Friday, 22 November 2024, 00:49

gaulislam edisi 499/tahun ke-10 (18 Sya’ban 1438 H/ 15 Mei 2017)

 

Udah akhir tahun ajaran, nih! Bro en Sis, khususnya yang SMP dan SMA jenjang akhir, udah pada ujian nasional, kan? Semoga hasilnya memuaskan, ya. Tapi, apa pun hasilnya, pastikan itu adalah yang terbaik. So, jangan terlalu kecewa, ya.

Sekolah telah usai. Apa yang akan kita lakukan? Pastinya pulang ke rumah, lah. Jangan malah ngeluyur. Eits, bukan itu maksudnya. Loh? Gini. Setelah ujian sekolah, pelajaran di sekolah pasti juga diliburkan. Kini saatnya jeda istirahat. Setelah tiga tahun lamanya belajar untuk menamatkan jenjang sekolah, akhirnya waktunya lulus sekolah. Saatnya beralih dan bersiap untuk menghadapi episode kehidupan berikutnya yang pastinya lebih menantang di luar sana. Nah, apa yang biasanya dilakukan?

Setelah kelulusan, seharusnya kita tetap harus melakukan hal-hal yang positif. Bukannya malah melakukan hal yang buruk dan bahkan menyusahkan. Haruskah berpesta? Mungkin lebih dikenalnya dengan istilah pesta kelulusan. Acaranya kira-kira seperti apa, sih? Mungkin telah banyak yang tahu, ada kebiasaan-kebiasaan tidak baik yang sepertinya sudah menjadi tradisi saat kelulusan sekolah di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mencoret-coret seragam sekolah. Kalau kita telusuri lagi, sebenarnya apa, sih, tujuannya mencoret-coret seragam itu? Mungkin sekadar mengekspresikan rasa bahagia karena lulus sekolah, atau sebagai kenang-kenangan, atau hanya sekadar senang-senang. Pasti banyaklah alasan-alasan yang dibuat untuk itu. Tapi haruskah kegiatan ini dilakukan?

Padahal, dengan mencoret-coret baju seragam itu justru tidak ada gunanya. Baju yang sebenarnya masih bisa digunakan manfaatnya jadi tidak ada lagi. Sayang sekali, kan?

Sobat gaulislam, masih ada lagi fakta kelulusan yang justru meresahkan. Nah, setelah mencoret-coret seragam tadi, aksi lain para siswa ini adalah konvoi di jalanan. Mereka bersama-sama memenuhi jalan raya menggunakan sepeda motor. Kegiatan ini sangat meresahkan petugas-petugas keamanan. Karena kerap kali menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan yang lain. Artinya, selain kegiatan ini hanya untuk mengekspresikan rasa bahagia mereka, kegiatan ini justru merugikan orang lain. Kan nggak baik, tuh!

Oya, pesta-pesta kelulusan itu, selain hanya untuk senang-senang, sebenarnya memang tidak ada gunanya. Dan kita sebagai muslim harus meninggalkan sesuatu yang tidak berguna. Perlu diingat selalu, loh. Bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan pasti akan dimintai pertanggungjawaban.

“Di antara ciri-ciri baiknya Islam seseorang, (yaitu) dia akan meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.” (HR at-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

So, walaupun kita hitungannya sudah bukan pelajar lagi, tapi kita tetap tidak boleh melakukan hal yang negatif. Lalu apa yang harus kita lakukan? Mungkin Bro en Sis ada yang masih bingung. Bagaimana sebaiknya bersikap setelah lulus sekolah. Nggak usah bingung, Bro en Sis. Lanjut, yuk!

 

Harus ada syukur

Bagaimana, ya, sebaiknya sikap kita setelah lulus sekolah? Haruskah berpesta untuk ini? Karena saat itu tiba, pastinya kita akan merasa sangat bahagia, kan. Di saat bahagia ini, sebaiknya kita tidak terlalu berlebihan. Kenapa? Agar tidak kelewatan bahkan lebih buruk lagi.

Tentu kita harus bersyukur kepada Allah. Kenapa begitu? Tentu saja karena kelulusan juga termasuk karunia dari Allah. Jangan sampai kita berfikir bahwa itu adalah murni dari hasil kerja keras kita. Karena kalau Allah memang tidak menghendaki kita lulus, maka apa lagi yang bisa kita perbuat? Karena itu kita harus bersyukur kepada Allah. Bagaimana caranya? Syukur itu adalah berterima kasih kepada Allah. Dengan mengucapkan Alhamdulillah salah satunya.

Selain aksi coret-coret seragam dan konvoi yang bikin resah itu, ternyata ada juga, loh, yang mensyukuri kelulusan dengan aksi yang positif. Kalau yang ini, boleh ditiru, Bro en Sis. Ada yang saling berbagi kepada orang lain. Misalnya, menyumbangkan seragamnya kepada adik kelas yang membutuhkan. Nah, kalau kayak gini kan, seragamnya jadi bermanfat lagi. Sayang tuh seragam yang udah dipakai selama masa belajar kalau ujung-ujungnya malah dirusak. Kasihan juga sama orangtua yang membelikan. Lah malah dicoret-coret. Kan kalau disumbangkan, bisa lebih bermanfaat. Nah, aksi yang positif ini adalah salah satu cara kita menunjukkan rasa syukur kita atas kelulusan itu. Setuju?

Selain tentunya berterima kasih kepada Allah, kita juga harus berterima kasih kepada orangtua. Baik orangtua kita di rumah, maupun orangtua di sekolah, alias guru. Kita harus berterima kasih kepada mereka. Kenapa? Ternyata, salah satu bentuk bersyukur juga adalah dengan berterima kasih kepada yang menyampaikan karunia itu. Ada di Hadits, loh.

“Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia.” (HR Imam Ahmad)

Jadi, jangan lupa berterima kasih kepada orangtua dan guru, ya!

 

Pikirkan masa depan!

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Khususnya yang baru lulus sekolah, nih. Sudah saatnya kita memikirkan masa depan. Kita kan nggak akan selamanya menjadi anak-anak. Sudah pasti bahwa ke depannya kita harus siap menjadi dewasa. Baik dewasa secara fisik, mau pun dewasa secara pemikiran dan tindakan. Kita nggak akan selamanya di bawah asuhan orangtua kita. Akan ada masanya kita akan menghadapi dunia ini sendiri. Lulus dari sekolah adalah gerbang pertama dari masa depan itu.

Apa yang akan kita lakukan setelah jenjang sekolah ini? Apakah mau melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi? Atau mau langsung cari kerja? Atau jangan-jangan ada yang mau langsung menikah? Pilihan yang mana pun itu, yang penting kita punya tujuan yang jelas dan benar.

Semuanya tergantung ke kamu lagi. Kalau mau melanjutkan sekolah. Harus dipikirkan juga. Ingin menjadi apa kita dewasa nanti? Baik yang lulus SMP mau SMA, hal ini tentu harus dipikirkan. Jangan sampai kita salah dalam memilih sekolah lanjutan. Tapi kita harus selalu ingat, bahwa setelah ada usaha, hasilnya harus diserahkan sepenuhnya kepada Allah Ta’ala. Why? Agar kita tidak kecewa. Karena apapun yang diberikan oleh Allah pasti adalah yang terbaik bagi kita.

Misalnya, nih. Kalau kamu punya tujuan ingin menjadi dokter. Maka sekolah lanjutannya harus sesuai, dong. Masuk ke jurusan IPA, kemudian ambil fakultas kedokteran. Kalau kamu ingin jadi ahli Bahasa Arab atau Islam. Maka bisa melanjutkan ke pesantren, atau sekolah yang bisa mendekatkan kita ke tujuan itu.

Oya, kalau kamu inginnya langsung kerja setelah lulus SMA/SMK, nggak masalah, tuh. Asal punya keterampilan dan ketekunan agar tidak gagal. Kalau yang SMP, mungkin bisa memilih masuk ke SMK agar mudah. Tapi itu semua tergantung tujuan dewasa kalian. Karena itu, sesegera mungkin kita harus memikirkannya. Intinya, semuanya harus mempunyai tujuan yang jelas dan benar. Dan tentu saja, nantinya harus bermanfaat untuk diri sendiri dan kemaslahatan umat.

 

Identitas muslim, dakwah tetap jalan

Sobat gaulislam, lulus sekolah bukan berarti istirahat panjang. Karena istirahat yang sebenarnya adalah ketika sudah masuk surga nanti. Identitas kita sebagai muslim, kan, belum berakhir. Sehingga semua pelajaran agama Islam yang serta-merta dilupakan ketika lulus sekolah. Justru ketika kita keluar dari sekolah itu, saatnya kita menunjukkan diri bahwa kita adalah seorang muslim. Ibadah, khususnya, harus lebih ditingkatkan. Adab dan akhlak juga harus dijaga. Lagipula urusan kita di dunia masih berlanjut. Masih ada aturan yang menghubungkan kita dengan diri kita sendiri, kita dengan Allah, dan juga kita dengan lingkungan. Setelah lulus sekolah, semua itu tidak berubah. Ingat itu! (ciee.. jadi sadis ya? Hehehe…)

Dakwah juga harus tetap dijalankan. Apalagi nih, kalau kamu sebelumnya ternyata jadi pengurus rohis atau aktivis dakwah. Wah, jangan sampe ketika lulus, lulus juga berdakwahnya. Dakwah harus tetap dijalankan, Bro en Sis. Bahkan harus lebih gencar. Karena tantangan di luar sekolah pastinya lebih menantang daripada di sekolah. Tantangannya mungkin jadi lebih berat. Tapi, Insya Allah, balasannya juga lebih banyak. Yakin deh!

Oya, dakwah juga bisa menjaga kita agar tidak salah dalam menghadapi dunia di luar sekolah. Karena kita berdakwah dengan keyakinan dan pemahaman. Kalau kita terus menyampaikan kepada orang lain, maka dakwah itu juga akan terus menjaga kita. Ya, kan? Insya Allah.

Kesimpulannya, kelulusan sekolah jangan dirayakan dengan hal-hal yang tidak berguna. Apalagi malah merugikan. Banyak, kok, kegiatan yang bermanfaat. Kita juga tidak boleh lupa untuk bersyukur. Berterima kasih kepada Allah juga kepada orangtua dan guru. Tidak boleh sampai lupa untuk bersyukur. Karena Allah mencintai syukur dan pelakunya. Tapi Allah juga membenci kufur dan pelakunya. Naudzubillahimindzalik.

Selanjutnya kita juga harus memikirkan masa depan. Kalau kamu ingin melanjutkan pendidikan, maka harus cari sekolah yang sesuai dengan minat dan tujuan ke depannya. Jangan lupa. Tujuan kita mempengaruhi masa depan kita. Yang pasti harus bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi kemaslahatan umat.

Nah, yang terakhir dan terpenting, dakwah harus tetap jalan. Siapa pun, di mana pun, dan kapan pun, kita sebagai muslim harus selalu menjaga identitas kita sebagai muslim. Dakwah harus terus dijalankan. Kalau bisa, tujuan masa depan kita harus mendukung aktivitas dakwah kita. Maka, tujuan kita akan menjadi tujuan yang cemerlang. Setuju? Harus, ya! [Fathimah NJL | Twitter @FathimahNJL]