Friday, 22 November 2024, 20:49

Bush, sang presiden Amrik dalam pidato politiknya tanggal 28 Januari 2003 lalu, memang tidak secara tegas mengatakan akan menyerang Irak. Ia hanya meminta PBB untuk bersidang kembali tanggal 5 Februari 2003. Agendanya, membahas soal Irak, khususnya untuk membicarakan soal senjata pemusnah massal yang diduga kuat dimiliki oleh Irak. Seperti udah kita ketahui, Amrik bernafsu banget ingin menyerang Irak. Maka, sejak awal bulan Januari ini, Bush getol banget mengirimkan ribuan pasukannya ke Teluk Persia. Nggak hanya itu, ratusan mesin perangnya juga melengkapi persiapan untuk menghancurkan negeri kecil, miskin, dan lemah yang dipimpin diktator Saddam Husein itu.

Banyak pengamat politik menilai bahwa persiapan yang dilakukan Amrik dan sekutunya, Inggris, adalah bagian dari upaya serius untuk mengobarkan peperangan. Bisa dimaklumi memang. Sebab, hampir bisa dikatakan mustahil jika persiapan besar-besaran yang dilakukan kedua negara itu, hanya sekadar untuk menakut-nakuti Saddam. Sejak tahun lalu Bush dan Blair terus mengungkit-ungkit masalah ini. Dua orang pemimpin negara ini sering banget ngebusa kemana-mana bahwa mereka merasa wajib untuk menyerang Irak, dengan dalih bahwa Irak memiliki WMD, alias Weapons of Mass Destruction. Dan itu digunakan Saddam di masa lalu untuk membunuhi rakyatnya sendiri. Tujuan mulianya, biar apa yang dilakukannya mendapat restu dari negara lain.

Kondisi ini tentunya bikin kita berpikir dalam-dalam. Sebab, gimana pun juga, Irak adalah salah satu negeri kaum muslimin. Di sana, jutaan rakyat Irak yang sudah merasakan pahit-getirnya embargo ekonomi AS sejak Perang Teluk I, harus kembali menelan pil pahit. Rela atau pun nggak rela, mereka akan berhadapan kembali dengan segela kesusahan hidup.

Sejak embargo ekonomi AS yang diterapkan atas Irak, ribuan balita meninggal setiap bulannya karena kekurangan gizi dan obat-obatan. Akibat embargo ekonomi yang berkepanjangan, Irak kesulitan untuk mengoperasikan ladang-ladang minyak yang dimilikinya. Sekarang, mereka harus berhadapan dengan tentara-tentara terlatih dan full senjata canggih yang digelar Amrik dan Inggris. Tentunya, ini bukan main-main. Jadi wajar, jika berbagai ketakutan kini menghantui jutaan rakyat Irak.

Memang, nggak semua negara setuju dengan langkah yang dilakukan Amrik dan Inggris untuk menggempur Irak, banyak juga negara yang menolak. Bahkan, unjuk rasa menentang rencana serangan Amrik atas Irak digelar di pelbagai negara, termasuk di Amrik sendiri. Banyak di antara pengunjuk rasa yang menuding Bush ingin menumpahkan darah, hanya soal minyak. Sehingga dalam aksi mereka ada poster bertuliskan, “No Blood for Oil�. Nggak hanya itu, para pengunjuk rasa juga menduga kuat, bahwa motif serangan Bush atas Irak bukan hanya soal minyak, tapi karena Amrik ingin meluaskan kekuataannya dalam mencengkram negeri-negeri muslim, sekaligus menancapkan kuat-kuat kuku imperialismenya.

Sobat muda muslim, kondisi ini tentunya bikin Irak makin terpuruk. Negerinya yang udah amburadul ini kian terkoyak saja. Seandainya perang akan digelar pertengahan bulan Februari ini, berarti mereka kudu siap kembali menghadapi segala kesulitan hidup. Gimana nggak, sejak awal tahun 80-an, mereka udah menderita saat �perang saudara’ dengan Iran. Awal tahun 90-an, Irak luluh-lantak digempur pasukan mulitinasional pimpinan Amrik di bawah komando George Bush (bokapnya George W. Bush sekarang) dalam Perang Teluk I. Jadi nih bapak-anak emang hobi perang. Eh, Awal tahun 2003 ini, Perang Teluk II nyaris pecah.

Standar ganda Amrik
Sobat muda muslim, kamu kudu ngeh juga dengan masalah ini. Sebagai seorang pemuda Islam, yang mencintai Islam dan umatnya sepenuh hati, tentunya wajib mengetahui berbagai peristiwa politik dan menilainya dengan sudut pandang Islam. Kamu udah belajar kan soal kesadaran politik (kita udah bahas di edisi 128 lho, dua yang minggu lalu), sekarang tinggal dipraktikkan. Coba ya..

Kalo ngelihat gejalanya, alasan Amrik dan Inggris untuk merencanakan serangan ke Irak, naga-naganya memang cuma dibuat-buat aja tuh. Bener. Soalnya, kalo memang mereka akan menyerang Irak atas dasar bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal, maka kenapa perlakuan yang sama nggak diberikan kepada Korea Utara dan Israel?

Bahkan jelas-jelas Israel membunuhi rakyat Palestina. Kenapa dibiarkan? Aneh bin ajaib memang. Tapi jangan kaget binti heran dulu, Israel adalah sekutu abadi Amrik. Jadi, sesama penjahat memang dilarang saling menikam. Itu sebabnya, sebrutal apapun Israel menggasak Palestina, Amrik tetep aja diem membatu. Tepatnya “Kura-Kura dalam Perahu�, alias pura-pura tidak tahu. Padahal itu udah jelas banget lho. Dasar sama-sama penjahat!

Sobat muda muslim, standar ganda Amrik memang adalah tabiat dari sebuah negara yang menerapkan kapitalisme. Ciri khas negara sekular memang begitu. Intinya, doi cuma mau berbuat kalo ada manfaatnya. Manfaat itu bisa berupa materi, yakni harta kekayaan, bisa juga berupa kepentingan politik. Meskipun kepentingan politik juga ujungnya pasti berhubungan dengan harta kekayaan. Nah, Amrik nggak mau memberangus Israel, karena memang Israel sengaja dimanfaatkan untuk ngerecokin kawasan Timur Tengah. Tentu, untuk semua itu, Israel udah dipersenjatai.

Jika benar tujuan perang Amrik atas Irak adalah untuk membela nasib rakyat Irak yang sudah dizalimi Saddam Husein, kenapa hal yang sama nggak dilakukan kepada Islam Karimov yang telah tega mengejar, menangkap, memenjarakan, dan membunuhi rakyatnya sendiri? Karimov, sang pemimpin Uzbekistan itu malah diberi bantuan untuk mempersenjatai diri. Amrik menutup mata atas dosa-dosa yang dilakukan Islam Abdulghanievic Karimov kepada rakyatnya sendiri. Bukankah itu kecurangan?

Terus, kenapa Amrik diem aja? Karena di Uzbekistan Amrik membutuhkan Karimov karena doi getol banget memerangi para aktivis Islam. Kenapa Amrik membiarkan Rusia menindas Chechnya? Karena yang ditindas adalah rakyat muslim. Boleh dong berbagi �kerjaan’ dengan Rusia. Walaupun di masa lalu, saat Soviet masih utuh, Amrik bermusuhan dengan negeri ini. Amrik juga nggak mau tahu soal penindasan India terhadap kaum muslimin di Kashmir.

Kini, Amrik justru katanya �cuma’ mau mengobarkan perang dengan Saddam Husein. Padahal, Saddam di awal tahun 80-an justru dipersenjati oleh Amrik dan Barat. Mereka justru membiarkan Saddam Husein membunuhi rakyat Kurdi dan para aktivis Islam di Irak. Sungguh aneh memang. Benar juga pameo dalam dunia politik kapitalisme, “taka ada musuh yang abadi, tak ada kawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan yang abadi�. Gubrag!

Standar ganda yang diterapkan Amrik memang bikin kesel ati kita. Gimana nggak, wong, negara yang melakukan kesalahan itu kan banyak banget, tapi hanya negara tertentu aja yang �digebukin’ Amrik. Contohnya Irak ini. Kasihan banget rakyat Irak.

Lemahnya para penguasa muslim
Benar, kita prihatin juga dengan kondisi ini. Betapa para penguasa negeri-negeri Muslim, khususnya di Timur Tengah, sampe sekarang mereka malah membiarkan Israel mencaplok tanah Palestina dan terus membunuhi rakyat muslim Palestina. Padahal, Irak punya senjata, Iran juga demikian, Libanon punya tentara banyak, Mesir (meski di Afrika tapi dekat dengan kawasan tersebut) malah getol menangkapi para aktivis Islam, mereka sama sekali nggak mengirimkan pasukan untuk mengusir Israel dari kawasan Palestina.

Sekarang Irak akan diserang, tapi yang dilakukan para penguasa muslim di Timur Tengah, malah memberikan fasilitas bagi militer Amrik dan Inggris. Aneh bin ajaib. Padahal, mereka bisa menggalang kekuatan bersama dan melakukan penolakan atas rencana serangan Amrik ke Irak. Bila perlu, menyiapkan ribuan tentaranya dan peralatan militernya untuk menghadang Amrik.

Nyatanya, para penguasa muslim tersebut justru memilih untuk berteman dengan Amrik ketimbang berhadapan sebagai musuh dengan Amrik. Celaka dua belas ini mah!

Tentunya ini cocok banget memang. Amrik yang kuat, dan para penguasa negeri-negeri muslim yang lemah. Dengan kekuatan yang dimiliki, Amrik membungkam para penguasa Timur Tengah khususnya, dipaksa menuruti kemauan Amrik. Mereka tunduk di bawah ketiak Amrik, dan menghiba mengharap perlindungan.

Nggak percaya? Kuwait dan Arab Saudi adalah temen dekatnya Amrik di kawasan Timur Tengah. Bahkan Mesir merupakan agen Amrik. Setiap tahunnya, Mesir mendapatkan 10 milyar dollar Amerika. Dan menjadikan negara kedua setelah Israel yang menerima bantuan dari Amrik. Nah lho.

Kuwait bahkan memberikan fasilitas untuk pangkalan militer Amrik di kawasan Teluk Persia. Coba, gimana nggak disebut �raja tega’? Bukannya menolong sesama kaum muslimin, eh, ini malah ngebantuin musuh untuk mukulin saudara sendiri. Gaswat bener kan?

Bagian dari penjajahan
Nah, banyak juga pengamat yang menilai bahwa perseteruan Bush-Saddam ini dipicu salah satunya oleh minyak. Maka banyak yang menuding bahwa perang ini sebenarnya antara Bush dan Saddam. Pokoknya, perang sampe tetes minyak terakhir. Masuk akal juga. Tapi ingat lho, bahwa persoalan minyak bukan agenda tunggal (selain soal kepemilikan senjata pemusnah massal tentunya) atas rencana Amrik menyerang Irak, sebab sejatinya bahwa Amrik ingin banget melanggengkan penjajahan sekaligus menyebarluaskan ideologi kapitalismenya. Itu tujuan mulianya memang.

Konsekuensinya, Amrik juga kudu memberangus setiap aktivitas penegakan syariat Islam di berbagai negara, khususnya Timur Tengah. Amrik tahu betul, kalo Islam kembali ke pentas dunia, maka itu artinya sama dengan membangunkan macam tidur. Itu sebabnya, Amrik dan konco-konconya berusaha untuk meredam berbagai aksi yang mengarah kepada tegaknya Islam sebagai ideologi negara. Pasti.

Logikanya, kalo Timur Tengah bisa dikuasai, Amrik dan Barat rada nyaman menikmati hidup. Wah, dasar penjajah.

Kaum muslimin itu bersaudara lho…
Memang, saat ini yang bisa kita lakukan baru sebatas peduli dan mengirimkan doa buat mereka. Tapi, itu sudah merupakan bentuk perhatian. Kemungkinan lain yang bisa kita lakukan adalah menyeru kaum muslimin yang lain untuk sama-sama peduli dengan urusan saudara yang lainnya. Jangan cuek bebek aja. Sekaligus tentunya kita menyeru kepada para pemimpin kaum muslimin supaya jangan tunduk kepada Amrik.

Khusus buat kita, masalah rakyat Irak, adalah masalah kita juga, penderitaan rakyat Palestina, adalah penderitaan kita juga, kesedihan rakyat Uzbekistan, adalah kepedihan kita juga. Karena kita memang bersaudara. Allah Swt. berfirman:

?¥???†?‘???…???§ ?§?„?’?…???¤?’?…???†???ˆ?†?? ?¥???®?’?ˆ???©?Œ
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.?  (TQS al-Hujur?¢t [49]: 10)

Rasulullah saw. juga memberikan perumpamaan yang bagus tentang hubungan sesama kaum muslimin. Beliau bersabda: “Perumpamaan kaum mukmin dalam hal kasih sayang, cinta kasih dan pembelaannya bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuhnya merasa sakit (menderita), maka (hal itu) akan menjalar ke anggota-anggota tubuh lainnya dengan rasa demam dan panas.� (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, nggak ada alasan kan bagi kita untuk nggak peduli dengan nasib saudara seakidah di belahan dunia lain? Kita disatukan dalam ikatan akidah Islam yang agung. Nggak mungkin bisa diputuskan begitu saja. Sungguh aneh kalo di antara kita masih ada yang napsi-napsi, alias egois bin individualis. Bahaya!

Oke deh, mulai sekarang, rapatkan barisan dan satukan langkah. Karena sesama kaum muslimin kita memang bersaudara. Jangan biarkan Irak makin terkoyak! Ayo bangkit!

(Buletin Studia – Edisi 130/Tahun ke-4/3 Februari 2003)