Meski orang sering bilang lebaran itu hari kemenangan, bukan berarti kita sudah bebas dari godaan. Justeru kita baru mulai perjuangan. Sebulan yang lalu, kita baru selesai di karantina. Ibarat HP, kita baru selesai di-charge. Sebelas bulan berikutnya kita bakal ngadepin godaan yang buanyak bin gencar. Yang mentalnya kaya? battery Nikel, pascaramadhan, kembali ke ha-bitat awal. Malas ikut pengajian, jarang shalat, malah kembali mengumbar aurat. Nah, biar kita punya mental sekuat battery Lithium atau alkaline, kita kudu bisa menjaga keislaman kita yang sudah ditempa di bulan suci kemaren.
Sobat muda muslim, kalo kita nggak punya tujuan hidup sama seperti orang yang ter-dampar di gurun pasir Nevada atau di tengah samudera atlantik tanpa perbekalan. Sengsara banget khan. Nggak tahu jalan yang mesti ditempuh. Juga nggak tahu apa yang mesti dikerjain. Alamat bisa menguras banyak pikiran dan tenaga kan. Ati-ati lho…
Alasan Kita Beribadah
Dari awal penciptaannya, Allah telah memberikan misi khusus kepada manusia. Selama hidupnya dia diperintahkan untuk beribadah. Eit, jangan salah persepsi ya, bukan berarti sepanjang hidup kita kudu diem di masjid, pake sarung, atau baca qur’an. Bukan kayak gitu. Ibadah kepada Allah bisa dilakukan di mana saja kapan saja. Selama kita ikutin aturan Allah dalam setiap perbuatan kita, selama itu pula kita tengah beribadah kepada-Nya. Pahala Allah nggak cuma ada di masjid, atau buat para kyai, ustadz, atau ulama aja. Pahala Allah juga ada di pasar, kantor, kampus, sekolah, dll. Sejak manusia baligh, sejak itu pula dia layak untuk dapetin pahala dan dosa. Inilah keunggulan Islam dibanding ajaran agama lain. Makanya, pede dong jadi muslim!
Sayangnya, banyak temen-temen kita sesama remaja muslim yang menganggap pahala, dosa, surga, dan neraka itu cuma khayalan. Termasuk hari kiamat. Meski nggak terucap, tapi bisa kelihatan dari tingkah laku mereka setelah ramadhan berlalu. Kalo mereka yakin, pasti bakal menjaga perbuatannya agar tidak bermaksiat lagi kepada Allah. Ibaratnya, pakaian mereka yang udah bersih cemerlang habis dicuci pake Rinso anti Noda malah dicelupin lagi ke lumpur bercampur tinta dan 101 noda. Iiih….jijay deh! Padahal nggak ada yang jamin kita bakal lama menghuni dunia ini.
Memang nggak ada yang tahu kapan kita mati, di mana, atau lagi ngapain selain Allah. Tapi kita tahu kalo kematian kita tidak berakhir di rumah masa depan berbatu nisan saja. Tapi seperti lirik soundtrack-nya sinetron Ust. Jaka: “…Akan datang hari/mulut dikunci/kata tiada lagi…Akan tiba masa/tak ada suara/dari mulut kita…� Itulah hari kiamat. Hari di mana pintu taubat sudah tertutup. Dan akan ada kehidupan kedua setelah kita mati.
Pada masa Rasulullah saw dulu, banyak orang yang nggak yakin dengan kehidupan di akhirat ini. Mereka pikir, mana mungkin orang yang udah mati, jasadnya yang hancur, tinggal tulang dan belatung bisa hidup lagi. Ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya:
“Mereka berkata: Kehidupan itu tidak ada selain kehidupan kita di dunia ini saja, di sinilah kita mati dan di sini pula kita hidup. Tidak ada yang merusakkan kita ini kecuali masa (yakni karena masa hidup sudah lama dan usia sudah tua, lalu meninggal dunia). Tetapi tentang itu mereka tidak mempunyai penge-tahuan, mereka hanyalah mengira-ngirakan saja. Apabila dibacakan kepada mereka kete-rangan-keterangan Kami yang jelas itu, maka tidak ada bantahan mereka kecuali mereka hanya berkata: “Datangkanlah? (hidupkanlah kembali) bapak-bapak kita, jikalau yang kamu semua katakan itu betul-betul benar. Kata-kanlah: Allah itulah yang menghidupkan kamu semua, kemudian mematikan kamu semua pula, akhirnya kamu semua dikumpulkan pada hari kiamat. Hal itu tidak perlu diragu-ragukan lagi, tetapi sebagian besar manusia memang tidak mengetahuinya.� (QS. Jatsiah [45]: 24-26)
Setelah dibangkitkan lagi di kehidupan kedua, amalan-amalan kita selama di dunia akan dihitung oleh Allah. Untuk membedakan orang yang berbakti dan taat dengan orang kafir dan durhaka, antara orang mukmin dan orang musyrik, antara orang yang berbuat baik dan berbuat buruk. Malaikat Raqib dan Atid yang setia menemani kita selama hidup akan memberikan laporannya kepada Allah. Kita nggak bisa memungkiri laporan itu. Bahkan anggota tubuh kita bakal menjadi saksi atasnya. Allah swt berfirman:“Pada hari (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka sendiri menjadi saksi atas pekerjaan-pekerjaan yang mereka telah lakukan.â€? (QS. N?»r [24]: 24)
Setelah disidang, maka manusia akan mendapatkan �tiket’ tergantung dari perhitungan amalnya. Kalo amalnya �surplus’ bakal dapet tiket ke surga dengan segala kenikmatannya. Kalo amalnya �defisit’ bakal dimudahkan jalannya ke neraka dengan segala siksa pedihnya.
So, kenapa kita kudu beribadah? Karena kita akan dihisab oleh Allah di akhirat nanti. Keyakinan penuh seorang muslim akan hari kiamat dan perhitungan amal di akhirat memotivasinya untuk berusaha semaksimal mungkin mengikuti aturan Allah sepanjang hayat dikandung badan. Tujuan hidupnya mendapat ridho Allah rela ditukar dengan harta, tenaga, waktu, atau kepentingan pribadinya. Get Lucky, with Islam!
Kegagalan Ajaran non-Islam
Pertengahan Nopember lalu kita dikejut-kan dengan hadirnya â€?sekte hari kiamat’. Sekte pimpinan Pdt Mangapin Sibuea – yang juga menakaman dirinya Rosul Paulus II – meyakini kiamat akan terjadi antara pukul 09.00 WIB hingga paling telat akan terjadi pukul 15.00 WIB pada hari itu (Senin 10 November 2003), ditandai dengan kedatangan Tuhan Yesus untuk â€?mengangkat’ mereka, kemudian dunia dan seisinya dihancurkan setelah itu. Ke-280 orang anggota jemaat “Sekte Hari Kiamatâ€? tersebut ditemukan polisi dalam keadaan duduk berjejal di sebuah tikar pada sebuah ruangan berukuran 6 x 18 meter di dalam gereja yang mereka sebut â€?Pondok Nabi’ di Jalan Siliwangi 55, Bale Endah, Kabupaten Bandung ke Gereja Kristen Indonesia di Jalan Lengkong, Kota Bandung, guna menunggu datangnya hari kiamat. (Surya online, 11/11/03).
“Aku bisa menjadi gembala kalian. Tapi Anda tak bisa tinggal di sini terus. Anda harus mengikuti kami.�
Demikian pesan Marshal Applewhite, pemimpin sekte Heaven’s Gate (Gerbang Surga), beberapa saat sebelum bersama 36 pengikutnya bunuh diri akhir Maret 1997, yang direkam dalam kaset video. Mengikuti kemana? Ke surga! Yup. Applewhite memang berjanji akan membawa para pengikutnya menuju surga dengan cara menumpang benda ruang angkasa. Hanya saja, agar cita-cita itu terwujud, mereka harus membuang raganya terlebih dahulu. Saat-saat menuju surga, menurut sang pemimpin, ditandai dengan munculnya komet langka. Mereka tambah yakin setelah bulan Nopember 1996 melintas komet Hale-Bopp di atas Amerika. Akhirnya mereka yakin, saatnya bakal tiba pada bulan Maret 1997. “Bumi akan tersapu kiamat pada akhir bulan Maret,� kata sang guru. Agar ringan bergerak ke surga itulah mereka melakukan bunuh diri secara massal, meninggalkan raganya di bumi. 37 tubuh tak bernyawa tergolek rapi di rumah mewah di Rancho Santa Fe, kawasan yang berliku dan berbukit, sekitar 20 km utara San Diego, Amerika serikat. Hanya dalam tempo beberapa jam, bunuh diri massal ini menyebar jadi berita utama dunia. Bulan Maret 1997 sudah lama berlalu. Ternyata kiamat yang diperkirakan tidak terjadi. Dan 37 orang mati konyol mengikuti angan kosong belaka!
Tindakan konyol itu bukan milik sekte Heaven’s Gate aja, tahun 1978 silam di Jonestown juga terjadi aksi yang menghebohkan dunia. Dalam kejadian di Guyana itu, sebagian besar dari 900 pengikut Kuil Rakyat bersama pemimpin mereka, Jim Jones, bunuh diri setelah pemimpin mereka menyatakan itulah saat? untuk mati, dan sisanya dihabisi. Lalu 22 maret 1977 silam, lima orang anggota sekte pemujaan Kuil Matahari tewas membakar diri dalam sebuah rumah di daerah pedesaan Kanada, St. Casimir. Jumlah ini menggenapkan jumlah anggota sekte yang sama di Kanada, Swiss, dan Perancis yang tewas dengan cara yang sama menjadi 74 orang.
Bahkan di negerinya Hidetoshi Nakata, jumlah sektenya banyak banget. Hingga tahun 1996, sekte yang terdaftar di Badan Pembinaan Kebudayaan Jepang ada 180 ribu. Yang paling menonjol adalah Sekte Aum Shinri Kyo, yang berarti Aum Kebenaran Tertinggi pimpinan Shokho Ashahara. Sekte ini melakukan teror sebagai bentuk kebencian pada pemerintah pusat. Salah satunya dengan aksi penyebaran gas beracun sarin (1997) di stasiun KA bawah tanah Tokyo yang menyebabkan delapan orang tewas dan ratusan orang luka-luka.
Itulah potret kegagalan ajaran non-Islam yang tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia dalam beragama.
Hari kiamat untuk diyakini, bukan ditakuti
Satu hal yang menarik, gejala kehausan spiritual yang tengah dicari dan digelisahkan masya-rakat Eropa sehingga melahirkan berbagai bentuk sekte tidak terjadi di kalangan muslim atau di negeri-negeri Islam. Sebab gejala itu adalah tuntutan dari naluri beragama (gharizatun tadayyun) yang sudah diatur oleh Islam dengan sempurna. Seorang muslim memahami kedudukannya sebagai makhluk yang terbatas dan tak mampu memahami hal-hal ghaib diluar jangkauan akalnya. Kecuali disandarkan pada sumber hukum Islam yang sudah dibuktikan kebenarannya melalui perantaan akal. Yaitu al-Quran dan Hadits Mutawwatir.
Tentang hari kiamat misalnya, Islam telah menjelaskan bahwa cuma Allah yang tahu kapan waktunya. Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a. bahwasanya Nabi saw. besabda: “Kunci keghaiban itu lima perkara tidak ada yang dapat mengetahuinya kecuali Allah sendiri, yaitu:
- Bahwasanya disisi Allah sajalah pengetahuan perihal tibanya hari kiamat.
- Allah pula yang mengetahui waktu turunnya hujan.
- Allah saja yang mengetahui apa yang ada di dalam rahim.
- Tidak seorang pun mengetahui apa yang akan dikerjakan esok hari.
- Tidak seorang pun yang mengetahui di bumi mana ia akan meninggal dunia.
Dalam tafsirnya, Imam al-Alusi berkata, Allah swt. sengaja merahasiakan urusan datangnya hari kiamat itu karena adanya hikmat syari’at dalam hal itu. Sebab dengan merahasiakannya, maka akan menyebabkan seseorang untuk lebih memperhatikan pada ketaan terhadap Allah dan lebih menghindarkan diri dari perbuatan maksiat. Seperti halnya Allah merahasiakan datangnya ajal (kematian) yang khusus bagi setiap manusia.
Oke deh, sekarang udah jelas apa yang seharusnya kita lakukan. Daripada nebak-nebak bin nerka-nerka alias menduga-duga sesuatu yang ghaib, mendingan kita ngumpulin bekal untuk hari esok kita. Tul nggak?
So, hari kiamat pasti bakal dateng. Yang penting bagi kita, sejauh mana kesiapan menghadapi hari perhitungan (yaumul hisab) amal perbuatan kita selama dunia. Nggak ada ruginya tetap mendalami Islam dan terikat dengan aturan Islam meski godaan datang menghadang. Berani! [hafidz]
(Buletin Studia – Edisi 172/Tahun ke-4/8 Desember 2003)
wah, baru berkunjung di sini niy…banyak inspirasi niy kalo sering maen ke sini…syukran. salam dari mujahidin fm, 105.8 fm, radio dakwah di Pontianak.