Friday, 22 November 2024, 04:37

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qashash: 77).Miskin, menurut Imam Syafi’i dan jumhur ulama, adalah “memiliki sesuatu (penghasilan/pendapatan) tapi tidak mencukupi (kebutuhan pokok)”. Secara sunatullah kemiskinan telah muncul dalam kehidupan manusia. Allah meninggikan rizki sebagian manusia atas sebagian yang lain (QS. 39:53; QS. 29:62; QS. 43:42; QS. 16:71).

Dan secara faktual, Pak A.M. Saefudin pernah membagi kemiskinan sebagai kemiskinan alamiah (natural poverty) dan kemiskinan struktural (stuctural poverty). Yang pertama, terjadi karena misalnya cacat mental atau fisik, lahir dari dan dalam keadaan keluarga miskin dan faktor lain yang tak terduga (bencana alam, kebangkrutan dan lain-lain). Sedangkan kemiskinan struktural diciptakan oleh sistem, nilai dan perilaku bejat manusia.

Sistem kapitalis dan sosialis dengan asas manfaat bebas nilai, telah melahirkan elit politik dan konglomerat yang menghalalkan segala cara. Bergelimang dalam kemewahan dengan mengorbankan sebagian besar masyarakat.

Kita semua sadar dan tahu bahwa kemiskinan akan selalu ada dalam masyarakat apapun. Hanya saja masalahnya adalah, bagaimana upaya untuk menanggulangi dan memecahkan problem kemiskinan tersebut. Bila bicara tentang pengaturan dan pemecahan problem kemiskinan, maka hal ini jelas berkaitan erat dengan sistem yang diterapkan oleh negara yang bersangkutan. Tak mustahil, kemiskinan yang sifatnya sudah sunatullah akan tetap langgeng karena negara membantu memperparah kemiskinan tersebut dengan sistem yang diterapkannya. Inilah yang berbahaya dan sangat mematikan kehidupan umat.

Dalam sistem kapitalis, para konglomerat dengan leluasa bisa mengendalikan sistem perekonomian. Penimbun misalnya, mereka bisa dengan bebas mengumpulkan barang-barang kebutuhan pokok masyarakat, kemudian menunggu waktu yang pas untuk dilempar ke konsumen dengan harga yang melambung. Jelas ini akan membuat masyarakat menderita karena harus merogoh kocek lebih dalam lagi. Wal hasil, kemiskinan alaminya sudah ditambah dengan kemiskinan struktural yang membuat masyarakat semakin terpuruk.

Tentu, hal ini tak bisa dibiarkan begitu saja, karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Sistem Islam akan mengupayakan langkah-langkah dalam mensejahterakan rakyat. Pertama, mengharamkan penimbunan harta.Kedua, memerintahkan agar harta beredar di seluruh anggota masyarakat, tidak hanya beredar di kalangan tertentu saja. Ketiga, pemerintah hendaklah mengeluarkan dana khusus untuk kebutuhan mendesak anggota masyarakatnya. Keempat, menetapkan hukum waris, sebagai upaya untuk memecah dan membagikan harta kepada yang berhak atasnya. Kelima, Islam melarang berlaku kikir dengan tidak menikmati dan memanfaatkan harta yang dimilikinya dalam batas-batas yang ditentukan syara’. Keenam, Islam menjadikan sebab-sebab pemilikan harta berdasarkan hukum syara’, dengan beberapa cara. Dalam hal ini Islam jelas akan melarang bentuk sistem ekonomi ribawi. [O. Solihin]

4 thoughts on “Kemiskinan dan Pemiskinan

  1. Kenapa sih kita sulit berbagi yang baik

    Kadang saya merasa pedih banget ketika saya berada dijalan raya baik lagi ke kantor ataupun pulang atau juga beraktivitas yang lain, saya sendiri merasa sangat sedih ketika saya didalam mobil saya melihat ketika melihat kaum lemah yang harusnya kita bantu tapi sebagian besar dari kita tak peduli kadang saya bisa membantu sebisa saya..semisal kadang mengadakan baksos dengan sahabat2 saya, yang buat saya sedih dan marah kadang orang yang mampu sama sekali tidak membantu kaum yang sering dinamai wong cilik, kalaupun mereka dibantu hanya ada motivasi tertentu misal: pemilu baik daerah ataupun pusat(kaum politikus), media promosi bagi artis inikan gila…di Amerika saja yang kata ya negara penuh dosa karena liberalisasi masyarakatnya gak segitu parah tapi kita yang katanya negara timur menjunjung tinggi moral dan akhlaq tapi malah begini, kadang saya melihat negeri ini begitu munafik disatu sisi kita ngomong a tapi perbuatan kita b kadang teman saya yang dari luar negeri sangat kaget melihat negeri ini mereka mengira negeri ini penuh dengan keindahan dan rakyatnya saling membantu tapi aslinya tidak..saya harap masyarakat negeri ini dapat berubah sebelum azab dari Illahi muncul lebih besar lagi Wallahu allam

  2. Kapan yah sistem islam terterapkan,pengen deh kita semua aman dan sejahterra dengan sistem yang sesuai dengan syariah. Mudah-mudahan besok udah diterapkan sistem islam,Amiiiin.

  3. Saya berharap kelak akan ada pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz r.a yang meskipun kepemimpinannya hanya berumur 30 bulan dapat menciptakan kondisi negeri yang begitu kaya, tidak ada lagi orang miskin bahkan uang zakat maal begitu berlimpah karena tidak ada lagi yang mau menerimanya saking berkecukupannya mereka. Subhanallaah!
    Apalagi di indonesia yang masa kepemimpinan 5 tahun sangat tidak mustahil bila pemimpinnya dapat merubah wajah Indonesia ku tercinta ini. Tapi saya yakin masa kejayaan Islam akan kembali dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi. Ini adlah optimisme seorang rakyat Indonesia sekaligus muslimah yang ingin menjadi bagian dari perjuangan Islam tapi bukan sebagai penonton melainkan sebagai pemain. Amiin.

Comments are closed.