Mendengarkan musik, sebagai alternatif hiburan memang menyenangkan. Apalagi bila tak keluar uang sepeser pun seperti ketika mendengarkan di radio atau memelototi si �kotak ajaib’ televisi. Mengasyikan sekaligus sebagai obat penghilang mumet. Tapi perlu diingat pula, bahwa di balik nikmatnya musik, ternyata menyimpan ancaman yang bisa membahayakan kamu. Nggak percaya? Terusin aja baca tulisan ini.
Mendengarkan musik, ternyata berlaku pula dalam kamus remaja macam kamu. Bahkan dengan beragam warna musik. Dari mulai yang bisa bergoyang-goyang seperti musik dangdut sampai yang untuk head banging macam musik-musik heavy metal. Tentu saja, di sini musik tidak hanya sebagai alternatif hiburan penghilang mumet, tapi sekaligus pengusung gaya hidup. Tidak menutup mata, bahwa remaja ada yang mengkonsumsi musik bukan hanya sebagai hiburan an sich, tetapi bagaimana ia berusaha melibatkan emosinya bersama musik. Musik telah menjadi bagian dari hidupnya. Bahkan tak heran bila kemudian punya jadwal tersendiri dalam kehidupan sehari-harinya. Maka tak mustahil kalau akhirnya banyak remaja seusia kamu yang histeris tatkala penyanyi atau grup musik idolanya manggung. Malah sampai ada acara pingsan segala.
Dulu jaman kakak-kakak kamu masih SMA, ketika gerombolan Lars Ulrich bersama Metallica-nya �membakar’ stadion Lebak Bulus Jakarta, banyak pula teman-teman remaja yang tersihir oleh lengkingan lead guitar-nya Kirk Hammett dan gebukan drum Lars Ulrich yang menghentak ketika mengiringi lagu …And Justice for All, misalnya. Mudah ditebak, teman-teman remaja kemudian melibatkan emosinya bersama grup musik tersebut. Jejingkrakan, head banging, teriak-teriak meluapkan emosinya bersama hingar-bingarnya musik, lalu tenggelam dalam keributan.
Hal serupa pernah pula membuat Bon Jovi kegeeran saat manggung di Ancol. Seperti biasa, para penonton histeris dan larut dalam alunan musik pop rock-nya. Bahkan ada catatan tersendiri bagi para ABG putri, selain mereka rela mengeluarkan uang puluhan ribu, juga larut dalam histeria. Mereka teriak dan tak sedikit yang akhirnya pingsan. Gimana nggak, personel Bon Jovi ganteng-ganteng sih. Tapi hati-hati, biarin tampangnya roman, tapi hatinya preman. Dan, ketika lagu It’s Only Words didendangkan Ronan Keating dan kawan-kawannya yang tergabung dalam Boyzone, kembali anak muda Jakarta yang mengikuti konser mereka tersihir dan tenggelam dalam histeria.
Bila begitu, musik ternyata bukan sekadar hiburan belaka, tapi sekaligus membawa pesan ideologi. Benar nggak, Brur?
Musik memang enak untuk didengar oleh siapa saja. Karena konon kabarnya musik adalah bahasa yang paling universal dan mampu beradaptasi dengan telinga orang dari belahan dunia mana saja, seperti halnya tertawa yang sama sekali tak memiliki logat daerah tertentu. Universal memang. Namun, apakah karena alasan universal, lalu musik menjadi bebas? Atau, apakah karena musik dapat menciptakan suasana menyenangkan, lalu sah-sah saja membuat musik apa saja? Dan Boyzone, Bon Jovi, Metallica, Backstreet Boys, The Moffatts adalah sebagian dari gerombolan �tukang sihir’ yang mampu mentransfer musik dan gaya hidup mereka kepada remaja.
Kalau ada orang yang mengatakan bahwa selama hidupnya ia tak bisa lepas dari musik, mungkin terlalu berlebihan, atau mungkin juga adalah hal lumrah. Yang menganggap musik sebagai �teman hidup’, bisa jadi ia tak bisa lepas dari musik. Musik senantiasa menjadi inspirasi dalam hidupnya. Ia menjadi begitu menggantungkan hidupnya kepada musik. Dan musik bagi dirinya telah menjadi candu.
Bila musik sudah menjadi candu, harus disikapi dengan bijaksana. Selama musik yang didengarnya tidak sampai memoles kejiwaannya dengan tidak memberikan warna yang identik dengan gaya hidup tertentu, itu tak jadi soal. Yang menjadi masalah besar adalah, ketika musik yang didengarnya adalah jenis musik yang amburadul dan menyihirnya untuk mengikuti gaya hidup para pemusik pujaannya. Jadi, mendengarkan boleh, asal tetap mengikuti aturan main dalam Islam.
Musik Juga Nggak Bebas Nilai
Siapa bilang kalo musik nggak ada hubungannya dengan gaya hidup, sehingga kita terlanjur menganggapnya �makhluk’ polos yang tidak akan berpengaruh banyak dalam kehidupan kita. Dan tidak semua jenis musik dijamin bakal menyelamatkan kamu. Kamu nggak nyangka kalo �ideologi’ anarchy yang dianut salah satu aliran gaya punk yang terkenal melalui sosok Johnny Rotten dari Sex Pistol bakal jadi gaya hidup kawula muda macam kamu. Kalo kamu mau lihat gaya hidup anak muda sekarang, wuih kita nggak habis pikir kalo ternyata budaya fungky itu sudah menjadi gaya hidupnya. Rambut dipylox, celana belel, sering beler. Pokoknya amburadul!
Kamu juga bisa lihat �ideologi’ kaum gay melalui kelompok aliran gaya busana Glam dengan irama glam rock melalui sosok David Bowie dan Gary Gliter.? Atau gaya rastafarian melalui tokoh Bob Marley dengan irama reggae yang sekaligus mempopulerkan gaya rambut dreadlock (gimbal). Malah tak sedikit yang kemudian ikut-ikutan dengan? gaya B-boy dan Flygirls serta Gangsta melalui irama musik Rap (Muda, no. 10/12 Juni 1999). Ya, mereka itu mampu menciptakan gaya hidup tersendiri bagi para pemujanya. Sekali lagi, ternyata musik memang bukan sekadar hiburan. Dan tentu saja, tidak bebas nilai.
Nah, kamu jadi tahu sekarang, bahwa musik tak selamanya sebagai kawan. Suatu saat mereka pun bisa menjadi lawan dan bahkan mampu membunuh kepribadian kamu. Kenapa ini jadi masalah?
Karena kita muslim. Lho memangnya kenapa? Rasulullah saw. mengajarkan kepada umatnya agar selalu menjadikan aturan-aturan Islam sebagai acuan hidupnya. Maka, kita nggak boleh melakukan apa saja tanpa merujuk kepada ajaran Islam. Nggak boleh bebas nilai. Umar bin Khaththab r.a. mengatakan bahwa Al-�Ilmu qoblal �amal (ilmu itu sebelum amal). Dengan demikian kita harus tahu terlebih dahulu apakah perbuatan yang akan dilakoni ini memiliki nilai terpuji atau tercela. Dan apakah perbuatan tersebut boleh dilakukan atau malah wajib ditinggalkan. Melakukan atau menghindari suatu perbuatan tentu harus berdasarkan dalil yang jelas, yakni dari Al Quran maupun hadits. Firman Allah SWT: “..Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu? maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.� (QS. Al Hasyr: 7)
Dan musik, sebagai sarana hiburan tak bebas nilai. Ia harus mengikuti aturan main yang dibuat Islam. Sehingga tak akan muncul jenis musik yang bikin sangar, jenis musik yang merusak aqidah dan jenis musik lainnya yang bisa bikin hati dan otak kita dipenuhi dengan pikiran-pikiran nakal dan porno.
Bagi kamu yang kenal grup musik The Beatles, pasti mengenal sosok John Lenon. Ingat ya John Lenon, bukan Otong Lenon! Nah, John Lenon pernah berkoar lewat lagu Imagine—yang juga menjadi soundtrack film The Killing Field—tentu sebelum tewas di’dor’ penggemarnya sendiri. Doi bilang begini,�No heaven, no hell, and no religion too..� atau dalam lagu lainnya, “I don’t believe in Superman, I don’t believe in The Beatles, and I don’t believe in God, I just believe in John and Yoko.� Wah, gawat Brur!
Tak bisa disangkal pula, bahwa musik yang diiringi dengan lirik lagu porno bakal bikin pendengarnya gelisah. Kelompok musik Slank, dalam album pertamanya Suit Hey Hey ada lagu Cinta Ala Amerika yang syairnya kayak begini, “Aku peluk, kamu peluk, aku cium, kamu cium…� Itu sudah ngajarin untuk bebas bergaul dengan lawan jenis. Bahaya, Non!
Itu baru grup domestik, kalo nyimak grup mancanegara, weleh-weleh, bisa bikin repot. Dulu jaman kakak-kakak kamu SMP, ada grup yang punya nama 2 Live Crew yang ngetop berat dengan lagu We Want Some Pussy, padahal isi liriknya jijay banget. Atau George Michael yang ngehit dengan lagu I Want Your Sex, sampai kelompok accapela beken yang punya lagu I Wanna Sex You Up. Soal liriknya, sori berat nggak bisa dibeberin di sini. Bisa bikin �piktor’ otak kamu.
Seperti nggak mau kalah, Kurt Cobain bersama gerombolannya di Nirvana pernah membuat lirik lagu dengan judul Rape Me (Perkosalah Aku). Wah, dari judulnya saja sudah bikin �ngeri’ dan tentu saja porno.
Baik, kalau memang tak bebas nilai, kenapa sekarang justru banyak yang seperti itu?
Perlu Kontrol
Tentu saja, untuk mengerem laju jenis musik dan lirik lagu yang bakal bikin gerah dan merusak aqidah diperlukan pengontrolan yang ketat dan tegas. Kalo sekarang? menjamur, tentu saja bukan berarti bahwa jenis musik yang amburadul itu menjadi sah-sah saja bahkan dijadikan the way of life. Dalam teori komunikasi massa, ada istilah efek penanaman, yakni informasi yang disampaikan terus menerus akan menjadi sesuatu yang dianggap wajar memang begitu adanya. Terus ditanamkan, ditumbuh-kembangkan tanpa memperhatikan nilai-nilai kehidupan yang mengatur individu dan masyarakat dalam sebuah peradaban. Meski informasi itu salah, tetapi karena ia disampaikan dengan gencar dan berulang-ulang, maka masya-rakat akan menganggapnya benar dan sah.
Saat ini nyaris tak ada kontrol yang berarti dari masyarakat dan negara. Maka tatkala ada individu masyarakat yang nyeleneh mereka tak menghiraukan sedikitpun. Tentu saja ini adalah awal dari kehancuran sebuah masyarakat. Kondisi saat ini memang rusak, tak ada kontrol dari masyarakat, longgar sanksi yang diberikan negara, ditambah lagi dengan ketakwaan individunya yang kembang-kempis atau kadarkum alias kadang sadar kadang kumat—kalo nggak mau dikatakan nol!
Yang dibutuhkan saat ini adalah menanamkan nilai-nilai Islam yang tangguh kepada individu (khususnya remaja), kemudian penyamaan pemikiran dan perasaan di tengah-tengah masyarakat sebagai perangkat untuk melakukan kontrol. Karena terus terang saja, tanpa berangkat dari pemikiran dan perasaan yang sama tentang suatu perbuatan akan sulit melakukan pengontrolan dan pemberian sanksi yang tegas. Masyarakat harus sama-sama menilai tercela terhadap perbuatan maksiat dan harus sama-sama menjatuhkan vonis amburadul terhadap gaya hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Dan akan lebih afdhol, bila kemudian negara memberikan sanksi yang tegas, misalnya membreidel albumnya atau mencekal dan memperkarakan pemusik dan pencipta lagunya seperti yang pernah dialami lagu Takdir-nya Desy Ratnasari. Bila demikian, rasanya bakal tak muncul para pemusik yang berekspresi macam-macam. Nggak akan muncul jenis musik yang bikin Alice Cooper punya acara memakan kelelawar segala dalam menikmati jenis musik rock-nya. Dan tentu saja gerombolan yang dipimpin Ronan Keating yang tergabung dalam Boyzone kagak bakalan berani menyihir remaja dengan lirik-lirik lagunya yang, gimanaaaa…gitu.
Jadi, musik boleh-boleh saja didengarkan, asal kamu kudu selektif. Nggak boleh asal telan saja. Harus bijaksana. Kata orang bijak, kalau itu manis, jangan segera ditelan. Dan bila pahit, jangan cepat dimuntahkan. Dan pastikan selalu, bahwa Islam akan membawa kebahagiaan.
Harus Diredam
Betul, kalo dikatakan bahwa musik tak selamanya bisa merusak. Ada yang baiknya, dan itu boleh-boleh saja. Setuju, kok. Tapi masalahnya justru sekarang banyak yang merusak kehidupan. Coba aja, lebih banyak mana, antara yang mendengarkan album Cinta Rasul-nya Haddad Alwi dengan lagu-lagunya Jordan Knight?
Yang merusak yang harus kita hindari dan kalo sanggup kita ubah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Malik Al Asy’ari: “Sesungguhnya akan terdapat di kalangan umatku golongan yang menghalalkan zina, sutra, arak dan permainan (musik). Kemudian segolongan (dari kaum muslimin) akan pergi ke tebing bukit yang tinggi. Lalu para penggembala dengan ternak kambingnya mengunjungi golongan tersebut. Lalu mereka didatangi seorang fakir untuk meminta sesuatu. Ketika itu mereka kemudian berkata, �datanglah kepada kami esok hari.� Pada malam hari Allah membinasakan mereka dan meng-hempaskan bukit itu ke atas mereka. Sisa mereka yang tidak binasa pada malam tersebut ditukar rupanya menjadi monyet dan babi hingga hari kiamat.�
Nah, golongan yang diazab oleh Allah ta’ala adalah mereka yang menghalalkan perzinaan, minuman keras (khamr), sutera (untuk pria) dan memainkan alat-alat musik di luar aturan Islam. Misalkan memainkan lagu syair porno, pemujaan setan, menggugat Tuhan, termasuk lagu-lagu cinta, lho. Bisa juga acaranya dilakukan dengan campur baur pria dan wanita (kayak konser Boyzone, misalnkan).
Tentu, segala sesuatu dan sarana yang bisa menciptakan peluang untuk terjerumus ke jurang yang membahayakan kehidupan dan kepribadian kita, maka harus kita cegah dan hanguskan.
Makanya, jenis lagu-lagu yang rusak, memang pada kondisi saat ini sulit dibendung, bukan saja karena peredaran CD maupun pita kaset yang deras, atau makin maraknya tayangan televisi saja, tapi memang kebijakan penguasa yang bersangkutan dengan masalah itu sulit kita �tembus’. Karena terus terang saja, hanya pemerintah lah yang bisa meredam itu semua. Cuma masalahnya, mau nggak pemerintah melakukannya? Itu yang jadi masalah sebenarnya. Sebab, selain menyetop peredaran musik-musik �kacangan’ model begitu, pemerintah juga berkewajiban memberikan batasan-batasan nilai kepada para seniman dan kaum muslimin dalam berkreasi. Tentu dengan nilai-nilai Islam.
Kalau ditanya kenapa para musisi gemar bikin lagu-lagu dengan lirik-lirik kotor dan horor jawabannya karena memang sekarang ini masyarakat hidup dalam kebebasan nilai. Adapun sebagai langkah antisipasi dan pencegahan saat ini, paling jauh kita cuma bisa selektif dalam memilih-milih lagu. Itu tok, selain ikut berdakwah untuk menanamkan nilai-nilai Islam di masyarakat.
Dalam pemerintahan Islam (Khilafah Islamiyah), penguasa akan menertibkan segala sarana yang bisa merusak akidah Islam, yang akan menghancurkan tatanan sosial Islam, dan segala macam bentuk pengrusakan kepribadian kaum? muslimin, maka hal tersebut tanpa ampun akan digasak. Makanya nanti jangan heran kalo hidup dalam naungan Islam terasa sejuk serta damai. Betul itu!
Gimana?
(Buletin Studia – Edisi 08/Tahun 1)
Musik Jaman ini banyak bertentangan dengan nilai Islam, entah dengan alasan apapun itu jika bertentangan dengan Nilai2 Qur’an dan Sunnah jatohnya ya haram abis. Kenapa ame abis ?
Pembahasannya, secara umum musik bisa ditoleransi seperti ini :
1. Tidak melalaikan dari kewajiban sebagai seorang Muslim
Denger lagu, nonton konser hingga Lupa sholat, mungkin saja banyak terjadi, inilah yang di haramkan. Kenapa?, Wong lupa ame sholat cing !
2. Dari penampilan baik fisik serta lirik lagu tidak bertentangan dengan Nilai2 Islam.
Lah sekarang banyak sekale lagu yg mendewa2kan kekasihnya, musik yang ditampilkan dengan penyanyi seronok, apapun itu yang namanya LISAN pasti bakal di MINTA PERTANGGUNG JAWABAN. Itu bagi si penyanyi, dan juga pengaruh dari kata2 yang ditimbulkan, yang membuat orang secara mental jadi ikut2an, ngomong asal-asalan dan tidak menyadari bahwa LIDAH adalah salah satu penyebab seseorang MASUK NERAKA. Dimana isi lirik, menuhankan selain Allah, Mati untuk selain Allah, bercinta dan lain2 itu semua Maksiat, kalo banyak maksiat jadi males sholat, males sholat yah udah gubrak.
Penyanyi ngumbar aurat dengan alasan apa kek itu udah perbuatan DOSA, bahkan bisa terlaknat karena berdampak secara nasional.
Bon Jovi dari lirik2nya juga gak Islami, kalo dihayati di terjemahkan, di aplikasikan ya sudah banyak penyimpangan.
Dalam lingkup itu percuma beli original maupun bajakan karena dari segi manfaat kagak ada, walau ada tapi sedikit dan riskan bagi orang yang gak punya Filter, pengetahuan agama yang cukup.
Sekarang banyak yang saru, karena masyarakat terkondisikan dengan hal2 tsb, ada yang ngaku kuat agamanya jadi tokoh panutan umat padahal dia nyata2 bermusiknya sangat berlawanan dengan ajaran Islam, jadi para sobat sodaraku jangan tertipu dah, jangan liat orangnya tetapi jadikanlah PATOKAN Rosul dan para Sahabat, itulah manusia2 yang benar, dijaman sekarang kalo ada tokoh agama yang berkelakuan membingungkan, lihat apa mereka sejalan dengan Rasul dan para sahabatnya, mudah saja iya kan?
Demikian juga ayat2 atau sunnah yang dijadikan Dalih atau alasan, LIHATLAH apa mereka dalam PELAKSANAANNYA JUGA sesuai dengan apa yg diconthkan Nabi apa kagak, Mudah kan ?
Jadi jangan bingung dalam menilai suatu bidang apalagi dunia musik yang sarat dengan tipuan2 yang mengandung unsur2 Dosa.
BIANG DOSA
Mereka musisi yang mempengaruhi masyarakat untuk berbuat dosa secara sadar dan gak sadar merkeka akan kena dosanya juga, demikian televisi2 yang menanyangkan hal tersebut.
Bisa jadi televisi merupakan elemen perusak, atau ORANG2 YANG BERBUAT KERUSAKAN, ini kutipan Qur’an tidak berarti kerusakan secara fisik, tapi juga psikis, perusak moral, mental dan PENEBAR DOSA.
Dunia memang enteng di jadikan alasan, tapi semua ada hitungannnya di hadapan Allah, gak ada yang luput.
Amal sebiji atom pun bakal di BALAS, yang miskin dan kaya juga tidak akan sama nanti di akhirat, Allah Maha adil, makanya orang2 miskin didahulukan masuk surga lebih dahulu dibanding orang Kaya, karena Allah tahu itu.
Sedangkan PERBANDINGAN AKHIRAT DAN BUMI seperti setetes air dengan Air laut, Air laut akhirat dengan setetes air adalah Bumi, sangatlah jauh luar biasa. Semua hanya candaan, keberhasilan, kegagalan kemiskinan, status sosial hanyalah candaan dan ujian, sekaya2 nya orang toh dia gak terasa bekasnya pada suatu waktu dikehidupan, pasti saja ada yang kurang, dahaga secara ruhani, dan kurang kebahagiaan.
oom,,kurt cobain bikin lagu rape me itu bukan utk dperkosa tp mengkritik radio yg dulu jarang muter musik dia….
rape me itu suatu ungkapan yg anda tidak tahu…
klo gk tau sjrh nya jgn asal oom…
…
paradigma idiot…
wah, kayaknya pengetahuan bung tentang musik masih terlalu sedikit. malah sekarang sudah berani nyambug nyambungin musik dengan agama yg benar benar (tanpa perlu dipikir) sudah sangat jauh berbeda. mending tahu dulu tentang musik secara mendalam, baru ngasiin tulisan tentang musik itu sendiri…. sampe ngehina si john lennon dengan lagunya “imagine” huh bullshit tulisanmu bung…
gw ini sebagai salah satu orang yg nganggap musik itu sebagai “nafas” dalam kehidupan gw, loe pasti tahu kan kalo dalam sehari saja ga bernafas bisa gimana jadinya… (memang berlebihan) tapi itulah yang gw rasai setelah mendalami dunia musik (walopun skarang masih belajar musik)…
sebenarnya ada ketololan lagi dari tulisanmu ini yang mengatakan musik itu harus di kontrol dan bahkan sudah menjadi ideologi… hahaha bodoh… apa kau sudah nganggap semua orang yg cinta sama musik kek gw sudah kagak punya otak? seolah olah musik itu bisa ngegantiin agama gw (Islam), bodoh, tolol….
agama itu ga butuh “pikiran” untuk menjalankannya, seperti sholat 5 waktu saja yg kalo dipikir pikir masak kita minta doanya sama Tuhan (Allah) sampe 5 kali sehari? apa ga berlebihan!!! hahaha… makanya gw bilang sekali lagi kalo yang namanya agama tuh ga perlu di pikir pikir tinggal dijalankan aja dengan hati yang tulus… gw juga masih Islam kok (bukan dari ktp atopun dapat dari orang tua loh?)
ohiya, sekedar sok-an dikit tentang philosophy hidup gw yaitu “hidup untuk seni, bernafas dengan musik, dan semuanya diatut oleh agama…”
sori kalo menyinggung yo bro? tapi gw cuman sangat tidak setuju dengan argumen yg loe buat… 😀
Kurt Cobain bersama gerombolannya di Nirvana pernah membuat lirik lagu dengan judul Rape Me (Perkosalah Aku). Wah, dari judulnya saja sudah bikin â€?ngeri’ dan tentu saja porno…….
hahahahaa….dari kalimat di atas jelas anda sudah terlihat begO dan sOk taU,makanya tOLOng deh mending anda ngOmOngin hal2 yg sifatnya menghibur kek…atO sekalian bikin cerpen karena biarpUn pada nantinya anda disitu bla..blaa..gi tentang agama maupun apa aja Orang yg ngebaca bisa memaklumin..gitu deh
bagus banget isinya. gue setuju. musik emang bisa melenakan.
aku dukung isi tulisan ini. gue udah sebarin ke berbagai sekolah. thx mas ya
buat yang gak setuju soal artikel ini, stay cool… jangan jadi bego dan jangan nafsu..kamu semua cuma beluam tahu aja soal Islam dan musik. hahahahaha (gue lagi ngetawain yang komen atas nama dwi cobain dan deddy) jadi ketahuan deh bodohnya!
klo menurut gw sich..Allah berkata dalam aLQuran=tidak aku ciptakan manusia kecuali hanya utk menyembah kpdQ…jadi pertanyan nya sekarang…apakah dg musik itu membuat km makin bnayk beramal sesuai dg syariah islam? atau dg musik itu semakin dekat dan sadar km sebagai manusia yg tidak termasuk kedalam kesombongan iblis yg diturun kan allah dalam syurga??jadi terserah pada pilihan km sendiri…karna semua itu tidak lepas dari pertanggung jawaban hari akhir…jika dengan musik menurutmu dapat membuat km berubah kepada yg lebih baik, saya rasa oke2 aja……..trim’s ..smg masukin ini bermanfaat!!!!
Menurut aku kita ikutin saran agama untuk tidak mendalami musik karena musik kadang-kadang membuat kita lupa akan urusan agama misal,ketika melihat acara musik hingga membuat kita lupa akan waktu sholat.Tentunya ini membuat suatu pengecualian yang harus kita pahami terlebih dahulu agar nantinya hal ini tidak dapat dijadikan pengurang iman