Thursday, 21 November 2024, 17:42
ilustrasibundir

gaulislam edisi 835/tahun ke-17 (8 Rabiul Akhir 1445 H/ 23 Oktober 2023)

Sebenarnya udah sering sih kejadian bunuh diri di kalangan remaja, termasuk yang mahasiswa. Di buletin ini juga udah beberapa kali membahas. Saya pernah kebagian giliran nulis di tahun 2011, bulan Oktober juga. Tahun 2017 juga nulis, waktu itu ada kasus bunuh diri dengan cara siaran live di Facebook. Kru redaksi lain pernah juga dapat tugas nulis tema yang sama di tahun 2020. Tahun ini, saya kebagian giliran nulis tema yang sama, tapi dengan judul yang berbeda. Intinya sih sama, ya. Gimana caranya agar kita sabar, bertahan, kalo ada masalah ya diobrolin, cari kawan atau keluarga yang bisa diajak sharing dan nyari solusi. Selain itu, belajar agama. Mengkaji Islam dan dekat dengan al-Quran. Menguatkan akidah, terutama soal takdir. Gimana cara menerima takdir dan bisa bersabar kalo dapat masalah dan musibah.

Sobat gaulislam, sebagaimana yang udah diberitakan di media massa dan juga banyak di-share infonya di media sosial, ada kasus bunuh diri seorang mahasiswi di Semarang. Dia lompat dari ketinggian sebuah mal di kota tersebut. Menjatuhkan diri. Sebelumnya, ada juga anak SD, lompat juga dari lantai atas gedung sekolahnya. Ngeri, sih! Kalo yang anak SD, menurut informasi di media massa, konon kabarnya karena nggak tahan di-bully.

Mengutip pemberitaan di media massa, diinfokan bahwa SR diduga tewas karena melompat dari lantai 4 sekolahnya. Diberikan penjelasan tambahan bahwa bunuh diri anak di sepanjang 2023 sudah 10 kejadian. Angka ini 10 persen lebih tinggi ketimbang 2022. Perundungan menjadi faktor dominan alasan bunuh diri anak. Perundungan alias bullying ternyata masih sering terjadi. Ngeri.

Kalo yang udah mahasiswa kayaknya bukan faktor bullying, ya. Bisa hal lain. Hubungan dengan pacar, hubungan dengan teman, juga hubungan dengan orang tua. Nggak bisa menyelesaikan, akhirnya depresi. Jawa Pos menurunkan berita dengan judul panjang: “Mahasiswi Unnes Semarang Bunuh Diri, Diduga Depresi, Kerap Merokok dan Pernah Menyilet Tangan Sendiri”. Setelah dibaca nggak ada penjelasan kenapa dia depresi. Penuturan saksi di tempat kerjanya dan juga tempat kosnya nggak memberikan indikasi penyebab korban depresi. Itu juga baru dugaan, sebagaimana ditulis dalam judul media tersebut.

Mengapa ini terus terjadi? Mengapa bunuh diri seolah jadi solusi atas keruwetan masalah yang dihadapi. Memang sih, tiap orang berbeda cara pandang, daya tahan mental, juga bagi kita kaum muslimin adalah faktor akidah. Kalo ngerti bahwa bunuh diri itu berdosa, maka ada rem untuk nggak melakukannya. Bahwa hidup itu adalah ujian, dia akan paham dan berusaha untuk menerima takdir dan gimana bisa bersabar dari masalah atau musibah yang menimpanya.

 

Jangan putus asa

Nabi Yakub alaihi sallam, yakni ayahnya Nabi Yusuf ‘alaihi sallam pernah meminta anak-anaknya jangan berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala ketika hendak mencari kabar tentang saudaranya, yakni Yusuf. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS Yusuf [12]: 87)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Ada tiga golongan manusia yang tidak akan ditanya di hari Kiamat, yaitu: 1) Manusia yang mencabut selendang Allah. Sesungguhnya selendang Allah adalah kesombongan dan kainnya adalah Al-Izzah (keperkasaan); 2) Manusia yang meragukan perintah Allah; 3) dan manusia yang putus harapan dari rahmat Allah.” (HR Ahmad, Thabrani, Al-Bazar. Al-Haitsami berkata perawinya terpercaya. Al-Bukhari dalam kitab Al-Adab, Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya)

Dari Habah dan Sawa bin Khalid, keduanya berkata, “Kami masuk bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan beliau sedang menyelesaikan suatu perkara. Kemudian kami berdua membantunya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda (yang artinya), “Janganlah kamu berdua berputus asa dari rezeki selama kepalamu masih bisa bergerak. Karena manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan merah tidak mempunyai baju, kemudian Allah memberikan rezeki kepadanya.” (HR Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dalam kitab shahihnya)

Jadi nih, buat kamu semua, ya. Kalo ada masalah yang sedang dihadapi, harus bersabar dan memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala. Jangan putus asa, apalagi putus asa dari rahmat Allah Ta’ala. Jangan putus asa dari kasih sayang Allah Ta’ala. Nggak boleh berputus asa, ya.

Kalo kamu ada masalah atau ada musibah yang berat dan kamu nggak sanggup menghadapinya sendirian, maka ceritalah ke orang terdekatmu. Bisa ke ortumu, ke saudaramu, boleh juga ke teman yang bisa dipercaya sama kamu. Minta mendapatnya. Selain itu, yang lebih bagus adalah kamu belajar ilmu agama. Sebab, dalam Islam udah diajarin gimana bersabar ketika mendapatkan masalah atau musibah. Menyikapinya sebagai takdir yang didapat dan memang kudu kita terima. Jangan mengeluh apalagi putus asa, bahkan parahnya malah mengakhiri hidup alias melakukan bunuh diri. Nggak banget.

Perlu kamu tahu bahwa kalo Allah Ta’ala sayang pada hamba-Nya, maka Dia akan memberikan ujian. Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, berkata, “Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian, dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji mereka, barang siapa yang ridla maka baginya keridlaan Allah, tetapi barang siapa yang murka maka baginya kemurkaan Allah.” (HR at-Tirmidzi)

Selain itu, kalo kita mendapatkan masalah, musibah, dan ujian, sikapi dengan lapang hati. Jangan mengeluh. Sebab, bisa jadi buat kita itu sebagai penggugur dosa. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),  “Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kekhawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” (HR Bukhari Muslim)

Sobat gaulislam, itu sebabnya kita harus lebih dekat dengan Allah Ta’ala. Jangan mudah mengeluh, jangan jauh dari al-Quran. Kalo ada masalah, selain mencari solusi dari manusia, yang terpenting adalah meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala. Yakin juga bahwa di balik kesulitan, pasti ada kemudahan. Artinya, kalo sekarang hidup terasa berat, sulit, sedih, merasakan berbagai penderitaan, maka yakinlah bahwa setelahnya akan ada kemudahan yang Allah Ta’ala berikan. Maka, tetaplah beriman kepada Allah Ta’ala dan bersabar serta tidak berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala.

Kita perlu menjaga semangat optimisme sambil menanamkan keyakinan dalam hati (bertawakkal) kepada Allah, dan terus berupaya untuk mewujudkan impian kita. Penting banget untuk diingat bahwa orang yang menjalani hidup dengan penuh ketakwaan dan memercayakan segalanya kepada Allah dengan sepenuh hati pasti akan diberikan jalan keluar dan kecukupan dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, “Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS ath-Thalaq [65]: 2-3)

 

Jangan bunuh diri      

So, hidup terlalu berharga kalo diakhiri secara paksa. Jangan bunuh diri. Itu bukan solusi. Sebab, bunuh diri juga dosa, lho. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Barang siapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan di adzab dengan itu di hari kiamat.” (HR. Bukhari no. 6105, Muslim no. 110)

Itu sebabnya, bunuh diri menurut ajaran Islam adalah dosa besar yang paling buruk. Namun Ahlussunnah wal Jama’ah berkeyakinan bahwa orang yang bunuh diri itu tidak kafir. Jika ia muslim, maka ia tetap dishalatkan. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda (yang artinya), “Dahulu ada seorang lelaki yang terluka, ia putus asa lalu mengambil sebilah pisau dan memotong tangannya. Darahnya terus mengalir hingga ia mati. Allah Ta’ala berfirman: “Hambaku mendahuluiku dengan dirinya, maka aku haramkan baginya surga.” (HR Bukhari no. 3463, Muslim no. 113)

Itu sebabnya, ketika kamu menghadapi tantangan, bijaklah untuk menyadari bahwa bunuh diri bukanlah jalan keluar. Apa pun kesulitan yang dihadapi, bunuh diri bukanlah solusi. Sebaliknya, itu hanya merupakan pelarian dari masalah, dan bahkan dapat memunculkan masalah-masalah baru bagi orang-orang yang ditinggalkan.

Jadi, kita perlu menyadari bahwa setiap masalah memiliki potensi solusi. Allah tidak akan memberikan beban yang melebihi batas kemampuan kita. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS al-Baqarah [2]: 286)

Solusi dalam setiap masalah hidup dapat ditemukan dengan kembali mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat ikatan agama, dan mendekatkan diri kepada Pencipta kita dengan melakukan perbuatan baik serta menjauhi yang dilarang. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS ath-Thalaq [65: 2)

Jadi, jangan akhiri hidupmu dengan bunuh diri. Bunuh diri bukan akhir segalanya. Buat kamu yang masih berpikir waras, jauhi hal-hal yang berpotensi mengarahkanmu untuk bunuh diri. Jangan sampe kamu depresi. Bahaya. Punya masalah atau sedang mendapatkan musibah, jangan putus asa. Tetaplah bersabar dan berusaha ridha atas takdir yang diberikan Allah Ta’ala. Jangan malah putus asa atau bahkan melakukan hal-hal yang makin memperburuk kondisimu. Banyak istighfar, banyak berzikir, banyak membaca al-Quran. Dekatlah dengan Allah Ta’ala. Cari teman yang shalih dan shalihah. Berjuang bersama, hijrah bareng, dan berbuat baik selamanya dengan saling support, termasuk saling memberikan nasihat.

Bro en Sis, sebagai muslim, nggak pantes banget kalo kita putus asa dari rahmat Allah Ta’ala. Tetaplah beriman, istiqamah dalam keimanan, tetaplah belajar agar ilmu agama bertambah, dan berusahalah untuk terus bersabar dalam ujian dan ridha menerima takdir dari Allah Ta’ala. Berdoalah untuk meminta kemudahan dan berharap pertolongan-Nya. Optimis dan semangat jalani hidup bersama Islam. Kita saling support, ya [O. Solihin | IG @osolihin]