gaulislam edisi 482/tahun ke-10 (17 Rabiul Akhir 1438 H/ 16 Januari 2017)
Assalaamu’alaikum Bro and Sis yang insyaallah muslim dan muslimah sejati. Lagi pada ngapain nih sekarang? Baca, nonton, atau malah nggak dua-duanya?
Well, well kalo aku sih pengennya kalian lagi pada baca. Kenapa? Karena pas aku searchin’ searchin’ di mbah google, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, berdasarkan survei delapan puluh lima persen masyarakat Indonesia memilih nonton, sisanya memilih mendengarkan radio dan baca koran.
Ckckck… nggak enak banget sih tahu fakta kalau orang Indonesia lebih banyak yang suka nonton daripada baca. Padahal, yah, kalo menurut aku membaca itu lebih seru daripada nonton. Well, itu sih emang karena dasarnya aku maniak buku dari yang fiksi sampe non-fiksi. Ah, tapi tenang aja Bro and Sis, aku juga suka nonton, kok. Dari yang film dokumenter sampe fiksi, tapi aku agak anti sama film komedi, hehehe. . .
Sobat gaulislam, waktu aku ajuin pertanyaan kepada dua orang temenku, “lebih suka baca atau nonton?” Eh, mereka punya jawaban yang beda. Temenku yang satu lebih suka baca, katanya sih lebih bisa ngebayangin ceritanya. Nah, temenku yang lain malah bilang sebaliknya. Dia lebih suka nonton karena udah ada gambarnya.
Dari situ aku punya kesimpulan sendiri, seorang penonton dan pembaca itu ternyata punya tingkat imajinasi yang berbeda, yah. Kok bisa?
Hati-hati, deh!
Bro and Sis yang suka membaca, aku mau nanya, nih, ketika kalian membaca apalagi bacaan yang dibaca itu kebetulan fiksi, kalian pasti memainkan imajinasi kalian sedemikian rupa untuk menggambarkan tiap adegan yang ditulis penulis. Bener, nggak? Pasti bener, dong!
Nah, gara-gara itu kalian pasti sering bertengkar nggak jelas sama temen kalian yang baca buku yang sama cuma gara-gara pendeskripsian suatu adegan, latar atau tokohnya beda. Pernah, kan? Hayo ngaku! Soalnya aku sering banget kayak gitu sama temen-temenku. Hehehe. . . (tapi tenang aja sobat, itu membuktikan kalau imajinasi tiap pembaca berbeda).
Sekarang buat kamu yang suka nonton, aku mau nanya, nih, kalau ada tokoh di film yang bilang hal semacam “ada makhluk terbang aneh yang mau memakan kita” tapi film itu belum nge-shoot makhluk yang dimaksud. Kira-kira, apa sih, yang kalian pikirkan? Pasrah aja nunggu makhluknya di shoot sambil deg-degan nggak jelas karena malah ada iklan lewat, atau mengkhayalkan gimana rupanya, tapi pas udah di shoot dan nggak sesuai dengan yang dikhayalkan kalian terima-terima aja dan ngelupain apa yang udah dikhayalkan?
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Nggak peduli kalian pilih opsi pertama atau kedua, kesimpulannya tetap sama. Imajinasi kalian nggak kepake ketika nonton. Kenapa? Karena film itu memaksa kita berfikir tokohnya seperti ini, bentuknya begini, latarnya ini dan sebagainya sesuai dengan apa yang diperlihatkan film.
Ya udah, terus kenapa emangnya kalau nonton nggak pake imajinasi?
Kalau kalian punya pertanyaan semacam itu, jawabannya karena itu bisa mengekang kalian untuk berkreativitas dan menyempitkan pola pikir. Hati-hati, loh. Kalo kayak gitu terus nanti kalian bisa jadi terima-terima aja kalo bumi itu datar bukan bulat. Padahal, kan, nggak begitu!
Oya, ternyata nonton film itu nggak cuma bisa mengekang kreativitas dan pola fikir, loh! Gara-gara nonton daya pikir kita bisa turun, konsentrasi kita bisa hilang, dan yang paling nyeremin sel-sel otak kita banyak yang rusak! Hah? Kok bisa, yah?!
Bener! Respon otak kita yang terbiasa rileks ketika menonton dan tidak terlatih untuk menggunakan kemampuan motorik untuk meresponlah yang membuat daya pikir dan konsentrasi kita turun. Dan lagi, ketika menonton sel-sel otak kita banyak yang rusak dan ini bikin daya ingat turun. Emang kalian mau alzheimer usia dini? Aku sih ogah, yah!
Asal benar dan bermanfaat
What? Berarti nggak boleh nonton karena bisa mematikan kreativitas, menyempitkan pola pikir, menurunkan daya pikir, menghilangkan konsentrasi dan bikin alzheimer? Hmm… bukan seperti itu maksudnya, Bro and Sis! Kalian boleh aja nonton, tapi saring-saringlah tontonan seperti apa yang akan kalian tonton. Pertimbangkan apa yang ditonton itu bener-nggaknya dan apa manfaatnya.
Kalau kalian mau nonton, tontonlah film-film yang tidak mengandung unsur ajakan untuk melakukan kekerasan, kejahatan, pornografi, narkoba, bunuh diri, dan sejenisnya. Soalnya itu bisa meracuni pikiran kita dan bisa jadi malah bikin kita menganggap apa yang dilakukan para aktor dan aktris di tivi itu boleh-boleh aja untuk kita lakuin tanpa kita sadari! Kayak persepsi sesat yang membolehkan pacaran asalkan ‘islami’. Padahal kan jelas banget kalau mendekati zina itu hukumnya haram!
Lihat-lihat pula manfaat apa yang bisa kita dapetin kalo mau nonton. Karena ada aja film-film yang nggak bermanfaat untuk kita tonton. Misalnya buat kamu yang parno-an, malah nonton film horor yang bikin olahraga jantung dan pas udah selesai nonton tau-tau suara udah ilang aja karena kebanyakan teriak. Kasian deh, tenggorokannya!
Harus baca!
Sobat gaulislam, daripada nonton mending baca aja, deh! Nggak perlu dikasih tau, pasti sadar kalau membaca itu berkali-kali-kali-kali-kali lipat manfaatnya dari pada nonton. Tapi, susahnya adalah kurangnya motivasi dan alasan kenapa kita harus membaca, walaupun kita udah tahu membaca itu penting.
Dengan berbaik hati, aku bakal menjabarkan kenapa kita harus membaca!
Selain meningkatkan kemampuan berpikir, meningkatkan pemahaman, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita, membaca juga bikin kita punya pengalaman hidup, loh! Jadi nggak usah khawatir buat adik-adik manis yang sering dikira masih bocah kemaren sore soalnya nggak punya pengalaman hidup, karena kalau kalian membaca bisa jadi kalian malah memiliki pengalaman hidup yang lebih banyak dari orang-orang yang lebih tua dari kalian.
Kenapa? Karena ketika kita membaca misalnya biografi atau perjalanan hidup seseorang, kita lantas menjadikan itu sebagai pembelajaran membuat kita bisa mengembangkan diri kita sendiri jadi lebih baik. Plus plus-nya lagi, itu bisa membantu kita memecahkan masalah kehidupan kita ataupun orang lain. Karena walaupun masalah setiap orang itu banyak yang beda, tapi pasti aja ada beberapa yang sama, kan? Dan kalaupun beda, bisa aja solusi yang dibutuhkan sama dengan masalah yang beda itu!
Nih, ada kabar gembira buat bro and sis yang udah takut kena alzheimer dini. Nggak usah khawatir, dengan membaca kita juga bisa menjauhkan resiko penyakit alzheimer, loh! Ngga cuma itu, membaca juga bisa meningkatkan konsentrasi kita. Hebatkan!
Hoi, hoi, buat kamu yang mau terjun di bidang dakwah, mau aku kasih tahu tips jitu buat berdakwah baik dalam tulisan ataupun lisan, nggak? Hehehe… penasaran, ya? Eh, apa? Ada yang udah tahu jawabannya? Ckckck… ya udah deh, buat yang belum tahu, aku bocorin, nih!
Sobat gaulislam, buat kamu yang suka nulis dan pengen terjun ke dunia dakwah lewat tulisan, sering-seringlah membaca! Soalnya kalau kita sering membaca itu bisa mengasah kemampuan menulis kita. Selain wawasan kita buat bahan menulis jadi luas, kita juga bisa mempelajari gaya-gaya menulis orang lain dengan membaca tulisannya. Kan kali aja bisa jadi penerus Tere Liye atau Asma Nadia. Hehehe. . . amin, lah!
Nah, buat yang pengen terjun ke dunia dakwah lewat lisan, jangan salah, yah, membaca juga bisa mendukung kemampuan berbicara kita di depan umum. Dengan membaca kita bisa tahu banyak peristiwa di dunia. Membaca juga bikin kalian yang mau berdakwah lewat lisan jadi kaya dengan kosakata dan kekuatan kata-kata yang bikin kemampuan berbicara di depan umum kalian meningkat!
Untuk umat
Oya, tahu nggak, apa rahasia orang-orang sukses? Emh, apalagi kalo bukan membaca. Mulai dari zaman Nabi sampe sekarang, membaca itu jadi rahasia umum orang-orang sukses, loh! Ngga percaya? Mau aku kasih bukti? Oke!
Apa yang bikin Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam punya umat yang buaaanyak banget? Karena beliau membaca al-Quran (well, dibacain malaikat Jibril saat beliau menerima wahyu, sih, tapi selalu Nabi ingat apa yang dibacakannya). Selain itu dalam Islam, kita dimotivasi untuk membaca (sebagaimana ayat al-Quran saat pertama turun wahyu: Iqra!) Dan, lihat sampe sekarang, Islam jadi agama dengan penganut terbanyak di dunia.
Nah, tengok juga tuh pahlawan-pahlawan Indonesia, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, sampe Tan Malaka. Mereka dikenal gila baca, loh!
Oya, ulama zaman dulu juga keren-keren. Salah satunya pernyataan Ibnu Duraid. Abu Nashr al-Mikali berkata; “Suatu hari kami membicarakan tentang tempat rekreasi. Saat itu Ibnu Durad hadir (W. 321 H). Sebagian orang berkata: “Tempat yang paling menyenangkan untuk rekreasi adalah lembah-lembah asri di Damaskus. Sebagian yang lain berkata: “Sungai al-Uballah.”
Ada pula yang berkata: “Taman Samarkand.” Juga yang berkata: “Nahrawan di Baghdad.” Termasuk ada yang mengatakan: “Taman Indah di Bawwan.” Yang lain lagi berkata: “Nubahar Balkh”.
Ibnu Duraid berkomentar: “Semua itu adalah tempat rekreasi mata, lalu manakah jatah rekreasi hati kalian?”
Kami pun menanyakan hal tersebut, “Wahai Abu Bakr (Ibnu Duraid), apa yang Anda maksud rekreasi hati? Ibnu Duraid berkata, “Membaca kitab Uyun al-Akhbar karya al-Qutbi, az-Zahrah karya Ibnu Daud dan Qalaq al-Musytaq karya ibnu Abi Thahir. (lihat Iryad al-Arib 18/139)
Sobat gaulislam yang insyaallah muslim dan muslimah sejati, sehabis baca ini kalian mau ngapain? Baca, atau nonton? Mau gila baca, atau gila nonton?
Gila baca bagus, banget malah tapi lebih bagus lagi kalo nggak cuma jadi pembaca tapi jadi penulis yang karyanya dibaca orang lain. Biar berkah tulisannya, jangan lupa konten dan isinya untuk berdakwah.
Nonton? Boleh-boleh aja, kok! Tapi lebih wow lagi kalo bikin tontonan yang bener, bermanfaat, memberi inspirasi buat masyarakat, dan berdakwah untuk umat. [Zadia “willyaaziza” Mardha]