gaulislam edisi 244/tahun ke-5 (5 Sya’ban 1433 H/ 25 Juni 2012)
Eit… jangan keburu berpikir ngeres dong ya. Judul ini bukan tulisan cabul. Amit-amit dah. Ini sekadar untuk menunjukkan ketidaksukaan tentang kampanye penggunaan kondom kepada kelompok seks berisiko, termasuk remaja. Hmm… meski Bu Menkes Nafsiah Mboi kemudian mengklarifikasi via Youtube (saya unduh videonya dan mendengarkan pernyatannya dalam durasi 5 menit 13 detik), tetapi inti persoalannya Bu Menkes tetap setuju kampanye penggunaan kondom kepada kelompok seks berisiko. Jadi, klarifikasi yang dilakukannya di Youtube hanya membantah tentang kabar dirinya akan membagi kondom gratis di SMA adalah tidak benar. Ya, artinya, klarifikasi yang dilakukannya hanya terkait dengan isu bahwa dirinya akan membagikan kondom gratis ke SMA dan kemudian dibantahnya. Judul dokumentasi video pernyataan yang diunggah resmi oleh Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 19 Juni 2012 adalah “Klarifikasi Ibu Menkes Tentang Kondom Gratis”. Di ujung tayangan video berisi pernyataannya itu, Nafsiah Mboi mengatakan bahwa penggunaan kondom itu, menurutnya, adalah cara terakhir bagi kelompok seks berisiko yang masih membandel supaya tidak terjadi penularan penyakit seksual dan kehamilan yang tidak direncanakan.
Berdasarkan pemberitaan di detik.com (23 Juni 2012), Menkes menjelaskan dewasa ini pengidap HIV/AIDS meningkat, demikian pula penderita penyakit kelamin. Hal ini ditengarai karena meningkatnya seks berisiko. Kegiatan ini bisa dipicu oleh pendidikan agama yang tidak cukup kuat, iman yang tidak cukup kuat, dan beredarnya VCD porno di mana-mana, serta stimulan untuk meningkatkan kegairahan seks.
Bro en Sis rahimakumullah, itu artinya, Bu Menkes memilih tetap membiarkan adanya seks bebas di kalangan masyarakat, termasuk remaja, hanya saja dicegah lajunya bagi penularan penyakit seksual dan kehamilan tak direncanakan melalui penggunaan kondom. Ini sih pikiran gaya kapitalis-sekuler, Bro en Sis. Ibarat mau memadamkan api tetapi sambil bikin kebakaran baru. Ya, nggak selesai-selesai dong. Kalo mau memadamkan api ya sumber kebakarannya dong yang dimatikan, bukan malah memadamkan (setengah hati pula melakkukannya) lalu membuat kebakaran baru. Dalam kasus ini, tentunya perilaku seks bebasnya yang diberangus dan dihilangkan lalu hukum pelakunya. Jangan malah membiarkan pelaku seks bebas berkeliaran memakan korban baru, apalagi mereka jadi ngerasa dilegalkan karena boleh pake kondom bagi yang membandel tak mau mengubah perilakunya yang doyan seks bebas. Ckckck… sadarlah Bu Menkes!
Safe Sex, No Free Sex!
Ya, seks yang aman adalah jangan ngelakuin seks bebas. Sebab, seks bebas itu justru bikin nggak aman. Pasti deh kamu semua udah pernah dengar pepatah: “Kalau takut dilebur ombak, jangan berumah di tepi pantai.” Nah, itu artinya pula kalo takut terbakar ya jangan main api. Kemungkinan besar kalo kita main api ya pernahlah dikit-dikit kebakar. Kalo takut kesetrum aliran listrik ya jangan bekerja dengan instalasi listrik. Maka, kalo ingin seks yang aman, ya jangan seks bebas.
Bro en Sis pembaca setia gaulislam, tanpa perlu survei khusus pun kayaknya kita udah bisa ngukur betapa banyaknya perilaku seks bebas, khususnya di kalangan remaja. Kalo sempat baca koran tertentu, mesti selalu ada berita seputar seks setiap harinya. Di internet apalagi, situs-situs berisi cerita porno atau penayangan pornografi nyaris tak terbendung. Akses ke situs porno di luar negeri juga banyak IP Address-nya yang berasal dari Indonesia. Berdasarkan data dari http://wikiislam.net/ dengan keyword Muslim Statistics (Pornography), Indonesia termasuk 10 besar negara pengakses situs porno. Artinya ya orang Indonesia banyak mengakses situs porno itu dong ya. Memang jumlah pengguna internet di Indonesia berapa sih? Berdasarkan data dari http://www.internetworldstats.com/top20.htm, update terakhir 31 Maret 2012, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 55 juta orang (urutan ke-8 setelah China, Amerika Serikat, India, Jepang, Brazil, Jerman, dan Russia). Gawat!
Sementara dalam pemberitaan di Republika Online, 24 Mei 2011 (setahun silam), menuliskan bahwa menurut Menkominfo,Tifatul Sembiring, Indonesia adalah peringkat kedua dunia dalam pengakses situs porno. Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa hal ini mendukung data bahwa berdasarkan riset pornografi di 12 kota besar di Indonesia terhadap 4.500 siswa-siswi SMP, ditemukan sebanyak 97,2 persen dari mereka pernah membuka situs porno. Data selanjutnya juga menambahkan bahwa 91 persen dari mereka sudah pernah melakukan kissing, petting atau oral sexs.
“Bahkan, data tersebut juga menyebutkan 62,1 persen siswi SMP pernah berzina dan 22 persen siswi SMU pernah melakukan abortus,” ujar Menkominfo Tifatul Sembiring yang dikutip Republika Online.
Sobat muda muslim, dari data-data di atas kayaknya ngeri banget ya. Seks bebas erat kaitannya dengan sarana penunjangnya. Saat ini, sarana penunjang paling mudah diakses dan paling efektif serta efisien adalah internet. Internet sudah merambah hingga ke dalam genggaman (handphone). Sangat jarang remaja yang saat ini nggak punya hape. Rata-rata punya hape, apapun mereknya. Banyak pula di antaranya hape yang dimiliki remaja bisa untuk mengakses internet. Inilah celah yang bisa mendukung penyebaran perilaku pornografi yang ujung-ujungnya ya pengen dipraktekkin dah. Dipraktekkin? Ya, zina alias seks bebas lah hasil akhirnya. So, ati-ati!
Berantas juga penyimpangan seks
Bro en Sis, kamu perlu tahu beberapa penyimpangan seks yang nampaknya juga sudah merambah kalangan remaja. Ini nggak mungkin bisa dicegah dengan kondom. Sulit rasanya. Apalagi kalo nafsu udah di ubun-ubun nggak bakalan inget lagi larangan Allah Swt. Sebab yang diingatnya adalah bujuk rayu setan. Inget kondom? Yah, ingat larangan Allah Swt saja kagak, apalagi inget kondom! Ngimpi deh lu!
Nah, sengaja saya tuliskan deh buat kamu pembaca gaulislam, beberapa penyimpangan seksual yang perlu kamu ketahui supaya bisa kamu hindari:
Homoseksual pria (gay): Arti homo sendiri berarti sama, sejenis atau satu golongan. Berarti homoseksual adalah orang yang merasakan atau hanya tertarik dengan jenis kelamin yang sama; kalo cewek seneng sama cewek, terus cowok seneng sama cowok juga. Seorang pria homoseksual dapat mencari obyek mangsanya di antara pria-pria yang tidak bertendensi homoseksual, bahkan di antaranya anak-anak di bawah umur yang berhasil dirayunya.
Lesbianisme: Hubungan sejenis antar perempuan. Gimana caranya? Kamu nggak usah bayangin, tapi yang pasti, rasa suka di antara mereka seperti rasa sukanya kepada lawan jenis. Biasanya ada yang bertindak sebagai ‘wanita’ dan juga ‘pria’. Yang ‘berperan’ sebagai wanita disebut ‘kantil’ dan istilah ‘sentul’ untuk yang ‘berperan’ sebagai ‘pria’.
Ekshibionisme: Penyimpangan ini sering membuat pelakunya pamer. Maksudnya mamerin ‘barangnya’. Biasanya laki. Baik dengan cara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Umumnya orang yang kayak begitu selain mamerin barangnya dia juga nyambi, nyambi masturbasi alias onani. Seseorang yang ekshibionis akan merasa mendapatkan kepuasan dari prilaku seksnya yang seperti itu, apalagi kalo sang korban ketakutan seperti teriak, si tukang pamer ini malah semakin menjadi-jadi deh. Amit-amit euy!
Voyeurisme: Ini nama lain dari si tukang ngintip. Ya, ngintipin orang yang lagi berhubungan seks atau suka melihat alat kelamin orang lain, yang jelas mereka seperti itu dengan sengaja alias punya niatan khusus untuk kegiatan-kegiatan seperti tadi, dan udah pasti ini menjadi kebiasaan mereka (ingat kasus candid camera di kamar ganti beberapa tahun lalu kan?). Voyeurisme ini juga dasarnya dilakukan supaya mendapatkan kepuasan seksualnya. Hanya dengan mengintip saja. Dasar!
Sodomi: Pelaku sodomi memuaskan hasrat seksualnya dengan menyetubuhi korban via anus. Hih, jijay deh. Jangan salah lho, sodomi ini juga berlaku di kalagan para gay atau bisek dan bahkan hubungan heteroseksual juga ada yang melakukannya dengan cara sodomi. Idih, beraninya kok lewat belakang.
Incest: Kalau yang ini adalah hubungan kelamin antara orang-orang yang suwangat dekat, misalnya hubungan keluarga antara ayah dan putrinya atau antara kakak dan adiknya. Yup, hubungan sedarah. Hubungan ini bisa terjadi dengan persetujuan atau tanpa persetujuan keduanya. Naudzubillahi min dzalik!
Sadomasochism: Seseorang yang mengidap ‘penyakit’ ini, akan melakukan tindakan sadistis untuk dapat merasakan kepuasaan yang amat sangat saat melakukan hubungan seks. Jadi, pukulan, bantingan, dan bogem mentah yang dilayangkan kepada pasangannya, akan memuaskannnya.
Pedofilia: Istilah ini dipakai untuk seseorang yang suka melampiaskan nafsu birahi dengan anak-anak. Pelaku pefofilia erotik memang menderita kelainan jiwa dan biasanya latar belakang keluarganya memiliki ibu yang dominan, agresif, castrating, galak dan selalu mencela setiap tindakan si anak. Dan setelah si anak tumbuh dewasa ternyata dihinggapi pedofilia erotika dia akan mencari mangsa seksualnya di antara anak-anak, yang memang dianggapnya nggak akan mencela, baik kehidupan pribadinya maupun prestasi seksualnya, istilahnya nih dia akan merasa aman secara psikis justru dilingkungan anak-anak. Hati-hati man!
So, mulai sekarang, jangan sembarangan pilih teman gaul. Bisa-bisa malah salah gaul dan bikin kamu sengsara selama hidupmu. Naudzubillah min dzalik!
Bekali remaja dengan iman, bukan dengan kondom
Sobat muda muslim, terus terang saya ngeri banget ngelihat maraknya kasus seks bebas yang salah satunya berbuah hamil di luar nikah. Masalahnya, gimana kalo kamu menghadapi kenyataan bahwa kudu hamil duluan. Malu? Kesel? Nyesel? Apalagi kalo sang pacar nggak mau bertanggung jawab. Waduh, itu namanya rugi berat euy!
Memang malu sobat. Itu sebabnya, supaya jangan ketiban ‘pulung’ kayak teman kamu yang udah merasakan, jangan deket-deket dengan zina deh. Nantinya malah kebablasan berzina. Boleh dibilang, cukup deh teman kamu yang menjadi cermin buat kita. Supaya kita nggak ikut-ikutan kecebur ke lembah duka bin nista. But, kalo ternyata benar-benar menimpa kamu, ya, mau apalagi kecuali kamu menyesali perbuatan kamu dan jangan coba melakukan dosa lain.
Manusia itu tempatnya salah, sobat. Jadi nggak perlu malu meminta tobat kepada Allah. Sembari kita berjanji dalam hati, bahwa nggak akan sekali-kali lagi melakukan perbuatan terkutuk itu. Kamu bisa buka lembaran baru dalam hidupmu. Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS al-Baqarah [2]: 222)
Dalam ayat lain, Allah Swt. menjelaskan: “Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu, sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-A’raaf [7]: 153)
Sis, gimana kalo pacar kamu ngibrit nggak bertanggung jawab atas perbuatannya menghamili kamu? Jangan khawatir. Dunia belum kiamat, Sis. Kamu bisa mengurus anakmu bareng dengan ortumu. Walau bagaimana pun juga, itu adalah darah dagingmu sendiri. Besarkan anakmu dengan kasih sayang dan cinta, juga pendidikan agama yang full. Biarlah, cuma dirimu aja yang ternoda, orang lain, termasuk anakmu jangan pernah melakukan perbuatan seperti itu. Jangan sekali-kali melakukan aborsi. Allah Swt menyebutkan dalam firman-Nya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS al-Israa [17]: 31)
Selama mengasuh dan merawat anakmu, alangkah baiknya kamu dekat dengan agama. Pelajari dan pahami ajarannya. Insya Allah, suatu saat Allah berkenan menjodohkan kamu dengan pria baik-baik yang bakalan menjaga dan membimbing kamu dan anakmu menuju masa depan yang lebih cerah, dunia dan akhirat. Amin.
Oke deh sobat, tentunya mencegah lebih efektif ketimbang mengobati. Jadi, jangan nekat bergaul bebas dengan lawan jenis. Hindari pacaran, jauhi gaul bebas, dan jangan pula tergoda kampanye penggunaan kondom yang diberlakukan Bu Menkes Nafsiah Mboi bagi pelaku seks berisiko.
Selain itu, kamu kudu aktif ngaji en gaul dengan teman yang baik-baik. Lebih canggih lagi kalo negara ikutan mendukung dengan memberantas tayangan dan bacaan yang suka ngomporin remaja untuk mencicipi gaul bebas dan bahkan seks bebas. Negara juga kudu jadi garda terdepan dalam melindungi rakyatnya. Kampanyekan wajibnya pendidikan agama untuk menguatkan keimanan. Ya, bekali remaja dengan keimanan, bukan dengan kondom. Jadi, mari kampanyekan untuk mengubah individu ini dengan melakukan perubahan terhadap masyarakat. Kampanyekan penerapan syariat Islam oleh negara dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah. Yuk, kampanyekan mulai sekarang juga! [solihin | Twitter: @osolihin]
Pertama, salut penulisnya nggak terjebak pada alur kemanfaatan dengan mendalihkan bahwa kondom tidak bisa mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. Oh, iya!!! Kalau kondom dipakai secara benar, sudah terbukti secara signifikan menurunkan angka kejadian HIV/AIDS seperti di Thailand dan Afrika. Jadi kritiknya memang harus langsung ke dalilsyara’nya.
Kedua, masukan aja, nih… Safe sex, Kang Oleh, sanes save sex… hehehe…
Oke gitu ajah… Maju terus pantang mundur studia a.k.a gaulislam!
🙂
salam hangat sehangat musim panas Nottingham,
~fira