edisi 032/tahun I (27 Jumadil Awwal 1429 H/2 Juni 2008)
Akhirnya, pemerintah menaikkan juga harga BBM mulai pukul 00.00 WIB tanggal 24 Mei 2008. Pengumuman kenaikan harga BBM untuk jenis bensin, solar, dan minyak tanah tersebut disampaikan Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro pada tanggal 23 Mei 2008 pukul 21.30 WIB. Waduh, ini sungguh informasi yang bikin sesak nafas bagi banyak kalangan. Teganya.. teganya.. teganya…
Bro, sebagai remaja kita bukan berarti cuek aja lho ngelihat dan ngerasain kondisi ini. Tapi kudu mulai berpikir jauh ke depan bahwa masalah ini adalah bagian dari dinamika kehidupan yang lambat-laun ngimbas juga ke kamu semua. Memang sih, kamu rata-rata tinggal nodong aja sama ortu untuk ongkos sekolah dan jajan. Namun, cobalah empati dikit aja bahwa ortu kita juga sangat pusing mikirin naiknya harga BBM ini. Bener lho, yang udah-udah juga ngimbas ke sektor lain. Misalnya naiknya ongkos transportasi, harga-harga sembako yang kompakan ikut naik, harga kertas juga iri jadi kepengen ikutan naik, dan kebutuhan lainnya pasti harganya naik dengan alasan “menyesuaikan”. Sementara, gaji ortu nggak naik, pendapatan seret, malah nggak imbang dengan pengeluaran. Jadinya, meski terlihat pada sebagian kalangan (seperti pedagang) ada peningkatan harga yang berpotensi untung, tapi pendapatan tetep aja segitu-gitunya. Ujungnya, jatah uang jajanmu dari ortu juga bakalan kena diskon tuh. Betul?
Sobat muda muslim, ini ironi banget. Sebab, kita hidup di tempat yang sebenarnya sumber daya alamnya melimpah, baik di darat maupun di laut. Tapi dalam pengelolaannya nggak maksimal. Malah anehnya yang memaksimalkan sumber daya alam negeri ini adalah pihak-pihak asing. Khusus untuk urusan minyak aja, Pertamina sebagai perusahaan pemerintah nggak begitu aja bisa langsung mengeksplorasi minyak bumi. Entah dengan alasan minimnya teknologi atau memang ada tekanan pihak asing, akhirnya untuk eksplorasi minyak mentah dan gas diserahkan kepada perusahaan-perusahaan asing macam Chevron, Total FinaElf, Shell, ExxonMobile, ConocoPhilips, Texaco, British Petroleum (BP), Unocal, PetroChina dsb.
Perusahaan-perusahaan asing itu dapat apa? Tentu dapat penghasilan yang gede dong. Mereka menguasai ladang minyak dan kilang minyak yang ada di negeri ini sekitar 92 persen. Sementara Pertamina cuma kebagian 8 persen aja. Parahnya, di tubuh Pertamina pun, saham pemerintah hanya 60 persen, dan sisanya dimiliki asing. Waduh!
Boys and gals, pemerintah ngasih alasan kalo naiknya harga BBM karena kenaikan harga minyak dunia yang sempat menyentuh angka 124 US dollar/barrel. Tentu ini rekor banget. Sebab, yang udah-udah cuma nyampe 70-an US dollar/barrel. Sehingga, menurut kacamata pemerintah, ini bakalan menggerogoti APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Nah, karena harga minyak ini selalu disubsidi oleh pemerintah (dan itu dimasukkan dalam hitungan di APBN), maka pastinya jumlah duit untuk menyeimbangkan neraca APBN bakalan tambah gede. Satu-satunya jalan, dan yang selama ini ditempuh adalah mencabut subsidi. Nah, karena yang gede itu adalah subsidi pemerintah terhadap BBM, maka subsidi di sektor inilah yang harus dimusnahkan.
Sekadar tahu aja, dalam APBN-P 2008 pemerintah mengalokasikan subsidi BBM sebesar Rp 126 triliun. Cukup gede memang. Ini dengan asumsi harga minyak dunia di bawah 100 US dolar per gentong (dalam bahasa perminyakan disebut barel). Ini yang sering jadi alasan pemerintah untuk sesegera mungkin nyari jalan pintas menyeimbangkan APBN dengan cara mencabut subsidi BBM karena dinilai terlalu besar dan tentunya naikkin juga harga BBM. Sungguh terlalu!
Rakyat ?disogok’ BLT?
Halah, selalu aja gini. Dulu waktu naikkin harga BBM pada Oktober 2005, pemerintah juga ngeluarin anggaran untuk BLT (Bantuan Langsung Tunai). Alasannya, sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM yang katanya tepat sasaran, yakni untuk kalangan masyarakat miskin. Padahal mah, meskipun dapetin BLT tiap bulan tapi kan harga-harga kebutuhan hidup tetap aja naik sebagai dampak dari kenaikan harga BBM waktu itu. Belum lagi pada faktanya pemerintah malah kebingungan karena penerima BLT juga nggak tepat sasaran karena datanya tak valid. Sampe-sampe mereka yang udah di alam kubur aja masih terdata sebegai penerima BLT. Walhasil, kacau-balau dah!
Sobat, BLT akhirnya jadi semacam ?sogokan’ aja buat rakyat miskin biar mereka nggak protes terus dengan kenaikan harga BBM kali ini. Seharusnya seluruh rakyat sadar dan menyadari bahwa kondisi ini nggak ngejamin hidup mereka seterusnya. Sebab, bersamaan dengan harga BBM naik, maka bakalan terjadi efek domino, yakni efek ikutan akibat satu sektor naik. BBM naik, otomatis ongkos transportasi ikut naik. Bagi mereka yang usaha, maka kudu nambahi jatah beli solar dan bensin untuk ngangkut produk dan hasil usaha mereka untuk dipasarkan. Karena nggak mau rugi, maka harga produknya dinaikkan. Begitu sampe pasar, pedagang eceran juga naikkin lagi harga dan sampe ke konsumen pasti ikutan naik tuh harga. So, tetep aja duit dapet dari BLT bakalan cepet nguap lagi. Maka, penghematan Rp 35 triliun dari pencabutan subsisi yang akan dialokasikan untuk pengentasan kemiskinan, salah satunya program BLT, jadi nggak ada apa-apanya. Apalagi dibatasin waktunya.
Selain sektor kebutuhan pokok yang naik akibat kenaikan harga BBM, maka sektor pendidikan, kesehatan, informasi, dan lain sebagainya bakalan ?menyesuaikan’. Media cetak atau para penerbit pastinya kelimpungan dengan harga kertas yang kian naik tajam (bahkan udah duluan naik sebelum harga BBM melonjak). Mereka terancam gulung tikar dan masyarakat pun siap-siap miskin informasi. Maka, jangan heran kalo nanti beli buku pelajaran pun jadi mahal. Kalo yang punya duit palingan jadi kudu merogoh kocek makin dalam, sementara yang nggak punya duit atau ngepas dijamin nggak bisa beli tuh buku pelajaran. Bener-bener sengsara banget!
Itu sebabnya, adanya program BLT menurut Sultan Hamengku Buwono X nggak akan memecahkan persoalan kemiskinan. Bener juga sih. Sebab, nggak serta-merta rakyat jadi kaya mendadak. Malah, kesannya cuma mengalihkan perhatian masyarakat biar ada anggapan bahwa pemerintah masih pro rakyat kecil dengan adanya BLT ini. Gawat bener kalo sampe terjadi ?penipuan’ kayak gini. Hmm.. nggak seindah waktu kampanye. Jadi inget lagu dangdut: “Kau yang berjanji, kau yang mengingkari…” Beeuuh..nekuk bener tuh!
?Cerai’ aja ama kapitalisme!
Brur en Sis, kamu wajib tahu bahwa kondisi kita saat ini adalah akibat diberlakukannya sistem kapitalisme di negeri ini. Sistem kehidupan ini bukan saja merusak sektor ekonomi, tapi juga ngerusak gaya hidup kita sebagai muslim. Maklum, dengan akidah sekularismenya, kapitalisme berhasil ngacak-ngacak tatanan kehidupan kaum muslimin dan siapa pun untuk jadi sekuler, yakni pelaksanaan kehidupan dunia tanpa aturan agama. Sebab, yang jadi ukuran bukan lagi halal-haram, tapi asas manfaat. Itu artinya, meskipun perzinaan adalah haram dalam pandangan Islam, tetapi karena aktivitas itu mendatangkan manfaat berupa kekayaan materi, maka kapitalisme tetap memeliharanya. Wat margawat ta iye!
Nah, khusus dalam kasus krisis energi ini, pemerintah bukannya mencari solusi lain yang tidak terlalu memberatkan rakyat banyak, malah mencabut subsidi BBM yang sebenarnya bukan cuma memicu gejolak sosial tapi juga gejolak ekonomi, karena rakyat akan kian bertambah miskin. Pertanyaan yang harus diajukan adalah: apakah menaikkan harga BBM adalah satu-satunya jalan dan jalan terakhir untuk menyelamatkan keuangan negara?
Bro, minyak bumi itu adalah sumber energi yang nggak bisa diperbaharui dalam waktu dekat. Bahkan sebetulnya nyaris nggak bisa diperbaharui lagi. Kalo cadangan minyak ini habis, maka kudu siap-siap nyari sumber energi baru. Memang sih, cadangan minyak itu masih sampe puluhan tahun ke depan. Tapi kan kudu disiapkan dari sekarang kalo sewaktu-waktu energi tersebut habis. Konon kabarnya Indonesia tuh cuma memiliki ladang minyak 4 persen saja dari total cadangan minyak dunia.
Nah, salah satu energi alternatif yang kayaknya cocok untuk dikembangkan adalah nuklir. Nuklir for power tentu yang didahulukan, bukan nuklir for weapon. Memang sih dari sisi teknologi sangat mahal dan perlu keamanan tingkat tinggi. Tapi, bukan halangan kalo memang mau. Sebab negara seperti Iran, India, Amerika, dan Korea Utara saja, mereka sudah mengembangkan energi nuklir. Sekadar gambaran aja ya betapa dahsyatnya energi nuklir, saya pernah baca tulisan terapan tentang nuklir bahwa uranium yang sudah diperkaya dengan jumlah hanya 100 gram bisa menyalakan lampu pijar 100 watt nonstop selama 100 tahun. Fantastis banget kan?
Oke, sebelum bicara soal energi alternatif macam nuklir itu, pemerintah seharusnya bisa mengontrol kebijakan dalam migas (minyak dan gas) ini. Baik undang-undangnya maupun tata-niaganya.Harus ada revolusi total deh.
Pertama, harus dinasionalisasi tuh eksplorasi ladang-ladang minyak, jangan diserahkan ke perusahaan asing. Negara sebagai wakil kaum muslimin (rakyat) yang harus mengelola, karena energi tersebut milik rakyat. Rasulullah saw. bersabda:
??????????????? ????????? ??? ??????? ??? ????????? ?????????? ???????????
“Kaum muslimin itu berserikat dalam tiga perkara, dalam padang gembalaan, air dan api (energi)” (HR Abu Dawud)
Kedua, karena saat ini belum punya banyak kilang minyak untuk pengolahan minyak mentah menjadi bensin, solar dsb, maka ketika mengeskpor ke luar negeri untuk dijadikan BBM lalu diimpor lagi, musnahkan tuh para mafia minyak yang ternyata orang Indonesia sendiri supaya harga bisa ditekan. “Ekspor dan impor itu ada mafianya, dan hal itu yang memberatkan APBN. Maka itu, reformasi tata niaga migas perlu dilakukan. Hal itu yang memberatkan APBN,” ujar pengamat ekonomi Hendri Saparini (okezone.com, 18 Mei 2008)
Bro, yang terpenting dari semua itu adalah pemerintah wajib mengganti sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini dengan sistem Islam yang diterapkan dalam bingkai Khilafah Islamiyah jika mau problem ini selesai dengan tuntas. Sebab, udah terbukti kapitalisme tak mampu memberikan apapun kecuali kesengsaraan bagi mereka yang tak memiliki kekuasaan dan modal gede. Apa mau terus begini? [osolihin: sholihin@gmx.net]
BeginilAH Bangsa yg kita cintai ini sangat menyedih kan sekali….yang miskin menjadi semakin menderita….berapa banyak lg korban kemiskinan di negeri ini dan kemiskinan ilmu ?????saran saya buat pemerintah …..hati2 aja lah terhadap rakyat miskin jk pemerintah tdk memberikan solu si yg tepat untuk menyikapi masalah tersebut, mungkin kah negra kita akan lebih amburadul lagi.??????????,,,,,,
Adduuhh..pusing!!!terhitung sudah 3 x terjadi kenaikan harga BBM sejak SBY-JK berkuasa.Sebenarnya bnyk cara utk menghindari kenaikan hrg BBM mslnya memanfaatkan dana APBD yg mengendap di BI dlm bntk SBI.Kenaikan harga BBM hny akan menambah sengsara rakyat & bukan cara yg sahih utk mengatasi krisis keuangan negara.
Anyway..sy hny bs berharap kpd pemerintah agar bisa lebih bijak lagi dlm mengambil keputusan…Yakinlah!!! Allah SWT akan memberikan jalan keluar yg tepat utk negeri kita ini. Amiin
Negara tidak mau mengurusi rakyatnya…?!!!
Pemerintah tidak mendengar jeritan rakyat. Janji dilanggar. Tidak Punya nurani.
Pemerintah hanya mendengar arah “asing” untuk cabut “subsidi”.
Apakah ini yang dinamakan “KEBANGKITAN 100 tahun”???
Dalam Islam, semestinya pemerintah menjadi pelindung dan benteng bagi rakyatnya.
Saya mempunyai 1 cara untuk mencegah mengikisnya BBM, yaitu : Setiap 2 Minggu sekali atau setiap 1 Minggu sekali, harga BBM diturunkan lalu dinaikan kembali. Bagaimana pendapat anda dengan cara Saya? Adil bukan?
Semakin umat islam tertindas akibat diterapkannya sistem kapitalisme ini, semakin cepat pemerintahan islam (khilafah) berdiri.
Yah, mo gimana lagi. Kan bukan hanya Indonesia aja yang ngalamin krisi, tapi dunia juga. Pantengin aja berita di TV, cek harga minyak tanah dunia. Wajar aja kalau pemerintah naikin harga BBM.
tirulah India… negara miskin yg melahirkan ahi komputer dunia
SUbsidi bukan di BBM yg habis dibakar tapi di harga buku pelajaran/teks book yg merupakan modal gga habisnya bagi kemajuan bangsa
taukah teks book yg harganya 700an ribu di Indonesia hanya sekita USD $5 diIndia??
Ga heran profesor2 India sekarang merajai dunia pengetahuan
apa sih yang ga mahal dijaman edan ini “zaman kapitalistik, indonesia yang katanye sorganya dunia, kaya bahan tambang, eh masih aja bilang bbm langka lah, harga dipasarn dunia naiklah, cape deh….
buat pemerintah, nyogok BLT bukanlah solusi.., siapa yang menjamin kalo nyang nerima adalah masyarakat miskin, sapa yang jamin kalo dananya akan merata keseluruh umat indonesia, ngasih BLT bisa, kenapa mensubsidi kaga bisa???tuh wuanehhh… solusinya GUE CUMA NGASIH 3 KATA ” LET’S BACK TO ISLAM
DAMPAK KENAIKAN BBM, MASAK MIE CUMAN 2 SENDOK
GILAAAA?.! Kalo’ pemerintah naikin tarif BBM, harga barang2 sembako bakalan naek pula. Ibarat bocah maen layang2 berekor. Layang2 berhasil terbang tinggi ke angkasa, ekornya pun terbang tinggi. Kemana layang2 bergerak, ke sana ekor mengikuti.
Sekarang, udah banyak rakyat pasang kuda2 agar tubuh tak terpontang-panting terhempas badai BBM esok hari? Secara resmi, BBM belom naek sich? tapi di sebagian t-4 udah da yg jual 7000. gilee?
Sekarang, issu “menanti era refotnasi” jadi bahan santapan sehari-hari? di sana demo? di sini demo? di mana-mana banyak yang demo?la?la?la?la?la?la? (lho ko’ malah nyanyi?) (biarin, dari pada nyuri? gara2 ga’ punya nasi?weeee?)
Rakyat sengsara? Santri pun semakin susah? itu slogan kami sebagai rakyat?
(P4 = Pemaksaan Pemahaman Pengamalan Penyakitan) hari ini suara hati kami dipaksa untuk memahami kenaikan BBM (kami paham pak! Dari dulu kami paham bahwa pemerintah sukanya nyusahin rakyat) dan dipaksa untuk mengalami berbagai penyakit yang khan datang silih berganti? sakit panas (kerja siang hari tanpa gaji pasti), sakit perut (laper berturut-turut), sakit gigi (karna ga’ da camilan lagi) en sakit hati (so pasti?)
Rakyat sengsara? Santri pun semakin susah? itu slogan kami sebagai santri?
Kiat2 jitu mulai dicoba utk belajar hidup hemat, meminimalisir pengeluaran, juga memangkas penggunaan barang2 yg tak terlalu penting.
Teman-teman ponpesku ga’ mau kalah. Kiat2 super hemat bin ngirit ditempuh dalam rangka menyiasati kenaikan harga2 bahan makanan, sebab barang2 di koperasi kian hari harganya kian meroket. Dulu harga mie cuman Rp 750, sekarang udah naek jadi Rp 1250. padahal makan mie itu cuman sebagai lauk tambahan. abizzz lauk pokok di pondok tahu tempe melulu? harap maklum? apalagi harga2nya tambah mahal? so, tahu tempenya juga semakin mungil?he?
Kembali ke soal mie?
Siasat jitu kami, biar 1 mie bisa dinikmati dalam sehari (3 kali makan), mie yg dimasak sekali makan cuman ⅓ bungkus, bahkan ada yg ? bungkus. Dan kalo uang tabungan mulai menipis, satu bungkus mie diremes-remes lalu ambil dua sendok makan, masukkan dalam gelas, lalu diseduh dengan air panas? mie pun siap disantap? ehm? lezaaat…! Lha trus, bumbunya gimana? Oalaah? soal bumbu, ga’ mazaalaah! Yg penting kasih garam yg buanyaak, plus? biar sajiannya keliatan seperti mie sebungkus, air panasnya ditambah? en biar cepet kenyang? yach nasinya juga tanduk? jitu bukan? silahkan dicoba?!
Kami tidak malu or sedih dg keadaan spt ini. Bpk2 dan mbah2 kami, dg bangga, pernah bercerita pengalaman pahit tt terbatasnya bahan makanan di zaman perjuangan. Gaplek adalah menu utama, sedang nasi sebagai lauknya. Saat panen padi, cukup air garam sebagai kuahnya.
Kami bangga walaupun 1 bungkus untuk 1 orang, sekali makan ? bungkus. Lumayan, ada pengalaman hidup, bekal cerita untuk anak-cucu kami besok. Beginilah nasib rakyat jelata? termakan oleh kerakusan para penguasa? apa para penguasa kita juga pernah masak mie cuman 2 sendok yach????! he? gokil kaleeee?.
bubarkan aja negarax ganti dengan yang baru, mana lagi n apalagi kalo bukan ISLAM ALLAHU AKBAR….
Saudara2ku seiman.. yang dirahmati ALLAH…
Kalau kita lihat kondisi negara kita memang sangat prihatinkan. Semakin banyak prestasi yang kita peroleh, negara terkorup, negara terbebas masalah sex (free sex) no 2 setelah Rusia, banyaknya muncul chicken grey, penyelundupan hasil bumi dll.. Dan barusan kita melihat betapa semua rakyat berdemo masalah kenaikan BBM. Kalau kita telusur dari mulai kita lahir sampai dengan setua ini, sebenarnya permasalahan yang terjadi adalah salahnya pengurusan dalam republik ini. Oleh karena itu seluruh umat islam pilihlah figur yang bisa memimpin republik ini sesuai dengan petunujuk RASUL SAW, kalau tdk ada, yg lebih mendekati, lebih mendekati, lebih mendekati. Coba kita ingat2 bahwa kontestan ca-pres periode kemarin ada 6 gol. Diantara gol tsb adalah GOLPUT (hampir mencapai 30%) yang nota bene hampir semua umat islam . Dan sekarang kita mempunyai pimpinan yang condong ke asing kita marah habis2an, dahulu kemana persatuan kita semua. Oleh karena itu mari kita satukan fisi, misi, serta tujuan kita, pilih figur “PEMIMPIN UMAT” yang akan bisa menghantarkan kita ke kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, sehingga kita sekarang berkumpul didunia dan akan bersenang2 menikmati “SURGA ALLAH” bersama sama pula.. AMIIINN….
q sangat setuju bbm naik..agar rakyat indonesia sadar..jangan malas 2 lagi..soal blt..q gak setuju soalnya itu bisa membuat rakyat jadi pemalas11lau mau membantu rakyat buat lah lapangan pekerjaan..
Npa semua operator telp seluler di Indonesia berlomba2 menurunkan harga, bahkan ada layanan yg gratis?
Katanya sih, HP sudah jadi kebutuhan pokok.
Npa BBM harganya selalu naik?
Katanya sih, biar negara kita gak bangkrut.
Lho, tapi khan BBM juga kebutuhan pokok. Trus gmana dunk?
sungguh terlalu….
pemerintah such, penjajah, g tau rakyat menderita apa, btw Ati2 NKRI akan terpecah belah!!!! indonesia kaya gini masak g bisa nglola sih, pa bego2 y, jangan salahkan rakyat, pendidikan ja bayar, such dah!!
ya pantes lah, aspirasi rakyat g di dengerin, DPR g dapet diandalin, mestinyakan dimusyawarahkan bersama rakyat, voting kek apa kek, karna rakyat yang kena dampaknya, klo gini kan rakyat jadi korban. Pemerintah sih enak g ngefek, gaji naik, makan enak, egois banget.
kita seharusnya bersyukur punya pemimpin kaya pak sby..
emangsih,gara2 bbm naek onkos bwt segala2 jadi mahal.
tapi emang minyak mentah dunia lagi mahal kan.?
kita ambil manfaatnya aja.
dengan naeknya bbm kan orang -orang indoneia jadi tambah kreatif and ga boros.setuju?