gaulislam edisi 751/tahun ke-15 (11 Sya’ban 1443 H/ 14 Maret 2022)
Apa enaknya ya, punya kekayaan tetapi hati nggak tenang. Punya banyak harta benda, tetapi pikiran dikejar rasa takut. Awalnya, bisa jadi senang bersuka cita, bahkan foya-foya, tetapi akhirnya masuk penjara. Awalnya berasa jadi sultan, eh ujungnya dijebloskan ke rutan. Kalo gitu, kaya model gimana kok jadi sengsara begitu?
Sobat gaulislam, kalo kamu ngikutin pemberitaan di media massa maupun celotehan dan obrolan para netizen di media sosial, mestinya ngeh juga dong dengan beberapa pesohor yang akhirnya dicokok polisi. Tajir melintir bin kaya raya, pamer banyak harta, akhirnya terancam masuk penjara.
Ada yang belum tahu juga fakta soal ini? Oke deh, saya kasih bocoran. Namanya juga bocoran, jadi cuma dikit aja. Kalo banyak namanya ditumpahin. Selebihnya, kamu bisa searching di internet, ya.
Menurut berita di kompas.com (14/3/2022), Bareskrim Polri telah menetapkan Indra Kesuma alias Indra Kenz dan Doni Salmanan sebagai tersangka kasus dugaan penipuan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) melalui dua platform binary option, yakni Binomo dan Quotex.
Keduanya kini mendekam di Rutan Mabes Polri seiring berjalannya penyidikan kasus mereka.
Sebelum terjerat kasus ini, Indra Kenz dan Doni Salmanan dikenal sebagai sultan karena harta kekayaan mereka yang berlimpah.
Keduanya juga kerap disebut-sebut sebagai crazy rich karena uang yang dimilikinya dianggap sudah tak masuk akal oleh masyarakat biasa.
Media sosial menjadi saksi bagaimana Indra Kenz dan Doni Salmanan kerap memamerkan harta kekayaan mereka kepada para pengikutnya.
Oke, segitu aja, ya. Ini juga dapet ngutip dari portal berita online. Intinya, harta keduanya yang berjumlah puluhan miliar rupiah (ada yang nyebut juga ratusan miliar rupiah), akhirnya kudu disita pihak berwajib karena alasan tersebut. Bisa aja nanti menyusul yang lainnya jadi pesakitan. Ini pelajaran mahal buat kita, jangan sampe tergiur aplikasi investasi yang berbau judi online dan juga penipuan. Waspadalah!
Eh, tapi yang bikin aplikasinya masih aman, ya?
Jangan sombong!
Masih inget video viral Indra Kenz yang pamer kekayaannya? Kira-kira transkripnya gini nih (dicomot dari liputan6.com, 25 Februari 2022):
“Kira-kira kalau Tuhan mengubah nasib gue kembali jatuh miskin gimana ya? Nih, nih nih, enggak bisa, nih,” ocehnya.
Indra Kenz lantas membeberkan alasannya. Ia mengklaim bisa membuat Tuhan bingung dengan menciptakan siklus kaya, sombong, mau dimiskinkan, buru-buru beramal, batal miskin, begitu seterusnya.
“Kenapa? Karena ketika gue sombong, gue pamer ya, kan? Udah mau dibuat Tuhan aku miskin. Tiba-tiba baik aku, beramal, bersedekah, bantuin orang, nah bingung,” imbuh Indra kenz.
Dengan kata lain, saat hendak dimiskinkan oleh Tuhan, Indra Kenz buru-buru beramal. Ini diyakininya akan membuat Tuhan bimbang lalu membatalkan keputusan untuk memiskinkan Indra Kenz.
“Habis itu dikasihlah aku makin kaya ya, kan? Dapatlah rezeki itu, sombong lagi aku, pamer ya, mau dimiskinkan lagi, beramal lagi aku, bersedekah lagi,” seloroh Indra Kenz.
“Makanya Tuhan pun bingung mengambil keputusan, woi enggak tahu nih mau diapain aku ini? Ha ha ha!” pungkasnya lalu ngakak.
Hadeeuuh kesombongan emang bikin celaka. Jangan sampe kamu ikut-ikutan dia, ya. Bahaya! Allah Ta’ala nggak suka kepada orang-orang yang sombong.
Firman-Nya (yang artinya), “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman [31]:18)
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS an-Nahl [16]: 23)
Haritsah bin Wahb al-Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur (sombong).” (HR Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853)
So, jangan memelihara sikap sombong. Mending pelihara kambing aja buat persiapan hari raya qurban. Eh.
Masuk halal, keluar halal
Sobat gaulislam, di yaumil hisab nanti, persoalan harta ini akan ditanya dengan dua pertanyaan: dari mana dan ke mana. Ya, dari mana harta didapat, dan ke mana dibelanjakan atau dikeluarkan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya ke mana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” (HR Tirmidzi)
Kalo nyari harta dari jalan yang haram, sudah pasti dilarang, dong. Misalnya dari berjudi, didapat dari merampok, korupsi, maling, jadi pembegal, penipu, dan lainnya. Cara mencari harta seperti itu adalah maksiat. Jelas berdosa. Hati-hati, jangan sampe jadi malapetaka.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Akan datang suatu zaman di mana manusia tidak lagi peduli dari mana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha yang halal atau yang haram.” (HR Bukhari no. 2083, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Oya, ada lho hubungan antara harta haram yang dikonsumsi dengan perilaku kita. Jadi, kudu diwaspadai. Firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thayyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Mu’minun [23]: 51)
Menukil dari laman rumaysho.com, yang dimaksud dengan makan yang thayyib di sini adalah makan yang halal sebagaimana disebutkan oleh Sa’id bin Jubair dan adh-Dhahak. Lihat Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim karya Ibnu Katsir, 5:462.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala pada ayat ini memerintahkan para rasul ‘alaihimush sholaatu was salaam untuk memakan makanan yang halal dan beramal saleh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah yang menyemangati melakukan amal saleh.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:462)
Jadi, kalo sering mengkonsumsi makanan yang haram, termasuk mencari duit dengan cara yang haram, lalu membeli makanan–yang meskipun halal—tetap aja akan ada dampak buruk. Sebab, membeli makanan yang halal tersebut dari duit yang dicari dengan cara yang haram. Dampak buruknya apa? Misalnya jadi malas ibadah dan ogah beramal shalih. Sebaliknya malah hobi dan antusias beramal salah (keburukan). Ngeri, Bro en Sis!
Selain itu, gimana doa mau dikabulkan kalo seseorang bergelimang dengan keharaman? Berdoa, tetapi nggak bakalan dikabulkan. Aduh, rugi kuadrat ini mah.
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya), “Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasulullah menjawab, ”Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (Riwayat at-Thabrani)
Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan,’Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!’ Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (HR Muslim)
So, urusan harta ini, masuknya kudu yang halal, dikeluarkan juga wajib kepada yang halal. Penting banget, supaya nggak asal kaya. Agar orang nggak ngejar duit lalu bisa bilang kaya. Babak berikutnya pamer harta, diselingi juga dengan “liputan” sedekah. Mereka nggak peduli urusan halal-haran, karena yang terpenting bagi mereka adalah fulus bin duit. Waspadalah!
Kaya, bahagia, dan masuk surga
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Idealnya sih memang banyak orang yang kepengan kaya, lalu bahagia, dan di akhirat masuk surga. Duh, enak bener itu. Namun, apa iya semudah itu bisa diraih? Ya, mudah-mudahan. Sebab, rugi dunia dan akhirat kalo kita nggak punya iman. Nggak mudah jalani hidup ini. Kudu sering berdoa memohon pertolongan Allah Ta’ala. Memohon juga agar dimudahkan dalam kehidupan yang sedang kita jalani. Tidak tergiur urusan dunia lalu melupakan akhirat.
Kalo judulnya adalah kaya, bahagia dan masuk surga, ya kita bisa bercermin kepada para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ada lima sahabat terkaya yang masuk dalam daftar orang yang diberitakan (dijamin) masuk surga, yakni Abdurrahman ibn Auf, az-Zubair ibn al Awwam, Usman ibn Affan, Thalhah ibn Ubaydillah, dan Saad ibn Abi Waqqash.
Dalam sejumlah riwayat akan kita dapati hadis yang menyatakan sahabat Nabi akan dijamin masuk surga tanpa hisab atas ridha dari Allah Ta’ala. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Auf dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda (yang artinya), “Abu Bakar di surga, Umar di surga, Usman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, az-Zubair di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Sa’ad bin Abi Waqqas di surga, Sa’id bin Zaid di surga, Abu Ubaidah bin al-Jarrah di surga.” (HR Ahmad, Tirmidzi dan An-Nasai)
Abdurrahman bin Auf radhiallahu ‘anhu, total aset kekayaan saat beliau wafat, seperti dikutip oleh Ibn Hajar rahimahullah adalah 3.200.000 (dalam bentuk Dinar, menurut asumsi Ibn Hajar, al Fath, Juz 14, hlm. 448).
Nilai ini adalah hasil matematis dari informasi yang mengatakan bahwa saat wafatnya, masing-masing dari empat orang istrinya menerima sebesar 100.000 Dinar. Dengan akuntasi Fara`idh, maka total tarikah (harta yang ditinggalkannya) adalah: 100.000 dinar x 4 (orang istri) x 8 (ashl al mas`alah)= 3.200.000 Dinar. Jika dirupiahkan, nilai tersebut setara dengan Rp. 6.212.688.000.000,- (enam triliun, dua ratus dua belas miliar, enam ratus delapan puluh delapan juta rupiah). (dsnmui.or.id)
Ini baru contoh salah satu sahabat, ya. Belum sahabat lainnya. Silakan bisa eksplor lagi sendiri. Nah, karena ini adalah sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sudah pasti dong, amal shalihnya juga banyak. Nggak bisa kita kalahkan. Jadi, walau para sahabat nabi adalah orang-orang kaya di zamannya, tetapi kekayaan tak membuat mereka lupa diri, apalagi melupakan akhirat. Kalo sampe dijamin masuk surga, itu berarti Allah Ta’ala memberikan rahmat dan ridha-Nya kepada mereka. Nah, ini contoh orang yang kaya, bahagia, lalu masuk surga.
Mengakhiri tulisan ini, Islam tak melarang umatnya untuk kaya. Hanya mewanti-wanti, agar kekayaan itu didapat dengan cara yang halal, dan dibelanjakan atau keluarkan untuk yang halal. Clear, ya.
Supaya apa? Agar tak sengsara di akhirat kelak. Rugi banget kalo kita di dunia kaya raya, tetapi sengsara di akhirat karena masuk neraka. Orang kafir, jelas tempatnya di neraka, dan kekayaan mereka saat di dunia tak akan menolongnya. Bagi kaum muslimin, jika kekayaan didapat dengan cara yang haram, maka di dunia pun bisa jadi menderita dan sengsara sebagaimana hadis tentang orang yang tak dikabulkan doanya karena pakaian dan makanannya dari barang haram. Belum lagi kalo berbuat kriminal, pastinya dihukum. Hati-hati, deh!
Semoga kita terhindar dari godaan dunia yang bakal melupakan akhirat kita. Sebab, kalo udah dibutakan dengan kekayaan, seringkali orang tak mudah dinasihati, bahkan cenderung sombong. Malik bin Dinar rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya apabila badan sakit, maka makan, minum, tidur, dan istirahat tidak enak baginya. Begitu juga dengan hati, apabila sudah terpaut dengan cinta kepada dunia, maka nasihat-nasihat tidak lagi berguna baginya.” (Sifatush Shafwah, jilid 3, hlm. 278)
Muhammad bin Ali rahimahullah berkata, “Saya memiliki seorang saudara (sahabat) yang sangat mulia dalam pandangan saya. Yang menyebabkan dia mulia dalam pandangan saya adalah karena rendahnya dunia dalam pandangannya.” (Hilyatul Auliya’, jilid 3, hlm. 187)
Semoga Allah Ta’ala senantisa menganugerahkan kebaikan kepada kita, dan kita terjaga dari segala urusan dunia yang melenakan dan melupakan kehidupan akhirat kita nanti. [O. Solihin | IG @osolihin]