gaulislam edisi 612/tahun ke-12 (12 Dzulqo’dah 1440 H/ 15 Juli 2019)
Back to School! Yeayy, udah pada masuk sekolah lagi, kan, Bro en Sis? Iya, dong! Tetap semangat, ya. Menimba ilmu dan menjalani kehidupan bersekolah seperti sedia kala. Buat kamu yang SMP dan SMA, atau bahkan yang sudah lulus, ingat terus, ya, bahwa menuntut ilmu itu, selain menjadi kebutuhan kita sebagai manusia, ia juga merupakan kewajiban kita sebagai seorang muslim. So, biar sekolahnya lebih ada maknanya, jangan lupa untuk niatkan belajarnya karena Allah, yaa.. InsyaaAllah..
Nah, khususnya buat yang baru lulus sekolah dasar dan menengah ini. Setelah kelulusan kemarin, biasanya kan, terpikir untuk mencari tempat belajar selanjutnya. Ada yang terpikir untuk melanjutkan ke SMP atau SMA negeri pilihan, SMK dengan jurusan pilihan, atau bisa juga terpikir untuk melanjutkan ke institusi keislaman, yaitu pesantren.
Sekolah Tahfidz yang perlu diapresiasi
Hmm… Bro en Sis, berasa nggak, sih? Saat ini lagi marak banget loh, kita-kita atau orangtua kita yang memikirkan untuk melanjutkan sekolah kita di sekolah yang ada pelajaran tahfidznya, alias menghafal al-Quran.
Loh? Masa, sih? Iya, loh, Bro en Sis. Mulai dari pesantren-pesantren tradisional atau modern yang memang memiliki kurikulum Tahfidz, hingga sekolah-sekolah negeri maupun swasta, sekarang ini cukup populer mempromosikan kegiatan Tahfidz al-Quran di tempat belajarnya. Orangtua-orangtua mengutamakan pilihan kepada sekolah yang memiliki agenda Tahfidz al-Quran yang lebih menjanjikan.
Alhamdulillah.. Hal ini tentunya perlu kita beri apresiasi karena menjadi penyejuk di tengah gersangnya kehidupan liberal nan kapitalistik. Maksudnya apa, sih? Kok kayaknya nggak nyambung amat. Hihihi.. Gini nih, Bro en Sis. Di tengah banyaknya kekacauan-kekacauan yang merusak indahnya kehidupan berislam kita, adanya orang-orang yang menginginkan dan memperjuangkan salah satu amalan terhadap al-Quran, tentunya merupakan suatu yang baguuuusss sekali.
Dan, nggak cuma orang-orang yang mencari tempat untuk menghafal, Bro en Sis. Bahkan juga sekolah-sekolah yang mencari para penghafal al-Quran. Buktinya, bisa kita lihat ada banyak beasiswa-beasiswa untuk para penghafal al-Quran. MaasyaaAllah. Tabarakallah.
Tentunya bahagia sekali melihat umat Islam mulai berlomba-lomba untuk dekat dengan kitab suci-nya. Namun demikian, ada yang perlu diperhatikan, nih, Bro en Sis. Wah, apa, tuh?
Fakta miris
Bro en Sis, pernah denger fakta gini, nggak? Jadi ada seorang penghafal al-Quran, yang hafalannya itu sudah banyak dan dia terkenal dengan hafalan al-Quran-nya itu. Udah bagus, sih. Eh.. Tapi dia kalau ngomong nama-nama hewan disebut semua. Kucing, ayam, sapi, kuda nil, de-el-el. Hehe.. Bukan hewan-hewan itu, sih.. Tapi nama-nama hewan yang kalau disebut untuk maksud tertentu, maka maknanya bisa nggak bagus.
Atau, ia menghafal al-Quran, tapi berdua-duaan sama lawan jenis yang bukan mahromnya. Atau bahkan, ia menghafal al-Quran, tapi kalau ngomong ke orangtuanya kasar banget. Kayak ngomong sama preman. Waduh! Kok bisa gitu ya, Bro en Sis?
Padahal, di dalam al-Quran, ada perintah untuk berkata yang baik dan tidak mencela. Ada juga perintah untuk menjauhi hal-hal yang mendekati zina, termasuk berkhalwat. Belum lagi, ayat tentang kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orangtua. Nah, loh?
Katanya penghafal al-Quran, tapi kok sikapnya nggak mencerminkan apa yang dia hafal, ya? Loh, loh, loh? Kalau kata ulama terdahulu, sama aja kayak keledai yang bawa kitab, dong. Dibawa ke mana-mana tanpa tahu apa yang dia bawa. Hadeuh. Capek, deh.
Gitu deh, Bro en Sis. Miris banget, kalau fakta seperti yang dijelaskan di atas tadi, banyak kita temui di sekitar kita. Kan harapannya dengan maraknya penghafal al-Quran, bumi tempat tinggal kita ini menjadi lebih bernuansa islami. Eh, tapi kalau gini jadinya, kan nggak ada pengaruhnya, ya.
Bukan sekadar menghafal
Sobat gaulislam, nggak sekadar menghasilkan penghafal al-Quran sebanyak-banyaknya. Tetapi, jiwa para penghafal al-Quran wajib diisi dengan adab Islam. Adab itu penting banget loh. Saking pentingnya mempelajari dan beradab islam yang baik dan benar, sampai-sampai dianggap supaya lebih dahulu untuk dikuasai ketimbang mengejar hafalan al-Quran itu sendiri.
Bahkan para ulama juga banyak yang menyatakan tentang hal tersebut. Yusuf bin al Husain, beliau berkata: “Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Kemudian Syaikh Shalih al-Ushaimi juga menyampaikan: “Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”
Sedangkan Ibnu al Mubarak juga pernah mengatakan: “Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”
Bro en Sis, pendapat-pendapat para ulama yang pada intinya menyatakan bahwa mempelajari adab dahulu baru mempelajari ilmu. Hmm… artinya mempelajari adab itu penting banget ya, Bro en Sis. Apalagi sebagai penghafal al-Quran. Beneran!
Penghafal al-Quran wajib beradab
Bisa jadi ada di antara kamu yang sedang menghafal al-Quran. Nah, perlu diingat-ingat selalu nih, agar selalu memiliki adab yang baik. Walaupun sebenarnya, karena adab secara umum adalah bagian dari akhlak seorang muslim, maka wajib bagi setiap muslim untuk memiliki adab yang baik. Apalagi kepada para penghafal al-Quran, yang akan menjaga al-Quran dan melestarikannya, maka seharusnya mampu untuk lebih baik lagi dalam beradabnya.
Hmm… kenapa ya mempelajari adab dulu baru menuntut ilmu? Karena sebelum menuntut ilmu, termasuk sebelum menghafal al-Quran, ada adab-adab yang harus dipelajari dan diamalkan sebelumnya. Mencakup adab mencari tempat belajar, adab mencari guru, adab terhadap kitab, adab terhadap guru, adab terhadap ilmu, adab ketika sudah mendapatkan ilmu, daaan masih banyak lagi adab-adab yang harus diketahui oleh para penuntut ilmu dan penghafal al-Quran. Wah, nggak heran deh, kalau mempelajari adab harus didahulukan.
Selain itu, seperti yang dikatakan oleh Ibnu al Mubarak tadi, bahwa beliau mempelajari adab lebih lama dibanding mempelajadi ilmunya. Wah, kenapa bisa begitu, ya? Karena mempelajari adab itu, nggak cuma membaca buku, mendengarkan guru, atau sekadar memasukkan pegetahuan saja. Tetapi harus diamalkan dan dibiasakan, sehingga di dalam diri seorang penuntut ilmu itu, hanya akan terlihat bahwa ia memiliki adab yang terbaik. Menjadi seorang muslim penuntut ilmu yang beradab mulia.
Itu sebabnya, kalau setiap muslim mempelajari adab dan menekankan pada pelaksanaannya, insyaaAllah hidupnya dipenuhi keberkahan. Ilmu yang didapatkannya, bisa mengantarkannya menuju jalan kesuksesan dunia akhirat. Percaya, deh.
Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam).” (HR Bukhari, no. 2948 dan Muslim, no. 1037)
Sebaliknya, nih, Bro en Sis. Bahaya banget-nget-nget, kalau para penuntut ilmu dan penghafal al-Quran meninggalkan mempelajari adab. Apalagi justru memperlihatkan adab yang buruk. Mungkin ia mendapatkan gelar, jabatan, atau kedudukan atas ilmunya. Tetapi bisa jadi hidupnya tidak Allah berkahi. Hiiy… na’udzubillahi mindzalik.
Maka wajib mempelajari adab
Saking pentingnya mempelajari adab bagi para penuntut ilmu dan juga penghafal al-Quran, maka pelajaran adab seharusnya menjadi pelajaran utama di sekolah-sekolah dan pesantren-pesantren. Karena memiliki adab yang baik dalam keseharian seorang penuntut ilmu dan penghafal al-Quran, akan memudahkannya dalam mempelajari ilmu dan mengamalkannya.
Sobat gaulislam, bagi kamu yang mempelajari al-Quran dan menghafalkannya, yuk, sama-sama kita semakin memperindah adab dan akhlak kita. Sebab, kita adalah seorang muslim dan kita mengemban mukjizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam di dalam ingatan kita. Maka pantasnya bagi kita, untuk memancarkan akhlak yang mulia sebagaimana kemuliaan al-Quran itu sendiri.
Tawadhu atau rendah hati, berempati kepada orang lain, bertanggung jawab, disiplin, menghormati guru dan teman-teman, bersemangat dalam mencari ilmu, dan juga sering membaca kisah para shahabat Nabi dan para ulama dalam hal adab.
So, hafal al-Quran, beradab juga harus, dong! Semoga Allah memudahkan kita semua untuk memiliki adab yang baik. Sehingga terpancar dalam keseharian kita, dan membuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam berbangga hati dengan kemuliaan akhlak umatnya. Aamiin. [Fathimah NJL | IG @fathimahnjl]