Thursday, 21 November 2024, 22:11

 gaulislam edisi 259/tahun ke-5 (22 Dzulqaidah 1433 H/ 8 Oktober 2012)

 

Sobat muda muslim, umur kamu sekarang berapa? Sudah baligh belum? Hehehe… pertanyaannya aneh ya? Apakah kamu tahu arti baligh? Waduh, kalo belum tahu atau lupa, perlu belajar lagi deh ya. Hmm.. intinya, baligh itu adalah kondisi di mana kamu udah masuk ke fase dewasa, dan meninggalkan fase anak-anak. Tandanya ya kalo cowok udah ihtilam (mimpi ‘indah’ sambil keluar sperma) dan kalo cewek udah haidh. Itu tanda baligh. Konsekuensinya adalah kamu jadi terbebani hukum alias mukallaf (beda lho ama mualaf, awas jangan sampe ketuker). Maksudnya apa sih? Gini, kalo kamu udah baligh, berarti kalo berbuat maksiat bakalan dicatet, begitu pula kalo berbuat baik akan jadi pahala. Waktu masih anak-anak mah nggak dicatet amal-amalmu. Paham ya?

Belum? Waduh, gini kamsudnya, eh, maksudnya: kalo kamu ketika udah baligh berbohong ya dicatat sebagai dosa, kamu membuka aurat saat keluar rumah, dicatet dosa, kamu berzina apalagi, itu termasuk dosa besar, ya dicatet juga. Ngeri! Sebaliknya, kalo berbuat amal shalih dan ikhlas dilakukan insya Allah dicatet sebagai perbuatan yang bakal nambah pahalamu. Insya Allah.

Nah, ketika baligh apa yang kamu lakukan? Kalau aku waktu baligh, mulai berhati-hati saat keluar rumah, berpakaian sesuai syariat Islam, dan sudah tidak lagi berteman dengan lawan jenis. Maklum, waktu itu temanku kebanyakan laki-laki, biasanya main layang-layang ke sawah, main kelereng di lapangan, main petasan dll. *jadi nostalgila, eh nostalgia deh…

Akan kuceritakan sebab aku seperti itu, tapi singkat aja ya. Aku tidak tahu siapa yang salah, aku sendiri atau orang tuaku atau keluargaku. Ayahku nggak tahu ke mana, ibuku banting tulang mencari nafkah buat aku dan adikku. Ibuku pulangnya sore, jadi nggak tahu aku kesehariannya gimana.

Suatu hari, aku harus menerima kenyataan orang tuaku meninggal dunia, sebelum aku baligh. Jadilah aku yang tidak ada mengarahkan, tidak ada yang mengajarkan agama. Masih jelas terlihat sebagai status orang awam. Aku tinggal dengan nenekku. Ada saudara, tapi mereka mendiamkan aku seperti itu. Entah mereka tidak tahu dalam Islam itu bagaimana, atau mereka nggak peduli. Semoga saja tidak. Aku yakinnya sih, mereka tidak tahu cara mendidik anak.

Ketika masuk SMP, aku tertarik ikut ekstrakurikuler rohis. Alasannya cuma satu, aku kagum sama guru agamaku yang nasihatnya mampu masuk ke dalam hatiku. Lebay ya… hehehe.. dan kebetulan guru agamaku itu pembina rohis. Nah dari situ aku tahu sebagian tentang pergaulan lawan jenis, cara berpakaian, dan pokoknya mencakup semuanya ketika sudah baligh.

 

Peduli sekitar yuk!

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, sebagai seorang remaja kita mempunyai andil yang sangat besar bagi perubahan lingkungan. Biasanya yang mampu mengubah dan membawa temannya ke arah yang baik atau bahkan ke arah yang buruk.

Saat teman ada yang bermaksiat, seperti menjaili temannya, mencuri, waktunya sholat jumat malah main game online, atau yang ceweknya malah bergelayutan di tangan lelaki dll, siapa lagi yang menyadarkan mereka selain kita yang udah tahu? Iya kan?

Bener. Yakin deh kalau orang tuanya yang menasihati pasti nggak akan mau dengar, soalnya berbeda karakter. Biasanya kan orang tua cara menyampaikan “petuahnya” nggak bisa berbicara seperti ke teman. Biasanya juga susah memahami kita. Pengennya menang aja. Maaf nih buat para orang tua bukan bermaksud menyalahkan (hehehe…). Tapi kalau kita yang menasihatinya kemungkinan besar mau dengar, soalnya kita satu karakter dan bisa memahami. Iya nggak sih? Silakan dicoba aja dah! Bener lho, langsung praktek!

Oya, tentunya untuk bisa mengarahkan teman kita yang seperti itu, kita harus punya ilmu. Agar bisa menasihatinya sesuai dengan tuntunan al-Quran dan Hadits.

Sobat muda muslim, saat aku browsing mencari bahan tulisan ini aku menemukan tips untuk remaja seperti kita untuk berdakwah di lingkungannya. Tips ini menurutku bagus lho. Sayangnya aku lupa tidak meng-copy sumbernya. Tapi ada yang aku ubah sedikit. Semoga aja yang nulis nggak marah. *ngarep dot kom hehehe…

Sip, aku beberkan tipsnya dengan beberapa poin yang udah dimodifikasi biar tambah asik dari aslinya ya:

Pertama, niat. Yes! Awali dengan niat karena Allah semata. Jangan sampai ada niat untuk sombong dan merasa benar sendiri. Jangan sampai ada kesan menggurui dan menganggap bodoh teman yang sedang kita dakwahi. Petunjuk itu dari Allah. Lakukan upaya maksimal dalam menyadarkan teman dan jangan lupa berdoa untuknya agar segera kembali ke jalan yang benar. Sungguh, tidak ada yang mampu memberi jalan bila sudah disesatkan oleh Allah Swt dan tak ada yang mampu menyesatkan bila sudah diberi petunjukNya. Jadi jangan lupa berdoa ya.

Kedua, lakukan apa yang kamu katakan. Ngomong gampang, tapi melakukannya itu yang butuh upaya lebih. Kalo kita cuma bisa ngomong tanpa melakukan apa yang kita omongkan, maka orang lain terutama teman-teman kita tak akan percaya pada kita lagi. Misal nih, kita bilang sholat wajib, tapi ketika adzan dikumandangkan kita masih asyik aja facebook-an. Bahaya!

Ketiga, gunakan al-Quran dan hadits. Dalam berdakwah, gunakan al-Quran dan hadits sebagai acuan, bukan kata si A dan si B atau bahkan kata nenek moyang. Banyaklah baca buku-buku keislaman dan pahamilah wawasan keislaman itu sendiri. Jangan sampai kita menyampaikan sesuatu yang kita tidak punya ilmu tentangnya.Jadikan sirah (sejarah) Rasulullah saw. dalam berdakwah sebagai panduan kita ketika berdakwah di lingkungan teman-temanmu.

Keempat, berbicaralah pada orang lain seakan-akan baru mengenalnya. Maksud dari poin ini adalah jangan berusaha sok tahu tentang seseorang hanya dengan melihatnya sekilas saja. Berbicaralah dengan ramah dan penuh perhatian sehingga orang yang akan didakwahi merasa nyaman dan kemudian percaya. Jangan terkecoh dengan penampilan. Misalnya salah seorang teman kita yang tak pernah sholat Jumat. Kenalilah dirinya lebih jauh dan jangan langsung berprasangka buruk. Ada banyak laki-laki yang tidak sholat Jumat karena keluarganya tidak pernah mengajarinya dan ia pun tidak tahu hukumnya. Jadi, tugas kita nih untuk mendekati orang-orang semacam ini untuk memberikan pencerahan bagi kehidupannya sebagai seorang muslim yang baik.

Kelima, murah senyum. Jika kita ingin orang lain dekat dan menerima dakwah kita maka usahakan kita bersikap ramah pada mereka. Tersenyum adalah salah satu kunci dari keramahan ini. Yang patut diingat adalah tersenyum di sini konteksnya adalah ramah secara umum dan tidak bermaksud tebar pesona pada lawan jenis. Bagaimana pun Islam mempunyai aturan dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Pastikan jangan pake atas nama dakwah untuk berdua-duaan dengan lawan jenis. Bahaya! Nah, agar tidak timbul fitnah, usahakan berdakwah fokus pada sesama jenis. Cowok yang berdakwah ke kalangan cowok. Begitu juga cewek dakwahnya juga ke lingkungan cewek saja.

Keenam, bersikap aktif dan berbaur. Langkah awal bagi keberhasilan dakwah adalah bersikap aktif dan berbaur dengan objek dakwah. Sering-sering ngobrol dengan mereka yang ingin kita dakwahi. Jadikan mereka percaya bahwa kamu adalah tempat yang asyik untuk curhat, berbagi cerita baik suka maupun duka. Mengerjakan PR bareng, menenangkan di kala mereka gundah, atau sekadar menjadi teman yang baik ketika mereka butuh curhat dan diskusi. Namun ingat, yang utama kita harus bisa menjaga rahasia karena mereka sudah percaya pada kita. Tapi bila keadaan berubah menjadi serius dan berbahaya, misalnya saja ada yang berniat bunuh diri karena frustasi menghadapi masalahnya, maka jangan segan-segan menghubungi orang yang lebih dewasa untuk menyikapi masalah ini.

Ketujuh, tekankan sholat wajib 5 kali sehari sebelum kewajiban lainnya. Hubungan dengan Allah secara pribadi itu ada pada kewajiban sholat 5 waktu. Jangan memberikan banyak materi lain lebih dulu sebelum kesadaran untuk sholat wajib 5 waktu bisa terlaksana dengan baik. Tekankah bahwa dengan sholat saja hubungan dengan Allah terjalin secara langsung tanpa perantara. Hanya Allah Ta’ala saja tempat bersandar jika manusia menghadapi masalah. Sholat adalah saat yang tepat untuk meminta pertolonganNya. Jika mungkin, usahakan untuk sholat berjamaah ketika kamu sedang ngobrol santai dengan mereka. Ketika sholat ini sudah dijalankan dengan konsisten, maka hal-hal lain akan lebih mudah untuk diingatkan misalnya saja tidak boleh memaki, patuh pada orang tua dan cara berpakain yang menutup aurat sesuai dengan syariat Islam.

Kedelapan, jangan pergi ketika mereka sedang down. Ingat, ketika seseorang sudah mulai mau menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan teratur, tidak berarti urusan sudah selesai. Akan ada ujian dan cobaan dalam hidup yang kadang bisa membuat futur/down atau lemah iman seseorang. Ada kalanya mereka mempertanyakan lagi keadilan Allah Swt akan jalan hidup sulit yang mereka tempuh. Jangan putus asa apalagi tega meninggalkan mereka. Dampingilah mereka untuk kembali menemukan jati diri keislaman mereka.

Nah itu tadi beberapa tipsnya, menarik bukan? Oke deh Bro en Sis, kamu bisa menjadi remaja yang mampu membawa teman-temannya sadar dan mengenal Islam. Sudah saatnya remaja peduli bahwa siapa lagi yang akan memperjuangkan Islam di tengah-tengah masyarakat kalau bukan kita semua? Makanya jangan malas ya untuk belajar Islam. Yuk kita sama-sama memperbaiki teman-teman kita agar kembali pada Islam secara kaaffah alias total alias nggak pilih-pilih ngelaksanain jenis syariat Islam. Tetapi laksanakan semua, baik kamu sukai atau tidak kamu sukai. Sebab, melaksanakan syariat Islam itu perintah Allah Ta’ala. Maka, rendahkan egomu dan singkirkan hawa nafsumu. Biar mantap, barengi dengan ngaji dan belajar Islam lalu dakwahkan. [Neng Ilham |Twitter @SenandungRindu1]

2 thoughts on “Kalau Bukan Kita, Siapa Lagi?

  1. izin share ya!
    buat bacaan anak binaan,hatur nuhun….

    Silakan. Semoga bermanfaat dan ada barokah di dalamnya.
    Terima kasih bin hatur nuhun 🙂
    redaksi gaulislam

Comments are closed.