Friday, 22 November 2024, 08:42

edisi 064/tahun ke-2 (15 Muharram 1430 H/12 Januari 2009)

Bro, ketemu lagi ama gue. Kali ini gue bakalan nulisin lagi catatan harian di diary gue yang udah lecek dan kumal ini. Gue masih belum bisa ngelepasin emosi gue tentang kondisi saudara-saudara kita di Palestina, khususnya di Gaza. Sampai hari ini (Senin, 12 Januari) udah hari ke-16 Israel membombardir Gaza. Jumlah korban warga Palestina udah mencapai lebih dari 880 orang (dan yang luka-luka lebih dari 3000 jiwa). Kebanyakan dari korban adalah wanita dan anak-anak.. Tapi gue nyaksiin para pemimpin negeri-negeri Islam yang kawasannya deket dengan Israel cuma mampu diam. Nggak berbuat apa-apa.

Om Ahmadinejad, yang presiden Iran itu, belum juga ngirimin paket rudal berkepala nuklirnya ke Israel. Mesir? Ah, gue juga nggak percaya tuh sama presidennya. Namanya sih bagus, Husni Mubarak (baik dan diberkahi), tapi yang terjadi justru lebih memilih memblokade pintu masuk dari Mesir ke Gaza. Sehingga bantuan jadi tertahan di sana. Gue jadi kesel, maaf ya Pak De (idih, gue kok manggil doi Pak De?), gue ganti nama Anda jadi (Laa Husni Laa Mubarak alias nggak baik dan nggak diberkahi). Cobalah kirim tuh tentara Mesir ke Gaza. Lupakan Perjanjian Camp David. Itu masa lalu, Pak De. Israel harus digempur saat ini juga!

Masih mending ada kabar bahwa Hizbullah dari Lebanon udah merapat ke West Bank alias Tepi Barat. Kabarnya sejak Sabtu lalu udah siap membantu dengan 1500 pasukan dan mulai meluncurkan puluhan roket ke wilayah Israel. Mudah-mudahan aja jadi kenyataan membantu saudaranya di Palestina dengan lebih riil. Seharusnya sih memang dikoordinir oleh negara, sayangnya nih penguasa-penguasa Arab hanya mampu diam. Di mana pedulimu? Ah, lagi-lagi gue juga cuma bisa ngumpat lewat tulisan.

Penggalangan dana dan kiriman obat-obatan memang dibutuhkan. Pastinya mereka akan butuh itu. Tapi Gue rasa itu juga belum cukup. Sebab, yang lebih dibutuhkan saat ini adalah pasokan senjata dan pasukan terlatih yang dikirim ke sana untuk meremukkan serdadu Yahudi Israel. Lha, gimana jadinya kan kalo selesai diobatin eh malah ditembaki tentara Israel. Kalo punya senjata kan bisa ngasih perlawanan dengan seimbang.

Gue juga kudu nulis bahwa Amerika benar-benar pembela kepentingan Israel. Buktinya, meski 14 Anggota Dewan Keamanan PBB (Austria, Burkina Faso, Kosta Rika, Kroasia, Jepang, Libya, Meksiko, Turki, Uganda, Vietnam, Cina, Perancis, Inggris, dan Rusia) mendukung dikeluarkannya Resolusi DK PBB No 1860/2009 tentang gencatan senjata di wilayah konflik tersebut, eh Amerika malah abstain. Diam kan berarti mendukung. Harusnya tegas dong ya. Ah, gue makin yakin bahwa agresi Israel ini didukung oleh Amerika. Sama seperti ketika negara ini berdiri tahun 1948 atas dukungan Amerika Serikat dan Inggris.

Bro, gue pikir resolusi DK PBB nggak terlalu efektif buat Israel. Harusnya emang kaum muslimin bersatu dalam jihad melawan Israel. BTW, gue jadi inget lirik dari salah satu lagunya Thufail Alghifari, rapper muslim yang gue suka banget lagu-lagunya, “Jihad tidak dengan negosiasi, jihad tidak dengan perundingan damai, tidak juga dengan dialog, jihad adalah sebaik-baiknya perlawanan.” Nah, ini yang gue suka dan setuju. Tapi sayangnya, para pemimpin negeri-negeri Muslim seperti kerdil di hadapan Israel yang kecil. Mereka lebih suka wajahnya diinjak sepatu serdadu Israel ketimbang membela kaum muslimin. Parah banget!

Saat ini, kita semua hanya bisa mengutuk dan mengumpat kekejian Israel sembari meratapi kepedihan dan kesedihan saudara-saudara kita di Palestina. Ya, gue juga sama. Gue cuma bisa menumpahkan kekesalan di catatan harian gue ini. Banyak sudah kaum muslimin yang bantu kirim dana, kirim relawan medis, malah ada juga yang berencana kirim relawan jihad ke sana. Ini bagian dari bentuk kepedulian. Sudah bagus. Meski untuk relawan jihad ke sana, pemerintah di sini tidak mengijinkan. Ok. Tapi harusnya ada gantinya, yakni pengiriman tentara ke sana untuk membantu perjuangan rakyat Palestina yang telah lama dijajah Israel. Iya nggak?

Emang sih nggak mudah ngubah cara pandang kita yang udah dikotak-kotak dengan ide nasionalisme. Ada juga orang yang malah mempertanyakan, “ngapain juga mikirin orang-orang Palestina, negara sendiri aja belum beres.” Gue, juga bisa balik tanya ama orang yang ngasih komen kayak gini, “harusnya ketika terjadi bencana tsunami di Aceh atau gempa di Yogya, kita menolak bantuan dari perorangan atau negara lain waktu itu. Kemudian kita bilang: nggak usah mikirin kami!” apa bisa kayak gitu? Mengapa mereka membantu? Karena mereka peduli.

Bro en Sis, gue sadar banget bahwa di negeri kita juga lagi banyak kesusahan: banjir, longsor, gempa di Papua, kapal tenggelam (KM Teratai Prima yang tenggelam di perairan Majene-Sulawesi Barat, sampai saat ini 182 orang penumpangnya masih dinyatakan hilang), kebakaran, kesulitan nyari lapangan kerja, harga elpiji yang terus merangkak naik dan susah didapat, kriminalitas, pelacuran dan seabrek masalah lainnya. Itu emang masalah kita semua. Tapi, bukan berarti kita melupakan semuanya jika nggak bisa dilakukan semuanya. Tul nggak sih? Kita bagi-bagi perhatian dan tugas sesuai kemampuan dan keahlian kita. Bahkan negara seharusnya lebih bertanggung jawab dalam masalah ini.

Satukan langkah kita!

Gue ngerasa emang nggak mudah untuk menyatukan kaum muslimin yang bukan saja telah dipecah-pecah dalam berbagai negara, tapi pikiran dan dan perasaannya aja sulit disatukan meskipun yang bersangkutan berada dalam barisan pejuang Islam. Gue berharap, HAMAS berjuang demi Islam, bukan cuma demi bebas dari penjajahan Israel aja lalu mendirikan Palestina dalam bingkai sistem yang bukan Islam. Sebab, yang gue tahu dan paham bahwa saat ini tak satupun negara di dunia yang menerapkan Islam secara total dari akar sampe daun dalam bingkai negara.

Arab Saudi? Ah, negeri itu pake sistem kerajaan, kok. Lagian nggak semua syariat Islam diterapkan. Malaysia? Nggak beda jauh ama Arab Saudi, bahkan demokrasi masih menjadi sistem untuk ngatur kehidupan rakyatnya. Mesir, Turki, Kuwait, Libanon, Yordania, termasuk Indonesia? Ah, hanya kaki tangan para kapitalis penjajah. Pantes aja darah kaum muslimin nggak berhenti mengalir, wajar saja penderitaan kaum muslimin tak kunjung usai, nggak heran juga kalo sampe sekarang kaum muslimin ditindas, dihina, disiksa dan dihabisi. Karena kita masih berharap pada kekuatan-kekuataan yang merintangi berdirinya kekuatan Islam. Kita masih berharap pada demokrasi, masih berharap pada kapitalisme, masih berharap pada sistem buatan manusia. Ah, gue yakin kalo gitu, bahwa siapa bilang demokrasi sudah mati, wong orang Islam yang seharusnya membunuh demokrasi malah membelanya mati-matian. Akan ada banyak antek penjajah, yang kadang tanpa sadar kita sendiri menjadi orang yang tertipu dengan propaganda musuh-musuh Islam tersebut.

Gue miris banget dengan kondisi kayak gini. Jumlah kaum muslimin itu banyak banget. Tapi semuanya tercerai-berai. Nggak ada ikatan pasti di antara mereka, kecuali ikatan akidah semata tanpa dibingkai dalam aturan negara yang sama. Kita masih terkotak-kotak di negara masing-masing. Kita masih merasa bangga sebagai sebuah bagian dari suatu bangsa sambil merendahkan bangsa lain. Orang Indonesia dan Malaysia bertengkar demi nasinalisme, padahal sama-sama banyak muslimnya. Orang Palestina ingin merdeka dari Israel. Itu wajar. Tapi, yang nggak wajar adalah ingin merdeka dan menjadi negara berdaulat tapi menerapkan kapitalisme-sekularisme. Seperti negara lainnya. Semoga saja tidak. Karena kalo kayak gitu, sama aja dengan keluar dari mulut buaya masuk mulut harimau! Sama celakanya. Dan, Islam makin lama meraih kebangkitan. Umat Islam, makin sering menjadi bangkrut ketimbang bangkit.

Mungkinkah kondisi ini adalah gambaran yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam sebuah hadisnya? Beliau saw. bersabda: “Akan datang suatu masa, dalam waktu dekat, ketika bangsa-bangsa (musuh-musuh Islam) bersatu-padu mengalahkan (memperebutkan) kalian. Mereka seperti gerombolan orang rakus yang berkerumun untuk berebut hidangan makanan yang ada di sekitar mereka”. Salah seorang shahabat bertanya: “Apakah karena kami (kaum Muslimin) ketika itu sedikit?” Rasulullah menjawab: “Tidak! Bahkan kalian waktu itu sangat banyak jumlahnya. Tetapi kalian bagaikan buih di atas lautan (yang terombang-ambing). (Ketika itu) Allah telah mencabut rasa takut kepadamu dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah telah menancapkan di dalam hati kalian ‘wahn’“. Seorang shahabat Rasulullah bertanya: “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan wahn itu?” Dijawab oleh Rasulullah saw.: “Cinta kepada dunia dan takut (benci) kepada mati”. (at-Tarikh al-Kabir, Imam Bukhori; Tartib Musnad Imam Ahmad XXIV/31-32; “Sunan Abu Daud”, hadis No. 4279)

Kondisi yang dialami kaum Muslimin saat ini, tentu membuat gembira musuh-musuhnya. Nggak usah capek-capek memerangi karena umat Islamnya sendiri udah nggak bertenaga dan bahkan mengadopsi apa yang diajarkan oleh mereka. Permisifisme dan hedonisme adalah budaya Barat, tapi kini diamalkan juga oleh kaum Muslimin. Kapitalisme-sekularisme dan demokrasi adalah aturan kehidupan musuh-musuh Islam, tapi kini banyak pejuang dan pembelanya dari kalangan kaum muslimin. Tuh, gimana nggak senang dan bersorak gembira kalo kenyataannya kayak gini. Tul nggak?

Padahal, Islam tuh keren banget, cuma sayangnya banyak umat Islam yang nggak tahu. Bahkan ada yang mencoba mengambil manfaat dari budaya Barat secara total. Ini kan aneh. Duh, kalo gitu, makin seneng aja musuh-musuh Islam. Benar kata Muhammad Abduh, “Al Islamu mahjubun bil muslimin – agama Islam terhalangi oleh kaum muslimin.” Yup, cahaya dan keagungan Islam pudar oleh perbuatan umatnya sendiri.

Dengan kenyataan seperti ini, tentunya kita berharap banget nih kaum Muslimin (khususnya remaja) segera nyadar. Kita ini hebat, tapi karena kita kebanyakan nggak memahami Islam sebagai ideologi, cuma tahu Islam tuh ngurus ibadah ritual belaka, maka akibatnya kita jadi lemah, tak berdaya, hilang kekuatannya, dan tumbuh subur kemaksiatan dalam kehidupan kita. Kondisi ini bikin musuh-musuh Islam seneng ati. Liat aja Israel, betapa negara ini adem-ayem ngebunuhi saudara kita di Palestina. Aduh, rugi banget dah kita. Ayo bangkit!

Hanya kepada Allah Swt. kita berharap dan memohon segala pertolongan. Semoga kita semua diberkahi, dirahmati, dan senantiasa dilindungi oleh Allah Swt. Allah Ta’ala nggak bakalan salah dalam mengkalkulasi amalan kita. Jadi, yuk sama-sama kita berjuang untuk membela Islam. Wujud pembelaan kita kepada rakyat Palestina semata karena mereka muslim. Saudara kita. Semoga keimanan, ketakwaan, keberanian, keikhlasan, dan semangat juang senantiasa menjadi penggerak dakwah kita. Tentu, agar Islam tetap bergema hingga akhir jaman.

Bro, gue pernah baca sebuah hadis. Nih, gue tulis ulang ya. Semoga saja kian meyakinkan diri kita dan mampu mengobarkan semangat kita. Rasulullah saw. bersabda (yang artinya): “Perkara ini (Islam) akan merebak di segenap penjuru yang ditem?bus malam dan siang. Allah tidak akan mem?biarkan satu rumah pun, baik gedung maupun gubuk melainkan Islam akan memasukinya se?hingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran” (HR Ibnu Hibban)

Bro en Sis, gue doain semoga elo semua dan gue, ya kita semua, menjadi pejuang dan pembela Islam yang ikhlas dan gagah berani, sebagaimana Muhammad al-Fatih sang pembebas Konstantinopel. Beliau dan pasukannya menaklukkan Konstantinopel alias Byzantium yang saat itu merupakan pusat kekaisaran Romawi Timur pada 1453 M (857 H).

Muhammad al-Fatih, pemimpin para pemuda yang usianya belum genap 23 tahun telah dimuliakan oleh Allah Swt. melalui pujian Rasulullah saw. sebagai pembebas Konstantinopel: “Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin (yang membebaskan) Konstatinopel dan sebaik-baik tentara adalah tentaranya. (HR Ahmad)

Ayo, siapa siap membela rakyat Palestina dan membebaskan mereka dari kekufuran dan kemudian hidup sejahtera di bawah naungan Khilafah Islamiyah sebagaimana ketika Khalifah Umar bin Khathtab r.a. membebaskan Yerusalem (Baitul Maqdis) dari cengkeraman pasukan Salib Eropa? Kita harus semua semuanya.

So, segera hentikan diam kita dan satukan langkah untuk maju bersama. Jangan reaksioner ketika melihat kenyataan ini. Untuk kemudian lupa lagi setelah kondisi aman dan damai. Tapi kita harus stabil. Spartan. Nggak kenal lelah. Okelah kita sekarang fokus gimana melawan agresi Israel atas Palestina. Kita harus bahu-membahu melakukan dukungan dan perlawanan. Tapi setelah selesai, jangan lupa bahwa masalah utama adalah karena umat Islam nggak terikat dalam ikatan yang kuat dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah. Itu masalah utamanya, Bro. Jadi perjuangan menegakkan Khilafah tetap akan jalan terus sampai kapan pun. Waduh, gue kok jadi ngedadak bisa nulis banyak dalil kayak gini ya? Hahahaha.. semoga saja gue nggak sedang ngimpi! [solihin: osolihin@gaulislam.com]

3 thoughts on “Hentikan Diam Kita!

  1. aku juga ikut sedih,,,,,,tapi sama aku gak bisa berbuat apa2!!kecuali doa agar saudara” ku yang ada di tanah palestina selalu di beri kekuatan oleh Allah SWT.Aku juga bingung sama jalan pikiran para pemimpin Negri Arab sana yang katanya Islam!!tapi ko tega ngeliat saudara sesama muslimnya di bantai,di habisi,sampai-sampai seorang anak kehilangan ibunya,seorang adik kehilangan kakaknya,istri yang kehilangan suaminya!kenapa mereka menutup mata atas penderitaan Palestina,kenapa mereka gak melakukan perbuatan yang riil,mereka diam Ya Allah,,,,kuatkan saudara-saudara ku di palestina semoga saja lubang-lubang yang mereka (zionis) buat di tanah Palestina menjadi kuburan bagi mereka sendiri,semoga saja tangisan bayi-bayi dan anak-anak Palestina menjadi peluru yang akan membawa mereka ke neraka.Mesir???apa yang telah kau perbuat untuk saudaramu di Palestina?? Bpk. Husni Mubarak??apa anda takut??jangan pernah takut dengan musuh Allah pak…di dunia ini kita hanya mencari keridhoan Allah pak,,,,jangan takut pak….jangan pernah mencari ridho atas manusia…..apalagi dia musuh Allah,
    PAk,,,pernahkah anda membayangkan jika keluarga anda mati di depan mata anda di tembak,di bombardir,di biarkan kelaparan,sayang…..anda tidak pernah mebayangkan pak,,,,,atau mungkin anda terlalu takut,,,pak…Palestina saudara kita…

    mungkin aku juga gak bisa berbuat banyak,aku hanya bisa berdoa!!!aku ini siapa??bukan Bpk, Husni Mubarak yang seharusnya bisa berbuat lebih dari berdoa,membuka pintu perbatasan dan membiarkan bantuan untuk GAZA mengalir,mengirimkan pasukan atau senjata untuk Para pejuang Palestina,Ya Allah bukalah hati para pemimpin Arab agar mereka bisa berbuat lebih banyak untuk anak-anak Palestina untuk para penghapal Kitab Suci-Mu Ya Allah……selamatkan mereka

    jangan khawatir saudara-saudara ku,,,doa untuk kalian akan selalu mangalir dari ku,,,dan dari para pemuda muslim di seluruh dunia jangan takut saudara ku,,,Allah ada bersama orang-orang yang sabar..Semoga Amal Ibadah kalian di terima di sisi Allah SWT amin…

  2. Mohon maaf Saudaraku di Palestina juga di Afganistan dan dunia muslim lain
    Karena aku dalam se”rendah-rendahnya” iman, cuma bisa bersedih
    tanpa berbuat dan berjuang dengan kekuatan yang ku punya.

    Ku yakin aku mampu berjuang lebih, namun Aku hanya bersedih mengharapkan Alloh mengubah nasib saudaraku.
    Ku mengerti sikapku hanya “memperbudak” Alloh. Ku ingin kaumku (baca saudaraku) berada dalam keadaan lebih baik namun aku tak berbuat, padahal Ku tahu bahwa Alloh tak akan mengubah nasib suatu kaum jika tidak diubah oleh kaum itu sendiri” Astagfirullah..
    maafkan aku ya Alloh

  3. Assalamualaikum Wr. Wb…
    Afwan pengetahuan ana masih sgt dangkal, ana pengen tanya :
    Memang kalo umat Muslim sdunia bersatu dlm Khilafah Islamiyah bkalan gak ada sekat2 negara? Jadi gak ada lagi dong Indonesia ?
    Mohon penjelasan…
    Syukron
    Wassalamualaikum Wr. Wb

Comments are closed.