oriented ini adalah khas milik kapitalisme. Sebuah paham yang sangat memuja kepemilikan modal atau lapital. Sistem inilah sebetulnya yang kudu bertanggung jawab terhadap merebaknya cewek-cewek tak berharga diri. Udahlah ceweknya lemah iman, dikomporin pake kemilau fana duniawi. Klop, jadi pada lupa daratan.

Cewek, kamu bisa apa?
Biar pun berjenis cewek, perempuan juga manusia. Dengan kemanusiaan ini pula cewek juga dikaruniai akal untuk membedakan mana baik dan buruk. Sayangnya, seringkali otak cewek nggak dipake. Bawaannya silau mulu kalo liat barang mewah sampai harga diri tergadaikan nggak jadi masalah.

Akal yang dipunya cewek, nggak beda dengan yang dipunya cowok. Tapi seringkali cewek sendiri yang membuat rendah dirinya sehingga mudah aja dipermainkan cowok. Bukan hanya cowok, tapi pemilik modal juga ikut menghinadinakan kaum cewek dengan mengeksploitasi keindahan fisik. Oya, sebelum saya diprotes oleh kaum cowok baik-baik, saya ingin tekankan bahwa nggak semua cowok suka mempermainkan cewek. Ada kok cowok baik-baik yang menghargai cewek dengan harga sangat tinggi. Karena tingginya, harganya sebanding dengan surga.

Dengan potensi akal ini, cewek bisa memilih jalan hidupnya. Mau dijadikan objek ketelajangan dan permainan jaman edan bernama modern ini atau sebaliknya. Cewek sebagai subjek perubah dan pelaku sejarah sebuah peradaban. How? Gimana caranya?

Gals, cewek kudu nyadar untuk apa sih dia hidup di dunia ini. Untuk hura-hura, senang-senang dan foya-foya? Hmm.. cewek kudu nyadar bahwa hidup ini sementara. Kalo ada sementara pasti ada yang selamanya. Kalo bermakna selamanya berarti bukan di dunia. Nggak ada orang hidup kekal di dunia ini. Lha wong dunianya aja fana, kok penghuninya minta kekal. Bila sudah menyadari kenyataan dunia fana ini, ingatlah bahwa semua yang bernyawa pasti mati. Kalo sudah mati, lihat tuh jadi teman cacing tanah dan belatung di tanah pekuburan. Ternyata manusia itu hina ya. Cuma sebegitu aja akhir hidupnya.

Kalau ingat kematian, manusia normal mana pun juga pasti akan berpikir. Merenung dan berinsaf diri. Apalagi cewek yang memang dasarnya bersifat peka. Maka akan mudah tersentuh hatinya dengan ajakan mengingat kematian ini. Kecuali orang-orang bebal yang telah ditutup hatinya oleh Allah. Mereka ini adalah yang enggan membicarakan kematian. Bahkan ada yang dengan sengaja mengolok dan mencemooohnya loh.

Dengan mengingat kematian, manusia termasuk para cewek tergugah untuk mencari makna hidupnya. Tak lain dan tak bukan, ternyata hidup ini adalah sarana saja untuk sebuah kehidupan kekal abadi di akhirat kelak. Bila ini sudah kamu sadari, maka sesungguhnya uang, katu kredit, mobil dan gaya hidup mewah jadi tak ada artinya lagi. Ada sesuatu yang lebih penting dari itu semua.

Beramal untuk akhirat. Jangan bayangkan beramal untuk akhirat ini hanya dengan sibuk sholat, dzikir, puasa dan ngaji saja. Bukan! Aktivitas-aktivitas ini memang harus tapi tidak berhenti di situ saja. Bumi dan seisinya perlu dimakmurkan dengan karya nyata kamu, para cewek. Kamu bisa jadi apa pun yang kamu mau, sukses dunia tapi punya investasi juga untuk akhirat. Dengan menjadi ahli lomputer untuk mengacak-acak radar musuh Islam yang akan menyerang negeri muslim, misalnya. Atau menjadi bisnis woman yang berhasil dan sebagian laba untuk kepentingan dakwah dan perjuangan menegakkan Islam sebagai ideologi negara di bawah naungan Daulah Khilafah. Gimana, keren kan? 

Cewek, punyai harga diri!
Harga diri bukan barang obralan yang gampang banget dibeli dengan gepokan rupiah atau kartu kredit. Masalahnya, gimana caranya agar cewek mempunyai harga diri yang menjadikannya mulia?

Karena di bahasan awal tadi kita sudah tahu bahwa hidup ini sementara dan kudu nurut sama aturan Sang Pencipta, maka inilah langkah praktis itu:

Pertama, hiasi diri dengan rasa malu. Malu akan menjadi tameng seorang cewek dari perbuatan maksiat.

Kedua, tundukkan pandangan. Dengan menundukkan pandangan, cewek akan menjadi makhluk berharga di muka bumi karena nggak jelalatan.

Ketiga, tutupi auratmu. Auratmu yang indah bukan untuk pajangan apalagi pameran. Oleh karena itu tutupi dengan pakaian takwa berupa kerudung dan jilbab.

Keempat, jaga interaksi pergaulan. Langkah di atas nggak bakal ada gunanya kalo kamu masih enteng aja colak-colek sama cowok. Batasi interaksi dengan mereka seperlunya dan sewajarnya. Nggak perlu over.

Kelima, dekatkan dirimu pada Allah. Dekat dengan Allah itu artinya nggak ada satu celah kecil pun kamu berbuat dosa. Meski nggak ada kakak pembina pengajian, ortu nggak liat, atau nggak ada satu orang pun menyaksikan, kamu nggak bakal bisa lari dari pengawasanNya.

Keenam, last but not least, proaktif gals! Kalo kamu udah menjadi cewek baik-baik, jangan simpen sendiri. Ajak teman-teman dan sodara-sodara kamu untuk baik juga. Kalo kamu segan untuk negur secara lisan, bisa juga pake tulisan. Berikan lembaran Studia ini untuk dibaca mereka, misalnya.

Nah, ternyata nggak susah kan untuk membangun harga diri pada seorang cewek. Murah meriah kecuali berbekal kemauan aja. Tips di atas bisa kamu amalkan tuh. Nggak berhenti di sini aja, ternyata memutus rantai rusak ini kamu nggak bisa sendirian. Ajak teman-teman dan sodaramu untuk bareng-bareng merusak rantai ini. Kita ganti dengan rantai baru yang indah dalam balutan ukhuwah Islamiyah, dasarnya akidah Islam. Setuju kan?

Jadi kalo ada yang nanya berapa sih harga diri seorang cewek? Kamu bisa dengan bangganya menjawab ‘ridho Allah plus surga dengan segala isinya’. Bila ini yang jadi jawabanmu, maka gepokan rupiah, kinclongnya mobil nggak bakal bisa mengusikmu. Harga dirimu bukan lagi obralan seribu tiga. Harga dirimu saat ini cuma surga yang mampu membeli. Jangan ragu, teriakkan dengan lantang bahwa harga diri seorang cewek cuma satu jawabnya; ISLAM! Oke? [ria: riafariana@yahoo.com]

[Buletin STUDIA Edisi 349/Tahun ke-8/9 Juli 2007]