Thursday, 21 November 2024, 19:58

logo-gi-3 edisi 071/tahun ke-2 (5 Rabiul Awal 1430 H/2 Maret 2009)

Terpaksa, itu adalah hal yang ada dalam benak gue hari ini, temen gue udah ngeset suatu kerjaan di kantor dan harus gue kerjakan hari ini, padahal nggak pernah kita janjian sebelumnya kalo harus selesai hari ini. Akhirnya terjadilah pertempuran dalam hati gue, antara pengen main FIFA 2009 sambil manjat pohon tetangga, ngerjain tugas kantor yang dibikin deadline se-enak bakmi goreng, eh se-enak udel temen gue ato ngerjain target kerja mingguan. Hmm.. pilihan yang susah, akhirnya setelah baca al-Quran 7 juz gue memilih untuk nulis artikel ini aja. Lho kok nggak nyambung? Biar aja, tanya aja tuh sama jaka sembung.

Akhirnya gue ngerjain kerjaan dadakan tersebut, hari ini kebetulan datang pagi, setelah sebelumnya dengan sukses sarapan gila-gilaan bareng temen-temen GI. Sebenernya kerjaannya nggak jelek amat, cuma disuruh interview orang aja, cuma entah kenapa, gue males berat hari ini, karena selain ngantuk karena abis begadang sambil bobok semalem, juga capek karena kebanyakan makan, akhirnya…

Gue gila-gilaan bikin pertanyaan untuk interview, dari pertanyaan yang masuk akal sampe yang bikin muntah, dalam waktu 3 jam, selesailah 63 lembar pertanyaan, begitu gue kasih ke temen gue yang bagian HRD, doi langsung kesurupan. “Eh emang kita mau interview sepanjang hari?” tanya temen gue. “Eh bodo amat, elu kan yang minta,” timpal gue.

“Jangan banyak-banyaklah,” sergah temen gue. Ya udahlah, biar yang mau ngejawab milih sendiri pertanyaannya, wuuuh kurang baik apa gue, hahahaha.

Tak semuanya indah

Yah gitu deh, sering kita ketemu sama keadaan yang entah kenapa memaksa kita untuk melakukan sesuatu yang nggak kita sukai, misal disuruh beli motor padahal lagi asik-asik main farcry, ato lagi asyik-asyik les kungfu eh disuruh nyokap gali sumur. Dari pengalaman, ternyata gue lebih sering memilih ngikutin nafsu gue daripada ngikutin akal sehat gue. Entah kenapa akal sehat gue selalu malu-malu mau kalo dalam kondisi kepaksa kayak gini. Alhasil berjayalah nafsu dalam otak gue, hahahahaha (ketawa kuda, emang kuda bisa ketawa?). Gue biasanya lebih memilih untuk run away dan doing something else.

Sampe akhirnya gue bisa memahami bagaimana seharusnya kita bersikap, dari hasil try and error, hingga makan bakmi sambil molor, gue menemukan pelajaran, bahwa harusnya kita bersabar dan menggunakan akal sehat dan akidah kita.

Emang susah pada awalnya untuk melakukannya dan bahkan seringkali jadinya dikucilin, hanya karena berbeda dari banyakan temen-temen atau orang-orang di sekitar kita. Loncat kembali ingetan gue pada saat gue dulu sekolah. Saat temen-temen pada berusaha keras untuk ngga jomblo, gue malah asyik ngupil sambil berenang (kelelep), ketika orang-orang pada berlomba-lomba mejengin motor atau mobilnya, gue lebih seneng mamerin ketek gue, eh nggak ding, entah kenapa otak gue sepertinya nggak nyetel sama hal-hal semacam itu. Akhirnya berbagai macam cap pun gue terima, dari dicap sombong, nggak gaul, sok suci sampe dicap jidat gue sama pak RT waktu ngantri beras, gara-gara doi nggak bisa bedain mana yang kupon antri-an sama muka gue yang seksi ini….ihikihikihik.

Ketika keinginan tidak sesuai dengan kenyataan, di saat itulah diri kita sebenernya diuji. Ini adalah salah satu bentuk ujian yang nyata dan umumnya manusia mudah untuk mengetahuinya. Lain halnya dengan ujian dari Allah Swt. dalam bentuk kesenangan, yang biasanya kebanyakan orang tidak merasa bahwa kesenangan adalah salah satu bentuk ujian or cobaan juga. Jangan heran kalo banyak temen kita yang lebih seneng punya mobil dan motor, bahkan dengan menggunakan segala cara untuk bisa dapet motor atau mobil, padahal punya motor atau tidak, keduanya tidak lebih baik, karena keduanya pada hakikatnya adalah cobaan juga.

Mengubah bubur jadi capcay

Hehehe.. gue ngasih subjudul gini karena ada pepatah “nasi udah jadi bubur”. Nah, buburnya gue ubah jadi capcay (maksain banget nggak sih?). Ok Bro, menjadi remaja muslim idaman harus memiliki kemampuan untuk selalu bisa berpikir dan bersikap optimis dalam menghadapi berbagai cobaan yang menimpa dirinya, baik itu dalam kondisi senang maupun tidak. Beberapa langkah berikut insya Allah bisa membantu kamu untuk bisa menjadi seorang remaja muslim yang tangguh (tahan uji):

Pertama, memahami keberadaan kita di dunia. Hal dasar yang harus dipahami dan harus selalu diingat adalah cara pandang kita terhadap kehidupan dunia, apaan sih maksudnya?

Kalo kamu berpikir bahwa dunia ini adalah jalan wangi yang ditaburi bunga, kemewahan dan kesenangan, maka tidak mengherankan kalo sedikit saja tergelincir dari jalan tersebut, akan terasa sangat sulit dan berat, kenapa? Karena memang sebelumnya tidak pernah membayangkan kesulitannya.

Kalo kamu masih berpikiran seperti itu, ini saatnya untuk grow up and look arround you! Dunia bukanlah surga tempat kesenangan, dan bukan pula tempat keabadian, dunia ini hanyalah cobaan dan pembebanan (taklif). Manusia yang hidup di dunia sebenarnya tujuan utamanya adalah untuk diuji guna mempersiapkan kehidupan abadi di akhirat.

Al-Quran sudah mengisyaratkan bahwa kehidupan manusia di dunia akan diliputi dengan kesengsaraan dan penderitaan, seperti terdapat dalam surat al-Balad ayat ke-4, (yang artinya): “Sesungguhnya kami telah ciptakan manusia berada dalam susah payah”

Allah Ta’ala pun telah mengisyaratkan, kalo kehidupan manusia di dunia ini tidak akan pernah dalam kondisi yang konstan, hari ini membawa kebaikan bisa jadi esok hari membawa kesengsaraan, seperti dalam QS Ali Imran ayat 140 (yang artinya): “… Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran).”

Bro en Sis, Allah Swt. menciptakan hidup ini dengan memasukkan antara kesenangan dan kesengsaraan, antara kebencian dan kecintaan, tidak ada kesenangan dan kenikmatan tanpa kesengsaraan dan kepedihan, tidak ada kesehatan tanpa diganggu oleh sakit atau keamanan tanpa ketakutan. Itu semua sudah merupakan sunatullah, untuk apa? Supaya manusia memiliki peran dalam kehidupan ini. So, sekarang saatnya kamu ubah cara pandang kamu terhadap dunia ini, buang jauh cara pandang lama kamu sebelumnya gantiin dengan cara pandang syar’i, cara pandang Islam.

Kedua, memahami bahwa manusia adalah kepunyaan Allah Swt. Yup, ini yang kudu di-overhaul dalam otak kamu adalah pemahaman kalo kita sebenernya tidak pernah benar-benar memiliki sesuatu di dunia ini. Lho gimana sih? Pernah nggak terpikir sama kamu, bisa nggak sih kita bisa memilih orang tua kita? Bisa nggak kita memilih sifat/perangai kita? Atau bisa nggak kita milih bagaimana bentuk dan rupa kita di dunia?

Kecuali orang gila, gue yakin jawabannya tidak mungkin! Lha terus siapa yang sudah nentuin? Coba kita lihat di QS an-Nahl ayat ke-53 (yang artinya): “dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)”

Ayat ini klop banget dengan perintah, bila seorang muslim mendapat musibah hendaknya dia mengucapkan, inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, yang artinya: kita berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya.

Karena pada dasarnya kita nggak modal hidup di dunia ini, maka pada saat kita kehilangan sesuatu ato kita menemui hal yang tidak kita inginkan, masih pantaskah kita berkeluh kesah? Marah? Ato malah berputus asa?

Ketiga, bersabar karena yakin akan balasan baik dari sisi Allah Ta’ala. Bersabar emang berat, maka sudah sepantasnya bila memperoleh ganjaran yang setimpal. Cuma sebelum dapet balesan, kamu kudu yakin dulu mengenai hal ini. Bro, pahala bersabar ternyata tidak terbatas! Coba lihat QS az- Zumar ayat ke-10 (yang artinya): “Sungguh hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan dicukupkan pahala mereka tanpa batas…”

Sebagian ahli tafsir berpendapat mengenai ayat di atas, “kepada mereka dicurahkan dan diguyurkan pahala seperti air yang dicurahkan”. Wow keren ya jadi orang sabar? Kalo mandi yang cuma diguyur air saja bisa menjadikan badan kita jadi lebih bersih, sehat dan lebih seger. Bisa dibayangkan, gimana kondisi kita kalo diguyur dengan pahala. Iya nggak sih?

Keempat, yakin akan adanya jalan keluar. Sebagian sifat seorang muslim yang tangguh, adalah dia selalu yakin akan pertolongan Allah Ta’ala yang dekat. Bila kenyataan tidak sesuai dengan keinginan kita, yakin lah bahwa pertolongan Allah itu dekat. Keyakinan ini dapat menghalau kecemasan dan keputusasaan dalam hati. Dalam al-Quran setiap kali Allah Swt. ‘berbicara’ mengenai kesabaran, selalu diikuti dengan penegasan bahwa janji Allah adalah benar dan jaminan kalo Allah tidak akan ingkar, seperti dalam: QS az-Zumar: 20, QS ar-Rum: 60 dan QS al-Mu’min: 55. Coba buka al-Quran dan cek sendiri ya ayat-ayat di atas, ada yang keren lho artinya.

Kelima, minta pertolongan pada Allah Swt. Karena kita kepunyaan Allah Ta’ala, sudah sepatutnya kalo kita minta pertolongan juga kepadaNya, bukan malah datang kepada dukun, atau minta tolong sama Ponari si “Putra Petir”. Nah terus apa hubungan antara sabar dengan meminta pertolongan Allah Swt.? Begini Bro and Sis, yuuk kita loncat lagi ke sejarah Nabi Musa, waktu itu si Firaun mengancam Nabi Musa dan kaumnya bahwa dia akan membunuh setiap anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka, Nabi Musa kemudian berkata pada kaumnya: “…minta pertolongan pada Allah dan bersabarlah.” (QS al A’raf [7]: 128)

Dalam ayat lain Allah Swt. menjelaskan: “…bersabarlah kalian karena sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar” (QS al-Anfal [8]: 46)

Nah karena Allah Swt. deket dengan orang yang bersabar, kira-kira bakal dikabulin nggak kalo kita berdoa? Pasti! Ayo simak ayat berikut (yang artinya): “Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabbmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan kami” (QS ath-Thur [52]: 48)

Keenam, meneladani orang yang sabar dan teguh hati. Perluas wawasan kamu dengan membaca berbagai sejarah orang yang sabar dan teguh pendiriannya. Cukup banyak contoh dalam al-Quran mengenai orang yang tinggi kesabaran dan ketawakalannya kepada Allah ‘azza wa jalla, coba kamu buka QS Hud [11] ayat 120. Pahami maksudnya kemudian baca sejarah nabi-nabi, insya Allah kamu paham maksud gue. Ok?

Closing

Gimana setelah membaca tulisan gue di atas (moga-moga nggak sakit mata)? Udah siap menghadapi permasalahan kehidupan kamu? Iya dunk, kita kan insya Allah termasuk muslim yang tangguh, kalo kamu ngerasa bahwa hidup kamu berat sekali cobaannya, ato kamu ngerasa diri kamu paling sengsara sedunia (kayak lirik lagu dangdut saja-sambil nginget-nginget Hamdan ATT yang nanyi Termiskin di Dunia). Selamat! Kamu adalah orang-orang yang mendapat ujian Allah Ta’ala, dan dengan ujian tersebut Allah menginginkan kebaikan dari kita. Semua orang yang diuji dari jaman dulu, selalu penuh dengan kesengsaraan dan menemui banyak hal yang tidak disukainya, jadi sebenernya bukan hal yang baru kalo orang-orang yang diinginkan Allah ‘azza wa jalla untuk diangkat derajatnya mengalami banyak penderitaan di dunia ini, dan sangatlah tidak layak seorang manusia berputus asa terhadap rahmat Rabbnya, berputus asa adalah pekerjaan yang sangat hina, jangan pernah kamu melakukannya! Semoga bermanfaat [aribowo: aribowo@gaulislam.com]

6 thoughts on “Ketika Dunia tak Seindah Mimpi

  1. Betul, dunia ini menyenangkan dan indah di satu sisi, tapi satu sisi merupakan ujian. Kemudahan dan kesulitan biasanya memang beriringan. Di mana ada kesulitan, di situ ada kemudahan. Di mana ada kesulitan, di situ ada kemudahan. Inna ma`al `usri yusro

  2. iya tuh mas aribowo.. gajian bulan ini tadi serasa sengsara banget (tapi gw tetep optimis)..kecopetan ? bukan ! kemalingan ? bukan juga !!! tapi duit gajian saya 3 lembar seratus ribu pada robek. Mo komplein ma bendahara, tu duit dah terlanjur dibawa ke rumah… Tapi gw tetep semangat ! Gw bawa aja ke kantor bagian tuker nuker duit rusak or duit gede jadi duit pecahan (dijamin ga pake beling !).. gratis pula ! Ya udah..balik lagi deh tuh tiga ratus ribu… Slamet deh ! Alhamdulillah…

  3. Sebagai manusia yg mengaku dirinya muslim sebaiknya bin seharusnya qt tahu bgm bersikap..Ana se7 bgt ma artikelnya bisa jd bhn discuss ma prend2 ana …syukron ya ditunggu artikel pembangkit soul2 yg dlm kegilaan akn megahnya dunia..Mga2 slrh muslim yg membca sgr mendapat pencerahan dari Allah termasuk ana yg sering dalam kebimbangan…Amin….

Comments are closed.