gaulislam edisi 208/tahun ke-4 (19 Dzulqaidah 1432 H/ 17 Oktober 2011)
Hello Bro en Sis! Udah lumayan lama kayaknya gue nggak nulis buat gaulislam. Sekarang kebagian juga jatah gue untuk menulis. Tapi waktu gue buka email dan tahu bahwa gue harus nulis tentang banci a.k.a bencong a.k.a waria a.k.a wadam, spontan gue tertawa. Ya udah deh, nggak usah panjang lebar. Langsung ajah yah Cin (Hah? Gue kok ikut-ikutan gaya bencong. Sori lah ya amit-amit tujuh turunan tujuh tanjakan! Nggak sudi!)
Kalo ngomongin soal banci alias bencong, hmm… pasti yang ada dalam benak kita mereka itu laki-laki, tapi mereka nggak mau kalau dipanggil bang, mas, om dan sejenisnya. Mereka itu maunya dipanggil Seus. Tapi kalau kita panggil Seus, mereka itu punya jakun, jenggot, kumis dan bulu ketiak seperti pria (karena mereka memang pria tulen). Para bencong biasanya berpenampilan layaknya wanita. Ada yang pake rok mini, hotpant, celana jeans yang ketat, tanktop, wig atau rambut palsu, ada juga yang benar-benar rambut asli yang dipanjangkan lalu direbonding dan bahkan ada yang mengoperasi alat kelaminnya dan menyuntik dadanya dengan silikon supaya semakin mirip wanita dan yang lainnya. Wedew!
Bro n Sis, menjadi banci alias bencong itu adalah kesalahan dan termasuk kategori maksiat. Sebab, hal tersebut sama sekali tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Mereka yang memilih untuk menjadi banci alias bencong mempunyai alasan tersendiri. Ada dari mereka yang mengatakan “Saya ini memang perempuan, hanya saja saya dilahirkan dengan tubuh yang seperti ini. Tapi naluri dalam diri saya itu 100% perempuan.” Ah, alesan aja tuh!
Pelaku lain beralasan karena desakan ekonomi, lalu pura-pura menjadi banci untuk mendapatkan uang. Eh, selanjutnya malah jadi kebablasan. Namun apapun alasan mereka, tidak dibenarkan dalam ajaran Islam seseorang menjadi bencong, apalagi yang sampe operasi ganti kelamin segala. Jangan sampe deh!
Bro en Sis pembaca setia gaulislam, mereka bilang sih, menjadi banci adalah hak asasi mereka sebagai bagian dari HAM. Maka, mungkin kita sering denger juga kalo mereka bilang, “Ini kan badan echie, jadi suka-suka echie dong Cin. Mau echie dempul pake silicon kek, mau pake semen kek. Apa urusannya sama yeiy?” Halah, lebay dot kom deh lo!
Percaya dengan argumen kayak gitu? Entar dulu. Emang sih, kata-kata si banci kayak gitu, jika yang mendengarkan adalah masyarakat awam, kemungkinan besar yang ada dalam benak mereka adalah persetujuan: “Benar juga yah.” Namun jika kita berfikir sedikit lebih dalam, hal itu adalah salah. Karena tubuh ini bukan sepenuhnya hak kita, yang bisa dengan seenak jidatnya tuh bencong (kalau punya jidat) untuk melakukan hal seenaknya pada tubuhnya. Tubuh ini adalah pemberian Allah Swt., berati kita harus menjaga dan merawatnya dengan benar dan sesuai syariat Islam.
Cuma ada laki-laki dan wanita
Allah Swt. menciptakan manusia menjadi dua jenis kelamin, yaitu Nabi Adam sebagai manusia laki-laki pertama yang Allah Swt. ciptakan dan istrinya yang diambil dari tulang rusuk Nabi Adam sebagai wanita pertama. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS an-Nisaa [4]: 1)
Oya, maksud “dari padanya” dalam ayat tersebut menurut jumhur mufassirin (mayoritas ahli tafsir) ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
Nah, kalo kita ngomongin laki laki, sebagaimana yang kita tahu mempunyai ciri fisik khusus yang berbeda dengan wanita. Laki-laki yang kita ketahui pada umumnya mempunyai kumis, jenggot, jakun dan ciri khusus lainnya. Sedangkan wanita tidak mempunyai kumis (pengecualian untuk Iis Dahlia, tapi itu pun kumisnya nggak baplang kayak Abang Jampang sih hehehe. Cuma tipis doangan), tidak memiliki jenggot, bentuk dada yang berbeda dengan pria, dan wanita pada umumnya memiliki rahim yang tidak dimiliki laki-laki.
Bro n Sis, lalu bagaimana dengan banci alias bencong? Banci itu laki-laki yang menyulap dirinya sehingga ia menyerupai wanita. Yah, walaupun hasilnya memang tidak bisa 100% seperti wanita. Misalnya bisa saja dia tidak memiliki jenggot dan kumis seperti wanita (karena dicukur), berpayudara seperti wanita (karena hasil operasi silikon dan mengoperasi alat kelaminnya sehingga menjadi mirip seperti yang wanita punya. Tapi apakah si banci alias bencong itu mempunyai rahim?
Dalam sebuah riwayat: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR al-Bukhari No. 5885, 6834)
Jalur riwayat yang lain: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki.” (HR Abu Dawud No. 3575. asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata: Hadits ini hasan dengan syarat Muslim)
Bro n Sis, dengan melihat hadist tersebut, kita mengetahui bahwa laki-laki menyulap dirinya menjadi menyerupai wanita itu dilarang dalam ajaran agama kita dan itu juga perbuatan yang dibenci oleh Allah Swt. Sebab, jika seseorang melakukan hal tersebut, seolah dia tidak bersyukur atas apa yang telah Allah Swt. berikan kepadanya.
Jangan ada banci di antara kita
Dalam riwayat az-Zuhri dari Aisyah r.a. disebutkan (tatkala beliau menjumpai seorang banci) Rasulullah saw. bersabda: “Ingatlah, aku tidak mau lagi melihat orang ini mengetahui apa-apa yang terjadi di sini, maka jangan diizinkan lagi masuk (rumah).” Kemudian Rasulullah saw. mengeluarkan dan mengasingkannya dan ia hanya datang ke kota di waktu hari Jumat untuk mencari makanan. Nah, mengasingkan waria alias banci merupakan salah satu ta’zîr (sanksi yang diserahkan kepada qadly/Khalifah) terhadap kelompok waria. Hmm.. kalo gini bisa bikin jera deh!
Kerugian menjadi banci alias bencong itu karena para bencong “tidak bisa” hidup berdampingan (menikah) dengan wanita, mahluk yang indah yang telah Allah Swt ciptakan. Jadi mau nikmatin apaan coba tuh bencong? Kalau seorang laki-laki memilih untuk menjadi seorang banci alias bencong bukan karena materi, tapi karena “panggilan” dari hatinya, pasti dia ingin berdampingan dengan laki-laki tulen. Sedangkan yang ia cari, ia sendiri sebelumnya telah memilikinya. Lucu bukan? Hahaha… ironi tingkat tinggi!
Bro n Sis, sebenarnya mereka yang memilih dirinya menjadi banci alias bencong tidak akan banyak terjadi jika sistem dalam negara tidak melegalkan hal tersebut. Kalo menjadi banci dilarang, maka nggak akan ada segelintir orang “normal” yang mendukung apa yang telah mereka lakukan. Seperti di Australia yang secara tidak langsung telah melegalkan dan mengakui banci alias bencong sebagai jenis kelamin. Karena dalam paspor di Australia menaruh banci alias bencong sebagai jenis kelamin pilihan ketiga setelah laki-laki dan wanita. Oya, Nepal adalah negara pertama yang mengakui banci alias bencong sebagai jenis kelamin ketiga. Eh, nggak usah jauh-jauh, di pemik akun facebook aja diberikan pilihan jenis kelamin selain male and female. Waduh!
Hal-hal yang seperti itu sebenarnya yang membuat banyak dari mereka semakin mantap untuk menjadi banci alias bencong karena di negaranya mereka dibuat sangat nyaman dan tidak ada perbedaan dengan masyarakat yang lainnya. Jika saja hal tersebut tidak terjadi, mungkin laki-laki yang memilih menjadi banci alias bencong tidak akan banyak.
Jika mereka ingin menjadi banci, mereka pasti akan berpikir bahwa mereka akan dianggap sebagai aib masyarakat yang akan menerima cemoohan dari masyarakat setiap harinya dan juga kesulitan dalam beberapa urusan jika banci alias bencong itu tidak diakui keberadaannya. Dengan ruang gerak yang amat sangat sempit, gue berani jamin sama elo semua Bro en Sis, pasti yang namanya banci alias bencong itu tidak akan banyak. Kalaupun masih ada, ya sedikit, dan orang-orang yang memilih menjadi banci, memang sudah siap menanggung segala risiko yang ada. Iya nggak sih? Bener. Hukum harusnya bikin kapok.
Sobat muda muslim, kita wajib prihatin dengan kondisi di negeri kita. Why? Tuh liat deh banci alias bencong masih dapat menjadi artis yang terkenal, dan juga bisa menikah dengan laki-laki (sesama jenis). Banyak orang yang terus mendukung dirinya, mengatakan bahwa orang-orang yang berkata bahwa apa yang dilakukannya adalah sebuah kesalahan dan itu dilarang oleh agama itu adalah orang yang sirik dengan dirinya. Jujur, gue sama sekali gak sirik dengan artis tersebut, tapi geleng-geleng kepala aja melihat kebodohannya dan juga kebodohan orang-orang yang mendukung dirinya. Bagaimana tidak geleng-geleng kepala jika mendengar penjelasannya: “Saya ini memang asli seorang wanita, karena naluri dalam diri saya ini adalah wanita, bukan hal yang sengaja saya buat”, padahal sudah jelas laki-laki itu seperti apa dan wanita itu seperti apa. Herman, eh, heran deh gue!
So, jangan pernah deh elo semua memilih atau berniat untuk menjadi banci. Islam melarang perbuatan tersebut (baca: itu artinya pasti ada mudharat di sana) dan tidak ada keuntungan yang kita dapat kalau kita memilihnya selain sekadar keuntungan yang semu. Jika memilih menjadi banci alias bencong, selain dijauhi di lingkungan, juga tidak mendapatkan surga, yang ada hanya mendapat murka dari Allah Swt. Dan jangan lupa, nanti elo semua akan nyaksiin gimana bingungnya tuh banci: mau masuk toilet laki-laki atau wanita. Hahaha [Putra | email: utha_freak@yahoo.com]
masalah kelainan pada jiwa seseorang terutama menyangkut sex gender memang merupakan suatu penyakit jiwa dalam diri seseorang, secara lahir dia pria namun secara jiwa atau kejiwaan dia memiliki sifat wanita. Dan permasalahan ini memang harus ditangani secara bijak oleh yang bersangkutan dan juga didukung oleh keluarga dan lingkungan. Namun banyak dari kita hal ini dijadikan suatu yg unik, menarik oleh sebagian orang, dan malahan beberapa orang yg sebenarnya pria tulen sengaja mencari lahan pekerjaan dengan berlagak bencong atau wanita, ini sangat parah, apalagi ini dilakukan oleh orang yg berprofesi sebagai pelawak.
alangkah baiknya hal ini bisa kita sikapi dengan arif terutama dari media hiburan sendiri dan memberikan penyuluhan serta psikologi pada prilaku tak wajar ini, Lihat lah beberapa sinetron, film dll, menyuguhkan tampilan waria, bencong untuk tontonan umum, apa jadinya bila ini ditonton oleh anak2 kecil yg belum mengerti apa2.. dan ini akan berdampak negatif pada perkembangan pola pikirnya dan perkembangan jiwanya. Sebaiknya pemerintah dapat menanggulangi hal ini dengan cara2 yg bijak dan mensensor hal2 yg tidak layak untuk akhlak, moral dll, karena sesungguhnya jenis manusia itu ada 2 : PRIA DAN WANITA.( bukan campuran )
karena sesungguhnya wadam, waria, bencong, dll terlahir sebagai pria, berkumpul bersama pria, menikah dengan wanita tulen, shalat jumat, menjadi imam, dan menjadi khalifah dimuka bumi.