gaulislam edisi 394/tahun ke-8 (22 Rajab 1436 H/ 11 Mei 2015)
Kesan pertama setelah baca judul gaulislam kali ini adalah: HAH?! Ini yang nulis buletinnya cabe-cabean apa gimana sih? Atau yang nulisnya lagi ngelindur sehingga bikin judul tulisannya ngasal.
Eits, jangan kaget dulu, Bro en Sis. Itu kan cuma judul yang dibuat menarik supaya kamu pada nggak bete sama judul yang lurus-lurus aja. Hehehe. Tapi don’t worry. Dijamin dah untuk isi, serta bibit, bebet dan bobot gaulislam, meski judulnya begini, nggak bakalan menyeru pada kemaksiatan, kok!
Oh iya, adik-adik SMP kelas sembilan baru selesai UN ya? Gimana ujiannya? Udah pede sama kerjaannya belum? Atau malah kalian tenang-tenang aja nih, karena UN tahun ini hanya 30 persen menentukan kelulusan kalian? Ingat ya, lulus dan tidak lulus itu bukan yang utama. Seba, yang terpenting adalah usaha kalian yang diikuti oleh doa. Bener lho. Percuma dong kalau lulus tapi nggak usaha dan malah kebingungan cari bocoran jawaban UN. Waduh! Dosanya bisa jadi tebel tuh! Lagian mendingan nggak usah belajar aja kalo akhirnya kudu nyontek. Tul nggak? Ooppss!
Tidak hanya persiapan untuk UN yang mesti diwanti-wanti. Tapi juga aktivitas setelah UN yang sekarang semakin ‘menyeramkan’. Mulai dari sekadar foto-foto selfie, coret-coret baju, konvoi sampai bikin jalan raya macet hebat, hingga budaya baru dari aktivitas setelah UN adalah pesta bikini dan zina berjamaah. Astaghfirullahaladzim!
Puluhan pelajar di Kabupaten Kendal hari Kamis (16/04/2015) terjaring razia satuan polisi pamong praja (Satpol PP) Kabupaten Kendal saat hendak melakukan pesta seks. Mereka digerebek Satpol PP di kawasan objek wisata Pantai Muara Kencan, di Desa Pidodowetan, Kecamatan Patebon Kendal. Saat dirazia, di antara mereka ada yang tak mengenakan sehelai benang pun alias telanjang. Tidak menutup kemungkinan para pelajar itu juga sudah melakukan persetubuhan. Ini yang saya dapat beritanya di internet. Nggak tahu dah kalo yang nggak diberitain mah. Bahaya!
Tuh kan, serem banget! Realita yang terjadi setelah UN berbanding terbalik dengan yang terjadi menjelang UN. Banyak remaja yang bela-belain bangun tengah malam buat sholat tahajjud, agar mendapatkan nilai yang didambakan. Beberapa sekolah mengajak siswanya melakukan sholat hajat bareng. Menjelang UN, ada juga sekolah yang menjadikan sholat Dhuha sebagai jadwal wajib.
Namun, apa yang terjadi ketika UN telah usai diselenggarakan? Banyak dari mereka yang lupa, bahwa sebelum ‘bertempur’, mereka memohon pertolongan Allah Ta’ala. Tapi, setelahnya mereka membuang Tuhannya begitu saja. Tidak peduli syariat yang telah diperintahkan Allah Ta’ala untuk mengatur segala urusan manusia.
Sobat gaulislam, boro-boro perintah Allah Ta’ala, wong himbauan dari kepsek, guru, pegawai, abang-abang jualan siomay (loh?) saja tidak digubris. Jadi mewek deh melihat perilaku teman-teman kita ini. Huhuhu… Eh, tapi kamu bukan salah satu dari mereka kan?
Salah siapa?
Bro en Sis rahimakumullah, kalau udah kayak gini siapa sih yang mesti disalahin? Apakah hanya individunya saja atau ada pihak lain juga? Tapi yang paling utama bin pertama bin first-nya nih, yang kudu disalahin ialah sistem kehidupan negeri ini yang udah makin bobrok. Sistem apakah itu? Tak lain dan tak bukan, sistem itu bernama sekularisme. Pada nggak tahu ya? Itu lho! Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem yang udah melahirkan banyak remaja kita semakin ingin bebas dan tidak ingin terikat oleh hukum Allah Ta’ala. Mereka hanya ingin kebebasan yang tidak ada habisnya. Sistem yang jago banget merusak dunia pendidikan di negeri ini. Maka kalau dibiarkan saja, entahlah akan bagaimana hancurnya kelak.
Sobat gaulislam, perilaku seseorang itu biasanya ada contohnya. Nah, ternyata ada juga lho tokoh masyarakat yang memberikan contoh negatif bagi remaja kita. Konon katanya, ada salah satu penguasa kita yang bakalan membuka kembali lokalisasi di daerahnya. Nah lo! Kalau lokalisasi saja malah didukung penuh oleh pemerintahan, bagaimana dengan euphoria setelah UN yang mengusung ide-ide kebebasan hingga ada pesta bikini dan pesta seks?
Ngemeng-ngemeng, kamu udah tahu kan pesta bikini itu bagaimana ‘wow’-nya? Apa ada yang belum tahu? Ya udah sini, gaulislam kasih tahu deh. Pesta bikini itu ialah party yang diadakan di kolam renang bersama siswa yang sudah selesai mengikuti UN. Tapi ada beberapa adik kelas dua yang ikut-ikutan mendaftarkan diri untuk berpartisipasi dalam pesta ini. Cuma gitu? Ya nggak lah! Namanya juga kolam renang yang identik dengan baju-baju renang yang super seksi. Teman saya sampai-sampai ada yang berkomentar; “gimana kalau cowok liat teman-teman ceweknya cuma memakai ‘pakaian dalam’ seperti itu? Apa tingkat kenafsuannya nggak naik jadi nyaris seratus persen?”
Tidak hanya sampai di situ, pesta bikini juga memilki harga tiket yang lumayan mahal. Dari harga Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.500.000. Bahkan dengan harga yang mahal nih, maksiat bisa laku keras asal bisa menunjang kebahagiaan dunia yang menyilaukan. Apalagi kalau targetnya para remaja, yang masih senang foya-foya. Hii serem banget!
Lanjut lagi nih! Ada pihak lain yang ikut campur tangan untuk menuntaskan problema ini. Kalau yang salah satunya tadi adalah sistem, maka salah duanya adalah masyarakat, salah tiganya ialah peran orang tua. Orang tua nggak boleh lepas tangan gitu aja, membiarkan anaknya terjun bebas ke dalam dunia pendidikan yang sekular. “Toh, anak saya udah gede. Sebagai orang tua kan harus memberi space untuk anak, agar mereka bisa memilih jalannya.” Ada kan ya, orang tua yang sebegitu membebaskan anaknya. Alih-alih memberi ‘ruang’ untuk anak, yang ada malah membiarkan anak masuk ke dalam kolam renang. Kolam renang? Iya, kan pesta bikini di kolam renang bukan di lubang buaya! Hehehe
Lalu pihak terakhir yang ikut bertanggung jawab dalam hal ini adalah, individunya masing-masing. Tidak bisa kita hanya menyalahkan orang lain, kalau-kalau individunya masih bebal meski sudah berkali-kali diberi tahu. Orang tua sudah setengah mati menasihati bahkan melarang anaknya, tapi tuh anak masih aja kepingin melakukan hal maksiat, maka individu itulah yang salah.
Saatnya berubah
Tapi, jika boleh berandai-andai, andai saja sistem negara ini sudah dirombak total dan diganti dengan sistem Islam, pasti deh kemasiatan-kemaksiatan seperti ini tidak akan betah berada di muka bumi. Why? Karena dengan adanya hukuman-hukuman tegas yang dijatuhkan untuk orang-orang yang berani melakukan maksiat, bertujuan untuk memberikan efek jera bagi si pelaku dan juga masyarakat sekitar. Tapi, kalau negaranya masih ecek-ecek kayak sekarang, selamat deh! Masalah-masalah seperti ini bukannya teratasi, yang ada malah berputar-putar seperti lingkaran setan yang tidak ada putusnya.
Sobat gaulislam, rahimakumullah. Pasti ada dong di antara kita yang bertanya-tanya, emangnya apa sih hukum ikutan pesta bikini? Allah berfirman dalam al-Quran surah al-Israa’ ayat 32: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”
Lah? Apa hubungannya dengan mendekati zina? Kan cuma sekadar ikut pesta? Bro en Sis, apa kita bisa menjamin dengan berpakaian serba mini tersebut, tidak akan terjadi ‘apa-apa’? Bersentuhan dengan yang bukan mahrom, apalagi sampai vulgar membuka aurat di depan non-mahrom itu bisa membangkitkan gharizah nau’ yang salah arah karena yang lebih digeber adalah birahi yang tak terkendali. Ujungnya, bukan tak mungkin bila akhirnya bisa menjadi zina! Dari hanya sekadar party in pool, bisa jadi zina tuh! Naudzubillahiminzalik. Waspadalah!
Ada pula hadits yang menekankan bahwa zina itu adalah salah satu perbuatan tercela yang Allah Ta’ala pun sampai-sampai tidak mau menegur pelakunya di akhirat kelak.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiga jenis orang yang Allah tidak mengajak berbicara pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka, tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih: Orang yang berzina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang sombong,” (HR Muslim)
Ada nggak sih di antara kita yang mau mendapatkan azab di akhirat sebegitu banyaknya? Mulai dari tidak diajak bicara sama Allah, lalu tidak disucikan, tidak dilihat, bahkan diberikan azab yang pedih?! Hiii saya yang ngetik aja, bulu kuduk udah goyang ngebor (emang masih zaman ya goyang ngebor? Hehehe, udah kadaluarsa kayaknya)
Sobat gaulislam, sebagai remaja kita wajib lho mengingatkan kepada teman-teman kita, bahwa euphoria yang berlebihan setelah UN itu sangat merugikan, malah melahirkan dosa yang gede. Kita nggak boleh diem aja, adem-ayem aja dengan yang terjadi di lingkungan kita. Jangan merasa aman karena kita tidak ikut-ikutan melakukannya. Saudara kita yang lain punya hak sebuah nasihat dari kita-kita yang mafhum ini lho, Bro en Sis!
Terus, gimana dong nasib yang belum tahu ilmunya tapi juga pengin berdakwah, yakni melakukan amar ma’ruf dan nahi-munkar? Tentu saja kamu harus lebih giat lagi untuk mempelajari, serta memahami Islam. Islam itu agama yang sangaaaat luas. Kalo udah belajar, memahami, menghayati, menerapkan, serta mengajarkannya kepada yang lain, ilmu yang kita punya bisa semakin besar. Jangan takut ilmu akan habis jika dibagi dengan orang lain. Ilmu itu berbanding terbalik dengan harta, yang jika diberikan terus akan semakin menipis. Jangan lupa juga berdoa kepada Allah Ta’ala. Tentu, karena hanya Allah azza wajalla yang memberi kita rahmat agar dimudahkan dalam mencari ilmu.
So, buat kamu yang masih menganggap bikini party adalah salah satu ajang yang menaikan pamor kamu di mata manusia sambil memuaskan nafsumu, jangan malu untuk bilang; “Ikutan pesta bikini, ah!” Tapi, siap-siap neraka menelanmu! Ayo, mikir! [Via | Twitter @gendagaaa]