Friday, 22 November 2024, 09:00

Islam mulai bangkit perlahan-lahan di Rusia. Setelah sekian lama rezim komunis mempersulit Islam, kini hadir Islamic Centre

Hidayatullah.com–Sejarah Islam di Rusia kian bergerak ke titik yang lebih terang, setelah sekian lama tertindas oleh tangan besi pemerintahan negeri beruang merah yang menganut faham komunisme itu.

Jum’at (30/1) kemarin, sebuah Pusat KeIslaman (al-Markaz al-Islami, atau Islamic Center) dibuka? dijantung ibu kota Rusia, Moskwa. Pembukaan tersebut dihadiri oleh beberapa pejabat tinggi Rusia, Mufti Agung umat Muslim Rusia Syaikh Dr. Rawi Einiddin, para ulama, dan juga diplomat negara-negara Muslim.

Dalam sambutannya, Einiddin menyatakan jika umat Muslim merasa sangat gembira dengan berdirinya Islamic Center di Moskwa. Dengan berdirinya Islamic Center di jantung ibu kota Rusia itu, diharapkan dakwah Islam semakin dapat berjalan dengan lebih optimal.

“Pusat KeIslaman ini juga diharapkan dapat menjadi jembatan Islam dengan umat agama lainnya, menjadi pengikat kukuh bagi persaudaraan antar umat,” ungkap Einiddin sebaggaimana dilansir situs Saudi Arabia an-Nasij (31/1).

Gedung pusat KeIslaman tersebut terbilang berukuran besar, terdiri dari tiga tingkat, termasuk di dalamnya terdapat mesjid, madrasah, perpustakaan dan juga museum.

Di Rusia, Islam tercatat sebagai agama terbesar kedua setelah Kristen. Dalam lanskap sejarahnya, Islam justru lebih dahulu masuk ke Rusia dari pada Kristen. Islam menyebar di Rusia sejak abad ke-7 M, sementara Kristen baru masuk ke Rusia pada abad ke-10 M.

Ada sebuah fakta menarik yang dikuak oleh Ibn Fadlan, seorang sejarawan dan geografer Muslim yang hidup di abad ke-9 M. Ibn Fadlan adalah utusan. kekhalifahan Abbasiyyah di Baghdad untuk menyebarkan agama Islam di “bilad ar-Rus” (negeri Rus, cikal bakal Rusia). Selain ke Rusia, Ibn Fadhlan juga mengembara ke “bilad al-Bulghar“, yang sekarang disebut negeri Skandinavia (Eropa Utara).

Ibn Fadhlan menulis “kitab” memoar perjalanannya yang kelak tersohor di kemudian hari, yaitu Rasail Ibn Fadhlan. Kitab tersebut disebut-sebut sebagai kitab yang pertamakali menuliskan sejarah Rusia dan Skandinavia- -ketika orang-orang negeri tersebut masih belum mengenal tradisi baca tulis.

Islam di Rusia mengalami masa-masa pahit pada masa berdirinya Federasi Uni Sovyet sepanjang rentang abad ke-20 M–dengan Rusia sebagai ‘kokojo’nya. Beberapa negara Islam di Balkan, Eropa Timur, dan Asia Tengah jatuh ke dalam kontrol kekuasaan Sovyet. Saat itu, Islam benar-benar ditindas dan “dihancurkan” .

Selepas runtuhnya Sovyet pada tahun 1989, beberapa negara Muslim yang mulanya “dijajah” Sovyet pun memerdekakan diri. Maka tercatatlah sekitar 10 negara Muslim yang merdeka. Sayangnya, ada sekitar dua wilayah berpenduduk mayoritas Muslim yang tidak ikutan merdeka, yaitu Chechnya dan Dagestan yang terletak di Rusia Selatan. Kedua wilayah bagian itu pun, utamanya Chechnya, terlibat “perang” dengan pihak Rusia–sang pewaris Sovyet pasca keruntuhannya.

Lambat laun, utamanya selepas tahun 2005, kondisi di Chechnya mulai stabil. Baik umat Muslim atau pemerintahan Rusia pun sedikit demi sedikit banyak belajar untuk lebih bisa berdialog antar satu sama lain.

“Berdirinya Pusat KeIslaman di Moskwa ini, mudah-mudahan, sebagai dalil atas mulai membunyinya pola hidup tasamuh antar sesama di Rusia. Dan semoga, umat Muslim di Rusia dapat lebih jauh menikmati toleransi yang lebih longgar,” ungkap Duta Besar Saudi Arabia untuk Rusia, Ali Ja’far.

Hingga saat ini, terdapat beberapa Pusat Kajian Islam yang menyebar di berbagai belahan kota di Rusia. Salah satu yang terbesar adalah Institut Islam Maryam Sultanova.

Akhir-akhir ini, pemerintahan Rusia juga tercatat lebih memberikan banyak kebebasan dan kelonggaran bagi warga negara mereka yang menganut agama Islam, juga agama lainnya. [atj/nsj/www.hidayatullah.com]

1 thought on “Islamic Center di Moskwa Dibuka

Comments are closed.